satu-satunya pihak yang mengalami trauma. Pihak – pihak lain seperti misalnya, anak korban, anggota keluarga lainnya atau teman – teman korban
juga ikut mengalami trauma karena menyaksikan, mendengar teriakan atau melihat akibat fisik dan mental yang dialami oleh korban
28
Begitu seringnya kasus perkosaan terhadi dan dampak yang ditimbulkan dari kasus tersebut menyebabkan persoalan ini jagan lagi
dianggap sebagai masalah pribadi atau negara saja tapi sudah merupakan masalah masyarakat secara umum
.
29
C. Kasus-kasus Perkosaan di Waktu Perang yang Pernah dan sedang Terjadi
.
Kasus perkosaan yang dilakukan secara berencana dan sistematis terjadi dibeberapa tempat didunia. Diantaranya kasus Jepang pada perang Asia
Pasifik 1932-1945, kasus Bosnia-Herzegovina 1991-1995, dan kasus perang suku di Rwanda 1994. Ketiga kasus tersebut dapat menggambarkan
bagaimana perkosaan secara sistematis sungguh telah terjadi dan telah dilakukan dengan berbagai alasan yang berbeda.
C.1. Asia Pasifik – Jepang
Kasus perkosaan yang dilakukan tentara Jepang pada masa kependudukannya di beberapa negara di Asia selama perang Asia Pasifik
28
“Rape”, http:www.4woman.orgviolanceindex.cfm
, diakses tanggal 26 Juni 2010.
29
Rape is no longer a state read : family matter but rather an international read : public concern. Laura Thorton, “Defenition of Rape in Bosnia-Herzegovina : Implication for
International Norms,” April 19 1998, http:www.princeton.edu~sociologocurrancurranthorton.tml
diakses tanggal 26 juni 2010.
25
Universitas Sumatera Utara
tahun 1932-1945 merupakan tragedi menyedihkan lainnya dari sekian banyak akibat perang.
Kegiatan perbudakan seksual secara sistematis telah dilakukan oleh tentara Jepang sejak tahun 19311932 dan terus berlanjut selama masa
kependudukannya pada perang Asia Pasifik berlangsung. Pada masa itu para perempuan dikumpulkan secara paksa, dengan ancaman dan bahkan dengan
berbagai tipuan dengan tujuan melayani para petugas militer Jepang. Para perempuan ini dikenal dengan isitilah “comfort women” atau Jugun Ianfu
dikalangan militer Jepang. Meskipun tidak ada kepastian yang jelas mengenai jumlah tepatnyam diperkirakan lebih kurang 200.000 perempuan telah
menjadi “comfort women” selama pendudukan Jepang di Asia Pasifik Perang Asia Pasifik
30
Tuntutan atas pertanggung jawaban Jepang terhadap kekerasan perkosaan yang mereka lakukan selama pendudukannya di negara-negara Asia
tersebut mulai muncul kepermukaan pada awal tahun 1990-an ketika sejumlah mantan Jugun Ianfu yang berasal dari Korea Selatan mengajukan tuntutan
. Setidak-tidaknya tercatat kasus perkosaan yang dilakukan terhadap ribuan perempuan di negara – negara Asia tersebut terjadi di Filipina,
Korea Selatan, Cina, Birma dan Indonesia. Angka mencatat bahwa kasus terbanyak terjadi di Korea Selatan 80 dari total seluruh korban yang
diketahui. Perkosaan yang dilakukan tentara Jepang tersebut merupakan kasus perkosaan secara sistematis yang pertama kali dikenal oleh dunia secara
internasional.
30
“Japan’s Crimes Against Humanity : why Japan’S Hitler, Hirohito, Not Hanged?” http:www.kimsoft.com.kr-japan.htm
, diakses tanggal 4 Juli 2010.
Universitas Sumatera Utara
terhadap pemerintah Jepang atas tindakan mereka melakukan perkosaan terhadap perempuan-perempuan penduduk sipil. Mereka dijadikan pelacur
secara paksa untuk memuaskan nafsu seksual para tentara Jepang yang berada di wilayah pendudukan. Tuntutan dari perempuan-perempuan Korea tersebut
tak lama kemudian diikuti oleh perempuan-perempuan dari negara bekas pendudukan Jepang lainnya yang juga mengalami kekerasan perkosaan yang
serupa, termasuk diantaranya Cina, Filipina dan Indonesia. Tidak lepas dari cengkraman para serdadu Jepang dimasa
pendudukannya di Asia Pasifik adalah beberapa perempuan warga negara Belanda ke pemerintahan kekaisaran Jepang. Mereka pun mengalami
kekerasan dan ikut mengajukan tuntutan meminta pertanggungjawabn pemerintah Jepang atas tindakan serdadu mereka selama perang dunia II.
Berbagai bukti dokumen yang membuktikan bahwa kegiatan perbudakan seksual tersebut sungguh terjadi selama masa pendudukan Jepang
telah dipublikasikan secara internasional. Tetapi pemerintah Jepang sampai saat ini masih menutup mata atas kejahatan perang yang telah mereka lakukan.
Berkaitan dengan Indonesia, investigasi yang dilakukan di Tokyo menemukan empat dokumen yang mengacu atau menunjukan adanya
perempuan – perempuan penghibur semasa pendudukan Jepang antara tahun 1942-1945. Dokumen pertama merupakan laporan dari pemerintah sipil di
Sulawesi Selatan mengenai tata cara pengelolaan di tempat-tempat perempuan penghibur termasuk mengenai makanan dan gaji para perempuan penghibur
tersebut. Dokumen kedua merupakan surat dari seorang komandan militer 27
Universitas Sumatera Utara
tentara pendudukan Jepang di Taiwan yang meminta tambahan perempuan penghibur sebanyak 50 orang dari Kalimantan. Dokumen ketiga dari kepala
staf tentara pendudukan Jepang di Taiwan kepada Ajudan Departemen Pertahanan Jepang di Tokyo, berupa permintaan tambahan perempuan
penghibur sebanyak 20 orang untuk dibawa ke Kalimantan. Sedangkan dokumen keempat merupakan sebuah laporan tentara pengelola tempat
perempuan penghibur di pulau Jawa oleh seorang pengelolanya
31
Meskipun ada banyak dokumen resmi yang dapat membuktikan keterlibatan pemerintah Jepang dalam praktek prostitusi selama masa
pendudukannya di Asia selama Perang Dunia II namun, tidak ada satu pun pernyataan resmi dari pemerintahan Jepang yang mengakui bahwa tindakan
perbudakan seksual tersebut sungguh terjadi. Bahkan sampai saat ini tidak ada satu pun bentuk permintaan maaf yang secara resmi di keluarkan oleh
pemerintah Jepang atas tindakan mereka terhadap para perempuan diwilayah pendudukannya selama perang Asia Pasifik
.
32
Pada tahun 1389, Turki mencaplok Kosovo dan menduduki Bosnia dan Herzegovina pada tahun 1963. Terjadi suatu eksodus besar-besaran
.
C.2. Bosnia – Herzegovina
Sejarah Bosnia-Herzegovina merupakan keunikan sebuah negara yang mempunyai 4 agama. Yahudi, Katolik Roma, Kristen Orthodoks dan Islam
31
“Pemerintah Jepang Minta Maaf,” Kompas, Selasa, 7 Juli 1992.
32
Jepan’s Crimes Against Humanity : Why Japan’s Hitler, Hirohito Not Hanged?” Ibid.
28
Universitas Sumatera Utara
warga Serbia dan baru 500 tahun kemudian mereka kembali. Kosovo menjadi penting secara historis bagi Serbia
33
Tak lama setelah berdiri, Yugoslavia sebenarnya nyaris mengalami perpecahan seperti sekarang. Pemilu pada 1920 melahirkan kekuatan yang
relatif setara dari sejumlah partai yang mewakili setiap etnis di Yugoslavia. Akibatnya, pada 6 Januari 1929 konstitusi dibatalkan dan Yugoslavia
memasuki sistem pemerintahan kerajaan diktatorial di bawah Raja Alexander. Sistem pemerintahan republik dengan konstitusi barus diterapkan selepas PD
II pada November 1945 di bawah kepemimpinan Josip Broz Tito. Pada 1991, keruntuhan Yugoslavia menjadi kenyataan. Diawali
Slovenia dan Kroasia yang menyatakan memisahkan diri dari Yugoslavia, menjadi negara berdaulat. Menyusul Slovania dan Kroasia, Bosnia melalui
suatu referendum pun menyatakan pemisahan diri dari Yugoslavia dan menjadi negara berdaulat dipimpin Presiden Alija Izatbigovic. Inilah yang
memicu pembantaian rakyat Muslim Bosnia oleh bangsa Serbia pimpinan Slobodan Milosevic pada 1992.
.
Serbia berupaya mempertahankan kesatuan Yugoslavia. Etnis Serbia yang umumnya beragama Kristen Ortodox ini dingin mendominasi
pemerintahan, militer dan administrasi negara. Di Serbia terdapat sekitar 6 juta etnis Serbia, sedangkan di Bosnia 1,36 juta jiwa dan di Kroasia 0,5 juta jiwa.
Milosevic berobsesi mewujudkan Negara Serbia Raya yang bersifat
33
Seno Joko, Suyono dan Irfan Budiman, “ Kisah Sang Jagal dari Balkan”, Tempo, 29 Oktober 2000, hal 72.
29
Universitas Sumatera Utara
monoetnis, maka ia menentang habis-habisan berdirinya Bosnia-Herzegovina yang mayoritas Muslim dengan melakukan pembersihan etnis non-Serbia
34
Pembersihan etnis inilah yang kemudian menjadi sorotan masyarakat internasional karena kekejaman yang dilakukan oleh bangsa Serbia.
Pembunuhan masal dan perkosaan masal dilakukan sebagai cara untuk menghilangkan etnis lain selain etnis Serbia. Ribuan perempuan muslim
Bosnia diperkosa untuk mencapai tujuan tersebut termasuk pula diantaranya anak-anak.
.
Menghadapi aksi Serbia yang membabi buta, pada 1994 etnis Kroasia di Bosnia dan Muslim Bosnia bersatu melawan Serbia. Namun karena
persenjataan yang tak berimbang, mereka jadi bulan-bulanan Serbia. Perang sipil selama 44 bulan itu, diperkirakan memakan korban tak kurang 200 ribu
jiwa, jutaan lainnya kehilangan rumah dan terpencar-pencar dari keluarga. Mayoritas dari mereka adalah umat Islam
35
34
“Bangsa-bangsa Muslim : Bosnia-Herzegovina”
. Milosevic didukung Panglima Angkatan Bersenjata Radovan
Karadzic, melakukan pembantaian membabi buta. Saat itulah nama Bosnia- Herzegovina mencuat ke dunia dan mengundang simpati khususnya dari
negara-negara Islam. Karena memang jumlah etnis selain Serbia yang paling banyak di bekas Yugoslavia adalah muslim, maka korban dari etnis muslim
merupakan korban yang paling banyak 40 dari 3,6 juta penduduknya beragama Islam.
http:www.pesantren.netsejarahbangsa-20001113155900-bos.shtml , diakses tanggal 17
Juli 2010.
35
“Bangsa-bangsa Muslim; Bosnia – Herzegovina,” Ibid.
30
Universitas Sumatera Utara
Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO-lah yang akhirnya menghentikan aksi brutal Serbia dengan serangan udara ke Serbia dan
Montenegro. NATO kemudian memaksa Serbia menandatangani perjanjian damai yang dilakukan di Dayton, Ohio, Amerika Serikat pada penghujung
1995 perjanjian ini dikemudian hari lebih dikenal dengan nama Perjanjian DaytonDayton Agreement.
Setelah melewati perjuangan yang panjang, akhirya melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB No. SRES755 pada tanggal 20 Mei 1992, Bosnia-
Herzegovina telah diakui oleh masyarakat internasional sebagai sebuah negara yang merdeka
36
. Terlibatnya negara dalam kegiatan perkosaan yang secara masal dan sistematis sungguh terjadi sebagaimana yang terjadi dengan
perempuan-perempuan muslim Bosnia dalam konflik Semenanjung Balkan tahun 1991-1995. Hal ini dapat dilihat dalam salat satu konsideran statuta
ICTY Resolusi Dewan Keamanan no. 827 1993. Dalam perang ini, perkosaan juga digunakan sebagai strategi militer dimana lebih kurang 20.508
orang dinyatakan hilang selama perang Bonisa ini berlangsung
37
Perang suku yang terjadi di Rwanda antara suku Hutu dan suku Tutsi terjadi akibat pendudukan Belgia yang pembantaian tersebut melibatkan
aparat militer, politisi, para pengusaha dan sejumlah masyarakat sipil .
C.3. Rwanda
38
36
“Scrotan Sejarah”
.
http:www.partipas.orgulamakduniaBosniaBosnia2.html diakses
tanggal 17 Juli 2010.
37
International Committee of The Red Cross ICRC Annual Report 2000, hal. 152
38
“Rwanda: Haw the Genosida happened” http:news.bbc.co.uk1hiworldafrica1288230.stm
, diakses pada 17 Juli 2010.
31
Universitas Sumatera Utara
Sebuah kelompok sipil yang berjumlah lebih kurang 30.000 orang yang dikenal dengan nama Interahamwe berarti mereka yang menyerang
bersama-sama digerakkan dalam pembersihan etnis Tutsi tersebut. Kelompok ini terbentuk dan bergerak atas dorongan dari penjaga keamanan presiden dan
berbagai propaganda di radio. Selama Genosida berlangsung lebih kurang 100 hari bulan April
sampai Juni tahun 1994, lebih dari 800.000 orang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut yang mendominasi adalah korban dari suku Tutsi. Pembuhan
yang bertujuan pemusnahan ras ini dilakukan oleh suku Hutu terhadap suku Tutsi.Dalam perang antar suku ini perkosaan secara sistematis telah digunakan
sebagai salah satu cara pemusnahan ras genocida
39
39
“Rwanda : How the Genosida Happened” Ibid
. Perempuan-perempuan suku Tutsi diperkosa dan dibunuh oleh anggota suku Hutu.
32
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN