Kemampuan Merawat Kesimpulan PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN

e. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan diaplikasikan dengan menggunakan Strategi Pertemuan SP untuk pasien dan keluarga pasien, sebagai berikut : Tabel 4. Strategi pertemuan pada pasien dan keluarga pasien harga diri rendah No. KemampuanKompetensi

A. Kemampuan Merawat

1. SP1 1. Mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. 2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan ini. 3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien 1 kemampuan. 4. Melatih pasien sesuai dengan kemampuan yang dipilih. 5. Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien. 6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. 2. SP2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Melatih kemampuan kedua. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Kemampuan Merawat Keluarga

1. SP1 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien. 2. Menjelaskan pengertian, tanda, dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya. 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien HDR. 2. SP2 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat dengan harga diri rendah. 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah. 3. SP3 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat. 2. Menjelaskan follow up pasien dan rujukan bila kembali ke rumah. Universitas Sumatera Utara

f. Evaluasi keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap kemampuan pasien harga diri rendah dan keluarganya, antara lain : 1 Kemampuan yang diharapkan dari pasien : a Pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki b Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat dikerjakan c Pasien dapat melatih kemampuan yang dapat dikerjakan d Pasien dapat membuat jadwal kegiatan harian e Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal kegiatan harian 2 Kemampuan yang diharapkan dari keluarga : a Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien b Menyediakan fasilitas untuk pasien dapat melakukan kegiatan c Mendorong pasien melakukan kegiatan d Memuji pasien saat pasien dapat melakukan kegiatan e Membantu melatih pasien f Membantu penyusunan jadwal kegiatan pasien g Memantau perkembangan pasien

B. Tinjauan Kasus 1. Pengkajian pada pasien dengan gangguan jiwa

Ruang Rawat : Cempaka Tanggal dirawat : 19 Januari 2012 Universitas Sumatera Utara a. Identitas Klien Inisial : Ny. R Tanggal pengkajian : 19 Juni 2012 Umur : 40 tahun RM : 02.74.91 b. Alasan Masuk Klien suka bicara-bicara sendiri, suka menyendiri, sulit tidur, marah- marah tanpa sebab dan mau melempar-lempar barang. Hal ini dialami klien sejak 10 tahun yang lalu. c. Faktor Predisposisi Klien sebelumnya pernah dirawat di RSJD Provsu kira-kira 4 tahun yang lalu tahun 2008 namun pengobatannya kurang berhasil karena klien tidak meminum obat secara teratur dan rutin sehingga klien kembali dibawa ke RSJD Provsu pada tanggal 19 Januari 2012. Klien sudah menikah dan telah dikaruniai 3 orang anak, tetapi pada tahun 2002 klien diceraikan oleh suaminya. Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan, harga diri rendah, regimen terapeutik tidak efektif. Universitas Sumatera Utara 1 Genogram Ny.R 40 thn Keterangan : : Laki-laki : Bercerai : Perempuan : Klien kelolaan : Meninggal : Tinggal serumah Penjelasan : Klien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, terdapat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa yaitu ibu Ny. R dengan gejala marah-marah dan sering bicara sendiri. Ibu Ny.R tidak pernah mendapatkan pengobatan atau perawatan jiwa. Klien sehari-hari merawat ibunya serta anak-anaknya karena klien tinggal bersama ibu dan adiknya setelah klien resmi bercerai dengan suaminya sejak tahun 2002. Klien tidak rutin minum obat maupun kontrol karena malas dan sering lupa. Masalah Keperawatan : Kurang efektifnya koping keluarga : ketidakmampuan keluarga dalam merawat Universitas Sumatera Utara anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 2 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : pasien diceraikan oleh suaminya. Masalah Keperawatan : Berduka disfungsional. d. Fisik 1 Tanda Vital : TD : 12070 mmHg, N : 76 xi, S : 36,8ºC, RR : 22 xi 2 Ukur : TB : 160 cm, BB : 58 kg 3 Keluhan Fisik : Kondisi fisik klien dalm keadaan baik dan normal Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah e. Psikososial 1 Konsep Diri a Gambaran Diri : Klien mengatakan bahwa ia menyukai seluruh bagian tubuhnya. b Identitas : Klien merupakan seorang ibu dari tiga orang anak. Klien merasa sedih karena sudah berstatus janda karena telah diceraikan oleh suaminya. c Peran : Klien tidak mempunyai pekerjaan, hanya mengurusi kebutuhan rumah tangga. d Ideal Diri : Klien ingin cepat sembuh dan ingin kembali berkumpul dengan keluarga dan ketiga anaknya. Universitas Sumatera Utara e Harga Diri : Klien merasa kecewa dan sedih karena tidak diperdulikan oleh suaminya, serta tidak pernah diberi nafkah lagi. Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah 2 Hubungan Sosial a Orang yang berarti : Klien mengatakan bahwa orang yang paling disayang dan dekat dengannya adalah ibu dan ketiga anaknya. b Peran serta dalam kegiatan kelompokmasyarakat : Klien mengatakan jarang berinteraksiikut serta dalam kegiatan kelompok maupun masyarakat. c Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien merasa malu dengan status dan keadaan dirinya sendiri, tetapi jika diajak bicara oleh orang lain, klien masih mau berbicara dan mengobrol walaupun hanya sebentar saja. Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah 3 Spiritual a Nilai dan keyakinan Klien menganut agama Islam dan yakin akan agama yang dianutnya. b Kegiatan ibadah Klien sebelum masuk RSJ rajin beribadah, tetapi selama dirawat di RSJ sudah jarang beribadah. Hanya berdoa sebelum tidur. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Universitas Sumatera Utara f. Status Mental 1 Penampilan Klien berpakaian rapi, rambut bersih dan disisir, mandi pagi dan sore, penggunaan pakaian sesuai, kuku pendek. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 2 Pembicaraan Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat sambil sesekali menundukkan wajahnya. Klien tidak dapat memulai pembicaraan dan hanya menjawab jika ditanya. Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah HDR 3 Aktivitas motorik Klien tampak lesu, tetapi masih dapat beraktivitas dengan baik. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 4 Alam perasaan Klien tampak lesu, sedih, wajah muram, dan terkadang pandangan kosong. Masalah Keperawatan : Gangguan alam perasaan 5 Afek Klien berbicara dengan afek normal, sesuai dengan suasana hati dan isi pembicaraan. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Universitas Sumatera Utara 6 Interaksi selama wawancara Selama wawancara dengan perawat, klien tampak kooperatif dan kontak mata + tetapi sesekali menundukkan wajahnya. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 7 Persepsi Klien mengatakan bahwa pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghirupan dalam keadaan baik. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 8 Proses pikir Klien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik, daya ingat klien masih bagus, baik ingatan masa lampau maupun kini. Klien mengatakan bahwa ia sering mendengar tetangganya sering menjelek-jelekkan dirinya. Klien juga mengatakan bahwa ia marah pada adiknya yang akan membangun dapur di rumah orangtuanya karena merasa adiknya akan menggambil rumah dan semua harta orang tuanya serta takut ia tidak mendapatkan harta warisan. Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga 9 Tingkat kesadaran Klien dalam keadaan sadar penuh dan dapat menyebutkan hariwaktu, tempat, dan orang dengan baik tanpa dibantu perawat. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Universitas Sumatera Utara 10 Memori Klien masih dapat mengingat kejadian jangka panjang dan jangka pendek dengan baik. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 11 Tingkat konsentrasi dan berhitung Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung dengan baik. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 12 Daya tilik diri Klien menyadari bahwa ia mengalami gangguan jiwa karena stres diceraikan suaminya dan marah pada adiknya yang akan mengambil rumah dan harta orang tuanya. Klien juga ingin cepat sembuh dan dapat berkumpul kembali dengan ketiga anaknya. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah g. Kebutuhan Persiapan Pulang 1 Perawatan Diri Klien mampu melakukan mandi, BAKBAB, makan, berpakaian, dan berdandan sendiri. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 2 Nutrisi Klien merasa lebih enak masakan di rumah daripada di RSJ, tetapi harus tetap bersyukur dan dimakan saja. Klien mendapatkan makanan 3 kali sehari dan makanan tambahan seperti roti dan buah jika anggota keluarganya datang menjenguk. Universitas Sumatera Utara Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 3 Tidur Klien mengatakan bahwa ia tidak mengalami gangguan tidurklien dapat tidur nyenyak pada malam hari tetapi, klien jarang tidur siang. Tidur setiap pukul 20.00 WIB dan bangun setiap pukul 06.00 WIB. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah h. Mekanisme Koping Klien melakukan mekanisme koping dengan berbicara dengan orang lain, menonton TV, teknik relaksasi, aktivitas konstruktif, dan mencoba untuk selalu bersyukur dan selalu berpikir positif sesuai dengan yang diajarkan oleh perawat. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah i. Aspek Medis Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid Terapi Medik : Tablet Haloperidol 3 x 5mg Tablet THP 2 x 2mg Tablet Chlorpromazine 1 x 100mg j. Daftar Masalah Keperawatan 1 Harga diri rendah 2 Gangguan proses pikir : Waham Curiga 3 Perilaku kekerasan 4 Regimen terapeutik tidak efektif 5 Koping keluarga tidak efektif Universitas Sumatera Utara 6 Berduka disfungsional 7 Gangguan alam perasaan k. Analisa Data No. DATA MASALAH 1. DS : Klien mengatakan bahwa ia merasa sedih dan kecewa karena diceraikan oleh suaminya dan tidak pernah diberi nafkah. DO : Klien berbicara dengan suara pelan dan lambat, sering menundukkan wajahnya. Harga diri rendah 2. DS : Klien mengatakan sering mendengar tetangganya menjelek- jelekkan dirinya dan merasa curiga bahwa adiknya yang akan membangun dapur di rumah orangtuanya akan mengambil rumah dan semua harta orang tuanya. Klien juga merasa takut tidak akan mendapat harta warisan orangtuanya. DO : Klien berulang kali mengatakan pada perawat bahwa adiknya akan mengambil rumah dan harta orangtuanya Gangguan proses pikir : Waham Curiga 3. DS : Klien mengatakan bahwa ia sering marah-marah, melempar barang- barang karena merasa kesal akan keadaan dirinya dan merasa curiga pada adiknya yang akan membangun dapur di rumah orangtuanya. Tetapi, semenjak dirawat di RSJ klien jarang merasa marah. DO : Klien tampak serius dan marah pada saat bercerita tentang adiknya dan tentang tetangga-tetangganya yang Perilaku kekerasan Universitas Sumatera Utara menjelek-jelekkan dirinya.

