3. Ganti Rugi Rwanda PENERAPAN PERANGKAT HUKUM INTERNASIONAL DALAM

Kesepakatan Dayton adalah sebuah kesepakatan perdamaian yang dibuat oleh Kroasia, Bosnia dan Herzegovina dan Republik Federal Yugoslavia dimana dalam kesepakatan tersebut negara – negara tersebut saling mengakui kedaulatan masing-masing, menjaga perdamaian dan menyatakan bersedia bekerjasama dalam melakukan penyelidikan dan penghukuman terhadap penjahat-penjahat perang mewujudkan perdamaian. Dengan dibuatnya pernjanjian ini sejak tanggal 5 Oktober 1999 telah dilakukan gencatan senjata diantara ketiganya 73 Ganti rugi merupakan hal yang sangat penting ketika terjadi suatu kasus perkosaan di waktu perang. Saat ini telah dilakukan berbagai kajian seminar bagi pelaksanaan kompensasi bagi para korban genosida di Rwanda. . Jika melihat dalam ketentuan statuta ICTY, ganti rugi dimungkinkan, hanya saja sebatas harta benda kepemilikan yang dirusak atau mengalami kerusakan akibat tindak kejahatan yang dilakukan Pasal 24 ayat 3 sedangkan untuk kasus perkosaan, dengan klausul seperti itu berarti korban perkosaan tidak bisa mengajukan ganti rugi atas apa yang telah dideritanya. Adalah hal yang sesungguhnya timpang ketika dalam statuta ICTR dan ICTY diatur mengenai hak terdakwa tetapi sama sekali tidak berbicaramenyinggung hak korban.

