commit to user
35 dibandingkan dengan media yang lain. Hasil penelitan uji efektivitas CMA
terhadap berat basah tanaman sonokeling pada berbagai media disajikan pada Gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3. Grafik pengaruh variasi media terhadap berat basah D.latifolia sonokeling
Keterangan : M1+C = tanah kontrol ditambah 15 gram inokulan CMA,
M2+C = tanah:pasir 1:1 ditambah 15 gram inokulan CMA, M3+C = tanah:arang sekam 1:1 ditambah 15 gram inokulan CMA,
M4+C = pasir:arang sekam 1:1 ditambah 15 gram inokulan CMA dan M5+C = tanah:pasir:arang sekam 1:1:1 ditambah 15 gram inokulan CMA.
Berat basah tertinggi pada media M5+C dikarenakan adanya pengaruh optimalnya pH tanah dan CN rasio yang tepat pada media sehingga tanaman
mampu menyerap unsur hara dengan baik. Hasil berat basah yang tinggi pada media M5+C juga disebabkan oleh perkembangan koloni CMA yang baik karena
hidup pada media dengan kandungan P yang relatif rendah dibanding media M1+C, M3+C dan M4+C. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis kimia media
tanam yang menunjukkan media M5+C memiliki pH sebesar 7.32, perbandingan CN rasio 10 persen dan unsur P sebanyak 0,27 persen.
4. Jumlah Daun
Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil
yang berperan dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun,
commit to user
36 maka lebih banyak tempat untuk melakukan proses fotosisntesis dan lebih
banyak pula hasil fotosintesisnya. Perlakuan berbagai media tanam dengan penambahan CMA tidak menunjukkan hasil yang beda nyata terhadap jumlah
daun sonokeling. Rerata jumlah daun dari yang terbanyak berturut-turut adalah M2+C, M3+C, M5+C, M4+C dan M1+C yaitu sebanyak 35,8; 34; 34; 29,8 dan
27,4 helai Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Grafik pengaruh variasi media terhadap jumlah daun D.latifolia sonokeling
Keterangan : M1+C = tanah kontrol ditambah 15 gram inokulan CMA,
M2+C = tanah:pasir 1:1 ditambah 15 gram inokulan CMA, M3+C = tanah:arang sekam 1:1 ditambah 15 gram inokulan CMA,
M4+C = pasir:arang sekam 1:1 ditambah 15 gram inokulan CMA dan M5+C = tanah:pasir:arang sekam 1:1:1 ditambah 15 gram inokulan CMA.
Jumlah daun yang tidak berbeda nyata antar perlakuan media yang dikombinasikan dengan CMA menunjukkan bahwa semua media tidak
berpengaruh terhadap jumlah daun hingga umur 3,5 bulan. Menurut Harahap
1994 secara umum aplikasi CMA 15 gtanaman menghasilkan jumlah daun yang lebih banyak 30,63 dibandingkan dengan perlakuan CMA 1 gtanaman
27,75. Hal ini karena tanaman lebih banyak menghasilkan spora berkecambah yang dapat mempermudah akar tanaman dalam menyerap unsur hara dan air
dari dalam tanah sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Anwaruddin et.al. 1996 mengemukakan, inokulasi CMA pada tanaman manggis
commit to user
37 dapat memacu pertumbuhan bibit hingga 50 dibandingkan dengan bibit
manggis yang tidak diinokulasi CMA. Pembentukan daun yang banyak juga
meningkatkan luas daun. Menurut Gardner et al., 1991, tanaman budidaya cenderung menginvestasikan sebagian besar awal pertumbuhan mereka dalam
bentuk penambahan luas daun, yang berakibat pemanfaatan radiasi matahari yang efisien untuk melakukan fotosintesis. Hasil penelitian Mayerni 2008,
tanaman selasih yang diberi CMA mempunyai jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak diinokulasi dengan CMA.
5. Berat Akar