e. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan diaplikasikan dengan menggunakan Strategi Pertemuan SP untuk pasien dan keluarga pasien, sebagai berikut :
Tabel 4.
Strategi pertemuan pada pasien dan keluarga pasien harga diri rendah
No. KemampuanKompetensi
A. Kemampuan Merawat
1. SP1
1. Mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan ini.
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien 1 kemampuan.
4. Melatih pasien sesuai dengan kemampuan yang dipilih. 5. Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien.
6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian. 2.
SP2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. Melatih kemampuan kedua. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.
B. Kemampuan Merawat Keluarga
1.
SP1
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan pengertian, tanda, dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya.
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien HDR. 2.
SP2 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat dengan harga
diri rendah. 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien harga diri rendah. 3.
SP3 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat. 2. Menjelaskan follow up pasien dan rujukan bila kembali ke
rumah.
Universitas Sumatera Utara
f. Evaluasi keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap kemampuan pasien harga diri rendah dan keluarganya, antara lain :
1 Kemampuan yang diharapkan dari pasien : a Pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki b Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat dikerjakan
c Pasien dapat melatih kemampuan yang dapat dikerjakan d Pasien dapat membuat jadwal kegiatan harian
e Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal kegiatan harian 2 Kemampuan yang diharapkan dari keluarga :
a Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien b Menyediakan fasilitas untuk pasien dapat melakukan kegiatan
c Mendorong pasien melakukan kegiatan d Memuji pasien saat pasien dapat melakukan kegiatan
e Membantu melatih pasien f Membantu penyusunan jadwal kegiatan pasien
g Memantau perkembangan pasien
B. Tinjauan Kasus 1. Pengkajian pada pasien dengan gangguan jiwa
Ruang Rawat : Cempaka
Tanggal dirawat : 19 Januari 2012
Universitas Sumatera Utara
a. Identitas Klien Inisial
: Ny. R Tanggal pengkajian
: 19 Juni 2012 Umur
: 40 tahun RM
: 02.74.91 b. Alasan Masuk
Klien suka bicara-bicara sendiri, suka menyendiri, sulit tidur, marah- marah tanpa sebab dan mau melempar-lempar barang. Hal ini dialami
klien sejak 10 tahun yang lalu. c. Faktor Predisposisi
Klien sebelumnya pernah dirawat di RSJD Provsu kira-kira 4 tahun yang lalu tahun 2008 namun pengobatannya kurang berhasil karena
klien tidak meminum obat secara teratur dan rutin sehingga klien kembali dibawa ke RSJD Provsu pada tanggal 19 Januari 2012. Klien
sudah menikah dan telah dikaruniai 3 orang anak, tetapi pada tahun 2002 klien diceraikan oleh suaminya.
Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan, harga diri rendah, regimen terapeutik tidak efektif.
Universitas Sumatera Utara
1 Genogram
Ny.R 40 thn
Keterangan : : Laki-laki
: Bercerai : Perempuan
: Klien kelolaan : Meninggal
: Tinggal serumah
Penjelasan : Klien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, terdapat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa yaitu ibu Ny. R
dengan gejala marah-marah dan sering bicara sendiri. Ibu Ny.R tidak pernah mendapatkan pengobatan atau perawatan jiwa. Klien sehari-hari
merawat ibunya serta anak-anaknya karena klien tinggal bersama ibu dan adiknya setelah klien resmi bercerai dengan suaminya sejak tahun
2002. Klien tidak rutin minum obat maupun kontrol karena malas dan sering lupa.
Masalah Keperawatan : Kurang efektifnya koping keluarga : ketidakmampuan keluarga dalam merawat
Universitas Sumatera Utara
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
2 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : pasien diceraikan oleh suaminya.
Masalah Keperawatan : Berduka disfungsional. d. Fisik
1 Tanda Vital : TD : 12070 mmHg, N : 76 xi, S : 36,8ºC, RR : 22
xi 2 Ukur
: TB : 160 cm, BB : 58 kg 3 Keluhan Fisik : Kondisi fisik klien dalm keadaan baik dan normal
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah e. Psikososial
1 Konsep Diri a Gambaran Diri : Klien mengatakan bahwa ia menyukai seluruh
bagian tubuhnya. b Identitas : Klien merupakan seorang ibu dari tiga orang anak.
Klien merasa sedih karena sudah berstatus janda karena telah diceraikan oleh suaminya.
c Peran : Klien tidak mempunyai pekerjaan, hanya mengurusi kebutuhan rumah tangga.
d Ideal Diri : Klien ingin cepat sembuh dan ingin kembali berkumpul dengan keluarga dan ketiga anaknya.
Universitas Sumatera Utara
e Harga Diri : Klien merasa kecewa dan sedih karena tidak diperdulikan oleh suaminya, serta tidak pernah diberi nafkah lagi.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah 2 Hubungan Sosial
a Orang yang berarti : Klien mengatakan bahwa orang yang paling disayang dan dekat
dengannya adalah ibu dan ketiga anaknya. b Peran serta dalam kegiatan kelompokmasyarakat :
Klien mengatakan jarang berinteraksiikut serta dalam kegiatan kelompok maupun masyarakat.
c Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien merasa malu dengan status dan keadaan dirinya sendiri,
tetapi jika diajak bicara oleh orang lain, klien masih mau berbicara dan mengobrol walaupun hanya sebentar saja.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah 3 Spiritual
a Nilai dan keyakinan Klien menganut agama Islam dan yakin akan agama yang
dianutnya. b Kegiatan ibadah
Klien sebelum masuk RSJ rajin beribadah, tetapi selama dirawat di RSJ sudah jarang beribadah. Hanya berdoa sebelum tidur.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
Universitas Sumatera Utara
f. Status Mental 1 Penampilan
Klien berpakaian rapi, rambut bersih dan disisir, mandi pagi dan sore, penggunaan pakaian sesuai, kuku pendek.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 2 Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat sambil sesekali menundukkan wajahnya. Klien tidak dapat memulai pembicaraan
dan hanya menjawab jika ditanya. Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah HDR
3 Aktivitas motorik Klien tampak lesu, tetapi masih dapat beraktivitas dengan baik.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 4 Alam perasaan
Klien tampak lesu, sedih, wajah muram, dan terkadang pandangan kosong.