D. 3. Ganti Rugi Rwanda

73 Catherine Petruzz, Bosnia : Why your Voice Matters http:www.ibiblio.orgnetchangebosnia.html , diakses tanggal 6 Juni 2010. 78 Universitas Sumatera Utara Para peserta tersebut berharap dapat belajar dari negara-negara yang telah memiliki mekanisme dalam menghadapi persoalan semacam ini 74 Format kompensasi yang akan diberikan bagi korban di Rwanda menjadi topik utama dalam pertemuan Persatuan Afrika The Organisation of African Unity Summit-OAU yang dilakukan di Togo. Meminta kompensasi bagi para korban genosida 1994 di Rwanda merupakan hal yang dipermasalahkan oleh OAU dimana mereka merupakan hal yang dipermasalahkan oleh OAU dimana mereka menyalahkan kekuatan negara- negara barat karena kegagalannya melakukan intervensi untuk menghentikan pembunuhan masal yang terjadi saat itu. Meskipun sebagian besar negara-negara Afrika terlibat dalam kegiatan ini ada beberapa negara yang menolak terlibat didalamnya, diantaranya Angola dan Namibia. OAU secara khusus menyalahkan Perancis dan Amerika Serikat dan menyalahkan secara umum negara-negara Dewan Keamanan PBB, sebagai pihak yang bersalah karena gagal mencegah genosida yang terjadi tersebut. . Perancis dianggap bersalah karena Perancis sesungguhnya melakukan kontak yang sangat intens dengan mantan Presiden Rwanda dari suku Hutu yang karenannya seharusnya dapat melakukan tekanan – tekanan untuk mencegah terbunuhnya 800.000 orang 75 74 Semianr on compensation of Genosida victims opens . http:www.rwandal.comgoverment0608000newscompensation4genosida.html , diakses tanggal 6 Juni 2010. 75 Togo’s President Eyedema : “Controversial host and major west African power Ivory coast has been excluded because of December’s military coup”. http:news.bbc.co.uk.1hiworldafrica823355.stm , diakses tanggal 6 Juni 2010. 79 Universitas Sumatera Utara Amerika Serikat disalahkan karena kegagalannya menggunakan pengaruhnya di dewan keamanan PBB untuk mengirimkan intervensi pasukan militer untuk mencegah pembunuhan yang terjadi. Laporan yang dikeluarkan OAU mengatakan bahwa pihak Barat telah gagal mengambil tindakan padahal ada banyak bukti yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa pembunuhan masal tersebut akan terjadi. Para perumus laporan tersebut diantaranya adalah mantan presiden Ketumile Masire dari Bostwana, Jenderal Ahmadou Toure dari Mali, Mantan Ketua Peradilan dari India PN Bhagwati dan beberapa senior PBB membuat laporan tersebut menjadi sesuatu yang harus dipertimbangkan secara serius. Dalam kesimpulan laporan tersebut dikatakan bahwa sebuah permintaan maaf yang sangat sederhana sebagaimana yang telah dilakukan oleh PBB tidaklah cukup untuk itu, mereka meminta adanya ganti rugi. Laporan tersebut juga meminta adanya ganti rugi. Laporan tersebut juga meminta agar dilakukannya di Tanzania agar dipindahkan agar dipindahkan di Rwanda. Hal lainnya yang juga diminta adalah dilakukannya ekstradisi bagi orang-orang yang dicurigai sebagai kepala pimpinan yang melakukan genosida di beberapa negara di Eropa, Afrika dan Amerika Serikat 76 Jika melihat dalam statuta ICTR maka sama halnya dengan statuta ICTY, dalam statuta ICTR akan kita temukan bahwa ganti rugi sesungguhnya dimungkinkan, hanya saja sebatas harta benda kepemilikan yang dirusak atau mengalami kerusakan akibat tindak kejahatan yang dilakukan Pasal 23 ayat . 76 Rwanda counts its dead, http:news.bbc.co.uk.1hiworldafrica838023.stm , diakses tanggal 6 Juni 2010. 80 Universitas Sumatera Utara 3 sedangkan untuk kasus perkosaan, dengan klausul seperti itu berarti korban perkosaan tidak bisa mengajukan ganti rugi atas apa yang telah dideritanya. Berdasarkan laporan komisi hak asasi manusia dilaporkan bahwa untuk menghindari terlalu penuhnya penjara akibat peristiwa pembantai yang telah berlalu maka dibuat mekanisme yang diadopsi dari kebiasaan adat masyarakat setempat gacaca-pengadilan oleh masyarakat yang mana cara ini akan diberlakukan kepada tiga dari empat kategori tersangka pelaku genosida. Yang tidak akan menggunakan cara ini adalah kategori pertama yaitu mereka yang merencanakan genosida, melakukan pembunuhan dan melakukan kekerasanpenyiksaan seksual. Ganti rugi hanya berlaku terhadap kejahatan terhadap benda milik property, jika pelaku kejahatan tidak sanggup membayar maka ia harus melakukan kerja sosial community services. Pemerintah Rwanda telah berulang kali mengindikasikan keinginannya untuk memberikan ganti rugi kepada para pihak yang selamat dari genosida dan keluarga korban atas kerugian yang mereka alami. Hanya saja jumlah kepastian yang akan diberikan belum juga dipastikan dan sampai dengan saat ini belum ada pihak yang menerima ganti rugi tersebut. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Johns Hopkins Centre for Communication Programs, sebuah LSM Internasiolah, terhadap warga Universitas Sumatera Utara Rwanda mengenai ganti rugi akibat genosida yang terjadi, mereka berpendapat agar 77 a. 86 responden sangat sependapat dengan ganti rugi yang diberikan : b. Pihak – pihak yang dianggap perlu untuk mendapatkan ganti kerugian adalah : anak – anak mereka 51, para orang tua 45, pasangan hidup suamiisteri 37, saudara laki-laki 17 dan saudara perempuan 16. c. Pembayaran dalam bentuk uang secara langsung kepada korbankeluarganya merupakan pilihan yang paling banyak dipilih. d. Sekitar 65 responden berpendapat bahwa pihak yang bersalah melakukan genosida dan keluarganya harus bertanggung jawab dalam membayar ganti rugi tersebut. e. 69 responden berpendapat bahwa dengan membayar ganti rugi merupakan bentuk keinginan pihak yang melakukan genosida untuk melakukan rekonsiliasi. f. 58 responden terutama mereka yang kehilangan anggota keluarganya akibat genosida 68, menganggap bahwa pembayaran ganti rugi tidak sebegitu penting dalam mewujudkan perdamaian di negara tersebut. g. 89 responden berpendapat bahwa perdamaian yang berkelanjutan hanya dapat terwujud jika pelaku-pelaku genosida menyadari kesalahan mereka, meminta maaf dan menunjukkan niat untuk melakukan rekonsiliasi. 77 Gacaca Perceptions Itentions, Johns Hopkins Centre for Communication Programs, http:www.jhuccp.orgcenterpubssp19Englishgac.shtml , diakses tanggal 17 Juli 2010. Universitas Sumatera Utara Pemerintah Rwanda telah membentuk lembaga keuangan nasional yang ditujukan melakukan Pendampingan terhadap para mereka yang selamat dari tindakan genosida dan pembunuhan masal. Dana ini direncanakan akan digunakan untuk melakukan pendampingan terhadap pihak – pihak yang selamat dari genosida dan pembunuhan masal yang mengalami trauma yang besar. Untuk menyiapkan program bagi lembaga keuangan ini, dilaksanakan sensus bagi pihak-pihak yang selamat dari genosida yang tidak hanya bicara mengenai jumlah saja tetapi juga gambaran sosial dan ekonomi kelompok tersebut sehingga dapat memberikan gambaran sesungguhnya mengenai kebutuhan mereka sesungguhnya 78 78 Tharcisse NTUKANYAGWE Ildephonse KARENGERA “LESSONS LEARNED IN RWANDA” . Namun, sampai saat ini belum ada satupun pihak yang telah menerima kompensasi yang dijanjikan tersebut, padahal kompensasi bagi korban genosida di Rwanda akan sangat berperan bagi persatuan dan kesatuan serta rekonsiliasi antara kedua belah pihak di Rwanda. Berdasarkan penjabaran diatas jelas terlihat bagaimana masalah ganti rugi belum dianggap penting oleh para penegak hukum internasional. Terlihat bagaimana dalam kedua statuta pengertian ganti rugi hanya sebatas harta benda yang dirusak tapi tidak dibahas mengenai kerugian-kerugian mental yang dialami oleh korban. Hal ini menjadi penting dalam hal kasus perkosaan karena ketika perkosaan terjadi kerugian terbesar yang dialami korban adalah gangguan psikologis dan mental yang dialaminya bukan hanya fisik materai saja. Dengan ketentuan yang ada tersebut berarti korban perksoaan tidak akan bisa menuntut ganti kerugian atas apa yang telah terjadi pada dirinya. http:www.tv.cbc.cawitnessrwanda.rwanwom.htm , diakses tanggal 17 Juli 2010. 83 Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP