Pengetahuan perawat tentang peran sebagai pembela dalam pemberian informed consent

di ruang rawat bedah agar memudahkan pasien untuk mengerti tindakan yang akan dilakukan dan pasien juga tidak merasa dirugikan atas tindakan yang dilakukan Guwandi, 1993.

2.3 Pengetahuan perawat tentang peran sebagai pembela dalam pemberian informed consent

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan perawat tentang peran sebagai pembela di ruang rawat bedah RB2A dan RB2B dalam pemberian informed consent di RSUP H. Adam Malik Medan bila dilihat secara keseluruhan maka didapatkan pengetahuan perawat kurang baik 37,5 dan responden dengan tingkat pengetahuan baik sebesar 27,5. Secara keseluruhan pengetahuan perawat berada di dalam kategori yang kurang baik, hal ini dapat dilihat dari pengetahuan perawat secara rinci untuk setiap pertanyaan, ada beberapa pertanyaan dimana responden yang menjawab salah lebih dari 50 antara lain pertanyaan nomor 1 dan 6. Hasil pengetahuan perawat sebagai pembela dalam pemberian informed consent tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Salman yang menyebutkan pengetahuan perawat tentang peran sebagai pembela dalam pemberian informed consent dalam kategori baik 53,3. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan masa kerja lebih dari 10 tahun. Untuk pertanyaan tentang peran perawat sebagai pembela dalam pemberian informed consent pertanyaan nomor 1 lebih dari 50 yaitu sebanyak 29 orang Universitas Sumatera Utara 72,5 responden menjawab pembela dari lingkungan sekitar pasien. Menurut Kozier 2010 peran perawat sebagai pembela dalam pemberian informed consent adalah sebagai pembela atau yang bertanggung jawab untuk melindungi atau membela hak-hak pasien dari adanya penipuan atau penyimpangan. Untuk pertanyaan tentang kapan perawat berperan sebagai pembela dalam pemberian informed consent pertanyaan nomor 6 lebih dari 50 yaitu sebanyak 33 orang 82,5 responden menjawab perawat berperan sebagai pembela dalam pemberian informed consent sebelum pasien menandatangani informed consent. Menurut Kozier 2010 peran perawat saat pasien menandatangani lembar informed consent adalah menjadi saksi pasien, untuk itu perawat perlu pemahaman tentang proses yang akan dilakukan kepada pasien dan perawat juga harus mengetahui perannya sebagai pembela setelah pasien menandatangani informed consent dan ketika tindakan telah dilakukan kepada pasien, sehingga pasien tidak dirugikan atas tindakan yang telah dilakukan. Dari pengetahuan yang dimiliki perawat terlihat bahwa pengetahuan perawat tentang peran sebagai pembela kurang baik sehingga peneliti mengasumsikan bahwa perawat seharusnya harus lebih memahami lagi peran- peran perawat terkhususnya peran perawat sebagai pembela atau pelindung pasien dalam pemberian informed consent sehingga pasien tidak akan merasa dirugikan atas tindakan yang telah dilakukan dan perawat juga dapat melindungi hak-hak pasien. Kebijakan instansi juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi kerja seorang perawat. Jika instansi sering memberikan reinforcement positif kepada Universitas Sumatera Utara perawat, maka akan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas kerja. Dengan demikian perawat juga dapat memperluas wawasannya dan meningkatkan pengetahuannya khususnya tentang peran perawat sebagai pembela dalam pemberian informed consent dengan cara sering mengikuti seminar atau pelatihan tentang peran- peran perawat dalam pemberian informed consent atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan perawat tentang peran sebagai pendidik dan pembela dalam pemberian informed consent di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan terhadap 40 orang responden yaitu 20 perawat yang bekerja di ruang rawat RB2A dan 20 orang perawat yang bekerja di ruang rawat RB2B. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa lebih dari setengah responden memiliki tingkat pengetahuan tentang peran sebagai pendidik dalam pemberian informed consent pada kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa lebih dari sepertiga responden memiliki tingkat pengetahuan tentang peran sebagai pembela dalam pemberian informed consent pada kategori kurang baik. 2. Rekomendasi 2.1 Praktik keperawatan Berdasarkan hasil penelitian diharapakan Rumah sakit dapat mensosialisasikan peran perawat dalam pemberian informed consent, sehingga Universitas Sumatera Utara