Masalah Keperawatan : Gangguan alam perasaan 5 Afek
Klien berbicara dengan afek normal, sesuai dengan suasana hati dan isi pembicaraan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
Universitas Sumatera Utara
6 Interaksi selama wawancara Selama wawancara dengan perawat, klien tampak kooperatif dan
kontak mata + tetapi sesekali menundukkan wajahnya. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
7 Persepsi Klien mengatakan bahwa pendengaran, penglihatan, perabaan,
pengecapan, dan penghirupan dalam keadaan baik. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
8 Proses pikir Klien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik,
daya ingat klien masih bagus, baik ingatan masa lampau maupun kini. Klien mengatakan bahwa ia sering mendengar tetangganya
sering menjelek-jelekkan dirinya. Klien juga mengatakan bahwa ia marah pada adiknya yang akan membangun dapur di rumah
orangtuanya karena merasa adiknya akan menggambil rumah dan semua harta orang tuanya serta takut ia tidak mendapatkan harta
warisan. Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga
9 Tingkat kesadaran Klien dalam keadaan sadar penuh dan dapat menyebutkan
hariwaktu, tempat, dan orang dengan baik tanpa dibantu perawat. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
Universitas Sumatera Utara
10 Memori Klien masih dapat mengingat kejadian jangka panjang dan jangka
pendek dengan baik. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
11 Tingkat konsentrasi dan berhitung Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung dengan baik.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 12 Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa ia mengalami gangguan jiwa karena stres diceraikan suaminya dan marah pada adiknya yang akan
mengambil rumah dan harta orang tuanya. Klien juga ingin cepat sembuh dan dapat berkumpul kembali dengan ketiga anaknya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah g. Kebutuhan Persiapan Pulang
1 Perawatan Diri Klien mampu melakukan mandi, BAKBAB, makan, berpakaian,
dan berdandan sendiri. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
2 Nutrisi Klien merasa lebih enak masakan di rumah daripada di RSJ, tetapi
harus tetap bersyukur dan dimakan saja. Klien mendapatkan makanan 3 kali sehari dan makanan tambahan seperti roti dan buah
jika anggota keluarganya datang menjenguk.
Universitas Sumatera Utara
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 3 Tidur
Klien mengatakan bahwa ia tidak mengalami gangguan tidurklien dapat tidur nyenyak pada malam hari tetapi, klien jarang tidur siang.
Tidur setiap pukul 20.00 WIB dan bangun setiap pukul 06.00 WIB. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
h. Mekanisme Koping Klien melakukan mekanisme koping dengan berbicara dengan orang
lain, menonton TV, teknik relaksasi, aktivitas konstruktif, dan mencoba untuk selalu bersyukur dan selalu berpikir positif sesuai dengan yang
diajarkan oleh perawat. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
i. Aspek Medis Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid
Terapi Medik : Tablet Haloperidol 3 x 5mg
Tablet THP 2 x 2mg Tablet Chlorpromazine 1 x 100mg
j. Daftar Masalah Keperawatan 1 Harga diri rendah
2 Gangguan proses pikir : Waham Curiga 3 Perilaku kekerasan
4 Regimen terapeutik tidak efektif 5 Koping keluarga tidak efektif
Universitas Sumatera Utara
6 Berduka disfungsional 7 Gangguan alam perasaan
k. Analisa Data
No. DATA
MASALAH
1. DS :
Klien mengatakan bahwa ia merasa sedih dan kecewa karena diceraikan
oleh suaminya dan tidak pernah diberi nafkah.
DO : Klien berbicara dengan suara pelan
dan lambat, sering menundukkan wajahnya.
Harga diri rendah
2. DS :
Klien mengatakan sering mendengar tetangganya menjelek-
jelekkan dirinya dan merasa curiga bahwa adiknya yang akan
membangun dapur di rumah orangtuanya akan mengambil rumah
dan semua harta orang tuanya. Klien juga merasa takut tidak akan
mendapat harta warisan orangtuanya.
DO : Klien berulang kali mengatakan
pada perawat bahwa adiknya akan mengambil rumah dan harta
orangtuanya Gangguan proses pikir :
Waham Curiga
3. DS :
Klien mengatakan bahwa ia sering marah-marah, melempar barang-
barang karena merasa kesal akan keadaan dirinya dan merasa curiga
pada adiknya yang akan membangun dapur di rumah
orangtuanya. Tetapi, semenjak dirawat di RSJ klien jarang merasa
marah.
DO : Klien tampak serius dan marah pada
saat bercerita tentang adiknya dan tentang tetangga-tetangganya yang
Perilaku kekerasan
Universitas Sumatera Utara
menjelek-jelekkan dirinya.
2. Diagnosa Keperawatan
1 Harga diri rendah 2 Gangguan proses pikir : Waham curiga
3 Perilaku kekerasan
3. Intervensi Keperawatan No.
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Tujuan
Intervensi
1. Harga diri
rendah 1. Klien dapat
mengidentifika si kemampuan
dan aspek positif yang
dimiliki.
2. Klien dapat menilai
kemampuan diri yang dapat
digunakan.
3. Klien dapat menetapkan
atau memilih kegiatan yang
sesuai kemampuan.
4. Klien dapat berlatih
kegiatan yang sudah dipilih,
sesuai kemampuan.
5. Klien dapat merencanakan
kegiatan yang sudah
dilatihnya. SP1 :
1. Mengindentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang
masih dapat digunakan ini. 3. Membantu pasien memilih
kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
pasien 1 kemampuan.
4. Melatih pasien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
5. Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien.
6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP2 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien. 2. Melatih kemampuan kedua.
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Universitas Sumatera Utara
2. Gangguan
proses pikir : Waham Curiga
1. Klien dapat berorientasi
kepada realita secara
bertahap.
2. Klien mampu berinteraksi
dengan orang lain dan
lingkungan.
3. Klien menggunakan
obat dengan prinsip 5 benar.
SP1 : 1. Membantu orientasi realita.
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
3. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP2 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien. 2. Berdiskusi tentang
kemampuan yang dimiliki. 3. Melatih kemampuan yang
dimiliki. SP3 :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan
obat secara teratur. 3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3. Perilaku
kekerasan 1. Klien dapat
mengidentifika si penyebab
perilaku kekerasan.
2. Klien dapat mengidentifika
si tanda-tanda perilaku
kekerasan.
3. Klien dapat menyebutkan
jenis perilaku kekerasan yang
pernah dilakukan.
SP1 : 1. Mengidentifikasi penyebab
perilaku kekerasan. 2. Mengidentifikasi tanda dan
gejala perilaku kekerasan. 3. Mengidentifikasi perilaku
kekerasan yang dilakukan. 4. Mengidentifikasi akibat
perilaku kekerasan. 5. Menyebutkan cara mengontrol
perilaku kekerasan. 6. Membantu pasien
mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I : Tarik
nafas dalam.
Universitas Sumatera Utara
4. Klien dapat menyebutkan
akibat dari perilaku
kekerasan yang dilakukannya.
5. Klien dapat menyebutkan
cara mengontrol
perilaku kekerasan.
6. Klien dapat mengontrol
perilaku kekerasannya
secara fisik, spiritual, sosial,
dan dengan terapi
psikofarmaka. 7. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal harian.
SP2 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien. 2. Melatih pasien mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara fisik II : memukul bantal
dan kasur.
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
harian.
SP3 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien. 2. Melatih pasien mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara verbal.
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
harian.
SP4 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien. 2. Melatih pasien mengontrol
perilau kekerasan dengan cara spiritual.
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
harian.
Universitas Sumatera Utara
4. Implementasi dan Evaluasi No.
Tanggal Pukul
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Evaluasi
1. 19-6-2012
Pukul: 10.35-
11.45 WIB Harga diri rendah
SP1 : 1. Mengindentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki pasien. 2. Membantu pasien menilai kemampuan
pasien yang masih dapat digunakan ini. 3. Membantu pasien memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien 1 kemampuan.
