Latar Belakang Kesimpulan dan Rekomendasi

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perawat memiliki peran dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak yang dimiliki pasien dalam memperoleh perawatan yang baik Asmadi, 2008. Perawat memiliki peran sebagai pemberi asuhan, pendidik, pembela, koordinator, konsultan, kolaborator dan pembaharu. Perawat dalam menjalankan perannya harus memberikan pelayanan yang baik untuk memulihkan kondisi kesehatan pasien, salah satunya seperti pada pemberian informed consent Praptianingsih, 2006. Informed consent merupakan bagian dari rekam medis yang berbentuk surat persetujuan tindakan medis. Informed consent ini digunakan sebagai pedomanperlindungan hukum yang mengikat karena di dalamnya terdapat segala catatan tentang tindakan, pelayanan terapi, waktu terapi, tanda tangan dokter yang merawat, dan tanda tangan pasien yang bersangkutan Soeparto, 2008. Perawat menjadi saksi dalam memperoleh informed consent, untuk itu perawat harus memiliki pemahaman tentang proses yang akan dilakukan, seperti pertukaran informasi antara klien dengan dokter saat konsultasi, memastikan klien mengerti secara jelas informasi apa yang telah diterimanya, dan pada waktu klien menandatangani surat informed consent Sumijatun, 2011. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian Salman 2008 di Rumah sakit Pariaman menyatakan bahwa 53,3 perawat tidak melaksanakan peran sebagai pembela dalam pemberian informed consent pada pasien pra bedah. Sedangkan wawancara penelitian yang dilakukan Rasmudjito 2008 di Rumah sakit DR. Kariadi Semarang terkait dengan telaah aspek hukum perdata terhadap kelengkapan informed consent pada pasien operasi ditemukan bahwa 65 perawat mengatakan jarang dilibatkan dalam pembuatan informed consent dan sebagian besar 85 tidak pernah memeriksa kembali rekam medis pasien, khususnya kelengkapan informed consent sebelum pasien dikirim ke kamar bedah. Selain itu juga 96 perawat tidak mengetahui akibat yang ditimbulkan dari ketidaklengkapan formulir informed consent tersebut dari aspek hukum. Perawat sebagai pendidik dalam pemberian informed consent diharapkan mampu untuk bertanggung jawab dalam membantu pasien dan keluarga menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan informed consent atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Hal ini harus dilakukan karena Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan pasien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak pasien Mubarak Chayatin, 2005. Peran perawat sebagai pembela dalam informed consent yaitu dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasi berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan yang Universitas Sumatera Utara diberikan terhadap klien. Perawat juga dapat berperan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak mendapatkan pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. Perawat yang tidak menjalankan perannya sebagai pembela dan pendidik dalam pemberian informed consent dapat merugikan pasien. Hal ini sejalan dengan kasus yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan operasi yang menjadi tuntutan oleh pihak keluarga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan semakin sering terjadi, seperti kasus yang terjadi pada seorang anak yang mengalami kelumpuhan setelah dilakukan lumbal punksi oleh dokter di RS. Hasan Sadikin Bandung. Pelaksanaan tindakan sebetulnya sudah diminta persetujuan tertulis dari pihak keluarga, tetapi pasien atau keluarga mungkin belum mengerti terhadap konsekuensi tindakan yang dilakukan. Pada kasus ini peran perawat sebagai pembela harus dijalankan, sehingga pasien dan keluarga mengerti dengan baik tindakan yang dilakukan kepada pasien Hardi 2007, dalam Salman, 2008. Perawat dalam hal ini harus memiliki kesadaran untuk melakukan perannya sebagai pendidik dan pembela dalam pemberian informed consent, dimana pasien merupakan manusia yang holistik yang tidak boleh diperlakukan secara semena-mena selama melakukan tindakan Sumijatun, 2011 agar pasien tidak dirugikan selama tindakan dan memperoleh pelayanan yang baik sesuai kebutuhannya. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 28 Desember 2013 di RSUP H. Adam Malik Medan di rindu B, perawat memberikan surat informed consent kepada pasien agar ditanda tangani pasien, tanpa menanyakan Universitas Sumatera Utara kembali apakah pasien sudah mengerti tentang tindakan yang akan dilakukan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tergerak untuk meneliti bagaimana pengetahuan perawat tentang peran perawat sebagai pendidik dan pembela dalam pemberian informed consent di RSUP. H. Adam Malik Medan. 2 . Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah penelitian “ bagaimana pengetahuan perawat tentang peran sebagai pendidik dan pembela dalam pemberian informed consent pada pasien di ruang rawat bedah di RSUP H. Adam Malik Medan”. 3 . Tujuan

3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang peran sebagai pendidik dan pembela dalam pemberian informed consent.

3.2 Tujuan Khusus

a Untuk mengetahui peran perawat dalam pelaksanaan peran sebagai pendidik dalam pemberian informed consent di RSUP. H. Adam Malik. b Untuk mengatahui peran perawat dalam pelaksanaan peran sebagai pembela dalam pemberian informed consent di RSUP. H. Adam Malik. Universitas Sumatera Utara

4. Manfaat Penelitian