Berat Akar Efektifitas CMA pada tanaman sonokeling pada berbagai media tanam 1. Tinggi tanaman

commit to user 37 dapat memacu pertumbuhan bibit hingga 50 dibandingkan dengan bibit manggis yang tidak diinokulasi CMA. Pembentukan daun yang banyak juga meningkatkan luas daun. Menurut Gardner et al., 1991, tanaman budidaya cenderung menginvestasikan sebagian besar awal pertumbuhan mereka dalam bentuk penambahan luas daun, yang berakibat pemanfaatan radiasi matahari yang efisien untuk melakukan fotosintesis. Hasil penelitian Mayerni 2008, tanaman selasih yang diberi CMA mempunyai jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak diinokulasi dengan CMA.

5. Berat Akar

Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sistem perakaran tanaman lebih dikendalikan oleh sifat genetik dari tanaman yang bersangkutan, kondisi tanah atau media tanam. Faktor yang mempengaruhi pola sebaran akar antara lain: penghalang mekanis, suhu tanah, aerasi, ketersedian hara dan air. Kualitas hidup tanaman juga sangat bergantung dari ketercukupan hara dari lingkungannya. Hasil analisis sidik ragam pada pengamatan berat akar menunjukkan hasil yang berbeda pada tiap perlakuaan beda media yang digunakan. Penggunaan media M5+C menunjukkan hasil yang terbaik dibandingkan dengan penggunaan media-media yang lain yaitu 1,94 gr walaupun tidak berbeda nyata dengan penggunaan media M1+C, M3+C dengan berat akar masing-masing 1,82 gr dan1,48 gr Gambar 4.5. Pada penggunaan media M2+C 1,08 gr menunjukkan hasil terendah dan tidak berbeda nyata dengan penggunaan media M4+C 1,22 gr. Hal ini disebabkan karena pada penelitian ini tidak menambahkan nutrisi pupuk sehingga pertumbuhan tanaman pada media M2+C yang miskin hara ini pada akhir pengamatan commit to user 38 kekurangan nutrisi. CMA yang diinokulasikan tidak mampu mentransfer hara dan air ke tubuh tanaman. Pengaruhnya semakin hebat jika tanaman menghasilkan fotosintat rendah dan fotosintat yang dipartisikan ke CMA tinggi sehingga pembentukan akar berkurang akibatnya berat akar rendah. Sedangkan berat akar paling besar pada media M5+C berdasarkan analisis kandungan kimia media tanaman disebabkan karena rasio CN yang tepat 10 sehingga merupakan media yang optimal bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu kandungan unsur P dan unsur K dalam media tersebut lebih banyak dari media M2+C sehingga sampai 3,5 bulan penelitian berakhir masih mampu nyediakan nutrisi bagi tanaman dan partisi fotosintat dari tanaman ke CMA masih berlangsung baik. Gambar 4.5. Grafik pengaruh variasi media terhadap berat akar D.latifolia sonokeling Keterangan : M1+C = tanah kontrol ditambah 15 gram inokulan CMA, M2+C = tanah:pasir 1:1 ditambah 15 gram inokulan CMA, M3+C = tanah:arang sekam 1:1 ditambah 15 gram inokulan CMA, M4+C = pasir:arang sekam 1:1 ditambah 15 gram inokulan CMA dan M5+C = tanah:pasir:arang sekam 1:1:1 ditambah 15 gram inokulan CMA. Menurut Fitter dan Hay 1992 selain ditentukan oleh kemampuan tanaman dalam menyerap, perolehan hara juga tergantung dari tingkat ketersediaan hara di tanah. Tingkat kebutuhan hara antar tanamannya-pun berbeda-beda. Syah dkk. 2003 melaporkan, CMA mempunyai mekanisme hubungan dengan akar tanaman, diawali dengan spora CMA yang berkecambah commit to user 39 dan menginfeksi akar tanaman, kemudian di dalam jaringan akar CMA tumbuh dan berkembang membentuk hifa yang panjang dan bercabang sehingga mempunyai jangkauan yang luas untuk menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah.

6. Berat Kering

Dokumen yang terkait

Pengaruh Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Suren (Toona Sureni Merr.)

0 138 68

Efektivitas Pemberian Beberapa Jenis Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Pertumbuhan Tanaman Karet (Hevea brassiliensis Muell. Arg.) Di Pembibitan

2 39 78

Pengaruh Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Suren (Toona Sureni Merr.)

0 27 80

Keanekaragaman Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Berdasarkan Ketinggian Tempat (Studi Kasus Pada Hutan Pegunungan Sinabung Kabupaten Karo)

2 49 52

Aspek Molekular dan Selular Simbiosis Cendawan Mikoriza Arbuskula

2 71 24

Pengujian Efektivitas Inokulum Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) dengan Media Tanam dan Tanaman Inang Berbeda pada Rumput Brachiaria humidicola

0 25 48

Produksi Inokulum Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) melalui Kultur Aeroponik dan Media Padat

0 5 56

UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN PUPUK ORGANIK DAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) TERHADAP PERTUMBUHAN Uji Efektivitas Campuran Pupuk Organik Dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Sendok ( Brassica campestris ).

0 0 14

UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN PUPUK ORGANIK DAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) TERHADAP PERTUMBUHAN Uji Efektivitas Campuran Pupuk Organik Dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Sendok ( Brassica campestris ).

0 3 14

IDENTIFIKASI SPORA CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULAR (CMA) PADA BERBAGAI RHIZOSFIR PTSAI PISANG DI LAHAN ENDEMIK.

0 0 7