Variabel dan Definisi Operasional

terdiri atas Kepala Bidang PKLM Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kepala Sub.bagian Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kordinator Pelaksana Program Desa Siaga, 2 orang dari TAPD Tim Anggaran Pemerintah Daerah, terdiri atas Bappeda dan Bidang Anggaran BPKAD Kabupaten Langkat, Asisten II Kabupaten Langkat membidangi urusan ekonomi dan pembangunan dan 3 orang dari Komisi II membidangi urusan kesehatan DPRD Tk. II Langkat. . Desa Siaga yang tergolong aktif tersebut adalah Desa Blankahan, Desa Padang Cermin, Desa Telaga Jernih, Desa Karang Anyar, Desa Stabat Lama Barat, Desa Pulau Banyak, Desa Lama, Desa Banyumas, Desa Sangga Lima dan Desa Selotong.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer penelitian ini dihimpun melalui wawancara langsung dan mendalam dengan menggunakan blanko isian dan panduan berupa kuesioner. Data sekunder dihimpun melalui pengumpulan dokumen yang berkaitan dengan pengembangan program desa siaga aktif di Kabupaten Langkat.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : identifikasi pemahaman pengambil keputusan, identifikasi alternatif, identifikasi biaya, identifikasi manfaat, transformasi dampak ke dalam nilai moneter, discounting dan interpretasi hasil. Adapun definisi operasionalnya adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi pemahaman pengambil keputusan adalah melakukan identifikasi dengan wawancara mendalam untuk mengetahui sejauh mana pemahaman seseorangpihak yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan dalam proses penetapan kebijakan dan penganggaran program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat khususnya Desa Siaga Aktif di Kabupaten Langkat tahun 2007 – 2011. Mengacu pada pedoman wawancara yang ada, maka pertanyaan untuk pengambil keputusan di bagi atas 4 kategori, yaitu : pertanyaan yang berhubungan dengan pembangunan kesehatan desa di Kabupaten Langkat, pertanyaan yang berhubungan dengan desa siaga aktif di Kabupaten Langkat dan target yang harus dicapai, pertanyaan yang berhubungan dengan proses advokasi anggaran desa siaga di Kabupaten Langkat dan pertanyaan yang berhubungan dengan harapan dan manfaat desa siaga aktif di Kabupaten Langkat. 2. Alternatif kegiatan adalah kegiatan – kegiatan lain yang memiliki tujuan yang sama meskipun teknis pelaksanaannya berbeda, sehingga dapat dibandingkan baik biaya maupun manfaat dari masing – masing alternatif tersebut. Variabel ini untuk mengantisipasi jika ada kegiatan lain dimasyarakat sosial budaya yang operasionalnya menyerupai desa siaga. 3. Pengembangan program desa siaga aktif adalah tahap pengembangan seluruh desa siaga berdasarkan kriteria yang ada, kelengkapan perangkat desa siaga, kegiatan yang dilaksanakan serta bentuk kemandirian masyarakat yang ada pada 10 desa tersebut mulai tahun 2007 – 2011. 4. Identifikasi biaya adalah kegiatan mengidentifikasi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan program desa siaga aktif pada 10 desa tersebut, baik bersifat langsung ataupun tidak langsung mulai tahun 2007 – 2011. 5. Biaya langsung adalah biaya yang digunakan secara langsung untuk segala keperluan aktifnya desa siaga mulai tahun 2007 - 2011, terdiri atas : a. Biaya pembentukan desa siaga yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses pembentukan desa siaga, mulai dari tahap persiapan, rapat koordinasi dan sosialisasi, rapat pembentukan, survey mawas diri dan penyusunan program kerja 1 satu tahun kedepan. Struktur kepengurusan desa siaga ditetapkan melalui SK Kepala DesaLurah setempat. Biaya ini dikeluarkan hanya sekali saja. b. Biaya pengadaan Poskesdes yaitu biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan tempat kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat desa yang letaknya strategis dan mudah dijangkau. Biaya ini terdiri dari biaya tanah dan fisik bangunan. Biaya ini dikeluarkan hanya sekali saja. c. Biaya pengadaan Poskesdes Kit yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli alat – alat kesehatan dan meubiler Poskesdes yang diperlukan untuk pelayanan kesehatan dan kegiatan desa siaga. d. Biaya operasional Poskesdes adalah biaya yang dikeluarkan untuk memfungsikan kegiatan pelayanan kesehatan di Poskesdes, terdiri atas biaya alat tulis kantor, biaya obat, jasa bidan dan pelaksanaan kegiatan desa siaga. e. Biaya Pelatihan adalah biaya yang dikeluarkan untuk bidan desa guna mengikuti pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan pengembangan desa siaga dan operasional Poskesdes. 6. Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung keberlangsungan kegiatan di 10 desa siaga aktif dan Poskesdes, seperti biaya surat menyurat untuk kegiatan rapat berkala pengurus mulai tahun 2007 - 2011. 7. Manfaat adalah semua hal positif yang diperoleh masyarakat sebagai dampak pelaksanaan program desa siaga aktif. Nilai manfaat dihitung mulai tahun 2008 – 2011. 8. Manfaat langsung adalah hal positif yang dapat dirasakan masyarakat secara langsung selama program desa siaga berjalan aktif, yakni : a. Pengurangan biaya operasional yaitu berkurangnya biaya yang dikeluarkan untuk memfungsikan kegiatan pelayanan kesehatan di Poskesdes, terdiri atas biaya alat tulis kantor, biaya obat dan jasa bidan. b. Penurunan angka kesakitan yaitu berkurangnya jumah kunjungan pasien berobat ke tempat pelayanan kesehatan Poskesdes, Puskesmas dan Pustu sebagai dampak pelaksanaan kegiatan desa siaga aktif. 9. Manfaat tidak langsung adalah hal positif yang dapat dirasakan oleh masyarakat pada beberapa waktu kedepan 1 tahun keatas setelah program desa siaga berjalan aktif 2008 – 2011, yakni : a. Peningkatan jumlah hari kerjasekolah yaitu peningkatan jumlah kehadiran masyarakat usia sekolah atau bekerja, karena tetap sehat. Data diperoleh dari SD yang ada di setiap desa siaga aktif. b. Nilai YLD years life with disability yang dapat dicegah yaitu perhitungan nilai ekonomi yang seharusnya tidak hilang karena sakit, karena penyakit tersebut dapat dicegah dengan keberhasilan program desa siaga aktif. Nilai ini dihitung dari 10 besar penyakit pada masing – masing Poskesdes desa siaga aktif di Kabupaten Langkat. 10. Transformasi dampak ke dalam nilai moneter adalah proses mentransformasi semua komponen biaya, manfaat dan dampak kedalam bentuk uang. 11. Discounting adalah suatu proses penyesuaian hasil transformasi terhadap waktu, oleh karena dampak suatu program biasanya berlangsung lama. Nilai memang berubah menurut perjalanan waktu dan dilakukan dengan discount rate yang sesuai yaitu suku bunga yang berlaku berdasarkan data inflasi bulan Mei 2012 sebesar 12 - 15 Waspada, 2012. 12. Interpretasi hasil CBA adalah kegiatan menganalisis hasil perhitungan ratio manfaat dan biaya benefit cost ratio, dan manfaat bersih program dengan menghitung net present value NPV dan internal rate of return IRR.

3.6 Metode Pengukuran