e Value – based quality as value for the price
Kualitas suatu barang diindikasikan oleh kerelaan pengguna untuk membeli barang tersebut willigness to pay.
2.4. Teori Tentang Keputusan Pembelian
Sebelum merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu mengidentifikasi konsumen, sasarannya dan proses keputusan mereka. Walaupun
banyak keputusan pembelian melibatkannya hanya satu pengambilan keputusan, keputusan yang lain mungkin melibatkan beberapa peserta yang memerankan
peran, pencentus ide, pemberi pengaruh, pengambil keputusan pembeli, pemakai. Di sini tugas pemasar adalah mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria
pembelian mereka dan pengaruh mereka terhadap pembeli. Program pemasaran harus dirancang untuk menarik dan mencapai, seperti halnya pembeli.
Keinginan untuk membeli timbul setelah konsumen merasa tertarik dan ingin memakai produk yang dilihatnya, menurut Dharmmesta 2007:68 proses
membeli buying intention akan melalui lima tahapan yaitu: 1
Pemenuhan kebutuhan need 2
Pengenalan kebutuhan recognition 3
Proses mencari barang search 4
Proses evaluasi evaluation 5
Pengambilan keputusan pembelian decision Informasi mengenai produk mendasari proses membeli sehingga akhirnya
muncul suatu kebutuhan, disini konsumen akan mempertimbangkan dan
Universitas Sumatera Utara
memahami kebutuhan tersebut, apabila penilaian pada produk sudah jelas maka konsumen akan mencari produk dan akhirnya konsumen akan mengambil
keputusan untuk membeli atau memutuskan untuk tidak membeli yang disebabkan produk tidak sesuai dan mempertimbangkan atau menunda pembelian
pada masa yang akan datang. Keputusan membeli oleh Kotler 2007 : 226 adalah tahap proses
pengambilan keputusan membeli di mana konsumen benar – benar membeli produk di dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atas merek dan
membentuk niat untuk membeli. Biasanya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai tetapi dua faktor dapat muncul antara niat
untuk membeli dan keputusan membeli. Keputusan membeli adalah kecenderungan terhadap suatu produk yang didasarkan pada kepercayaan
pelayanan yang kuat. Kotler 2007:227 menyebutkan bahwa keputusan untuk membeli yang
diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Terdapat indikator dari keputusan pembelian yaitu:
a. Kemantapan pada sebuah produk
b. Melakukan pembelian ulang
c. Memberikan rekomendasi pada orang lain
Dimensi untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen antara lain Sutina, 2003:56
1. Benefit Association
Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen menemukan
Universitas Sumatera Utara
manfaat dari produk yang akan dibeli dan menghubungkannya dengan karakteristik merek.
2. Frekuensi Pembelian
Ketika konsumen produk tertentu dan ia merasa puas dengan kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli produk tersebut kapan pun
ia membutuhkannya. Setelah
konsumen memperoleh
informasi tentang suatu produk mereka menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi sumber – sumber pada ciri –
ciri seperti karakteristik barang dagangan yang dijual, pelayanan, yang dilengkapi, harga, kenyamanan, personil, dan fisik Boyd et al, 2006 : 29 konsumen biasanya
memilih sumber yang mereka anggap memperlihatkan ciri yang paling penting bagi mereka.
Suatu pembelian tidak langsung terjadi terlebih dahulu dengan mengetahui, mengenal dan kemudian memiliki produk tersebut Koeswara, 2006 :
75, Menurut Koeswara, tahap – tahap proses pembelian ini dapat dibagi atas lima langkah, yaitu :
a. Mengetahui masalahnya Recognation of problem
b. Mencari informasi Search for information
c. Mengevaluasi setiap alternatif Evaluation of alternatif
d. Memilih salah satu alternatif choice
e. Menentukan hasil pilihan Outcome
Universitas Sumatera Utara
Tipe – tipe perilaku keputusan membeli menurut Kotler dan Amstrong 2002:219:
a. Perilaku membeli yang kompleks
Perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli, dan adanya perbedaan pandangan
yang signifikan antara merek yang satu dengan yang lain. b.
Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan Perilaku membeli konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang
dirasakan di antara merek – merek. c.
Perilaku membeli karena kebiasan Perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan
konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang dirasakan di antara merek – merek yang ada
d. Perilaku membeli yang mencari variasi
Perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen tetapi perbedaan di antara merek dianggap besar.
2.5. Kerangka Konseptual