3. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang
dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam perawatan.
3. Persetujuan Tindakan Medik Informed Consent
3.1 Pengertian Informed Consent
Dalam terjemahan bahasa Indonesia informed consent adalah persetujuan tindakan medis. Informed artinya telah diberitahukan, telah disampaikan atau telah
diinformasikan. Consent berasal dari bahasa latin consentio yang artinya persetujuan, izin, memberi izin wewenang kepada seseorang untuk melakukan suatu tindakan
medis. Dengan demikian informed consent adalah suatu izin atau pernyataan setuju dari pasien yang diberikan secara bebas, sadar dan rasional, setelah mendapatkan
informasi dari dokter dan yang sudah dimengerti pasien Achadiat, 2006. Menurut Black 2004 pengertian Informed Consent adalah persetujuan
individu terhadap pelaksanaan suatu tindakan, seperti operasi atau prosedur diagnostik invasif, berdasarkan pemberitahuan lengkap tentang resiko, manfaat,
alternatif, dan akibat penolakan Potter Perry, 2010. Menurut Achadiat 2006 ada 2 bentuk Persetujuan Tindakan Medik
informed consent yaitu: 1. Tersirat atau dianggap telah diberikan Implied Consent, yaitu bisa dalam keadaan
normal biasa atau darurat emergency. Dalam keadaan normal bentuk informed consent diberikan pada tindakan yang sudah biasa dilakukan atau sudah diketahui
Universitas Sumatera Utara
umum oleh petugas kesehatan, seperti melakukan penyuntikan dan pengukuran tekanan darah.
2. Dinyatakan Expressed Consent, yaitu persetujuan dinyatakan secara lisan atau tertulis. Persetujuan secara lisan diperlukan pada tindakan medis yang tidak
mengandung resiko tinggi seperti pencabutan kuku, sedangkan persetujuan secara tertulis mutlak diperlukan pada tindakan medis yang mengandung resiko tinggi
seperti tindakan pembedahan dan operasi perlu surat pernyataan dari pasienkeluarga.
3.2 Tata laksana Persetujuan Tindakan Medis
Pada umumnya, keharusan adanya Informed Consent secara tertulis yang ditandatangani oleh pasien sebelum dilakukannya tindakan medik tertentu, dilakukan
di sarana kesehatan yaitu di Rumah Sakit atau klinik, karena informed consent berhubungan dengan pendokumentasian ke dalam catatan medik Medical Record.
Hal ini disebabkan, Rumah sakit atau klinik tempat dilakukannya tindakan medik tersebut, selain harus memenuhi standar pelayanan Rumah sakit juga harus memenuhi
standar pelayanan medik sesuai dengan yang ditentukan dalam keputusan Menteri Kesehatan No. 436MENKESSKVI1993 Tentang Berlakunya Standar Pelayanan di
Rumah Sakit. Dengan demikian, rumah sakit turut bertanggung jawab apabila tidak dipenuhinya persyaratan informed consent Achadiat, 2006.
Dalam informed consent informasi tentang pembedahan harus disampaikan pada klien. Hal-hal yang memerlukan pentingnya informed consent yaitu kasus-kasus
Universitas Sumatera Utara
yang menyangkut pembedahanoperasi, kasus-kasus yang menggunakan bahan kimia berbahaya dan kasus-kasus eksperimen, hal ini sangat diperlukan peran perawat
sebagai advokasi untuk memfasilitasi pasien dalam mendapatkan informasi yang jelas tentang tindakan yang harus dilakukan kepada klien PERMENKES No. 5851989
Bab III. Menginformasikan klien tentang risiko dan alternatif prosedur bedah dan
mendokumentasikan informed consent adalah tanggung jawab dokter bedah. Menjamin tersedianya persetujuan sebelum pembedahan adalah tanggung jawab
perawat. Perawat juga bertanggung jawab menunda pembedahan jika menurutnya klien belum memahami rencana intervensi pembedahan, sampai konsultasi dengan
dokter berakhir dan klien memahaminya, serta menjamin bahwa persetujuan tindakan yang akan dilakukan telah diperoleh oleh klien Gruendemann, 2005.
3.3 Unsur-Unsur dalam Informed Consent