Nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh perawat sebagai pembela Peran perawat sebagai pembela dalam informed consent

peran perawat untuk memberikan asuhan keperawatan dan dukungan terhadap pasien, dengan melindungi hak pasien dan bertindak atas nama pasien.

2.4.2 Nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh perawat sebagai pembela

Menurut Kozier 2010, untuk menjalankan peran perawat sebagai pembela pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu : 1. Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan. 2. Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang didasarkan atas dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan dan saling bebas dalam berpikir dan berperasaan. 3. Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui cara memelihara kesehatannya. Menurut Kozier 2010, selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas perawat harus memiliki sikap yang baik agar perannya sebagai pembela pasien lebih efektif, beberapa sikap yang harus dimiliki perawat, adalah : 1. Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudut pandang yang positif. 2. Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain. Universitas Sumatera Utara 3. Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi konfrontasi atau negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan dokter. 4. Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain. 5. Tahu bahwa peran pembela membutuhkan tindakan yang plitis, seperti melaporkan kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintahpejabat terkait yang memiliki wewenangotoritas.

2.4.3 Peran perawat sebagai pembela dalam informed consent

Nelson 1988, dalam Creasia Parker, 2001 menjelaskan bahwa peran perawat sebagai pembela dalam pemberian informed consent adalah: 1. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara : memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan disertai penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerima semua keputusan pasien. 2. Sebagai mediator penghubung antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien, dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar setiap individu memiliki pemahaman yang sama, dan menjelaskan kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya. Universitas Sumatera Utara 3. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam perawatan.

3. Persetujuan Tindakan Medik Informed Consent