4. Melatih pasien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
5. Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien.
6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
S : - Klien mengatakan bahwa ia bisa
menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci baju, mengambil air.
- Klien memilih satu kegiatan ringan terlebih dahulu untuk dilatih yaitu
mengambil air di dapur.
O : Klien menjawab dengan suara yang pelan
dan lembut, kontak mata + tetapi sesekali klien menundukkan wajahnya, ekspresi
tenang.
A : - Klien mengungkapkan kemampuan
yang dimilikinya. - Klien dapat melakukan latihan
kemampuan yang pertama yaitu mengambil air di dapur dengan baik
- Klien tampak senang dan semangat pada saat perawat memberikan pujian
dan dorongan semangat terhadap keberhasilan latihan yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
klien. P :
Pertemuan selanjutnya akan dilakukan pada tanggal 20 Juni 2012, pukul 08.05-09.30
WIB dengan topik SP2 pada Harga Diri Rendah.
20-6-2012 Pukul:
08.05- 09.30 WIB
SP2 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien. 2. Melatih kemampuan kedua.
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
S : Klien mengatakan bahwa ia akan selalu
mengambil air minum di dapur untuk makan siang setiap hari.
O : Klien menjawab pertanyaan perawat
dengan suara yang pelan dan lembut, kontak mata +, pasien tampak tersenyum,
ekspresi tenang.
A : - Klien mengungkapkan kemampuan
lainnya yang dapat ia latih bersama perawat yaitu menyapu dan mengepel.
- Klien dapat melakukan latihan kemampuan kedua yaitu menyapu dan
mengepel dengan baik tetapi, harus tetap diawasi perawat karena terkadang
tidak terlalu bersih.
Universitas Sumatera Utara
- Klien tampak semangat pada saat melakukan latihan kedua.
P : Pertemuan selanjutnya adalah dengan topik
Gangguan proses pikir : Waham Curiga pada tanggal 22 Juni 2012 pada pukul
10.15-11.00 WIB.
2. 22-6-2012
Pukul: 10.15-
11.00 WIB Gangguan proses
pikir : Waham Curiga
SP1 : 1. Membantu orientasi realita.
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak
terpenuhi. 3. Membantu pasien
memenuhi kebutuhannya.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
S : - Klien mengatakan bahwa ia sering
merasa curiga akan tingkah laku tetangga-tetangganya yang sering
menjelek-jelekkan dirinya, serta perilaku adiknya yang akan mengambil
semua harta orangtuanya.
- Klien merasa takut tidak mendapatkan harta warisan orangtuanya.
- Klien merasa kurang dihargai dalam keluarga dan lingkungan rumahnya.
O : Klien tampak serius pada saat menceritakan
kecurigaannya terhadap orang-orang terdekatnya, kontak mata + tetapi sesekali
mengalihkan pandangan kesekitarnya.
A :
Universitas Sumatera Utara
- Klien membutuhkan pengakuan keberadaan dan rasa dihormati orang
lain. - Klien merasa dihargai dan dihormati di
RSJ karena ia merasa dibutuhkan dan selalu dapat membantu segala
kebutuhan di RSJ.
P : Pertemuan dilanjutkan dengan topik SP2
pada Gangguan proses pikir : Waham Curiga.
SP2 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien. 2. Berdiskusi tentang kemampuan yang
dimiliki. 3. Melatih kemampuan yang dimiliki.
S : Klien mengatakan ia akan berusaha untuk
berpikir positif, dan mencoba menganggap mereka baik, dan tidak mencurigai orang
lain.
O : Klien tampak lebih tenang, menjawab
dengan suara pelan dan lembut, kontak mata +.
A : - Klien masih memiliki beberapa
kemampuan yang dapat dilatih seperti menyapu, mengepel, mencuci piring,
mencuci baju, mengambil air.
- Klien sering melatih kemampuan-
Universitas Sumatera Utara
kemampuan tersebut dengan baik setiap harinya.
P : Pertemuan selanjutnya dengan topik SP3
pada tanggal 25 Juni 2012 pukul 10.20 WIB.
25-6-2012 Pukul:
10.20- 10.55 WIB
SP3 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien. 2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat secara teratur. 3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian. S :
Klien mengatakan bahwa ia akan minum obat secara teratur agar cepat sembuh dan
dapat pulang dan berkumpul dengan keluarga dan ketiga anaknya.
O : Klien tampak lebih tenang, menjawab
dengan suara pelan dan lembut, kontak mata +, dan tersenyum pada perawat.
A : Klien masih memiliki semangat untuk
sembuh dan mencoba untuk minum obat secara teratur.
P : Pertemuan selanjutnya adalah dengan topik
Perilaku Kekerasan pada tanggal 26 Juni 2012 pukul 10.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
3. 26-6-2012
Pukul: 10.00-
10.45 WIB Perilaku
Kekerasan SP1 :
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan.
4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
5. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
6. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I : Tarik
nafas dalam. 7. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal harian. S :
Klien mengatakan ia marah-marah dan melempar barang karena merasa kecewa
akan hidupnya dan merasa curiga akan adiknya yang akan mengambil semua harta
orangtuanya. Tetapi selama dirawat di RSJ, ia sudah tidak pernah marah-marah lagi.
O : Klien menjawab dengan singkat, suara
pelan, kontak mata +, ekspresi tenang, raut wajah sedih.
A : - Klien mengungkapkan mengapa dirinya
marah-marah, dan melempar barang. - Klien mampu mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara tarik napas dalam yang telah dilatih perawat.
P : Pertemuan selanjutnya adalah SP2 perilaku
kekerasan pada tanggal 28 Juni 2012 pukul 10.35 WIB.
28-6-2012 Pukul :
10.35- 11.10 WIB
SP2 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien. 2. Melatih pasien mengontrol perilaku
S : Klien mengatakan telah mempraktekkan
tarik napas dalam jika ingin marah.
Universitas Sumatera Utara
kekerasan dengan cara fisik II : memukul bantal dan kasur.
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian.
O : Klien menjawab dengan lambat dan suara
pelan, kontak mata +, ekspresi tenang. A :
- Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
cara memukul kasur dan bantal. - Klien mampu mempraktekkan
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara tarik napas dalam yang telah dilatih
perawat.
P : Pertemuan selanjutnya adalah SP3 dan SP4
perilaku kekerasan pada tanggal 29 Juni 2012 pukul 11.15 WIB.
29-6-2012 Pukul :
11.15- 11.55 WIB
SP3 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien. 2. Melatih pasien mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara verbal. 3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal harian. S :
Klien menyebutkan cara meminta sesuatu dengan kata-kata yang sopan dan lembut,
mengungkapkan penolakan tanpa marah.
O : Klien menjawab dengan lancar, kontak
mata +, ekspresi tenang, dan tersenyum pada perawat.
Universitas Sumatera Utara
A : - Klien dapat menyebutkan cara ketiga
dalam mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal.
- Klien mampu mempraktekkan mengontrol perilaku kekerasan dengan
cara verbal.
P : Pertemuan dilanjutkan dengan topik SP4
pada Perilaku Kekerasan. SP4 :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. Melatih pasien mengontrol perilau kekerasan dengan cara spiritual.
