Prosedur Perjanjian Pemborongan Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

juga dapat terjadi misalnya pihak perencana atau arsitek merupakan personil dari pihak pemborong, atau pihak direksi dan pengawas ditunjuk oleh pihak yang memborongkan atau bahkan keempat unsur tersebut berada pada satu pihak. Jika keempat unsur tersebut berada pada satu tangan maka disebut swakelolaeigenbeheer. Swakelola menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 adalah pengadaan barangjasa dimana pekerjaannya dilaksanakan danatau diawasi sendiri oleh kementerianlembagasatuan kerja perangkat daerahinstitusi lainnya sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain danatau kelompok masyarakat. Proyek-proyek pemerintah yang dilakukan secara swakelola misalnya seperti : 57 1 Proyek yang tidak dapat ditunda-tunda akibat adanya bencana alam 2 Proyek-proyek yang sifatnya menyangkut segi keamanan seperti gudang penyimpanan senjata. 3 Tidak adanya pemborong yang mau mengerjakan proyek tersebut.

E. Prosedur Perjanjian Pemborongan

Pada umumnya dalam proses pemborongan pekerjaan terdapat kegiatan- kegiatan yang harus dilakukan sebelum terjadinya perjanjian pemborongan. Kegiatan tersebut dapat dikatakan merupakan fase yang mendahului terjadinya perjanjian precontractuale fase. Fase sebelum kontrak atau lazim disebut prosedur pelelangan, dapat terjadi jika pemborongan pekerjaan tersebut dilakukan 57 ibid UNIVERSITAS SUMATERA UTARA melalui pelelangan, dimulai sejak adanya pemberitahuan atau pengumuman sampai dengan pelulusan dari pelelangan sebagai berikut : 58 1. Pemberitahuan atau pengumuman secara umum atau secara terbatas tentang adanya pelelangan pekerjaan, disertai dengan penjelasan mengenai pekerjaan dan persyaratan-persyaratan pekerjaan. 2. Penyaringan pemborong 3. Pemenuhan jaminan yang diwajibkan dalam perjanjian pemborongan pekerjaan 4. Pelelangan dan pelulusan Pada umumnya pemborongan pekerjaan sektor swasta mengikuti prosedur tersebut, namun mengenai pemborongan pekerjaan bagi pemerintah diatur secara khusus dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Penjelasan mengenai fase-fase pemborongan pekerjaan tersebut diuraikan sebagai berikut: 59 1. Pengumuman tentang adanya pelelangan umum atau terbatas Pengumuman tentang adanya pelelangan umum atau terbatas memuat petunjuk-petunjuk dimana bestek harus diambil, dimana penjelasan tentang pekerjaan akan disampaikan, yang memungkinkan adanya penambahan ataupun perubahan terhadap bestek yang telah disusun, dimana tempat lokasi proyek atau pekerjaan, dimana tempat pendaftaran dan batas waktu pendaftaran, dimana dan kapan saat pelelangan akan diadakan. Bestek adalah uraian-uraian tentang pekerjaan disertai dengan gambar-gambar yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan tersebut. 58 Ibid hal. 8 59 Ibid, hal. 10. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pemborong yang berminat untuk melaksanakan pekerjaan tersebut setelah memenuhi persyaratan yang diwajibkan dapat mendaftarkan secara tertulis, yaitu dengan cara melakukan penawaran secara tertulis dengan berdasarkan batas waktu yang telah disebutkan dalam pengumuman, untuk kemudian ikut dalam pelelangan. 2. Penyaringan Pemborong Penyaringan rekananpemborong menurut teori terdiri atas : 60 a. Kualifikasi yaitu penyaringan pemborong menurut tingkat kemampuannya pada masing-masing bidang, sub bidang dan lingkup pekerjaannya dalam jangka waktu panjang, misalnya selama lima tahun. Sedangkan untuk pengadaaan barangjasa pemerintah menurut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentulainnya dari penyedia barangjasa. Terhadap badan usaha yang telah melalui proses kualifikasi dan telah lulus kualifikasi untuk melakukan pekerjaan jasa pemborongan, konsultasi atau pengadaan barangjasa tersebut disebut “Rekanan”. Para rekanan tersebut selanjutnya ditempatkan dalam suatu daftar yang disebut Daftar Rekanan Mampu DRM. 61 b. Prakualifikasi yaitu penyaringan pemborong menurut kemampuannya dalam jangka waktu pendek yaitu kurang dari lima tahun. Sedangkan untuk barangjasa pemerintah di dalam Peraturan Presiden Nomor 54 60 Djulmialdji I, op.cit., hal. 48. 61 Munir Fuady ,op.cit., hal. 174. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tahun 2010 prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi sebelum dilakukan proses penawaran, yang dilaksanakan untuk pengadaan pemilihan penyedia jasa konsultansi, pemilihan penyedia barangpekerjaan konstruksijasa lainnya yang bersifat kompleks melalui pelelangan umum, serta pemilihan penyedia barangpekerjaan konstruksijasa lainnya yang menggunakan metode penunjukan langsung, kecuali untuk penanganan darurat. Bagi para pemborong yang lulus prakualifikasi diberikan suatu sertifikat yang disebut Tanda Daftar Rekanan TDR, yang merupakan prasyarat untuk mengikuti pelelangan dan penunjukan langsung. c. Klasifikasi yaitu penyaringan pemborongan menurut spesialisasinya seperti pemborong spesialisasi kelistrikan, bidang PAM, bidang perkapalan dan sebagainya. 3. Pemenuhan jaminan yang diwajibkan dalam perjanjian pemborongan pekerjaan, dikenal adanya empat jaminan yaitu : 62 a. Bank garansigaransi bankjaminan bank. Bank garansi merupakan salah satu bentuk dari perjanjian penangguhan borgtocht, yaitu suatu perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berpiutang mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si berpiutang, manakala orang ini tidak memenuhinya. Bank bertindak sebagai penanggung apabila si penanggung wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan. Bank garansi bersifat 62 Djulmialdji I, op.cit., hal. 128. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA accesoirperjanjian tambahan yang keberadaannya bergantung pada perjanjian pokok. Bank garansi akan berakhir jika perjanjian pokok berakhir. b. Surety bond Surety bond adalah suatu perikatan jaminan dalam bentuk warkat, dimana penjamin perusahaan surety dengan menerima premi service charge mengikatkan diri guna kepentigan obligee untuk menjamin pelaksanaan atas suatu kewajiban atau perikatan pokok dari prinsipal, yang mengakibatkan kewajiban membayar atau memenuhi suatu prestasi tertentu terhadap obligee, apabila prinsipal ternyata cidera janji, maka surety merupakan suatu bentuk jaminan bersyarat sedangkan jaminan bank merupakan jaminan tanpa syarat yaitu membayar sebesar pemberian garansi, apabila ternyata pemborong gagal melaksanakan isi perjanjian. 63 c. Jaminan pemeliharaanmaintenance bond Jaminan pemeliharaan biasanya merupakan jaminan terhadap obligee atas kerusakan pekerjaan atau material setelah pelaksanaan pekerjaan selesai. Kadang jaminan pemeliharaan memasukkan suatu kewajiban lain untuk suatu maksud tujuan efficient or succesfull operation. 64 Dalam hal ini bouwheer menahan sejumlah uang tertentu dari harga proyek pada saat penyerahan pekerjaan pertama, dengan tujuan agar rekanan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang mungkin terdapat 63 Ibid hal. 39. 64 Ibid, hal. 51. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pada pekerjaan tersebut, kemudian pembayaran akan atas sisa sejumlah harga tersebut akan dibayarkan apabila perbaikan telah dilakukan. d. Jaminan pembangunanbond garansi Dalam perjanjian pemborongan, bouwheer dapat mensyaratkan adanya pemborong peserta yang akan melanjutkan pekerjaan jika pemborong utama tidak menyelesaikan pekerjaannya, misal meninggal dunia. Jaminan ini menguntungkan baik bagi bouwheer maupun pemborong, di pihak bouwheer tidak terjadi hambatan dalam penyelesaian pekerjaan, sedangkan di lain pihak pemborong tidak perlu membayar ganti rugi akibat tidak dapat melanjutkan pekerjaannya. Keempat jaminan tersebut dikenal dalam proyek pengadaan barangjasa bagi sektor swasta, sedangkan untuk pengadaan barangjasa pemerintah terdapat pengaturan khusus mengenai jaminan yaitu dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Bagi pengadaan barangjasa pemerintah jaminan adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat unconditional, yang dikeluarkan oleh Bank UmumPerusahaan PenjaminanPerusahaan Asuransi yang diserahkan oleh Penyedia BarangJasa kepada PPKULP untuk menjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia BarangJasa. Jaminan pengadaan barangjasa untuk proyek pemerintah yang diatur dalam pasal 67 ayat 2 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 terdiri atas : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Jaminan Penawaran 2. Jaminan pelaksanaan 3. Jaminan uang muka 4. Jaminan pemeliharaan 5. Jaminan sanggahan banding 4. Pelelangan dan Pelulusan Untuk barangjasa pemerintah, menurut ketentuan Pasal 35 ayat 2 Peraturan Presiden no 54 Tahun 2010 terdapat lima metode pemilihan penyedia khusus untuk jasa konstruksi, yaitu : a. Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barangpekerjaan konstruksijasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barangpekerjaan konstruksijasa lainnya yang memenuhi syarat. b. Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan konstruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. c. Pemilihan langsung adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 200.000.000 dua ratus juta rupiah. d. Penunjukan langsung adalah metode pemilihan barangjasa dengan cara menunjuk langsung satu penyedia barangjasa. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA e. Pengadaan langsung adalah pengadaan barangjasa tanpa melalui pelelangan, seleksipenunjukan langsung. Penentuan pelulusan pelelangan dalam praktek ditentukan atas penawaran terendah yang dapat dipertanggungjawabkan the lowest responsible bid. 65 Perjanjian pemborongan pekerjaan secara umum dapat berakhir dalam hal- hal sebagai berikut ini : Pelulusan pelelangan dengan penawaran terendah memberikan keuntungan kepada Negara, dapat dipertanggungjawabkan sebagai calon pemenang dengan memperhatikan keadaan umum dan keadaan pasar, baik untuk jangka pendek maupun jangka menengah.

F. Berakhirnya Perjanjian Pemborongan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama Pt.Indonesia Asahan Aluminium Dengan Pt.Putra Tanjung Lestari Dalam Pengandaan Tenaga Keeja Outsourcing Setelah Pt.Inalum Bumn

1 53 110

Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan/Konstruksi Antara Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air Dengan Perusahaan Rekanan ( Studi Di Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara)

1 67 98

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama Pengadaan Armada Kendaraan Bus Wisata Antara PT. Lingga Jati Al Manshurin Dengan P.O. Karona

2 56 102

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama Jual-Beli Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Antara PTPN I DAN PT. Bagun Sempurna Lestari (BSL)

12 132 123

Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual

2 43 88

Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local (Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional)

2 43 119

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Antara Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar Dengan Cv. Sibange-Bange Siantar Simarimbun (Studi: Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar)

0 42 133

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Antara Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar Dengan Cv. Sibange-Bange Siantar Simarimbun (Studi: Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar)

0 18 133

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian - Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

0 0 10