2. Diagnosa Keperawatan

1 Harga diri rendah 2 Gangguan proses pikir : Waham curiga 3 Perilaku kekerasan

3. Intervensi Keperawatan No.

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Intervensi 1. Harga diri rendah 1. Klien dapat mengidentifika si kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. 2. Klien dapat menilai kemampuan diri yang dapat digunakan. 3. Klien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan. 4. Klien dapat berlatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan. 5. Klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya. SP1 : 1. Mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. 2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan ini. 3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien 1 kemampuan. 4. Melatih pasien sesuai dengan kemampuan yang dipilih. 5. Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien. 6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. SP2 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Melatih kemampuan kedua. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian Universitas Sumatera Utara 2. Gangguan proses pikir : Waham Curiga 1. Klien dapat berorientasi kepada realita secara bertahap. 2. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan. 3. Klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar. SP1 : 1. Membantu orientasi realita. 2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi. 3. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya. 4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. SP2 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki. 3. Melatih kemampuan yang dimiliki. SP3 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. 3. Perilaku kekerasan 1. Klien dapat mengidentifika si penyebab perilaku kekerasan. 2. Klien dapat mengidentifika si tanda-tanda perilaku kekerasan. 3. Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan. SP1 : 1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan. 2. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan. 3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan. 4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan. 5. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan. 6. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I : Tarik nafas dalam. Universitas Sumatera Utara 4. Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya. 5. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan. 6. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka. 7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian. SP2 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik II : memukul bantal dan kasur. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian. SP3 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian. SP4 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Melatih pasien mengontrol perilau kekerasan dengan cara spiritual. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian. Universitas Sumatera Utara

