Penggunaan Kata Ortografi 1. Pengertian Ortografi
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2015 2015. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri kalimat berita namun tidak digunakan jika kata
terakhir sudah ada unsur titik; di belakang huruf atau angka dalam bagan, ikhtisar, atau daftar; pemisah angka dalam jam; dipakai di akhir nama, tahun, judul buku,
dan penerbit dalam daftar pustaka; menuliskan bilangan ribuan atau kelipatannya; dipakai dalam singkatan.
b. Tanda koma , Pemakaian tanda koma dalam bahasa Indonesia juga diatur dalam Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI yang dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2015 2015. Tanda koma
digunakan: 1 untuk memisahkan unsur-unsur dalam perincian atau pembilangan; 2 sebelum kata tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali; 3 untuk
memisahkan anak kalimat dan induk kalimat dalam kalimat inversi; 4 sesudah kata oleh karena itu, jadi, dengan demikian, meskipun begitu, dan sehubungan
dengan itu; 5 untuk memisahkan kata o, ya, wah, aduh, kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan seperti Bu, Dik, dan lain-lain; 6 untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat yang tidak diakhiri tanda tanya atau tanda seru; 7 di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat,
tempat dan tanggal, dan nama tempat dan wilayah yang ditulis secara berurutan; 8 untuk memisahkan bagian nama yang susunannya dibalik dalam penulisan
daftar pustaka; 9 di antara bagian-bagian dalam catatan kaki; 10 di antara nama orang dan gelar yang dimiliki; 11 di muka angka decimal atau di antara rupiah
yang dinyatakan sebagai angka; 12 untuk mengapit keterangan tambahan di
tengah kalimat; dan 13 di depan keterangan yang ada di awal kalimat untuk menghindari salah baca.
c. Tanda titik koma ; Pemakaian tanda titik koma dalam bahasa Indonesia juga diatur dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI yang dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2015 2015. Tanda titik
koma digunakan: 1 sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk; 2 untuk mengakhiri pernyataan
perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata dan tidak perlu diakhiri dengan kata dan; dan 3 untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih
apabila unsur-unsur di setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung. d. Tanda titik dua :
Pemakaian tanda titik dua dalam bahasa Indonesia juga diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI yang dibuat berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2015 2015. Tanda titik dua digunakan: 1 di akhir pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian; 2 sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian; 3 dalam nasakah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalm percakapan; dan 4
di antara jilidnomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab suci, di antara judul atau anak judul karangan, dan nama kota dan penerbit dalam daftar
pustaka.
e. Tanda hubung - Pemakaian tanda hubung dalam bahasa Indonesia juga diatur dalam Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI yang dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2015 2015. Tanda hubung
digunakan: 1 untuk menyambung suku-suku kata yang terpisah karena penggantian baris; 2 untuk menyambung kata ulang; 3 menyambung bagian-
bagian tanggal dan huruf yang dieja satu per satu; 4 merangkai se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan -
an, singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan nama jabatan rangkap; dan 5 merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing. f. Tanda tanya ?
Pemakaian tanda tanya dalam bahasa Indonesia juga diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI yang dibuat berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2015 2015. Tanda tanya digunakan di akhir kalimat tanya. Selain itu, tanda tanya juga dapat dituliskan di
dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
g. Tanda seru Pemakaian tanda seru dalam bahasa Indonesia juga diatur dalam Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI yang dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2015 2015. Tanda seru
digunakan untuk kalimat perintah, seruan, kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
h. Tanda elipsis … Pemakaian tanda elipsis dalam bahasa Indonesia juga diatur dalam Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI yang dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2015 2015. Tanda elipsis
digunakan dalam kalimat yang terputus-putus dan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat ada bagian yang dihilangkan.
i. Tanda petik “…” Pemakaian tanda petik dalam bahasa Indonesia juga diatur dalam Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI yang dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2015 2015. Tanda petik
digunakan untuk mengapit petikan langsung, judul puisi atau bab dalam buku, dan istilah yang kurang dikenal atau kata yang memiliki arti khusus.
j. Tanda petik tunggal ‘…’ Pemakaian tanda petik tunggal dalam bahasa Indonesia juga diatur dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI yang dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2015 2015. Tanda
petik tunggal digunakan untuk mengapit kutipan dalam kutipan dan makna dari kata atau ungkapan dalam bahasa asing atau bahasa daerah.
k. Tanda kurung … Pemakaian tanda kurung dalam bahasa Indonesia juga diatur dalam Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI yang dibuat berdasarkan Peraturan