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian.
S : Klien mengatakan bahwa ia akan rajin
shalat dan berdoa, agar cepat diberi kesembuhan dan dapat berkumpul kembali
dengan keluarga dan ketiga anaknya.
O : Klien menjawab dengan lancar dan
bersemangat, kontak mata +, ekspresi senang, dan tersenyum pada perawat.
A : - Klien dapat menyebutkan cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual yakni banyak berdoa dan
shalat.
Universitas Sumatera Utara
- Perawat memfasilitasi klien dalam beribadah dengan cara memberikan
peralatan shalat.
P : Terminasi pertemuan dan evaluasi
pengetahuan klien.
Universitas Sumatera Utara
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa : Vera Triastuti Hasibuan
Tanggal : 19 Juni 2012
Jam : 10.35 WIB
Ruangan : Cempaka
Inisial Pasien : Ny. R
Status Interaksi : Fase Orientasi
Lingkungan : Perawat dan pasien duduk berhadapan, lingkungan tempat berinteraksi tampak tenang, cuaca cerah, jendela terbuka, perawat dan pasien melakukan wawancara di ruangan Cempaka, tepatnya di sebelah tempat tidur
pasien. Terdapat 2 orang pasien lain yang duduk dekat dengan perawat saat berinteraksi, sebagian pasien lain menonton televisi dan tidur di tempat tidurnya masing-masing.
Deskripsi Pasien : Pasien tampak rapi, menggunakan baju kaos warna merah dan celana ponggol warna biru tua. Rambut
pendek dan kulit tampak bersih. Selama interaksi, pasien terlihat kooperatif dan tenang. Tujuan
: - Pasien dapat menceritakan apa yang dirasakannya, alasan pasien dibawa ke RSJ. - Pasien dapat mengidentifikasi penyebab, tanda, dan gejala harga diri rendah, serta dapat mengindentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.
Universitas Sumatera Utara
ANALISA PROSES INTERAKSI KOMUNIKASI
ANALISA RASIONAL
VERBAL NON VERBAL
BERPUSAT PADA PASIEN
BERPUSAT PADA PERAWAT
P : “Selamat Pagi Bu… Gimana kabarnya hari
ini?” P : Tersenyum sambil
memandang pasien. Berharap agar pasien mau
menerima kehadiran perawat dan kooperatif
dalam interaksi Mengucapkan salam
merupakan awal untuk membina
hubungan saling percaya dan dapat
melanjutkan intervensi.
K : “Selamat pagi Suster Baik…”
K : Kontak mata + tetapi sesekali menundukkan
wajahnya, tersenyum Pasien diam karena belum
pernah melihat perawat sebelumnya di ruangan
tersebut.
P:” Perkenalkan, saya Suster Vera, saya
mahasiswa S1 Keperawatan USU
yang akan dinas di ruangan ini selama 4
minggu dan saya yang akan merawat ibu dan
pasien lainnya disini. Mau gak ibu ngobrol-
ngobrol sebentar sama saya selama 20 menit
ke depan?” P : Kontak mata +,
mengulurkan tangan, tersenyum, dan
memperhatikan keadaan pasien.
Perawat merasa senang karena pasien mau
menjawab salam dan mau menerima kontrak.
Untuk menimbulkan rasa percaya bagi
pasien terlebih dahulu perawat
memperkenalkan diri.
Universitas Sumatera Utara
K: “Iya, mau Suster. Mau ngobrol-ngobrol apa?”
K : Kontak mata +, tersenyum tipis sambil
menganggukkan kepala, menjabat
tangan pasien. Kelihatan bersemangat dan
senang. Sikap bersemangat
pertanda hubungan saling percaya sudah
terbina.
P: “Nama Ibu siapa? Senangnya dipanggil
apa? Umur Ibu berapa? Dimana alamat Ibu?”
P : Kontak mata +, memegang tangan
pasien Berharap pasien mau
memperkenalkan diri. Dengan mengetahui
nama panggilan seseorang
mempermudah komunikasi.
K: “Nama saya Rosalia, panggil saja Rosalia,
saya berusia 40 tahun sekarang dan tinggal
bersama Ibu dan ketiga anak saya di Medan,
tepatnya di Marindal.” K : Kontak mata +,
wajah menunduk, berbicara pelan dan
lambat. Pasien mau
memperkenalkan diri dengan menyebutkan
nama, umur dan alamatnya.
P : “Ibu kapan masuk ke rumah sakit ini? Siapa
yang bawa? Dan kenapa dibawa
kemari?” P : Kontak mata +,
menyentuh tangan pasien, mendengarkan
jawaban pasien. Berharap agar pasien mau
menjawab pertanyaan. Menstimulasi pasien
terhadap ingatan jangka panjang dan
orientasi waktu.
K : “Saya dibawa kesini tanggal 19 Januari
2012. Dibawa adik saya karena saya sering
menangis, curiga dan marah-marah sambil
K : Terdiam sebentar lalu menjawab pertanyaan
perawat, sambil menundukkan
wajahnya dan memandang
Pasien menyadari dan mampu menyebutkan
kapan, siapa yang membawa dan alasan
pasien dibawa ke RSJ
Universitas Sumatera Utara
melempar barang di rumah, saya juga tidak
bisa tidur, suka bicara sendiri, suka
menyendiri. Sebenarnya saya sudah
pernah dirawat disini, sekitar tahun 2008
kalau tidak salah.” kesekeliling.
P : “Apakah sampai sekarang Ibu masih
ingin marah, melempar barang, menangis,
menyendiri, atau curiga? Apa yang
membuat Ibu merasakan hal tersebut?
Apa sebelumnya Ibu pernah marah,
melempar barang, menangis, bicara
sendiri, atau curiga? Terus, penyebabnya
apa? Sama tidak penyebabnya dengan
yang sekarang?” P : Kontak mata +,
tersenyum, dan menyentuh tangan
pasien. Berharap pasien
menjawab pertanyaan dan mengungkapkan apa yang
dirasakan pasien. Memulai pengkajian
awal untuk menetapkan
intervensi keperawatan yang
akan diberikan dan mengidentifikasi
pengetahuan pasien dibawa ke RSJ
Universitas Sumatera Utara
K : “Sekarang saya sudah jarang marah-marah
atau melempar barang Sus.. Dulu saya marah
karena saya curiga adik saya yang mau
menambah dapur rumah ingin mengambil
semua harta orang tua saya. Saya takut saya
tidak dapat harta warisan. Sebenarnya
saya jadi sering marah- marah karena merasa
sedih dengan hidup saya, saya diceraikan
suami saya, suami saya tidak memperdulikan
saya dan tidak pernah memberi saya nafkah.
Saya malu..” K: Kepala tertunduk,
wajah tampak sedih dan bicara dengan
sangat pelan. Pasien menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh perawat dan
kooperatif
P :“Emmm,, jadi Ibu marah-marah dan
curiga sama orang lain karena mengalihkan
rasa sedih Ibu karena diceraikan oleh suami
Ibu… Ibu,, walaupun P : Kontak mata +,
menyentuh tangan pasien.