4. Implementasi dan Evaluasi No.

Tanggal Pukul Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi 1. 19-6-2012 Pukul: 10.35- 11.45 WIB Harga diri rendah SP1 : 1. Mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. 2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan ini. 3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien 1 kemampuan. 4. Melatih pasien sesuai dengan kemampuan yang dipilih. 5. Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien. 6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. S : - Klien mengatakan bahwa ia bisa menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci baju, mengambil air. - Klien memilih satu kegiatan ringan terlebih dahulu untuk dilatih yaitu mengambil air di dapur. O : Klien menjawab dengan suara yang pelan dan lembut, kontak mata + tetapi sesekali klien menundukkan wajahnya, ekspresi tenang. A : - Klien mengungkapkan kemampuan yang dimilikinya. - Klien dapat melakukan latihan kemampuan yang pertama yaitu mengambil air di dapur dengan baik - Klien tampak senang dan semangat pada saat perawat memberikan pujian dan dorongan semangat terhadap keberhasilan latihan yang dilakukan Universitas Sumatera Utara klien. P : Pertemuan selanjutnya akan dilakukan pada tanggal 20 Juni 2012, pukul 08.05-09.30 WIB dengan topik SP2 pada Harga Diri Rendah. 20-6-2012 Pukul: 08.05- 09.30 WIB SP2 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Melatih kemampuan kedua. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian S : Klien mengatakan bahwa ia akan selalu mengambil air minum di dapur untuk makan siang setiap hari. O : Klien menjawab pertanyaan perawat dengan suara yang pelan dan lembut, kontak mata +, pasien tampak tersenyum, ekspresi tenang. A : - Klien mengungkapkan kemampuan lainnya yang dapat ia latih bersama perawat yaitu menyapu dan mengepel. - Klien dapat melakukan latihan kemampuan kedua yaitu menyapu dan mengepel dengan baik tetapi, harus tetap diawasi perawat karena terkadang tidak terlalu bersih. Universitas Sumatera Utara - Klien tampak semangat pada saat melakukan latihan kedua. P : Pertemuan selanjutnya adalah dengan topik Gangguan proses pikir : Waham Curiga pada tanggal 22 Juni 2012 pada pukul 10.15-11.00 WIB. 2. 22-6-2012 Pukul: 10.15- 11.00 WIB Gangguan proses pikir : Waham Curiga SP1 : 1. Membantu orientasi realita. 2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi. 3. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya. 4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. S : - Klien mengatakan bahwa ia sering merasa curiga akan tingkah laku tetangga-tetangganya yang sering menjelek-jelekkan dirinya, serta perilaku adiknya yang akan mengambil semua harta orangtuanya. - Klien merasa takut tidak mendapatkan harta warisan orangtuanya. - Klien merasa kurang dihargai dalam keluarga dan lingkungan rumahnya. O : Klien tampak serius pada saat menceritakan kecurigaannya terhadap orang-orang terdekatnya, kontak mata + tetapi sesekali mengalihkan pandangan kesekitarnya. A : Universitas Sumatera Utara - Klien membutuhkan pengakuan keberadaan dan rasa dihormati orang lain. - Klien merasa dihargai dan dihormati di RSJ karena ia merasa dibutuhkan dan selalu dapat membantu segala kebutuhan di RSJ. P : Pertemuan dilanjutkan dengan topik SP2 pada Gangguan proses pikir : Waham Curiga. SP2 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki. 3. Melatih kemampuan yang dimiliki. S : Klien mengatakan ia akan berusaha untuk berpikir positif, dan mencoba menganggap mereka baik, dan tidak mencurigai orang lain. O : Klien tampak lebih tenang, menjawab dengan suara pelan dan lembut, kontak mata +. A : - Klien masih memiliki beberapa kemampuan yang dapat dilatih seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci baju, mengambil air. - Klien sering melatih kemampuan- Universitas Sumatera Utara kemampuan tersebut dengan baik setiap harinya. P : Pertemuan selanjutnya dengan topik SP3 pada tanggal 25 Juni 2012 pukul 10.20 WIB. 25-6-2012 Pukul: 10.20- 10.55 WIB SP3 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. S : Klien mengatakan bahwa ia akan minum obat secara teratur agar cepat sembuh dan dapat pulang dan berkumpul dengan keluarga dan ketiga anaknya. O : Klien tampak lebih tenang, menjawab dengan suara pelan dan lembut, kontak mata +, dan tersenyum pada perawat. A : Klien masih memiliki semangat untuk sembuh dan mencoba untuk minum obat secara teratur. P : Pertemuan selanjutnya adalah dengan topik Perilaku Kekerasan pada tanggal 26 Juni 2012 pukul 10.00 WIB. Universitas Sumatera Utara 3. 26-6-2012 Pukul: 10.00- 10.45 WIB Perilaku Kekerasan SP1 : 1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan. 2. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan. 3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan. 4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan. 5. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan. 6. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I : Tarik nafas dalam. 7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian. S : Klien mengatakan ia marah-marah dan melempar barang karena merasa kecewa akan hidupnya dan merasa curiga akan adiknya yang akan mengambil semua harta orangtuanya. Tetapi selama dirawat di RSJ, ia sudah tidak pernah marah-marah lagi. O : Klien menjawab dengan singkat, suara pelan, kontak mata +, ekspresi tenang, raut wajah sedih. A : - Klien mengungkapkan mengapa dirinya marah-marah, dan melempar barang. - Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara tarik napas dalam yang telah dilatih perawat. P : Pertemuan selanjutnya adalah SP2 perilaku kekerasan pada tanggal 28 Juni 2012 pukul 10.35 WIB. 28-6-2012 Pukul : 10.35- 11.10 WIB SP2 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Melatih pasien mengontrol perilaku S : Klien mengatakan telah mempraktekkan tarik napas dalam jika ingin marah. Universitas Sumatera Utara kekerasan dengan cara fisik II : memukul bantal dan kasur. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian. O : Klien menjawab dengan lambat dan suara pelan, kontak mata +, ekspresi tenang. A : - Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara memukul kasur dan bantal. - Klien mampu mempraktekkan mengontrol perilaku kekerasan dengan cara tarik napas dalam yang telah dilatih perawat. P : Pertemuan selanjutnya adalah SP3 dan SP4 perilaku kekerasan pada tanggal 29 Juni 2012 pukul 11.15 WIB. 29-6-2012 Pukul : 11.15- 11.55 WIB SP3 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian. S : Klien menyebutkan cara meminta sesuatu dengan kata-kata yang sopan dan lembut, mengungkapkan penolakan tanpa marah. O : Klien menjawab dengan lancar, kontak mata +, ekspresi tenang, dan tersenyum pada perawat. Universitas Sumatera Utara A : - Klien dapat menyebutkan cara ketiga dalam mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal. - Klien mampu mempraktekkan mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal. P : Pertemuan dilanjutkan dengan topik SP4 pada Perilaku Kekerasan. SP4 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Melatih pasien mengontrol perilau kekerasan dengan cara spiritual. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian. S : Klien mengatakan bahwa ia akan rajin shalat dan berdoa, agar cepat diberi kesembuhan dan dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan ketiga anaknya. O : Klien menjawab dengan lancar dan bersemangat, kontak mata +, ekspresi senang, dan tersenyum pada perawat. A : - Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual yakni banyak berdoa dan shalat. Universitas Sumatera Utara - Perawat memfasilitasi klien dalam beribadah dengan cara memberikan peralatan shalat. P : Terminasi pertemuan dan evaluasi pengetahuan klien. Universitas Sumatera Utara ANALISA PROSES INTERAKSI Nama Mahasiswa : Vera Triastuti Hasibuan Tanggal : 19 Juni 2012 Jam : 10.35 WIB Ruangan : Cempaka Inisial Pasien : Ny. R Status Interaksi : Fase Orientasi Lingkungan : Perawat dan pasien duduk berhadapan, lingkungan tempat berinteraksi tampak tenang, cuaca cerah, jendela terbuka, perawat dan pasien melakukan wawancara di ruangan Cempaka, tepatnya di sebelah tempat tidur pasien. Terdapat 2 orang pasien lain yang duduk dekat dengan perawat saat berinteraksi, sebagian pasien lain menonton televisi dan tidur di tempat tidurnya masing-masing. Deskripsi Pasien : Pasien tampak rapi, menggunakan baju kaos warna merah dan celana ponggol warna biru tua. Rambut pendek dan kulit tampak bersih. Selama interaksi, pasien terlihat kooperatif dan tenang. Tujuan : - Pasien dapat menceritakan apa yang dirasakannya, alasan pasien dibawa ke RSJ. - Pasien dapat mengidentifikasi penyebab, tanda, dan gejala harga diri rendah, serta dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. Universitas Sumatera Utara ANALISA PROSES INTERAKSI KOMUNIKASI ANALISA RASIONAL VERBAL NON VERBAL BERPUSAT PADA PASIEN BERPUSAT PADA PERAWAT P : “Selamat Pagi Bu… Gimana kabarnya hari ini?” P : Tersenyum sambil memandang pasien. Berharap agar pasien mau menerima kehadiran perawat dan kooperatif dalam interaksi Mengucapkan salam merupakan awal untuk membina hubungan saling percaya dan dapat melanjutkan intervensi. K : “Selamat pagi Suster Baik…” K : Kontak mata + tetapi sesekali menundukkan wajahnya, tersenyum Pasien diam karena belum pernah melihat perawat sebelumnya di ruangan tersebut. P:” Perkenalkan, saya Suster Vera, saya mahasiswa S1 Keperawatan USU yang akan dinas di ruangan ini selama 4 minggu dan saya yang akan merawat ibu dan pasien lainnya disini. Mau gak ibu ngobrol- ngobrol sebentar sama saya selama 20 menit ke depan?” P : Kontak mata +, mengulurkan tangan, tersenyum, dan memperhatikan keadaan pasien. Perawat merasa senang karena pasien mau menjawab salam dan mau menerima kontrak. Untuk menimbulkan rasa percaya bagi pasien terlebih dahulu perawat memperkenalkan diri. Universitas Sumatera Utara K: “Iya, mau Suster. Mau ngobrol-ngobrol apa?” K : Kontak mata +, tersenyum tipis sambil menganggukkan kepala, menjabat tangan pasien. Kelihatan bersemangat dan senang. Sikap bersemangat pertanda hubungan saling percaya sudah terbina. P: “Nama Ibu siapa? Senangnya dipanggil apa? Umur Ibu berapa? Dimana alamat Ibu?” P : Kontak mata +, memegang tangan pasien Berharap pasien mau memperkenalkan diri. Dengan mengetahui nama panggilan seseorang mempermudah komunikasi. K: “Nama saya Rosalia, panggil saja Rosalia, saya berusia 40 tahun sekarang dan tinggal bersama Ibu dan ketiga anak saya di Medan, tepatnya di Marindal.” K : Kontak mata +, wajah menunduk, berbicara pelan dan lambat. Pasien mau memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, umur dan alamatnya. P : “Ibu kapan masuk ke rumah sakit ini? Siapa yang bawa? Dan kenapa dibawa kemari?” P : Kontak mata +, menyentuh tangan pasien, mendengarkan jawaban pasien. Berharap agar pasien mau menjawab pertanyaan. Menstimulasi pasien terhadap ingatan jangka panjang dan orientasi waktu. K : “Saya dibawa kesini tanggal 19 Januari 2012. Dibawa adik saya karena saya sering menangis, curiga dan marah-marah sambil K : Terdiam sebentar lalu menjawab pertanyaan perawat, sambil menundukkan wajahnya dan memandang Pasien menyadari dan mampu menyebutkan kapan, siapa yang membawa dan alasan pasien dibawa ke RSJ Universitas Sumatera Utara melempar barang di rumah, saya juga tidak bisa tidur, suka bicara sendiri, suka menyendiri. Sebenarnya saya sudah pernah dirawat disini, sekitar tahun 2008 kalau tidak salah.” kesekeliling. P : “Apakah sampai sekarang Ibu masih ingin marah, melempar barang, menangis, menyendiri, atau curiga? Apa yang membuat Ibu merasakan hal tersebut? Apa sebelumnya Ibu pernah marah, melempar barang, menangis, bicara sendiri, atau curiga? Terus, penyebabnya apa? Sama tidak penyebabnya dengan yang sekarang?” P : Kontak mata +, tersenyum, dan menyentuh tangan pasien. Berharap pasien menjawab pertanyaan dan mengungkapkan apa yang dirasakan pasien. Memulai pengkajian awal untuk menetapkan intervensi keperawatan yang akan diberikan dan mengidentifikasi pengetahuan pasien dibawa ke RSJ Universitas Sumatera Utara K : “Sekarang saya sudah jarang marah-marah atau melempar barang Sus.. Dulu saya marah karena saya curiga adik saya yang mau menambah dapur rumah ingin mengambil semua harta orang tua saya. Saya takut saya tidak dapat harta warisan. Sebenarnya saya jadi sering marah- marah karena merasa sedih dengan hidup saya, saya diceraikan suami saya, suami saya tidak memperdulikan saya dan tidak pernah memberi saya nafkah. Saya malu..” K: Kepala tertunduk, wajah tampak sedih dan bicara dengan sangat pelan. Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan oleh perawat dan kooperatif P :“Emmm,, jadi Ibu marah-marah dan curiga sama orang lain karena mengalihkan rasa sedih Ibu karena diceraikan oleh suami Ibu… Ibu,, walaupun P : Kontak mata +, menyentuh tangan pasien. Berharap pasien menjawab pertanyaan dan mengungkapkan apa yang dirasakan pasien. Hubungan saling percaya masih harus ditingkatkan dan perawat harus membuat pasien merasa nyaman saat berinteraksi. Universitas Sumatera Utara kita merasa sedih dan malu akan hidup kita, tidak baik jika mengalihkannya dengan marah-marah dan curiga terhadap orang lain. Mencoba untuk ikhlas dan memperbaiki diri akan lebih baik buat Ibu. Benar kan bu?” K : “Iya, benar… Tapi, saya merasa malu sama orang lain, saya seperti tidak bisa apa-apa, tidak berguna.” K : Kontak mata + tetapi sesekali menunduk dan melihat kesekeliling ruangan. Pasien mampu menjelaskan mengenai penyebab rasa marah dan curiganya P : “Kalau begitu, besok Ibu mau kan kalau kita mengobrol lagi seperti ini, sekalian nanti kita akan membicarakan kemampuan positif yang Ibu miliki dan mencoba untuk Ibu latih agar meningkatkan percaya P: Kontak mata +, dan memegang bahu pasien. Berharap pasien dapat menyetujui kontrak yang dibuat. Meminta persetujuan pasien untuk mengetahui kesediaan pasien untuk diintervensi. Universitas Sumatera Utara diri Ibu… Ibu mau kan? Baiklah saya permisi dulu yah… K : “Mau sus… Besok kita jumpa lagi ya… Iya sus, saya juga mau istirahat dulu. Makasih ya sus….” K: Kontak mata +, tersenyum. Meminta persetujuan dari pasien akan meningkatkan harga diri pasien dan terminasi yang baik akan dapat menjaga hubungan saling percaya tetap atau semakin baik lagi. Kesan : Proses interaksi berlangsung dengan baik dan lancar, klien dapat diajak berkomunikasi dengan baik dan kooperatif. Hubungan saling percaya sudah terbina dengan baik. Universitas Sumatera Utara ANALISA PROSES INTERAKSI Nama Mahasiswa : Vera Triastuti Hasibuan Tanggal : 20 Juni 2012 Jam : 08.05 WIB Ruangan : Cempaka Inisial Pasien : Ny. R Status Interaksi : Fase Kerja Lingkungan : Perawat dan pasien duduk berhadapan, lingkungan tempat berinteraksi tampak tenang, cuaca cerah, jendela terbuka, terdapat 24 buah tempat tidur, 1 kamar mandi, 1 gudang, 2 buah lemari pakaian, 1 buah meja tempat gelas dan tempat air, 2 buah meja untuk tempat berdiskusi antara perawat dan pasien, dan 1 buah meja pegawai ruangan, Televisi sedang dihidupkan, dan pintu ruangan yang terbuka. Terdapat 2 orang pasien lain yang duduk dekat dengan perawat saat berinteraksi, sebagian pasien lain menonton televisi dan tidur di bawah tempat tidur, dan 1 orang perawat sedang memberikan intervensi kepada pasien. Deskripsi Pasien : Pasien tampak rapi, menggunakan baju kaos warna merah dan celana ponggol warna biru tua. Rambut pendek dan kulit tampak bersih. Selama interaksi, pasien terlihat sangat kooperatif. Tujuan : - Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki - Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan - Pasien dapat menetapkanmemilih kegiatan yang sesuai kemampuan - Pasien dapat berlatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan - Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya Universitas Sumatera Utara ANALISA PROSES INTERAKSI KOMUNIKASI ANALISA RASIONAL VERBAL NON VERBAL BERPUSAT PADA PASIEN BERPUSAT PADA PERAWAT P : “Selamat Pagi Bu R.. Masih ingat dengan saya kan? Bagaimana kabar Ibu hari ini? Gimana tidurnya tadi malam? K : “Pagi Suster, masih ingat. Suster Vera kan..? Kabar saya sehat suster dan tadi malam tidurnya nyenyak.” P : “Sesuai janji kita kemarin, saya mau ngajak ngobrol Ibu lagi. Ibu masih ingat kan topik yang mau kita diskusikan hari ini?” Sekarang kita diskusi tentang kemampuan positif apa saja yang P : Menghampiri pasien sambil mengulurkan tangan dan tersenyum, kontak mata + K : kontak mata +, tersenyum sambil mengulurkan tangannya. P : Kontak mata +, mendengarkan jawaban pasien, menyentuh tangan pasien. . Pasien menjawab pertanyaan perawat dan masih ingat dengan nama perawat. Merasa senang karena disambut dengan hangat. Berharap klien masih ingat dengan topik yang akan didiskusikan. Mengucapkan salam dapat memberikan rasa nyaman dalam memulai proses interaksi Mengevaluasi ingatan pasien mengenai pembicaraan sebelumnya. . Universitas Sumatera Utara masih Ibu miliki agar meningkatkan kepercayaan diri Ibu.” “Kira-kira apa saja kemampuan positif yang masih Ibu miliki? Coba Ibu sebutkan satu persatu.” K : “Kemampuan yang masih saya miliki yah seperti pekerjaan rumah sehari-hari, seperti menyapu, mengepel, mencuci baju, mencuci piring, mengambil air. Saya kan hanya ibu rumah tangga yang tidak bekerja jadi hanya bisa itu saja.” K : Kontak mata + tetapi sesekali menundukkan wajah, menjawab pertanyaan perawat dengan suara pelan. Ekspresi tenang Berharap pasien mau mengungkapkan perasaan dan kemampuan yang dimilikinya Menggali kemampuan positif yang masih dimiliki klien Universitas Sumatera Utara P:“Cukup banyak yah kemampuan yang masih Ibu miliki. Jadi, Ibu jangan rendah diri karena Ibu masih punya banyak kemampuan dan hanya perlu untuk dilatih.” K: “Iya Sus..” P: “Kalau begitu suster akan membantu Ibu untuk melatih beberapa kemampuan positif yang masih Ibu miliki. Sekarang, coba Ibu pilih kegiatan apa yang ingin Ibu latih.” K: :“Apa ya? Coba menyapu dulu yah sus.” P : Memandang pasien sambil tersenyum. K : kontak mata +, tersenyum pada perawat P : Tersenyum, kontak mata + K : Kontak mata + dan membalas senyuman. Berharap perawat mau melatihnya. Berharap perawat mau mengajarkannya Berharap pasien mau mendengarkan dan mengubah pemikirannya tentang dirinya. . Berharap pasien mau memilih kemampuan yang masih dimilikinya dan melatihnya bersama perawat. Pujian yang diberikan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan meningkatkan harga diri. Menunggu pasien memilih kemampuan positif yang akan dilatihnya. Melatih pasien melakukan kemampuan positif Universitas Sumatera Utara P: “Baiklah, sekarang kita coba latihan menyapunya yah Bu,,, Ibu ambil dulu sapu di gudang yah? Nanti kita akan coba latihan menyapu di teras. Mau kan Bu? Atau Ibu mau menyapu di tempat lain?” K: “Mau sus,, dimana aja boleh kok…” P: “Nah, sekarang coba Ibu liyat saya menyapu dulu yah? Baru nanti gantian Ibu yang menyapu seperti yang saya peragakan tadi. Oke Bu? Perhatikan yah? Lantai disapu ke P : Kontak mata +, menanyakan kesediaan klien untuk dilatih. K : Kontak mata +, menjawab pertanyaan P : Kontak mata +, tersenyum, memperagakan cara menyapu, menyerahkan sapu ke pasien Pasien bersedia untuk dilatih bersama perawat. Berharap pasien bersedia untuk dilatih dan dapat melakukan kegiatan yang dipilihnya dengan baik. Berharap pasien mau memperhatikan dan melakukannya. yang masih dimilikinya Menggali kemampuan pasien Melatih kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Universitas Sumatera Utara satu arah secara perlahan dan pastikan sampah yang disapu tidak berserakan. Sekarang coba Ibu yang menyapu. Suster Vera ingin lihat.” K: “Seperti ini kan sus? Agak susah ya, anginnya banyak, sampahnya beterbangan.” P: “Wah….bersih sekali… ternyata Ibu Rosalia dapat menyapu dengan baik dan benar yah… Nah, biar Ibu semakin terbiasa, kita buat menyapu sebagai kegiatan sehari-hari Ibu disini yah? Setiap pagi dan setelah makan, Ibu menyapu ruangan yah? Mau kan Bu?” K : Kontak mata + tetapi sesekali memperhatikan sampah yang sedang disapu. P : Kontak mata +, tersenyum, dan mengacungkan jempol Pasien mampu melatih kemampuan pertamanya yaitu menyapu dengan baik. Berharap pasien mau melakukannya sebagai aktivitas sehari-hari. Latihan kemampuan yang masih dimiliki untuk pertama kali harus tetap diawasi oleh perawat. Pujian diberikan pada pasien atas kemampuannya. Universitas Sumatera Utara K : “ Iya, mau Sus… Tapi, kalau saya capek, saya boleh istirahat kan sus?” P: “Iya, kalau Ibu Rosalia capek, Ibu bisa istirahat sebentar, setelah itu dilanjutkan kembali menyapunya. Oke Bu? Lama-lama Ibu akan terbiasa juga kok Bu, jadi Ibu tenang aja. Selain menyapu, Ibu bisa melakukan apa lagi yang bisa kita latih?” K: “Oke,,, hehehhehe,,, Mengepel Ibu juga bisa…” K : Kontak mata +, sesekali memandang kesekeliling. P : Kontak mata +, tersenyum K : Kontak mata +, sesekali memandang sekeliling. Pasien bersedia untuk terus melatih menyapu dan memasukkannya kedalam aktivitas sehari-hari. Pasien menyebutkan kemampuan lainnya yang masih dimiliki. Menggali kemampuan positif lainnya yang dimiliki untuk dilatih bersama perawat. Mendapat persetujuan pasien untuk memasukkan kegiatan menyapu sebagai aktivitas sehari-hari selama dirawat di RSJ. Universitas Sumatera Utara P :”Ibu bisa mengepel yah? Kalau begitu, coba kita latih cara mengepel yang benar yah Bu? Sekarang coba Ibu ambil dulu kain pel di gudang. Kita akan coba latihan mengepel sekarang.” K: “Baik sus… Tunggu sebentar yah…” P: “Tadi kita kan sudah latihan menyapu, sekarang kita latihan mengepel. Caranya hampir sama. Ibu perhatikan suster Vera yah, nanti giliran Ibu untuk melatihnya. Yah? Seperti ini. Sekarang coba Ibu yang mengepel. Suster mau lihat.” P : Kontak mata +, tersenyum. K : Kontak mata +, berjalan menuju gudang. P : Kontak mata +, sambil terseyum, dan mempraktekkan cara mengepel yang baik dan benar, menyerahkan pel ke pasien. Pasien tampak mulai bersemangat. Berharap pasien bersedia untuk kembali melatih kemampuan yang masih dimilikinya yaitu mengepel. Berharap pasien mau memperhatikan dan melakukannya Melatih pasien beberapa kemampuan yang masih dimilikinya dapat meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri. Universitas Sumatera Utara K: “Seperti ini kan sus… Saya bisa kok sus melakukannya.” P: “Wah,,, bersih dan mengkilap yah lantainya,,, ehehhehehe… Kalau setiap hari Ibu yang menyapu dan mengepel lantai ruang Cempaka pasti selalu bersih dan kinclong lantainya. Ya kan Bu? Jadi, nanti mengepel juga kita masukkan dalam aktivitas Ibu sehari-hari yah? Mulai besok Ibu yang menyapu dan mengepel teras depan yah Bu? Ibu mau kan? Biar ruangan kita bersih dan nyaman.” K : Kontak mata +, mempraktekkan cara mengepel yang baik dan benar seperti yang telah diajarkan. P : Kontak mata +, tersenyum dan menggandeng lengan pasien. Pasien mampu mempraktekkan cara mengepel yang baik dan benar. Berharap pasien bersedia dan dapat melakukannya setiap hari. Melatih beberapa kemampuan yang masih dimiliki akan meningkatkan kepercayaan diri. Universitas Sumatera Utara K:”Baik sus…” P: “Nah,,, gitu donk Bu…. Sekarang untuk semakin memperlancar Ibu dalam menyapu dan mengepel, coba Ibu peragakan lagi cara menyapu dan mengepel. Masih bisa kan Bu?” K : “ Bisa, sus…. Seperti ini kan? Kalau mengepel, seperti ini kan? Saya sudah bisa sus…” K : Kontak mata +, dan tersenyum P : Kontak mata +, dan tersenyum, menyerahkan sapu pada pasien. K : Kontak mata + tetapi lebih fokus memperhatikan lantai yang disapu dan dipel. Pasien bersedia untuk menyapu dan mengepel setiap hari dan memasukkannya dalam aktivitas sehari-hari. Pasien mampu mempraktekkan latihan kemampuan yang masih dimiliki yaitu menyapu dan mengepel dengan baik dan benar. Perawat berharap pasien mampu mengingat dan melatih hal-hal yang sudah diajarkan setiap harinya. Melatih pasien cara beribadah dan minum obat yang teratur dapat mengendalikan waham Universitas Sumatera Utara P: “Iya bagus sekali Bu… Suster Vera senang rasanya, melihat Bu Rosalia dapat berlatih dengan baik. Semoga apa yang sudah suster ajarkan dan latih Ibu dapat mengingat dan melakukannya. Baiklah Bu Rosalia, untuk hari ini sekian dulu percakapan dan latihan kita, besok kita akan bercakap-cakap dan melatih kemampuan Ibu lainnya. Ibu mau kan Bu?” K:“Mau, Sus…saya senang bisa ngobrol dan latihan sama-sama Suster.. Biar cepet sembuh dan bisa berkumpul dengan keluarga dan ketiga anak saya. Saya sudah sangat rindu.” P : Kontak mata +, tersenyum pada pasien. K: Kontak mata +, tersenyum pada perawat. Pasien merasa senang karena banyak hal yang sudah dipelajari dan dilatih untuk menunjang kesembuhannya. Membuat kontrak pertemuan untuk keesokan harinya. Universitas Sumatera Utara P: “Bagus..itu Bu…, kalau begitu sekarang Ibu dapat beristirahat kembali. Tapi, sebelumnya letakkan dulu sapu dan pelnya di gudang yah Bu.. Sampai ketemu besok, Bu…” K:“Ya, sus…terima kasih. Saya istirahat dulu.” P: Kontak mata + sambil tersenyum. K : Kontak mata +, membalas senyuman perawat Pasien menyimpan kembali sapu dan pel ke gudang dan kembali beristirahat di tempat tidurnya. Mengakhiri pertemuan untuk hari ini. Melakukan kontrak pada pertemuan selanjutnya Melakukan salam terapeutik Kesan : Proses interaksi berlangsung dengan baik dan lancar, klien dapat diajak berkomunikasi secara baik. Klien mau mempraktekkan dan melatih kemampuan yang masih dimiliki sesuai dengan yang diajarkan perawat. Universitas Sumatera Utara ANALISA PROSES INTERAKSI Nama Mahasiswa : Vera Triastuti Hasibuan Tanggal : 30 Juni 2012 Jam : 11.30 WIB Ruangan : Cempaka Inisial Pasien : Ny.R Status Interaksi : Fase Terminasi Lingkungan : Perawat dan pasien duduk berhadapan, lingkungan tempat berinteraksi tampak tenang, cuaca cerah, jendela terbuka, perawat dan pasien melakukan wawancara di dalam ruangan Cempaka. Di dalam ruangan terdapat tiga meja dan beberapa kursi. Terdapat 2 orang pasien lain yang duduk dekat dengan perawat saat berinteraksi, sebagian pasien lain menonton televisi dan tidur di dalam ruangan. Deskripsi Pasien : Pasien tampak rapi, menggunakan baju kaos warna cokelat muda dan celana ponggol warna biru tua. Rambut pendek dan kulit tampak bersih. Selama interaksi, pasien terlihat sangat kooperatif dan tenang. Tujuan : Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan selama ini dan mengakhiri pertemuan dengan pasien Universitas Sumatera Utara ANALISA PROSES INTERAKSI KOMUNIKASI ANALISA RASIONAL VERBAL NON VERBAL BERPUSAT PADA PASIEN BERPUSAT PADA PERAWAT P : “Selamat pagi, Bu Rosalia….Bagaimana kabarnya hari ini?” K : “Pagi…..kabar baik suster”. P: “Apakah Ibu masih ingat perjanjian kita hari ini ? Kita sekarang ingin berbincang tentang apa?” P : Tersenyum sambil memandang pasien. K : Kontak mata +, tersenyum P : Kontak mata +, mengiring klien duduk di teras depan Memberi respon untuk berinteraksi Senang dan berharap interaksi dapat berjalan sesuai rencanakontrak Berharap klien ingat dengan kontrak yang telah disepakati Mengucapkan salam merupakan awal untuk membina hubungan saling percaya dan dapat melanjutkan intervensi. Memberikan kesempatan kepada klien untuk berfikir dan mengevaluasi kemampuan klien untuk mengingat Universitas Sumatera Utara K : “Hari ini, hari terakhir suster dinas disini yah?” P : “Ya..benar Bu... Besok saya sudah tidak disini lagi. Hari ini pertemuan kita yang terakhir. Saya ingin tahu, dari selama ini kita berbincang- bincang, kemampuan apa saja yang sudah Bu Rosalia dapatkan?” K : “Saya sudah bisa menyapu, mengepel, menjemur pakaian, mengambil air ke dapur. Saya merasa lebih berguna untuk orang lain. Saya senang sus…” K : Kontak mata + P : Kontak mata +, berbicara pelan dan tersenyum K : Kontak mata +, sesekali melihat kesekeliling. Dapat mengingat kontrak Mencoba berfikir untuk mengingat jawaban pertanyaan perawat Siap melanjutkan interaksi sesuai dengan tujuan Klien menyadari bahwasanya ini pertemuan terakhir Universitas Sumatera Utara P : “Ya, bagus sekali….. Ibu masih ingat apa- apa yang sudah suster ajarkan dan latih sama Ibu. Tetapi apakah Ibu mempraktekkan latihan-latihan tersebut setiap harinya dengan benar?” K : “Ya, suster…saya telah melakukannya setiap hari. Kalau tidak percaya, Tanya saja ama perawat.” P : “Iya, suster percaya… Bu Rosalia, selama ini saya sudah merawat Ibu lebih kurang satu bulan. Menurut Ibu, kehadiran suster Vera ada manfaatnya gak untuk Ibu?” P : Mendengar dan memperhatikan respon klien K : Kontak mata +, tersenyum, dan menunjukk perawat yang ada di ruangan. P : Mengacungkan jempol, mempertahankan kontak mata dan tersenyum Klien tampak bersemangat. Mengevaluasi kemampuan klien Menanyakan manfaat kehadiran perawat di ruang Cempaka selama ini. Evaluasi kemampuan klien untuk keberhasilan selama interaksi penerapan asuhan keperawatan Member keyakinan agar klien dapat melaksanakannya setiap hari Universitas Sumatera Utara K : “ Ada… Saya jadi tambah percaya diri dan merasa dibutuhkan disini. Saya merasa senang. Suster sudah banyak membantu, saya jadi semakin semangat.” P : “Baiklah…sekarang Bu Rosalia sudah banyak kemajuan, suster senang melihat perubahan Ibu sekarang ini. Besok suster tidak kemari lagi, hari ini kita bertemu yang terakhir kali di sini ya Bu.. Ibu harus tetap semangat” K : “Berarti suster Vera sudah selesai dinasnya ya? Jadi tidak dinas disini lagi ya?” K : Melihat perawat dan tersenyum P : Kontak mata +, tersenyum, merangkul pundak pasien. K: Kontak mata +, tampak raut wajah sedih. Senang dapat melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Menyadari arti perpisahan Berharap selama pertemuan mendapat tanggapan yang bermakna bagi klien Mengevaluasi makna interaksi yang dilakukan selama satu bulan. Mengungkapkan terminasi dapat memberikan kesadaran bagi pasien bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan Perpisahan yang realistis dapat mempertahankan hubungan interpersonal antara Universitas Sumatera Utara P : “Walaupun suster tidak merawat Ibu lagi, tetapi Ibu harus tetap melakukan apa yang sudah suster Vera ajarkan ya… Jangan kecewakan suster yah” K : Iya suster…saya akan melakukannya, biar saya cepat sembuh dan pulang ke rumah agar bisa berjumpa kembali bersama keluarga dan ketiga anak saya.” P : “Ya..Bu Rosalia,,, semoga Ibu cepat sembuh dan cepat pulang ya…. Selamat siang Bu…” P : Kontak mata +, menyentuh tangan pasien, dan tersenyum. K : Kontak mata +, bicara lambat tampak sedih. P : Kontak mata +, nada pelan, dan tersenyum. Dapat menerima perpisahan dengan realistis. Berharap pasien dapat menerima secara realistis Senang pasien dapat menerima perpisahan dengan realistis. perawat dengan pasien. Terminasi yang disepakati dapat mempertahankan hubungan saling percaya. Universitas Sumatera Utara K : “Siang suster…terima kasih ya sus…atas pengajarannya selama ini” P : “Ya, sama-sama….” K : Kontak mata +, sambil tersenyum, menyalami perawat. P : Kontak mata +, tersenyum, dan berdiri menjulurkan tangan, salam perpisahan. Dapat menerima perpisahan Senang interaksi dapat berlangsung sesuai dengan kontrak. Kesan : Proses interaksi berlangsung dengan baik dan lancar, pasien dapat diajak berkomunikasi secara baik. Hubungan saling percaya sudah terbina. Universitas Sumatera Utara

