Setiap korban beserta keluarganya pun layak mendapat kompensasi dan pemulihan nama baik
56
Mereka menyelenggarakan Pengadilan Rakyat Internasional yang disebut International Tribunal Court di Tokyo. Koalisi Perempuan Indonesia
KPI bersama LBH APIK dan LBH Jakarta, bersama – sama dengan negara – negara korban lainnya seperti Philipina, Korea dan Taiwan, mengajukan
surat dakwaan, berikut bukti – bukti dan kesaksian atas kejahatan tentara Jepang tersebut. Juga menuntut Pemerintah Jepang mengakui kesalahannya,
meminta maaf kepada korban dan memberikan ganti rugi, reprasi serta kompensasi
.
57
56
“Menunggu Peradilan Perbudakan Seksual”
.
C. 3. 2. Kasus Bosnia Herzegovina
Sampai dengan saat dibentuk dan sampai dengan saat ini baik pengadilan internasional untuk bekas Yugoslavia maupun pengadilan
internasional untuk Rwanda telah mengeluarkan putusan – putusan yang telah mengikat mengenai kejahatan.
Dari 79 orang tertuduh pelanggaran terhadap hukum perang selama kasus Bosnia – Herzegovina, 55 orang saat ini sedang dalam proses
pengadilan 44 orang dalam tahanan dan 11 orang dibebaskan 24 orang sampai dengan saat ini masih belum diketahui keberadaannya lihat
lampiran.
http:www.geocities.comkoalisiper ,
diakses tanggal 29 April 2010.
57
Menuntut Keadilan Bagi Jugun Ianfu http:www.geocities.comkoalisipersemai-05.htm
diakses tanggal 29 April 2010.
66
Universitas Sumatera Utara
Dari putusan – putusan yang telah dihasilkan oleh pengadilan, putusan atas tindak perkosaan tercatat sebanyak 5 putusan yang dengan jelas
menggunakan kata “perkosaan” dalam penjatuhan hukumannya, yaitu terhadap :
1. Anto Furundzija, Jumat 21 Juli 2000, dengan hukuman 8 tahun penjara.
Defenisi yang sama kemudian digunakan oleh hakim – hakim di ICTY dalam memutuskan kasus perkosaan selama perang berlangsung lainnya.
2. Hazim Delic, 6 Nopember 1998, dalam putusannya hakim selain
memutuskan perkosaan sebagai kejahatan yang berdiri sendiri, hakim pengadilan juga mendefenisikan perkosaan sebagai bentuk penyiksaan
torture. 3.
Dragoljub Kunarac, Radomir Kovavc dan Zoran Vukovic pada tanggal 22 Februari 2001, dihukum atas tindakan perbudakan seksual dan perkosaan
sebagai bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan. Ia bertanggung jawab atas perbudakan seksual yang dilakukan terhadap
Muslim Bosnia di Fovca. Pengadilan ini tergolong unik karena memang berfokus pada kejahatan seksual.
Mereka menggunakan perkosaan sebagai teror di desa di Foca selama berlangsungnya perang di Bosnia. Pengadilannya berlangsung selama 10
bulan. Salah satu tuduhannya adalah bertanggungjawab atas perkosaan terhadap anak berusia 15 dan 12 tahun. Kunarac terbutki bersalah terhadap 11
tuduhan pemerkosaan terhadap wanita-wanita dan anak-anak perempuan 67
Universitas Sumatera Utara
Muslim selama berlangsungnya konflik pada tahun 1992-1995. Ia dihukum 28 tahun penjara.
Kovac dihukum 20 tahun penjara untuk 4 tuduhan termasuk salah satunya melakukan kekerasan seksual terhadap anak berusia 12 tahun.
Vukovic, dihukum 12 tahun penjara atas empat tuduhan dimana salah satunya atas perkosaan terhadap seorang anak berusia 15 tahun yang ternyata
seusia dengan anak perempuannya sendiri
58
58
Historic Trial Makes Rape War Crime February 22, 2001 Web posted at : 7:11 p.m. EST 0011 GMT,
. Saat ini mantan Presiden Yugoslavia, Slobodan Milosevic juga sedang
dalam sebuah proses pengadilan yang bertujuan meminta pertanggungjawabannya terhadap peristiwa genosida yang dialami aum
muslim Bosnia termasuk didalamnya perkosaan yang dilakukan secara sistematis dan masal terhadap kaum perempuan muslim Bosnia sebagai alat
dari genosida. Proses penegakan hukum internasional untuk menanggulangi
kejahatan yang terjadi di Bosnia dimulai dengan diadakannya dua pengadilan Hague pada saat yang nyaris bersamaan. Pada bulan maret 1993, Bonsia
menuntut Republik Federal Yugoslavia FRY ke pengadilan internasional dengan tuduhan telah melanggar Konvensi Jenewa 1949. Dua bulan
kemudian, Dewan Keamanan PBB membentuk Pengadilan Kriminal Internasional untuk Mantan Yugoslavia.
http:www5.cnn.com2001WORLDeurope0222hague.trial.03amanpour.verdict.wav , diakses
tanggal 7 April 2010.