Berharap pasien menjawab pertanyaan dan
mengungkapkan apa yang dirasakan pasien.
Hubungan saling percaya masih harus
ditingkatkan dan perawat harus
membuat pasien merasa nyaman saat
berinteraksi.
Universitas Sumatera Utara
kita merasa sedih dan malu akan hidup kita,
tidak baik jika mengalihkannya
dengan marah-marah dan curiga terhadap
orang lain. Mencoba untuk ikhlas dan
memperbaiki diri akan lebih baik buat Ibu.
Benar kan bu?”
K : “Iya, benar… Tapi, saya merasa malu sama
orang lain, saya seperti tidak bisa apa-apa,
tidak berguna.” K : Kontak mata + tetapi
sesekali menunduk dan melihat kesekeliling
ruangan. Pasien mampu
menjelaskan mengenai penyebab rasa marah dan
curiganya
P : “Kalau begitu, besok Ibu mau kan kalau kita
mengobrol lagi seperti ini, sekalian nanti kita
akan membicarakan kemampuan positif
yang Ibu miliki dan mencoba untuk Ibu
latih agar meningkatkan percaya
P: Kontak mata +, dan memegang bahu
pasien. Berharap pasien dapat
menyetujui kontrak yang dibuat.
Meminta persetujuan pasien untuk
mengetahui kesediaan pasien untuk
diintervensi.
Universitas Sumatera Utara
diri Ibu… Ibu mau kan? Baiklah saya
permisi dulu yah…
K : “Mau sus… Besok kita jumpa lagi ya… Iya
sus, saya juga mau istirahat dulu.
Makasih ya sus….” K: Kontak mata +,
tersenyum. Meminta persetujuan
dari pasien akan meningkatkan harga
diri pasien dan terminasi yang baik
akan dapat menjaga hubungan saling
percaya tetap atau semakin baik lagi.
Kesan : Proses interaksi berlangsung dengan baik dan lancar, klien dapat diajak berkomunikasi dengan baik dan kooperatif. Hubungan saling percaya sudah terbina dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa : Vera Triastuti Hasibuan
Tanggal : 20 Juni 2012
Jam : 08.05 WIB
Ruangan : Cempaka
Inisial Pasien : Ny. R
Status Interaksi : Fase Kerja
Lingkungan : Perawat dan pasien duduk berhadapan, lingkungan tempat berinteraksi tampak tenang, cuaca cerah, jendela
terbuka, terdapat 24 buah tempat tidur, 1 kamar mandi, 1 gudang, 2 buah lemari pakaian, 1 buah meja tempat gelas dan tempat air, 2 buah meja untuk tempat berdiskusi antara perawat dan pasien, dan 1 buah
meja pegawai ruangan, Televisi sedang dihidupkan, dan pintu ruangan yang terbuka. Terdapat 2 orang pasien lain yang duduk dekat dengan perawat saat berinteraksi, sebagian pasien lain menonton televisi dan
tidur di bawah tempat tidur, dan 1 orang perawat sedang memberikan intervensi kepada pasien.
Deskripsi Pasien : Pasien tampak rapi, menggunakan baju kaos warna merah dan celana ponggol warna biru tua. Rambut
pendek dan kulit tampak bersih. Selama interaksi, pasien terlihat sangat kooperatif. Tujuan
: - Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki - Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
- Pasien dapat menetapkanmemilih kegiatan yang sesuai kemampuan - Pasien dapat berlatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
- Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
Universitas Sumatera Utara
ANALISA PROSES INTERAKSI KOMUNIKASI
ANALISA RASIONAL
VERBAL NON VERBAL
BERPUSAT PADA PASIEN
BERPUSAT PADA PERAWAT
P : “Selamat Pagi Bu R.. Masih ingat dengan
saya kan? Bagaimana kabar Ibu hari ini?
Gimana tidurnya tadi malam?
K : “Pagi Suster, masih
ingat. Suster Vera kan..? Kabar saya sehat
suster dan tadi malam tidurnya nyenyak.”
P : “Sesuai janji kita
kemarin, saya mau ngajak ngobrol Ibu lagi.
Ibu masih ingat kan topik yang mau kita
diskusikan hari ini?”
Sekarang kita diskusi tentang kemampuan
positif apa saja yang P : Menghampiri pasien
sambil mengulurkan tangan dan tersenyum,
kontak mata +
K : kontak mata +,
tersenyum sambil mengulurkan
tangannya.
P : Kontak mata +,
mendengarkan jawaban pasien, menyentuh
tangan pasien. .
Pasien menjawab pertanyaan perawat dan
masih ingat dengan nama perawat.
Merasa senang karena disambut dengan hangat.
Berharap klien masih ingat dengan topik yang
akan didiskusikan. Mengucapkan salam
dapat memberikan rasa nyaman dalam
memulai proses interaksi
Mengevaluasi ingatan pasien mengenai
pembicaraan sebelumnya.
.
Universitas Sumatera Utara
masih Ibu miliki agar meningkatkan
kepercayaan diri Ibu.” “Kira-kira apa saja
kemampuan positif yang masih Ibu miliki?
Coba Ibu sebutkan satu persatu.”
K : “Kemampuan yang
masih saya miliki yah seperti pekerjaan
rumah sehari-hari, seperti menyapu,
mengepel, mencuci baju, mencuci piring,
mengambil air. Saya kan hanya ibu rumah
tangga yang tidak bekerja jadi hanya bisa
itu saja.” K : Kontak mata + tetapi
sesekali menundukkan wajah, menjawab
pertanyaan perawat dengan suara pelan.
Ekspresi tenang Berharap pasien mau
mengungkapkan perasaan dan kemampuan yang
dimilikinya Menggali
kemampuan positif yang masih dimiliki
klien
Universitas Sumatera Utara
P:“Cukup banyak yah kemampuan yang
masih Ibu miliki. Jadi, Ibu jangan rendah diri
karena Ibu masih punya banyak
kemampuan dan hanya perlu untuk dilatih.”
K: “Iya Sus..”
P: “Kalau begitu suster akan membantu Ibu
untuk melatih beberapa kemampuan positif
yang masih Ibu miliki. Sekarang, coba Ibu
pilih kegiatan apa yang ingin Ibu latih.”
K: :“Apa ya? Coba
menyapu dulu yah sus.”
P : Memandang pasien sambil tersenyum.
K : kontak mata +,
tersenyum pada perawat
P : Tersenyum, kontak
mata + K : Kontak mata + dan
membalas senyuman. Berharap perawat mau
melatihnya. Berharap perawat mau
mengajarkannya Berharap pasien mau
mendengarkan dan mengubah pemikirannya
tentang dirinya. .
Berharap pasien mau memilih kemampuan
yang masih dimilikinya dan melatihnya bersama
perawat. Pujian yang diberikan
dapat menimbulkan rasa percaya diri dan
meningkatkan harga diri.
Menunggu pasien memilih kemampuan
positif yang akan dilatihnya.
Melatih pasien melakukan
kemampuan positif
Universitas Sumatera Utara
P: “Baiklah, sekarang kita
coba latihan menyapunya yah Bu,,,
Ibu ambil dulu sapu di gudang yah? Nanti kita
akan coba latihan menyapu di teras. Mau
kan Bu? Atau Ibu mau menyapu di tempat
lain?”