5. Ringkasan Keperawatan Klien Terminasi yang Dilakukan Mahasiswa

Klien yang dirawat Ny.R memiliki tiga diagnosa yaitu harga diri rendah, waham curiga, dan perilaku kekerasan. Selama 1 bulan masa dinas PBLK di Ruang Cempaka RSJD Provsu, perawat telah memberikan SP 1 dan 2 untuk diagnosa HDR, SP 1 sampai 3 untuk diagnosa waham curiga, dan SP 1 sampai 4 untuk diagnosa perilaku kekerasan. Telah banyak kemajuan yang dialami klien seperti klien telah dapat melatih kemampuan positif yang masih dimilikinya dan melakukannya sebagai aktivitas sehari-hari. Klien juga mulai merasa percaya diri, mulai mencoba untuk berpikir positif terhadap orang lain yang ada disekitarnya, dan berusaha untuk mengontrol emosi agar tidak melakukan perilaku kekerasan pada orang lain. Klien belum diizinkan pulang karena terkadang masih tampak sedih, berdiam dirimenyendiri, dan berbicara sendiri. Klien masih membutuhkan perawat yang intensif di RSJD Provsu. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran dari kegiatan praktik PBLK mahasiswa Program Pendidikan Ners Tahap Profesi di ruang Cempaka RSJD Provsu sebagai berikut.

A. Kesimpulan

1. Pengelolaan manajemen asuhan keperawatan di ruang Cempaka RSJD Provsu a. Mahasiswa PBLK melakukan roleplay manajerial sebagai kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana dimana setiap mahasiswa mendapatkan lima pasien kelolaan ruangan yang dikaji secara lengkap, ditentukan diagnosa dan intervensi keperawatan, diimplementasi serta dievaluasi kemajuan perkembangan kesehatan jiwa setiap pasien. Selain itu, mahasiswa PBLK juga ikut serta dalam melakukan terapi ECT Electro Convulsive Therapy pada pasien di ruang Cempaka RSJD Provsu. b. Mahasiswa PBLK melakukan asuhan keperawatan komprehensif pada pasien dengan kasus harga diri rendah dengan melakukan pengkajian lengkap, menganalisa masalah, menegakkan diagnosa keperawatan jiwa, merumuskan rencana intervensi, melakukan implementasi dalam bentuk Strategi Pertemuan SP, dan melakukan TAK harga diri rendah sesi 1 dan 2 secara berkesinambungan sebagai inovasi untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan, serta mengevaluasi kemajuan perkembangan kesehatan jiwa pasien. Universitas Sumatera Utara 2. Pengelolaan manajemen pelayanan keperawatan di ruang Cempaka RSJD Provsu Pengelolaan manajemen pelayanan keperawatan di ruang Cempaka RSJD Provsu antara lain teridentifikasi kebutuhan dan masalah manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen kasus berdasarkan pengkajian di ruang Cempaka yaitu belum optimalnya 4 pilar MPKP di ruang Cempaka. Prioritas kebutuhan dan masalah manajemen pelayanan keperawatan di ruangan Cempaka adalah pilar 1, 3, dan 4 MPKP yaitu belum adanya format kerja harian perawat, belum adanya daftar nama pasien dan perawat yang bertanggung jawab, belum optimalnya pelaksanaan prepost conference dan case conference, belum adanya kuesioner kepuasan pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan keperawatan, belum optimalnya pelaksanaan TAK, serta belum adanya leaflet untuk menunjang pendidikan kesehatan jiwa khususnya pada keluarga. Telah dilakukan upaya untuk mengoptimalkan pelayanan keperawatan yang dapat mendukung asuhan keperawatan antara lain pembuatan format rencana kerja harian dan bulanan perawat, pelaksanaan dan penyusunan SAP Terapi Aktivitas Kelompok TAK berdasarkan 7 diagnosa keperawatan jiwa, pengadaan leaflet dan poster keperawatan jiwa, sosialisasi prepost conference, sosialisasi case conference, serta pelaksanaan role play manajerial bagi mahasiswa PBLK di ruang Cempaka dimana secara rotasi berperan sebagai kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana untuk memaksimalkan asuhan keperawatan yang diberikan. Kendala yang ditemukan selama menerapkan MPKP di ruang Cempaka adalah kurangnya semangat dan minat perawat dalam Universitas Sumatera Utara memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan strategi pertemuan berdasarkan diagnosa keperawatan sehingga sangat perlu untuk dilakukan sosialisasi atau pelatihan manajemen MPKP. Perawat di ruangan juga lebih mengutamakan pengobatan yang bersifat farmakologis dibandingkan dengan pengobatan yang bersifat psikologis dengan menerapkan strategi pertemuan. Kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan adanya mahasiswa keperawatan dari berbagai instansi yang berdinas di rumah sakit jiwa dimana memberikan srategi pertemuan pada pasien sesuai dengan diagnosa keperawatan jiwa. Disamping itu, bersamaan dengan mahasiswa PBLK berdinas di ruang Cempaka RSJD Provsu, sedang dilaksanakan penilaian akreditasi pelayanan kesehatan di RSJD Provsu yang mengakibatkan mobilitas perawat cukup tinggi.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran di Ruang Sipiso-Piso Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

9 98 138

Manajemen Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Isolasi Sosial Di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 62 149

Hubungan Pelaksanaan Intervensi Keperawatan Dengan Pengendalian Diri Klien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

1 53 73

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG ABIMANYU ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 2 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 0 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 1 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S. DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 0 4

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 83

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 24

LAPORAN PBLK Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Mata Ajaran Pengalaman Belajar Lapangan Kom

2 4 10