Universitas Sumatera Utara
Tuduhan yang diinginkan oleh para warga Bosnia delapan tahun yang lalu sama dengan yang dituduhkan para Milosevic saat ini sebagaimana yang
dibuat oleh penuntut umum, Carla Del Ponte. Dalam berbagai kesempatan, Yugoslavia selalu mencoba menghindari tanggung jawabnya atas apa yang
terjadi. Ia menolak menerapkan aturan-aturan pengadilan untuk mencari tahu pelanggaran-pelanggaran yang terjadi atas konvensi Genosida. Ia kemudian
juga mempermasalahkan kemampuan hukum Bosnia dan Herzegovina ketika mengajukan kasus tersebut ke pengadilan, termasuk pula jurisdiksi
pengadilan di pertanyakan. Pada bulan Juli 1996, pengadilan telah menyelesaikan semua
keberatan-keberatan yang muncul pada akhirnya membawa Yugoslavia sebagai tertuduh atas tuduhan Binsia dengan tuduhan bahwa pemerintahan
Sarajevo melakukan Genosida terhadap Penduduk Serbia yang ada di Bosnia. Sampai dengan 2000, Belgrade selalu mencoba dalam setiap hubungan
internasional bahwa Bosnia menghentikan tuntutannya. Dengan kewenangan perwakilan Serbia di kelembagaan warga Bosnia, Yugoslavia seringkali
mencoba menghentikan penerapan keputusan pengadilan bahkan ketika dibawah pemerintahan presiden yang baru, Vojislav Kostunica, pemerintahan
mengatakan bahwa negara tersebut bukan lagi anggota PBB dari sejak tanggal 1992 sampai dengan 2000 dan karenanya bukan anggota Konvensi
Genosida. 69
Universitas Sumatera Utara
Pengadilan terhadap penjahat perang meminta pertanggung jawaban pribadinya atas rencana dan melakukan tindakan genosida di Bosnia. Kasus
terhadap Milosevic diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu tahun
59
Persetujuan tersebut diprakarsai oleh sekjen PBB Kofi Anan, dimana ada tujuh negara yang menentang dibentuknya pengadilan ini diantaranya
adalah Amerika Serikat, Cina dan Israel .
Pada bulan Juli, 160 negara memutuskan untuk membuat sebuah pengadilan internasional kriminal yang permanen yang dapat mengadili para
individu yang melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang perhatian bersama, misalnya genosida, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap
kemanusiaan.
60
Sebuah pengadilan yang sifatnya permanen akan dapat bereaksi lebih cepat ketimbang sebuah pengadilan yang sifatnya sementara ad hoc. Selain
. Kebutuhan akan ICC ini dimulai ketika Majelis Umum PBB mulai
merasakan adanya kebutuhan pengadilan semacam ini pada tahun 1948, ketika terjadi pengadilan Nurenbergh dan Tokyo setelah Perang Dunia II dan
kemudian telah menjadi sejak saat itu. Kemudian dibelakang hari, terjadilah kasus Bosnia dan Rwanda dengan kemudian dibentuk dua pengadilan
internasional yang membutuhkan sebuah mekanisme yang permanen yang dapat menghukum pelaku pembuhan masal dan penjahat perang semakin
menjadi – jadi.
59
A Criminal Entity, About the Republika Srpska By Kasim Trnka in Sarajevo, http:www.muslimlawyers.netnewsindex.php3?aktion=shownumber=83
, diakses tanggal 15 Juni 2010
60
Some Questions and Answers http:www.ejil.orgjournalVol5No3art4-02.html
, diakses tanggal 5 Juni 2010.
70
Universitas Sumatera Utara
itu pengadilan yang permanen dengan sistem yang telah pasti akan menjadi alat yang lebih kuat untuk mencegah kejahatan-kejahatan serupa.
Tuduhan terhadap mantan Presiden Slobodan Milosevic lewat pengadilan ad hoc pada bulan Juni 1999 dengan tuduhan kejahatan terhadap
kemanusiaan semakin memperkuat keinginan pentingnya peranan pengadilan yang permanen
61
Pengadilan internasional untuk kasus Rwanda merupakan pengadilan yang memberikan preseden penting dalam perlindungan terhadap korban
perkosaan di waktu perang. Pengadilan inilah yang pertama kalinya dalam sejarah pada tanggal 2 September 1998, menghukum terpidana Akayesu
dengan tuduhan genosida dan menggunakan perkosaan secara sistematis sebagai alat dari genosida
.
C. 3. 3. Rwanda