Blangkahan, Desa Pulau Banyak, Desa Lama, Desa Sangga Lima dan Desa Selotong dan 2 unit pada tahun 2011Desa Karang Anyar dan Desa Banyumas.
4.4.2 Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya pendukung yang digunakan untuk kelancaran operasional Poskesdes dan kegiatan desa siaga. Biaya ini meliputi
biaya surat menyurat, konsumsi dan komunikasi yang berjumlah Rp. 3.000.000,00. Jumlah yang paling besar ada pada biaya konsumsi yang mencapai
Rp. 2.100.000,00 atau 70 dari total biaya. Hal ini karena jumlah pengurus desa siaga relatif banyak, rata
– rata berkisar 15 – 20 orang per desa. Biaya ini dihitung berdasarkan jumlah pertemuanrapat yang dilakukan pengurus desa siaga.
Tabel 4.11 Rekapitulasi Biaya Tidak Langsung Pengembangan Program
Desa Siaga Aktif di Kabupaten Langkat Tahun 2007
– 2011
No Nama Desa
Siaga Aktif
2007 2008
2009 2010
2011 Jumlah
Ket
1 Blankahan
- -
75.000 150.000
75.000 300.000
4 kali 2
padang Cermin
65.000 -
90.000 75.000
- 230.000
3 kali 3
Telaga Jernih
- 120.000
100.000 150.000
100.000 470.000
8 kali 4
Karang Anyar
180.000 200.000
90.000 470.000
8 kali 5
Stabat Lama Barat
60.000 70.000
120.000 150.000
400.000 6 kali
6 Pulau
Banyak 65.000
65.000 65.000
65.000 260.000
4 kali 7
Desa Lama 140.000
70.000 70.000
280.000 4 kali
8 Banyumas
50.000 50.000
100.000 2 kali
9 Sangga
Lima 50.000
50.000 100.000
2 kali 10
Selotong 65.000
65.000 195.000
65.000 390.000
6 kali
Total 255.000
190.000 935.000 1.155.000
465.000 3.000.000
Sumber : Hasil wawancara dengan bidan desa siaga aktif dan diolah oleh peneliti waktu dan dokumentasi terlampir pada halaman 129
– 133 dan 137
Tabel 4.12 Rekapitulasi Biaya Pengembangan Program Desa Siaga Aktif
Pada Setiap Desa di Kabupaten Langkat Tahun 2007 – 2011
No Nama Desa
Siaga Aktif
2007 2008
2009 2010
2011 Jumlah
1 Blankahan
- -
129.160.000 2.318.000
979.200 132.457.200
2 Padang
Cermin 4.625.000
50.000 780.000
2.707.000 400.000
8.562.000 3
Telaga Jernih
- 1.795.000
6.820.000 3.200.000
600.000 12.415.000
4 Karang
Anyar -
- 1.860.000
1.970.000 128.310.000 132.140.000
5 Stabat Lama
Barat 14.016.000 15.564.000
8.740.000 15.960.000 11.915.000
66.195.000 6
Pulau Banyak
10.787.000 7.566.000
133.041.000 7.523.000
5.360.000 164.277.000
7 Desa Lama
- -
135.100.000 2.722.000
548.000 138.370.000
8 Banyumas
- -
1.780.000 1.700.000 127.500.000
130.980.000 9
Sangga Lima
- -
129.275.000 1.700.000
660.000 131.635.000
10 Selotong
4.595.000 50.000
127.615.000 2.365.000
295.000 134.920.000
Total 34.023.000 25.025.000
674.171.000 42.165.000 276.567.200 1.051.951.200
Sumber : Hasil wawancara dengan bidan desa siaga aktif dan dokumen yang ada kemudian diolah oleh peneliti terlampir pada halaman 134
– 138 Dapat dilihat bahwa biaya yang paling besar dikeluarkan oleh Desa Pulau
Banyak, sejumlah Rp. 164.277.000,00 sedangkan biaya yang paling sedikit dikeluarkan oleh Desa Padang Cermin Rp. 8.562.000,00 karena di desa tersebut
belum dilakukan pembangunan Poskesdes. Fungsi Poskesdes dilakukan di Polindes yang sekaligus rumah bidan desa tersebut.
Berdasarkan wilayah kerja Puskesmas desa masing – masing, terlihat
bahwa biaya terbesar juga dikeluarkan oleh Desa Pulau Banyak yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pantai Cermin, disusul oleh Puskesmas Desa Teluk Rp.
144.555.000,00 karena terdapat 2 desa siaga aktif dan biaya yang terkecil dikeluarkan di wilayah kerja Puskesmas Selesai Desa Siaga Padang Cermin dan
Puskesmas Stabat Lama Desa Stabat Lama Barat. Sedangkan biaya DesaPuskesmas yang lainnya relatif berimbang, tergantung kegiatan dan
operasional Poskesdes masing – masing.
4.5 Identifikasi Manfaat Pengembangan Program Desa Siaga Aktif di
Kabupaten Langkat Tahun 2008 – 2011
Manfaat pengembangan program desa siaga aktif ini dapat dirasakan langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat maupun pemerintah sendiri.
