Uji Keabsahan Data METODE PENELITIAN
Tabel 5: Kesalahan pada Tataran Ortografi
No. Jenis Kesalahan pada Tataran Ortografi
Jumlah Kesalahan pada Tataran
Ortografi 1.
Kesalahan Penulisan Huruf a.
Huruf kapital 573
1. Penulisan nama tokoh 2. Penulisan nama tempat
3. Penulisan awal kalimat 4. Penulisan awal kalimat langsung
370 9
110 84
b. Huruf Miring 11
1. Penulisan kata asing 2. Penulisan kalimat yang diucapkan dalam hati
7 4
2. Kesalahan Penggunan Kata
a. Kata Turunan 92
1. prefiks 2. konfiks
79 13
b. Bentuk Ulang 138
c. Kata Depan 203
1. di 2. ke
157 46
d. Partikel 100
1. pun 2. –lah
71 29
e. Kata Ganti Persona 22
1. -ku 2. -mu
3. –nya 5
8 9
f. Kata Si dan Sang 147
3. Kesalahan Penggunan Tanda Baca
a. Tanda Titik 223
b. Tanda Koma 498
c. Tanda Tanya 27
d. Tanda Seru 59
e. Tanda Elipsis 86
f. Tanda Petik 107
g. Tanda Petik Tunggal 6
h. Tanda Garis Miring
Penyebab terjadinya kesalahan kebahasaan pada tataran sintaksis dan ortografi ada 3 hal. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada guru dan
beberapa siswa, berikut adalah penyebab kesalahan kebahasaan yang dilakukan oleh siswa.
a. Terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasai
Penyebab kesalahan yang pertama adalah siswa terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasai. Penyebab ini tidak terlalu dominan karena hanya ada 7
siswa yang melakukannya. Kesalahannya juga hanya ditemukan dalam 1-2 kalimat dalam teks fabel yang siswa buat.
b. Kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakai
Penyebab kedua adalah siswa belum memahami kaidah bahasa Indonesia dalam pembuatan teks fabel. Dari wawancara dan analisis yang dilakukan, siswa
belum memahami kaidah penulisan kalimat dan ejaan dengan baik. Ada beberapa siswa yang mengetahui kaidah kalimat dan ejaan. Tetapi ketika diaplikasikan ke
kalimat dalam teks fabel, siswa tidak menerapkan kaidah tersebut. Alasan yang dikemukakan adalah siswa tidak meneliti dan membaca kembali. Ada juga yang
mengatakan bahwa tidak terbiasa menerapkan kaidah berbahasa Indonesia dalam teks yang ditulis.
c. Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna
Penyebab ketiga adalah guru kurang tepat dalam mengajarkan kaidah berbahasa. Dari wawancara yang dilakukan ke guru dan siswa, selain buku paket,
guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan siswa sering bosan. Selain itu, guru juga tidak memberikan evaluasi secara
menyeluruh dan mendalam terkait kesalahan kebahasaan dalam tataran kalimat dan ejaan yang dilakukan oleh siswa.