keidiplinan guru sebesar 41,6, selebihnya dari faktor lain di luar ketiga variabel tersebut.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisiplinan Guru
Berdasarkan hasil tanggapan guru menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah SD negeri di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
tergolong baik, terbukti dari persentase skor sebesar 79,85. Para guru memandang bahwa kepala sekolahnya memiliki kemampuan memimpin secara
baik, yang berarti bahwa kepala sekolahnya mampu melaksanakan manajemen sekolah, bekerjasama dan berkomunikasi dengan guru serta memiliki kreatifitas
dalam melaksanakan tugas. Dengan kepemimpinan yang baik tersebut memberikan pengaruh positif terhadap kedisiplinan guru, terbukti dari hasil uji
parsial diperoleh p value = 0,000 0,05 yang berarti bahwa hipotesis yang menyatakan ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan
guru diterima. Kepemimpinan merupakan salah satu variabel sangat berpengaruh
kepemimpinan guru. Pemimpin adalah orang yang mempunyai kemampuan mempengaruhi orang lain agar melakukan sesuatu pekerjaan sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Pencapaian tujuan itu dapat dilihat dari kinerja guru. Kerja guru akan berlangsung dengan baik apabila dilandasi oleh kedisiplinan yang
tinggi. Seperti halnya pendapat Maryoto 1998: 166 kepemimpinan merupakan keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang memang diinginkan bersama. Hani Handoko
1993: 294 juga menegaskan bahwa kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yang merupakan kemampuan dari seorang pemimpin untuk
mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Begitu juga dengan kepala sekolah sebagai seorang pimpinan sekolah harus memiliki
kemampuan untuk melakukan kegiatan tertentu seperti melaksanakan disiplin diri guna mencapai tujuan sekolah.
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa guru-guru SD negeri di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang memandang kepala
sekolahnya memiliki kemampuan manajemen yang baik. Dalam hal ini tampak dari kepemimpinan kepala sekolah yang selalu melibatkan guru dalam
penyusunan APBS, penyusunan visi dan misi. Secara umum guru memandang bahwa kepala sekolahnya lebih memiliki sifat demokratis. Manajemen yang baik
tersebut secara langsung dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan guru dalam menjalankan tugasnya. Guru menjadi lebih sadar akan pentingnya kedisiplinan.
Disiplin yang dijalankan tidak bersifat kaku karena alasan takut terhadap kepala sekolah.
Menurut pandangan dari sebagian besar guru, kepala sekolahnya telah mampu berkerjasama dengan guru. Hal ini karena guru tidak dianggap bawahan,
namun sebagai mitra kerja. Kepala sekolah juga terbuka atas gagasan yang disampaikan guru dan selalu memberikan dorongan untuk meningkatkan
kualitasnya. Adanya kerjasama yang baik tersebut berdampak positif terhadap kedisiplinan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat M.I Anwar 2003: 70 yang
menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah salah satunya memiliki fungsi
dalam menggerakkan guru-guru untuk menyukseskan program pendidikan di sekolah.
Menurut persepsi sebagian besar guru, kepala sekolahnya telah mampu berkomunikasi secara baik dengan rekan guru. Hal ini ditunjukkan dari informasi
yang diberikan kepala sekolah kepada guru apabila ada aturan-aturan baru dan kebijakan tentang pendidikan serta terciptanya hubungan kerja yang harmonis
antara guru dan karyawan serta dengan kepala sekolah. Adanya hubungan yang harmonis tersebut menumbuhkan kesadaran diri dari guru dalam melaksanakan
kedisiplinan dalam menjalankan tugasnya. Menurut persepsi sebagian besar guru SD negeri di Kecamatan Pringapus
Kabupaten Semarang, kepala sekolahnya telah memiliki kreatifitas yang baik dalam melaksanakan tugas. Kepala sekolah dalam upaya meningkatkan mutu
poendidikan selalu memprakarsai cara-cara baru mencapai tujuan tersebut. Kepala sekolah selalu terbuka dan bersedia mendengarkan serta menghargai pendapat,
gagasan atau saran dari guru. Kreatifitas yang tinggi juga ditunjkkan dari banyaknya cara untuk melakukan perubahan dan pembaharuan di sekolah dan
bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilaksanakan guru. Kondisi tersebut memberikan peluang besar kepada guru untuk melakukan perubahan diri dalam
melaksanakan tugas seperti melaksanakan disiplin kerja secara baik. Secara umum menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah
berpengaruh positif terhadap kedisiplinan guru. Disiplin guru muncul karena adanya motivasi yang tinggi untuk melakukan perubahan dalam bekerja secara
baik. Hal ini sesuai dengan penelitian sejalan pendapat Wahjosumidjo 1994:398
yang menyatakan bahwa motivasi timbul diakibatkan oleh faktor dari dalam diri seseorang itu intrinsik dan faktor dari luar diri seseorang ekstrinsik. Yang
termasuk faktor ekstrinsik adalah pengaruh pimpinan, kolega atau teman sejawat, tuntutan organisasi atau tugas dan faktor lain yang sangat kompleks.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor ekstrinsik yang berpengaruh positif terhadap motivasi kerja guru. Motivasi kerja yang tinggi dapat
kesadaran diri untuk melaksanakan disiplin kerja yang tinggi. Menurut Atmosudirdjo dalam Purwanto 2003:26, kepemimpinan
merupakan suatu seni art, kesanggupan ability atau teknik technique untuk membuat sekelompok orang atau bawahan dalam organisasi formal atau para
pengikutsimpatisan dalam orgaisasi informal mengikuti atau menaati segala apa yang dikehendakinya, membuat mereka begitu antusisas atau bersemangat untuk
mengikutinya atau bahkan mungkin berkorban untuknya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik akan mempengaruhi kualitas kepala sekolah dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin, sehingga guru sebagai bawahannya mau dan bersemangat untuk mengikutinya. Salah satu tindakan nyata
adalah menunjukkan kedisplinan yang baik. Sesuai dengan pendapat Terry dalam Hersey dan Blanchard 1982:82 kepemimpinan merupakan aktivitas
mempengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan kelompok secara sukarela. Kartono 2001:49 juga berpendapat sama bahwa pada kepemimpinan terdapat
unsur-unsur, kemampuan mempengaruhi orang lain, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau
kelompok.
4.2.2 Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kedisplinan Guru