K: “Mau sus,, dimana aja
boleh kok…” P: “Nah, sekarang coba Ibu
liyat saya menyapu dulu yah? Baru nanti
gantian Ibu yang menyapu seperti yang
saya peragakan tadi. Oke Bu? Perhatikan
yah? Lantai disapu ke P : Kontak mata +,
menanyakan kesediaan klien untuk dilatih.
K : Kontak mata +,
menjawab pertanyaan P : Kontak mata +,
tersenyum, memperagakan cara
menyapu, menyerahkan sapu ke pasien
Pasien bersedia untuk dilatih bersama perawat.
Berharap pasien bersedia untuk dilatih dan dapat
melakukan kegiatan yang dipilihnya dengan baik.
Berharap pasien mau memperhatikan dan
melakukannya. yang masih
dimilikinya Menggali
kemampuan pasien Melatih kemampuan
pasien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
satu arah secara perlahan dan pastikan
sampah yang disapu tidak berserakan.
Sekarang coba Ibu yang menyapu. Suster Vera
ingin lihat.”
K: “Seperti ini kan sus?
Agak susah ya, anginnya banyak,
sampahnya beterbangan.”
P: “Wah….bersih sekali…
ternyata Ibu Rosalia dapat menyapu dengan
baik dan benar yah… Nah, biar Ibu semakin
terbiasa, kita buat menyapu sebagai
kegiatan sehari-hari Ibu disini yah? Setiap pagi
dan setelah makan, Ibu menyapu ruangan yah?
Mau kan Bu?” K : Kontak mata + tetapi
sesekali memperhatikan sampah yang sedang
disapu.
P : Kontak mata +, tersenyum, dan
mengacungkan jempol Pasien mampu melatih
kemampuan pertamanya yaitu menyapu dengan
baik. Berharap pasien mau
melakukannya sebagai aktivitas sehari-hari.
Latihan kemampuan yang masih dimiliki
untuk pertama kali harus tetap diawasi
oleh perawat. Pujian diberikan pada
pasien atas kemampuannya.
Universitas Sumatera Utara
K : “ Iya, mau Sus… Tapi, kalau saya capek, saya
boleh istirahat kan sus?”
P: “Iya, kalau Ibu Rosalia
capek, Ibu bisa istirahat sebentar, setelah itu
dilanjutkan kembali menyapunya. Oke Bu?
Lama-lama Ibu akan terbiasa juga kok Bu,
jadi Ibu tenang aja. Selain menyapu, Ibu
bisa melakukan apa lagi yang bisa kita latih?”
K: “Oke,,, hehehhehe,,,
Mengepel Ibu juga bisa…”
K : Kontak mata +, sesekali memandang
kesekeliling.
P : Kontak mata +,
tersenyum K : Kontak mata +,
sesekali memandang sekeliling.
Pasien bersedia untuk terus melatih menyapu dan
memasukkannya kedalam aktivitas sehari-hari.
Pasien menyebutkan kemampuan lainnya yang
masih dimiliki. Menggali kemampuan
positif lainnya yang dimiliki untuk dilatih
bersama perawat. Mendapat persetujuan
pasien untuk memasukkan
kegiatan menyapu sebagai aktivitas
sehari-hari selama dirawat di RSJ.
Universitas Sumatera Utara
P :”Ibu bisa mengepel yah? Kalau begitu, coba kita
latih cara mengepel yang benar yah Bu?
Sekarang coba Ibu ambil dulu kain pel di
gudang. Kita akan coba latihan mengepel
sekarang.”
K: “Baik sus… Tunggu
sebentar yah…” P: “Tadi kita kan sudah
latihan menyapu, sekarang kita latihan
mengepel. Caranya hampir sama. Ibu
perhatikan suster Vera yah, nanti giliran Ibu
untuk melatihnya. Yah? Seperti ini.
Sekarang coba Ibu yang mengepel. Suster
mau lihat.” P : Kontak mata +,
tersenyum. K : Kontak mata +,
berjalan menuju gudang.
P : Kontak mata +,
sambil terseyum, dan mempraktekkan cara
mengepel yang baik dan benar,
menyerahkan pel ke pasien.
Pasien tampak mulai bersemangat.
Berharap pasien bersedia untuk kembali melatih
kemampuan yang masih dimilikinya yaitu
mengepel. Berharap pasien mau
memperhatikan dan melakukannya
Melatih pasien beberapa kemampuan
yang masih dimilikinya dapat
meningkatkan kepercayaan diri dan
harga diri.
Universitas Sumatera Utara
K: “Seperti ini kan sus… Saya bisa kok sus
melakukannya.” P: “Wah,,, bersih dan
mengkilap yah lantainya,,,
ehehhehehe… Kalau setiap hari Ibu yang
menyapu dan mengepel lantai ruang Cempaka
pasti selalu bersih dan kinclong lantainya. Ya
kan Bu? Jadi, nanti mengepel juga kita
masukkan dalam aktivitas Ibu sehari-hari
yah? Mulai besok Ibu yang menyapu dan
mengepel teras depan yah Bu? Ibu mau kan?
Biar ruangan kita bersih dan nyaman.”
K : Kontak mata +, mempraktekkan cara
mengepel yang baik dan benar seperti yang
telah diajarkan.
P : Kontak mata +,
tersenyum dan menggandeng lengan
pasien. Pasien mampu
mempraktekkan cara mengepel yang baik dan
benar. Berharap pasien bersedia
dan dapat melakukannya setiap hari.
Melatih beberapa kemampuan yang
masih dimiliki akan meningkatkan
kepercayaan diri.
Universitas Sumatera Utara
K:”Baik sus…” P: “Nah,,, gitu donk Bu….
Sekarang untuk semakin memperlancar
Ibu dalam menyapu dan mengepel, coba Ibu
peragakan lagi cara menyapu dan
mengepel. Masih bisa kan Bu?”
K : “ Bisa, sus…. Seperti ini kan? Kalau
mengepel, seperti ini kan? Saya sudah bisa
sus…” K : Kontak mata +, dan
tersenyum
P : Kontak mata +, dan tersenyum,
menyerahkan sapu pada pasien.
K : Kontak mata + tetapi
lebih fokus memperhatikan lantai
yang disapu dan dipel. Pasien bersedia untuk
menyapu dan mengepel setiap hari dan
memasukkannya dalam aktivitas sehari-hari.
Pasien mampu mempraktekkan latihan
kemampuan yang masih dimiliki yaitu menyapu
dan mengepel dengan baik dan benar.
Perawat berharap pasien mampu mengingat dan
melatih hal-hal yang sudah diajarkan setiap
harinya. Melatih pasien cara
beribadah dan minum obat yang teratur
dapat mengendalikan waham
Universitas Sumatera Utara
P: “Iya bagus sekali Bu… Suster Vera senang
rasanya, melihat Bu Rosalia dapat berlatih
dengan baik. Semoga apa yang sudah suster
ajarkan dan latih Ibu dapat mengingat dan
melakukannya. Baiklah Bu Rosalia, untuk hari
ini sekian dulu percakapan dan latihan
kita, besok kita akan bercakap-cakap dan
melatih kemampuan Ibu lainnya. Ibu mau
kan Bu?”
