BAB III PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Landasan Teori 1. Definisi harga diri rendah
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai dengan ideal
diri Keliat, 1998. Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan
interpersonal yang buruk. Harga diri meningkat bila diperhatikandicintai dan dihargai atau
dibanggakan. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Harga diri tinggipositif ditandai dengan ansietas yang rendah,
efektif dalam kelompok, dan diterima oleh orang lain. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi
secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman sedangkan individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara
negatif dan menganggap sebagai ancaman Yoseph, 2009.
2. Proses terjadinya harga diri rendah
Berdasarkan hasil riset Malhi 2008, dalam http:www.tqm.com menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita
seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai
Universitas Sumatera Utara
tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya, hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal.
Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal
sering gagal di sekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya. Dalam Purba 2008, ada empat cara dalam meningkatkan harga diri yaitu :
1 Memberikan kesempatan berhasil 2 Menanamkan gagasan
3 Mendorong aspirasi 4 Membantu membentuk koping
Menurut Fitria 2009, faktor-faktor yang mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
a Faktor predisposisi Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang
tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis.
Universitas Sumatera Utara
b Faktor presipitasi Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah hilangnya
sebagian tubuh, perubahan penampilanbentuk tubuh, mengalami kegagalan serta menurunnya produktivitas.
Sementara menurut Purba, dkk 2008 gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara situasional dan kronik. Gangguan harga diri yang terjadi
secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban perkosaan,
atau menjadi narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga menyebabkan rendahnya harga diri seseorang diakibatkan
penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta
perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga. Sedangkan gangguan harga diri kronik biasanya sudah berlangsung sejak
lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
Menurut Peplau dan Sulivan dalam Yoseph 2009 mengatakan bahwa harga diri berkaitan dengan pengalaman interpersonal, dalam tahap
perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti good me, bad me, not me, anak sering dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan amannya tidak
terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah. Menurut
Caplan, lingkungan sosial akan mempengaruhi individu, pengalaman
Universitas Sumatera Utara
seseorang dan adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai akan menyebabkan stres dan
menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri rendah. Caplan dalam Keliat 1999 mengatakan bahwa lingkungan sosial,
pengalaman individu dan adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai akan menyebabkan
stres dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri rendah.
3. Asuhan keperawatan pasien dengan harga diri rendah a. Pengkajian