Permasalahan keedisiplinan guru menjadi isu hangat di lingkungan pendidikan Kecamatan Pringapus. Realita di lapangan menunjukan bahwa masih
banyak guru-guru yang kurang disiplin dalam kedatangan ke sekolah, pulang sebelum waktunya dan sering meninggalkan kelas serta ijin waktu jam dinas. Data
yang diperoleh dari staf kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Pringapus melaporkan bahwa pada bulan Agustus ada 25 guru sakit, 33 guru ijin 35 guru
pulang sebelum waktunya. Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kedisiplinan guru diantaranya, pemberian kemudahan
kenaikan pangkat dua tahunan, penulisan karya ilmiah untuk menuju golongan IV B dari golonagn IV A. Dengan adanya kelebihan jam mengajar bagi guru
pemerintah Kabupaten Semarang juga memberikan kompensasi beruapa tunjangan kelebihan jam mengajar yang diterima setiap semester. Selain itu dalam
rangka meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah pemerintah juga memberikan Bintek Menejerial Kepala Sekolah. Dari beberapa upaya yang didlakukan itu
namun masih kita temuai guru-guru yang indisipliner.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana kepemimpinan kepala Sekolah Dasar Negeri di Pringapus? 2. Bagaimana motvasi berprestasi guru-guru SD di Kecamatan Pringapus?
3. Bagaimana kompensasi yang diterima guru-guru SD negeri di Kecamatan Pringapus?
4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan gugu di Kecamatan Pringapus?
5. Seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi terhadap kedisiplinan guru di Kecamatan Pringapus?
6. Seberapa besar pengaruh kompensasi yang diterima guru terhadap kedisiplianan guru di Kecamatan Pringapus?
7. Seberapa besar pengaruh secara bersama-sama kepemimpinan kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan kompensasi terhadap kedisiplinan guru-guru SD di
Kecamatan Pringapus?
2. Landasan Teoritis
2.1 Kedisiplinan Guru
Kedisiplinan adalah sikap atau tingkahlaku yang mencerminkan kepada ketaatan pada peraturan yang berlaku. Kedisiplinan menurut Siagian 1998:305
adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap, dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut
secara suka rela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain, serta meningkatkan prestasi kerjanya.
Hal yang hampir sama disampaikan oleh Hasibuan 2000: 190 kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang secara suka rela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga dia akan
mematuhimengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang
sesuai dengan peraturan, baik tertulis maupun tidak. Sedangkan Gibson 1996 :332 menyatakan bahwa kedisiplinan adalah penggunaan beberapa hukuman
atau sangsi apabila bawahan menyimpang dari aturan. Pendisiplinan pegawai menurut Timpe 2000:407 yang merangkum
pendapat pendapat Cameron yaitu dengan sangsi-sangsi yang dilaksanakan bagi para pelanggar aturan secara bertahap teresbut, pada prinsipnya bertujuan untuk
memperingatkan pegawai dengan jelas tentang perilaku yang diharuskan dan akibat-akibbat pelanggaran tersebut.
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan guru adalah sikap atau tingkah laku seseorang guru yang
mencerminkan tingkat kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Mentaati peraturan yang berlaku diantaranya datang dan pulang sesuai dengan jadwal.
Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan pedoman yan telah diberikan. Bertumpu pada pekerjaan artinya melaksanakan segala sesuatu yang
telah diberikan baik dari kepala sekolah maupun dari atasan serta tidsak melimpahkan pekerjaan itu pada orang lain. Bekerja dengan jujur, teliti dan tertib
yang berarti selalu memeriksa dan melaporkan hasil pekerjaan.
2.2 Kepemimpinan Kepala Sekolah