commit to user
16 g. Orchid
Memiliki hifa koil di dalam akar atau batang tanaman famili Orchidaceae. Semai anggrek muda dan beberapa tanaman dewasa yang kehilangan
klorofilnya, semuanya tergantung pada cendawan mikoriza untuk kelangsungan hidupnya.
C. Media Pembibitan
Media pembibitan yang baik mengandung unsur hara yang cukup, bertekstur ringan dan dapat menahan air sehingga menciptakan kondisi yang
dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Moko et al. 1989 dalam Asri 1993 menyarankan media untuk pembibitan memiliki daya menahan air yang baik,
cukup hara, bebas dari gulma dan patogen, serta kemasaman tanah optimal bagi pertumbuhan tanaman. Soegiman 1993 dalam Istiana dan Sadikin 2008
menyatakan bahwa pasir memiliki sifat aerasi yang mirip dengan sekam dalam mendukung terciptanya media yang bertekstur ringan. Media yang bertekstur
ringan dapat menciptakan kondisi aerasi dan drainase yang baik sehingga akan mendukung pertumbuhan akar.
Hasil penelitian Breelove et al. 1999 memperlihatkan bahwa pertumbuhan tajuk tanaman azalea meningkat sejalan dengan meningkatnya
jumlah air yang terkait dengan jenis media pembibitan. Pertumbuhan terhambat pada media yang memegang air sangat banyak. Dinyatakan oleh Broussard et
al. 1999 dan Leiwakabesy 1988 bahwa semakin besar ruang pori suatu media maka akan semakin baik aerasi. Namun sifat fisik media yang terlalu poros tidak
baik Hartmann et al. 1997
commit to user
17 Media tanah dan pasir merupakan jenis media dasar yang umum
digunakan dalam pembibitan tanaman dan keduanya memiliki sifat yang sangat berbeda. Mencampur kedua bahan media yang berbeda tersebut diharapkan
diperoleh kondisi fisik yang baik bagi pertumbuhan bibit tanaman. Sutarto 1994 dalam Santosa, dkk 2009 mengemukakan sebagian besar jenis tanaman
berkayu memerlukan kondisi media pembibitan yang memiliki prorositas dan daya pegang air yang cukup serta mempertahankan kelembaban dalam periode
waktu yang lama. Sapulete dan Jayusman 1993 dalam penelitiannya melaporkan bahwa prosentase kecambah Pinus patula pada media tanah
menunjukkan hasil terbaik dibandingkan dengan media lain diikuti berturut-turut oleh campuran tanah pasir 1:1, tanah, kompos, pasir 1:1:1, tanah, kompos,
pasir 2:1:1 dan tanah, kompos dan pasir 1:2:1. Nurbaity dkk 2011 melaporkan bahwa hasil analisis media tumbuh
inokulan zeolit dan arang sekam menunjukkan bahwa kandungan C organik zeolit rendah 0,68, sedangkan arang sekam padi tinggi 7,51, N total keduanya
rendah, P dan K total zeolit sangat tinggi 23,36 dan 7,79 sedang arang sekam sangat rendah 0,07 dan 0.08. Kapasitas tukar kation arang sekam padi lebih
tinggi dari pada zeolit. Kemasaman atau pH zeolit agak basa 7,73 , sedang pH arang sekam padi netral 6,73.
Inokulasi spora CMA di tanah grumusol asal hutan tanaman jati Tangen meningkatkan pertumbuhan bibit jati. Inokulasi dengan spora Gigaspora
sp menghasilkan pertumbuhan tertinggi berturut-turut pertumbuhan tinggi, diameter dan bobot kering yaitu 21,4 , 12 dan 39,2 dibandingkan kontrol.
Pertumbuhan yang meningkat diikuti dengan meningkatnya persentase infeksi
commit to user
18 dan sporulasi FMA yang lebih besar, dan peningkatan terbesar terjadi pada bibit
jati yang diinokulasi Gigaspora sp mencapai 78,12 Muslimah, 2007 Hudiyono
dkk 2010,
melaporkan bahwa
inokulasi CMA
menunjukkan pada uji infektifitas pada beberapa media pada jambu air dengan media dasar 52,83, media tanah 54,16 dan media sekam gergaji 55,33,
untuk kelengkeng pada media dasar 51,16,media tanah 60 dan media sekam jerami 60,16. Hal ini menunjukkan bahwa CMA berpotensi secara signifikan
terhadap pertumbuhan dan infeksi tanaman inang. Sukarmin dan Fitria 2011 melaporkan aplikasi CMA 15 gtanaman menghasilkan jumlah daun yang lebih
banyak 30,63 helai dibandingkan dengan perlakuan CMA 1 grtanaman 27,75 helai. Hal ini diduga karena takaran CMA 15 gtanaman lebih banyak
menghasilkan spora berkecambah yang dapat mempermudah akar tanaman dalam menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah sehingga mampu
meningkatkan pertumbuhan tanaman.
D. Media Perbanyakan Sprora CMA