K:“Mau, Sus…saya senang
bisa ngobrol dan latihan sama-sama Suster..
Biar cepet sembuh dan bisa berkumpul dengan
keluarga dan ketiga anak saya. Saya sudah
sangat rindu.” P : Kontak mata +,
tersenyum pada pasien. K: Kontak mata +,
tersenyum pada perawat.
Pasien merasa senang karena banyak hal yang
sudah dipelajari dan dilatih untuk menunjang
kesembuhannya. Membuat kontrak
pertemuan untuk keesokan harinya.
Universitas Sumatera Utara
P: “Bagus..itu Bu…, kalau begitu sekarang Ibu
dapat beristirahat kembali. Tapi,
sebelumnya letakkan dulu sapu dan pelnya di
gudang yah Bu.. Sampai ketemu besok,
Bu…”
K:“Ya, sus…terima kasih.
Saya istirahat dulu.” P: Kontak mata + sambil
tersenyum. K : Kontak mata +,
membalas senyuman perawat
Pasien menyimpan kembali sapu dan pel ke
gudang dan kembali beristirahat di tempat
tidurnya. Mengakhiri pertemuan
untuk hari ini. Melakukan kontrak
pada pertemuan selanjutnya
Melakukan salam terapeutik
Kesan : Proses interaksi berlangsung dengan baik dan lancar, klien dapat diajak berkomunikasi secara baik. Klien mau mempraktekkan dan melatih kemampuan yang masih dimiliki sesuai dengan yang diajarkan perawat.
Universitas Sumatera Utara
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa : Vera Triastuti Hasibuan
Tanggal : 30 Juni 2012
Jam : 11.30 WIB
Ruangan : Cempaka
Inisial Pasien : Ny.R
Status Interaksi : Fase Terminasi
Lingkungan : Perawat dan pasien duduk berhadapan, lingkungan tempat berinteraksi tampak tenang, cuaca cerah, jendela terbuka, perawat dan pasien melakukan wawancara di dalam ruangan Cempaka. Di dalam ruangan terdapat
tiga meja dan beberapa kursi. Terdapat 2 orang pasien lain yang duduk dekat dengan perawat saat berinteraksi, sebagian pasien lain menonton televisi dan tidur di dalam ruangan.
Deskripsi Pasien : Pasien tampak rapi, menggunakan baju kaos warna cokelat muda dan celana ponggol warna biru tua.
Rambut pendek dan kulit tampak bersih. Selama interaksi, pasien terlihat sangat kooperatif dan tenang. Tujuan
: Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan selama ini dan mengakhiri pertemuan dengan pasien
Universitas Sumatera Utara
ANALISA PROSES INTERAKSI KOMUNIKASI
ANALISA RASIONAL
VERBAL NON VERBAL
BERPUSAT PADA PASIEN
BERPUSAT PADA PERAWAT
P : “Selamat pagi, Bu Rosalia….Bagaimana
kabarnya hari ini?”
K : “Pagi…..kabar baik suster”.
P: “Apakah Ibu masih ingat perjanjian kita hari ini
? Kita sekarang ingin berbincang tentang
apa?” P : Tersenyum sambil
memandang pasien. K : Kontak mata +,
tersenyum P : Kontak mata +,
mengiring klien duduk di teras depan
Memberi respon untuk berinteraksi
Senang dan berharap interaksi dapat berjalan
sesuai rencanakontrak Berharap klien ingat
dengan kontrak yang telah disepakati
Mengucapkan salam merupakan awal
untuk membina hubungan saling
percaya dan dapat melanjutkan
intervensi. Memberikan
kesempatan kepada klien untuk berfikir
dan mengevaluasi kemampuan klien
untuk mengingat
Universitas Sumatera Utara
K : “Hari ini, hari terakhir suster dinas disini
yah?”
P : “Ya..benar Bu... Besok saya sudah tidak disini
lagi. Hari ini pertemuan kita yang
terakhir. Saya ingin tahu, dari selama ini
kita berbincang- bincang, kemampuan
apa saja yang sudah Bu Rosalia dapatkan?”
K : “Saya sudah bisa
menyapu, mengepel, menjemur pakaian,
mengambil air ke dapur. Saya merasa
lebih berguna untuk orang lain. Saya
senang sus…” K : Kontak mata +
P : Kontak mata +,
berbicara pelan dan tersenyum
K : Kontak mata +,
sesekali melihat kesekeliling.
Dapat mengingat kontrak Mencoba berfikir untuk
mengingat jawaban pertanyaan perawat
Siap melanjutkan interaksi sesuai dengan
tujuan Klien menyadari
bahwasanya ini pertemuan terakhir
Universitas Sumatera Utara
P : “Ya, bagus sekali….. Ibu masih ingat apa-
apa yang sudah suster ajarkan dan latih sama
Ibu. Tetapi apakah Ibu mempraktekkan
latihan-latihan tersebut setiap harinya dengan
benar?”
K : “Ya, suster…saya telah
melakukannya setiap hari. Kalau tidak
percaya, Tanya saja ama perawat.”
P : “Iya, suster percaya…
Bu Rosalia, selama ini saya sudah merawat
Ibu lebih kurang satu bulan. Menurut Ibu,
kehadiran suster Vera ada manfaatnya gak
untuk Ibu?” P : Mendengar dan
memperhatikan respon klien
K : Kontak mata +,
tersenyum, dan menunjukk perawat
yang ada di ruangan.
P : Mengacungkan jempol,
mempertahankan kontak mata dan
tersenyum Klien tampak
bersemangat. Mengevaluasi
kemampuan klien Menanyakan manfaat
kehadiran perawat di ruang Cempaka selama
ini. Evaluasi kemampuan
klien untuk keberhasilan selama
interaksi penerapan asuhan keperawatan
Member keyakinan agar klien dapat
melaksanakannya setiap hari
Universitas Sumatera Utara
K : “ Ada… Saya jadi tambah percaya diri
dan merasa dibutuhkan disini. Saya merasa
senang. Suster sudah banyak membantu,
saya jadi semakin semangat.”
P : “Baiklah…sekarang Bu
Rosalia sudah banyak kemajuan, suster
senang melihat perubahan Ibu
sekarang ini. Besok suster tidak kemari
lagi, hari ini kita bertemu yang terakhir
kali di sini ya Bu.. Ibu harus tetap semangat”
K : “Berarti suster Vera
sudah selesai dinasnya ya? Jadi tidak dinas
disini lagi ya?” K : Melihat perawat dan
tersenyum P : Kontak mata +,
tersenyum, merangkul pundak pasien.
K: Kontak mata +,
tampak raut wajah sedih.
Senang dapat melakukan sesuatu yang berguna bagi
orang lain. Menyadari arti perpisahan
Berharap selama pertemuan mendapat
tanggapan yang bermakna bagi klien
Mengevaluasi makna interaksi yang
dilakukan selama satu bulan.
