yang menyangkut pembedahanoperasi, kasus-kasus yang menggunakan bahan kimia berbahaya dan kasus-kasus eksperimen, hal ini sangat diperlukan peran perawat
sebagai advokasi untuk memfasilitasi pasien dalam mendapatkan informasi yang jelas tentang tindakan yang harus dilakukan kepada klien PERMENKES No. 5851989
Bab III. Menginformasikan klien tentang risiko dan alternatif prosedur bedah dan
mendokumentasikan informed consent adalah tanggung jawab dokter bedah. Menjamin tersedianya persetujuan sebelum pembedahan adalah tanggung jawab
perawat. Perawat juga bertanggung jawab menunda pembedahan jika menurutnya klien belum memahami rencana intervensi pembedahan, sampai konsultasi dengan
dokter berakhir dan klien memahaminya, serta menjamin bahwa persetujuan tindakan yang akan dilakukan telah diperoleh oleh klien Gruendemann, 2005.
3.3 Unsur-Unsur dalam Informed Consent
3.3.1 Informasi
Bagian yang terpenting dalam Informed Consent adalah mengenai informasi atau penjelasan yang perlu disampaikan kepada pasienkeluarga, yaitu informasi
mengenai apa yang harus disampaikan, kapan disampaikan when, siapa yang harus menyampaikan who dan informasi yang mana which yang perlu disampaikan
Achadiat, 2007. Dalam Permenkes No. 585MENKESPERIX1989 menyatakan bahwa
dokter harus menyampaikan informasi atau penjelasan kepada pasienkeluarga diminta atau tidak diminta. Informasi harus diberikan sebelum dilakukannya suatu
Universitas Sumatera Utara
tindakan operasi atau yang bersifat invasif, baik yang berupa diagnostik maupun terapeutik.
Menurut Guwandi 1993, informasi yang harus diberikan sebelum operasi oleh dokter kepada pasien atau keluarga adalah yang berkenaan dengan:
1. Tindakan operasi apa yang hendak dilakuakn 2. Manfaat dilakukan operasi tersebut
3. Resiko pada operasi tersebut 4. Alternatif apa yang ada kalau ada dan juga kalau mungkin dilakukan
5. Akibat jika operasi tidak dilakukan Yang harus memberikan informasi adalah dokter ahli bedah yang akan
melakukan operasi tersebut. Informasi harus diberikan dalam bahasa yang sederhana yang dapat dimengerti oleh pasien, sehingga pasien mempunyai gambaran yang jelas
untuk memutuskan tindakan yang akan dipilihnya Guwandi, 1993. Kewajiban untuk memberikan informasi ini tidak dapat didelegasikan,
misalnya kepada perawat, karena yang bertanggung jawab adalah dokter itu sendiri. Tugas seorang perawat dalam kaitan informed consent adalah memeriksa, mengecek
sebelum operasi dilakukan, apakah sudah ada formulir informed consent yang dibubuhi tanda tangan pasien serta perawat juga sebagai saksi bahwa pasien
menandatangani formulir informed consent Guwandi, 1993.
3.3.2 Persetujuan
Universitas Sumatera Utara
Inti dari persetujuan adalah persetujuan harus didapat sesudah pasien mendapat informasi yang adekuat. Berpedoman pada PERMENKES No. 585 Tahun
1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik maka yang menandatangani perjanjian adalah pasien sendiri yang sudah dewasa di atas 21 Tahunsudah menikah dan
dalam keadaan sehat mental PERMENKES No. 585MENKESPERIX1989. Untuk pasien di bawah umur 21 tahun, dan pasien penderita gangguan jiwa
yang menandatangani adalah orang tuawalikeluarga terdekat. Untuk pasien dalam keadaan tidak sadar, atau pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan
secara medis berada dalam keadaan gawat darurat yang memerlukan tindakan medis segera, maka tidak diperlukan persetujuan dari siapapun PERMENKES N0.
585MENKESPERIX1989. Tindakan medis yang diambil oleh dokter tanpa persetujuan pasien terlebih
dahulu, meski untuk kepentingan pasien tetap tidak dapat dibenarkan secara Etika Kedokteran dan Hukum. Namun terhadap ketentuan tersebut terdapat pengecualian,
yaitu dalam keadaan gawat darurat dan terjadinya tindakan segera. Dalam keadaan- keadaan seperti ini dokter dapat melakukan tindakan medis tanpa mendapat
persetujuan terlebih dahulu Guwandi, 1993.
3.4 Peraturan Informed Consent