Rencana Penyelesaian Masalah Analisa Ruang Rawat 1. Pengkajian

perawat untuk menyusun jadwal perawat yang bertanggung jawab dalam kegiatan TAK, serta membuat leaflet sesuai dengan diagnosa pasien untuk keluarga di ruang Cempaka.

4. Rencana Penyelesaian Masalah

a. Pilar I Management Approach 1 Sosialisasi penggunaan format kerja harian perawat. 2 Sosialisasi pelaksanaan pergantian shift. 3 Anjurkan kepala ruangan dan ketua tim untuk melaksanakan prepost conference . 4 Anjurkan kepala ruangan dan ketua tim untuk membuat daftar nama pasien dan perawat yang bertanggung jawab 5 Anjurkan kepala ruangan untuk mengukur indikator mutu, khususnya TOI. 6 Buat kuesioner kepuasan pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan b. Pilar II Compensatory Reward Anjurkan kepada pihak rumah sakit untuk mengadakan pelatihan manajemen MPKP. c. Pilar III Professional Relationship Sosialisasi tentang case conference dan menganjurkan kepada kepala ruangan untuk melakukan case conference. Universitas Sumatera Utara d. Pilar IV Buat format TAK, melaksanakan kegiatan TAK seminggu minimal sekali sesuai dengan kasus, dan menyusun jadwal perawat yang bertanggung jawab dalam kegiatan TAK serta membuat leaflet sesuai dengan diagnosa pasien untuk keluarga di ruang Cempaka. 5. Implementasi Setelah disepakati prioritas masalah dan rencana penyelesaian masalah, mahasiswa PBLK melakukan implementasi kegiatan. Implementasi kegiatan dilakukan mulai tanggal 19-30 Juni 2012 di ruang Cempaka RSJD Provsu. Adapun implementasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa PBLK menggunakan pendekatan empat pilar manajemen MPKP, sebagai berikut : a. Pilar I Dari segi pengelolan pelayanan keperawatan, mahasiswa telah membuat format rencana kerja harian, bulanan, yang dilakukan pada minggu kedua. Format rencana kerja yang telah dibuat mahasiswa dijilid dan diserahkan ke ruangan. b. Pilar II Pada pilar kedua, mahasiswa hanya dapat memberikan saran kepada kepala ruangan untuk mengusulkan diadakannya pelatihan manajemen MPKP dan asuhan keperawatan jiwa bagi perawat di ruangan. Universitas Sumatera Utara c. Pilar III Pada pilar ketiga, mahasiswa PBLK melakukan sosialisasi case conference pada tanggal 29 Juni 2012 dengan mengangkat salah satu kasus kelolaan mahasiswa yaitu kasus halusinasi pendengaran di ruangan cempaka. Diharapkan setelah dilakukan sosialisasi case conference di ruang cempaka, kegiatan tersebut akan terus berlanjut dan terjadwal dengan baik. d. Pilar IV Pada pilar keempat, mahasiswa PBLK melakukan asuhan keperawatan pada semua pasien yang ada di ruangan. Untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang strategi pertemuan yang telah diberikan sesuai dengan diagnosa keperawatan pasien. Mahasiswa PBLK melakukan TAK pada kelompok pasien dengan diagnosa yang sama yang merupakan diagnosa terbanyak di ruangan. Adapun TAK yang dilakukan adalah TAK halusinasi sesi 1-5, TAK harga diri rendah sesi 1-2, TAK isolasi sosial sesi 1-7. Selain itu, mahasiswa juga memberikan leaflet tentang semua diagnosa keperawatan gangguan jiwa. Diharapkan leaflet tersebut mempermudah perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien. 6. Evaluasi Waktu pelaksanaan PBLK di ruangan cempaka RSJD Provsu dilaksanakan selama empat minggu yaitu tanggal 11 Juni – 7 Juli 2012. Berdasarkan hasil kesepakatan dengan perawat ruang cempaka, maka terdapat empat Universitas Sumatera Utara kegiatan dari 3 pilar MPKP yaitu management approach, professional relationship, patient care delivery . Kegiatan lain yang dilakukan oleh mahasiswa PBLK secara individu adalah memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan kasus yang dikelola. Berdasarkan hasil dari penyelesaian masalah yang dilakukan di ruang cempaka dengan menggunakan pendekatan MPKP dapat dievaluasi sebagai berikut : a. Pilar I Selama proses implementasi, dapat dianalisa bahwa belum maksimalnya pembuatan rencana kerja harian. Sehingga perlu ditetapkan pembuatan rencana kerja harian sebagai penilaian kinerja perawat. Selain itu, perlunya penyegaran ulang tentang cara pembuatan rencana kerja harian yang efektif, yang mengacu pada tindakan keperawatan berdasarkan masalah keperawatan tiap pasien. b. Pilar II Hasil observasi menunjukkan bahwa penilaian kinerja dan pengembangan staf belum optimal dilakukan secara terjadwal oleh kepala ruangan terhadap ketua tim dan supervisi ketua tim terhadap perawat pelaksana. Selain itu, belum terlaksananya dengan optimal daftar perawat yang bertanggung jawab atas tiap pasien. c. Pilar III Hasil observasi menunjukkan bahwa case conference belum berjalan dengan optimal padahal kegiatan ini merupakan sarana yang tepat untuk Universitas Sumatera Utara membagi pengetahuan. Oleh sebab itu, mahasiswa PBLK melakukan sosialisasi case conference pada perawat di ruangan cempaka dan menyarankan untuk dapat melakukannya secara rutin dan terjadwal. Sehingga kepala ruangan dapat membimbing ketua tim yang belum melakukan case conference, sedangkan ketua tim dapat membimbing perawat pelaksananya untuk membaca kasus yang sedang dibahas. Dengan demikian, semua perawat menjadi percaya diri dalam melakukan case conference. d. Pilar IV Pemberian asuhan keperawatan di ruang cempaka diharapkan berfokus pada tindakan keperawatan tanpa mengabaikan tindakan kolaborasi. Metode penugasan yang digunakan adalah metode tim, tetapi masih sebagian menggunakan metode fungsional. Hal ini menyebabkan perawat berinteraksi dengan klien jika hanya ada tindakan tertentu yang ingin dilakukan misalnya menyuntik dan memberikan obat. Strategi pertemuan dan terapi aktivitas kelompok belum terlaksana secara optimal. Hal tersebut terjadi karena struktur kegiatan perawat di ruangan belum berjalan dengan baik. Semua tindakan keperawatan sama untuk semua pasien, khususnya strategi pertemuan bagi pasien. Selain itu, untuk mengoptimalkan asuhan keperawatan, mahasiswa dan perawat ruang cempaka membuat TAK khususnya bagi tiga diagnosa terbesar yaitu isolasi sosial, HDR dan halusinasi. Berdasarkan observasi dan wawancara, pasien tampak lebih bersemangat dan memahami Universitas Sumatera Utara masalah kesehatan jiwa yang sedang dihadapinya dan berusaha untuk mengatasinya.

C. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran di Ruang Sipiso-Piso Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

9 98 138

Manajemen Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Isolasi Sosial Di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 62 149

Hubungan Pelaksanaan Intervensi Keperawatan Dengan Pengendalian Diri Klien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

1 53 73

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG ABIMANYU ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 2 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 0 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 1 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S. DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 0 4

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 83

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 24

LAPORAN PBLK Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Mata Ajaran Pengalaman Belajar Lapangan Kom

2 4 10