Mengungkapkan terminasi dapat
memberikan kesadaran bagi pasien
bahwa setiap pertemuan pasti ada
perpisahan Perpisahan yang
realistis dapat mempertahankan
hubungan interpersonal antara
Universitas Sumatera Utara
P : “Walaupun suster tidak
merawat Ibu lagi, tetapi Ibu harus tetap
melakukan apa yang sudah suster Vera
ajarkan ya… Jangan kecewakan suster
yah”
K : Iya suster…saya akan
melakukannya, biar saya cepat sembuh dan
pulang ke rumah agar bisa berjumpa kembali
bersama keluarga dan ketiga anak saya.”
P : “Ya..Bu Rosalia,,,
semoga Ibu cepat sembuh dan cepat
pulang ya…. Selamat siang Bu…”
P : Kontak mata +,
menyentuh tangan pasien, dan tersenyum.
K : Kontak mata +,
bicara lambat tampak sedih.
P : Kontak mata +, nada
pelan, dan tersenyum. Dapat menerima
perpisahan dengan realistis.
Berharap pasien dapat menerima secara realistis
Senang pasien dapat menerima perpisahan
dengan realistis. perawat dengan
pasien. Terminasi yang
disepakati dapat mempertahankan
hubungan saling percaya.
Universitas Sumatera Utara
K : “Siang suster…terima kasih ya sus…atas
pengajarannya selama ini”
P : “Ya, sama-sama….” K : Kontak mata +,
sambil tersenyum, menyalami perawat.
P : Kontak mata +,
tersenyum, dan berdiri menjulurkan tangan,
salam perpisahan. Dapat menerima
perpisahan Senang interaksi dapat
berlangsung sesuai dengan kontrak.
Kesan : Proses interaksi berlangsung dengan baik dan lancar, pasien dapat diajak berkomunikasi secara baik. Hubungan saling percaya sudah terbina.
Universitas Sumatera Utara
5. Ringkasan Keperawatan Klien Terminasi yang Dilakukan Mahasiswa
Klien yang dirawat Ny.R memiliki tiga diagnosa yaitu harga diri rendah, waham curiga, dan perilaku kekerasan. Selama 1 bulan masa dinas PBLK di
Ruang Cempaka RSJD Provsu, perawat telah memberikan SP 1 dan 2 untuk diagnosa HDR, SP 1 sampai 3 untuk diagnosa waham curiga, dan SP 1 sampai 4
untuk diagnosa perilaku kekerasan. Telah banyak kemajuan yang dialami klien seperti klien telah dapat melatih kemampuan positif yang masih dimilikinya dan
melakukannya sebagai aktivitas sehari-hari. Klien juga mulai merasa percaya diri, mulai mencoba untuk berpikir positif terhadap orang lain yang ada disekitarnya,
dan berusaha untuk mengontrol emosi agar tidak melakukan perilaku kekerasan pada orang lain. Klien belum diizinkan pulang karena terkadang masih tampak
sedih, berdiam dirimenyendiri, dan berbicara sendiri. Klien masih membutuhkan perawat yang intensif di RSJD Provsu.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran dari kegiatan praktik PBLK mahasiswa Program Pendidikan Ners Tahap
Profesi di ruang Cempaka RSJD Provsu sebagai berikut.
A. Kesimpulan
1. Pengelolaan manajemen asuhan keperawatan di ruang Cempaka RSJD Provsu a. Mahasiswa PBLK melakukan roleplay manajerial sebagai kepala ruangan,
ketua tim, dan perawat pelaksana dimana setiap mahasiswa mendapatkan lima pasien kelolaan ruangan yang dikaji secara lengkap, ditentukan
diagnosa dan intervensi keperawatan, diimplementasi serta dievaluasi kemajuan perkembangan kesehatan jiwa setiap pasien. Selain itu,
mahasiswa PBLK juga ikut serta dalam melakukan terapi ECT Electro Convulsive Therapy
pada pasien di ruang Cempaka RSJD Provsu. b. Mahasiswa PBLK melakukan asuhan keperawatan komprehensif pada
pasien dengan kasus harga diri rendah dengan melakukan pengkajian lengkap, menganalisa masalah, menegakkan diagnosa keperawatan jiwa,
merumuskan rencana intervensi, melakukan implementasi dalam bentuk Strategi Pertemuan SP, dan melakukan TAK harga diri rendah sesi 1 dan
2 secara berkesinambungan sebagai inovasi untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan, serta mengevaluasi kemajuan
perkembangan kesehatan jiwa pasien.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengelolaan manajemen pelayanan keperawatan di ruang Cempaka RSJD Provsu
Pengelolaan manajemen pelayanan keperawatan di ruang Cempaka RSJD Provsu antara lain teridentifikasi kebutuhan dan masalah manajemen
pelayanan keperawatan dan manajemen kasus berdasarkan pengkajian di ruang Cempaka yaitu belum optimalnya 4 pilar MPKP di ruang Cempaka. Prioritas
kebutuhan dan masalah manajemen pelayanan keperawatan di ruangan Cempaka adalah pilar 1, 3, dan 4 MPKP yaitu belum adanya format kerja harian perawat,
belum adanya daftar nama pasien dan perawat yang bertanggung jawab, belum optimalnya pelaksanaan prepost conference dan case conference, belum adanya
kuesioner kepuasan pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan keperawatan, belum optimalnya pelaksanaan TAK, serta belum adanya leaflet untuk
menunjang pendidikan kesehatan jiwa khususnya pada keluarga. Telah dilakukan upaya untuk mengoptimalkan pelayanan keperawatan
yang dapat mendukung asuhan keperawatan antara lain pembuatan format rencana kerja harian dan bulanan perawat, pelaksanaan dan penyusunan SAP
Terapi Aktivitas Kelompok TAK berdasarkan 7 diagnosa keperawatan jiwa, pengadaan leaflet dan poster keperawatan jiwa, sosialisasi prepost conference,
sosialisasi case conference, serta pelaksanaan role play manajerial bagi mahasiswa PBLK di ruang Cempaka dimana secara rotasi berperan sebagai
kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana untuk memaksimalkan asuhan keperawatan yang diberikan. Kendala yang ditemukan selama menerapkan
MPKP di ruang Cempaka adalah kurangnya semangat dan minat perawat dalam
Universitas Sumatera Utara
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan strategi pertemuan berdasarkan diagnosa keperawatan sehingga sangat perlu untuk dilakukan sosialisasi atau
pelatihan manajemen MPKP. Perawat di ruangan juga lebih mengutamakan pengobatan yang bersifat farmakologis dibandingkan dengan pengobatan yang
bersifat psikologis dengan menerapkan strategi pertemuan. Kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan adanya mahasiswa keperawatan dari berbagai instansi
yang berdinas di rumah sakit jiwa dimana memberikan srategi pertemuan pada pasien sesuai dengan diagnosa keperawatan jiwa. Disamping itu, bersamaan
dengan mahasiswa PBLK berdinas di ruang Cempaka RSJD Provsu, sedang dilaksanakan penilaian akreditasi pelayanan kesehatan di RSJD Provsu yang
mengakibatkan mobilitas perawat cukup tinggi.
B. Saran