Secara bertahap biaya operasional Poskesdes dan pelaksaan kegiatan akan menjadi kegiatan rutin sehingga biaya yang dikeluarkan tidak sebesar saat
pertama sekali kegiatan tersebut dilakukan. Semakin siap dan mandiri masyarakat mengatasi masalah kesehatannya, akan semakin kecil biaya yang dikeluarkan
pemerintah untuk pelayanan kesehatan. 4.5.1 Manfaat Langsung
Manfaat langsung yang dirasakan selama pelaksanaan program desa siaga aktif adalah pengurangan biaya operasional Poskesdes. Hal ini sejalan dengan
menurunnya jumlah kunjungan angka kesakitanmorbiditas di Poskesdes sehingga alokasi biaya untuk pengadaan obat, alat kesehatan habis pakai, alat tulis
kantor dan jasa bidan otomatis juga menurun. Penurunan angka kesakitan pada 10 desa siaga aktif tersebut hanya peneliti dapatkan melalui hasil wawancara dengan
bidan desa yang mengoperasionalkan Poskesdes. Setelah ada kegiatan desa siaga, masyarakat jadi lebih proaktif dan perhatian pada kesehatan dan lingkungan
sekitar, sehingga kalau merasa sakit dapat segera berobat, sehingga hari
kerjasekolah tidak banyak yang hilang. Rata – rata kunjungan ke Poskesdes saat
ini sekitar 2 – 5 orang perhari. Berikut ini rekapitulasi jumlah kunjungan
Poskesdes di 10 desa siaga yang ada di Kabupaten Langkat Tahun 2008 – 2011.
Tabel 4.13 Rekapitulasi Kunjungan 10 Besar Penyakit pada Poskesdes Desa Siaga Aktif di Kabupaten Langkat Tahun 2008
– 2011 No Nama Poskesdes
2008 2009
2010 2011
Jumlah
1 Blankahan
- 823
814 897
2.534 2
Padang Cermin 778
770 817
847 3.212
3 Telaga Jernih
752 784
775 759
3.070 4
Karang Anyar -
784 775
759 2.318
5 Stabat Lama
Barat 843
878 845
869 3.435
6 Pulau Banyak
723 753
759 886
3.121 7
Desa Lama -
739 714
751 2.204
8 Banyumas
- 1.341
1.307 1.489
4.137 9
Sangga Lima -
697 650
683 2.030
10 Selotong 660
675 604
632 2.571
Total 3.756
8.244 8.060
8.572 28.632
Sumber : Hasil wawancara dengan bidan desa siaga aktif dan dokumen yang ada kemudian diolah oleh peneliti terlampir pada halaman 138
Khusus untuk Desa Karang Anyar dan Banyumas, pelayanan kesehatan dasar sebelum Poskesdes di Bangun dilakukan di rumah bidan dan di PustuBalai
Desa. Dapat diketahui bahwa kunjungan terbanyak ada di wilayah kerja
Poskesdes Banyumas 4.137 kunjungan dan Poskesdes Telaga Jernih 3.531 kunjungan. Sedangkan kunjungan yang paling sedikit ada di wilayah kerja
Poskesdes Sangga Lima 2030 kunjungan. Terlihat juga bahwa antara tahun 2008 – 2009, terjadi peningkatan jumlah kunjungan, tahun 2010 terjadi sedikit
penurunan dan peningkatan kembali di tahun 2011. Dampak yang lebih ril dapat dilihat setelah dilakukan transformasi jumlah kunjungan tersebut ke dalam nilai
moneter.
Tabel 4.14 Rekapitulasi Nilai Manfaat dari Kunjungan 10 Besar Penyakit
pada Poskesdes Desa Siaga Aktif di Kabupaten Langkat
Tahun 2008 – 2011
No Nama
Poskesdes Nilai Manfaat Langsung
Jumlah 2008
2009 2010
2011
1 Blankahan -
6.172.500 6.105.000
6.727.500 19.005.000
2 Padang
Cermin 5.835.000
5.775.000 6.127.500
6.352.500 24.090.000
3 Telaga
Jernih 5.640.000
5.880.000 5.812.500
5.692.500 23.025.000
4 Karang
Anyar -
5.880.000 5.812.500
5.692.500 17.385.000
5 Stabat
Lama Barat
6.322.500 6.585.000
6.337.500 6.517.500
25.762.500 6
Pulau Banyak
5.422.500 5.647.500
5.692.500 6.645.000
23.407.500 7
Desa Lama
- 5.542.500
5.355.000 5.632.500
16.530.000 8 Banyumas
- 10.057.500 9.802.500 11.167.500
31.027.500 9
Sangga Lima
- 5.227.500
4.875.000 5.122.500
15.225.000 10 Selotong
4.950.000 5.062.500
4.530.000 4.740.000
19.282.500
Total 28.170.000 61.830.000 60.450.000 64.290.000 214.740.000
Sumber : Hasil wawancara dengan bidan desa siaga aktif dan dokumen yang ada kemudian diolah oleh peneliti terlampir pada halaman 139
Total manfaat yang dihasilkan Poskesdes berdasarkan tabel 4.13 adalah Rp. 214.740.000,00. Seluruh nilai manfaat ini mulai diperhitungkan pada tahun
2008, karena ada 4 desa siaga yang sudah terbentuk pada tahun 2007. Jadi pada tahun 2007, dianggap belum memberikan manfaat. Demikian pula halnya nanti
dengan manfaat tidak langsung yang akan dihitung dengan nilai ekonomi yang seharusnya tidak hilang hanya karena sakit.
4.5.2 Manfaat tidak Langsung