Uji Parsial Uji Simultan

1. Bila nilai Durbin Watson terletak antara batas atas atau upper bound du dan 4 – du, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi positif. 2. Bila nilai Drbin Watson lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound dL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai Durbin Watson lebih besar dari batas bawah atau lower bound 4- dL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai Durbin Watson terletak antara batas atas dU dan batas bawah dL atau DW terletak antara 4-dU dan 4-dL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Uji persyaratan analisis menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 12 for Windows 2000.

3.6.3 Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji parsial dan uji simultan.

3.6.3.1 Uji Parsial

Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi maupun korelasi parsial atau hubungan masing-masing variabel bebas X 1 , X 2 , dan X 3 dengan variabel terikat Y. Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 for Windows 2000. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas. Jika angka probabilitas hasil analisis ≤ 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X 1 dengan Y setelah variabel X 2 dan X 3 dkontrol, variabel X 2 dengan Y setelah variabel X 1 dan X 3 dikontrol, dan variabel X 3 dengan Y setelah variabel X 1 dan X 2 dikontrol.

3.6.3.2 Uji Simultan

Pengujian secara simultan digunakan untuk menguji signifkansi korelasi ganda adalah analisis tentang hubungan antara dua variabel atau lebih variabel bebas independent variable dengan satu variabel terikat dependent variable. Dalam penelitian ini, analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah X 1 , motivasi berprestasi X 2 dan kompensasi X 3 dengan kedisiplinan Y. Analisis regresi ganda bertujuan untuk meramalkan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dengan menggunakan persamaan regresi sebagai berikut : Y = b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + a Keterangan : Y = nilai yang diprediksi atau kriterium X = nilai variabel prediktor a = bilangan konstan b = bilangan koefisien prediktor Analisis korelasi ganda sekaligus regresi ganda dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 for Windows 2000. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas. Jika angka probabilitas hasil analisis ≤ 0,05 maka hipotesis nol Ho ditolak dan hipotesis kerja Hk diterima.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari pengisian angket selanjutnya dianalisis melalui dua tahap yaitu analisis deskriptif persentase dan uji statistik inferensial. Analisis deskriptif persentase bertujuan untuk memberikan penjelasan dari masing-masing variabel, sedangkan uji statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis.

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Persentase

4.1.1.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah

Gambaran tentang kepemimpinan kepala sekolah menurut persepsi guru SD Negeri di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1. Gambaran tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah. No Interval Kriteria Frekuensi Persentase 1 84 skor 100 Sangat Baik 51 40 2 68 skor 84 Baik 63 50 3 52 skor 68 Cukup 9 7 4 36 skor 52 Kurang Baik 4 3 5 20 skor 36 Tidak Baik Jumlah 127 100 Terlihat dari tabel 4.1, sebanyak 50 guru menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolahnya tergolong baik dan 40 menyatakan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru SD Negeri di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang memandang bahwa kepala sekolahnya memiliki kemampuan yang baik dalam melaksanakan manajemen sekolah, bekerjasama

Dokumen yang terkait

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEDISIPLINAN GURU SEKOLAH DASAR KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI

1 18 301

KEYAKINAN TUGAS GURU DAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI GURU SD NEGERI DI KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES

3 42 169

PROFESIONALISME GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN WARUNGASEM KABUPATEN BATANG Suatu tinjauan aspek persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru

0 3 12

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEDISIPLINAN GURU SD DI KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG.

0 2 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA SE KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG.

0 0 12

PERAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PROFESIONALISME GURU SD NEGERI Peran Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Profesionalisme Guru SD Negeri Se-Kecamata

0 1 11

PENDAHULUAN Peran Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Profesionalisme Guru SD Negeri Se-Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.

0 1 12

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KEDISIPLINAN GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN BREBES.

0 0 165

Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan kompensasi terhadap kedisiplinan guru SMP negeri se-Kabupaten Bantul

0 0 7

PROFESIONALISME GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN WARUNGASEM KABUPATEN BATANG Suatu Tinjauan Aspek Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru

0 0 12