Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang
ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS
PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA
MOTOR HONDA DI CV. INDAH SAKTI KOTA PINANG
TESIS
Oleh
ERRIE MARGERY
097019014/IM
S
E K O L AH
P A
S C
A S A R JA
NA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
(2)
ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS
PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA
MOTOR HONDA DI CV. INDAH SAKTI KOTA PINANG
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
ERRIE MARGERY
097019014/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
(3)
Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA DI CV. INDAH SAKTI KOTA PINANG
Nama Mahasiswa : Errie Margery Nomor Pokok : 097019014
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui, Komisi Pembimbing
(Dr. Beby K.F. Sembiring, SE, MM.) (Dr. Yeni Absah, M.Si.) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(4)
Telah diuji pada Tanggal 31 Juli 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Beby K.F. Sembiring, SE, MM. Anggota : 1. Dr. Yeni Absah, SE, M.Si.
2. Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS. 3. Prof. Dr. Herman Mawengkang
(5)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:
“ Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun juga sebelumnya.
Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas
Medan, Juli 2013 Penulis,
(6)
ABSTRAK
Keputusan pembelian adalah kecenderungan terhadap suatu produk yang didasarkan pada kepercayaan pelayanan yang kuat. Kondisi usaha persaingan yang semakin ketat di karenakan keanakaragaman produk sepeda motor yang ada pada saat ini mendorong konsumen untuk melakukan identifikasi dalam pengambilan keputusan saat menentukan suatu merek yang menurut mereka memenuhi kriteria sebuah sepeda motor yang ideal. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah citra merek dan kualitas produk, berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di CV Indah Sakti Kota Pinang baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan membeli sepeda motor Honda pada CV Indah Sakti Kota Pinang Jenis penelitian ini adalah deskritif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah peneltian penjelasan. Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor Honda padaTahun 2013 pada CV Indah Sakti Kota Pinang sampel dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor Honda pada CV Indah Sakti Kota pinang pada bulan Januari 2013 sampai Maret 2013 yang berjumlah 70 responden. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, penyebaran daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Variabel diukur dengan skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra merek dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang baik secara parsial maupun secara simultan citra merek mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV.Indah Sakti Kota Pinang.
(7)
ABSTRACT
Buying decision is an inclination to buy a product, based on the strong trust for service. The condition of tight business competition, caused by the variety of motorcycle products today, has encouraged consumers to identify their decision making to select a certain brand which meets the criteria of an ideal motorcycle. The formulation of the problem in the research was whether brand image and quality of product had positive and significant influence on the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang, partially and simultaneously. The objective of the research was to know and to analyze the influence of brand image and the quality of product on the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang. The type of the research was descriptive quantitative with an explanatory method. The population was the customers of Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang, in 2013. The samples were 70 customers who bought Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang from January to March, 2013. The data were gathered by conducting interviews with questionnaires and documentary study. The variables were measured with likert scale. The result of the research showed that brand image and the quality of product had significant influence on the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang. Partially and simultaneously, brand image influenced the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang.
(8)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut ilmu dan menyelesaikan hasil penelitian tesis ini.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan penulis adalah: ”Analisis Pengaruh Citra merek dan Kualitas produk Terhadap Keputusan Pembelian sepeda motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang.”
Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti proses perkuliahan, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc, (CTM), Sp.A(K). selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, MSc. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
(9)
5. Ibu Dr. Beby K.F. Sembiring, SE, MM., selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
6. Ibu Dr. Yeni Absah, M.Si., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan masukan demi kesempurnaan tesis ini. 7. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS., Bapak Prof. Dr. Herman
Mawengkang, dan Ibu Dr. Endang S. Rini, M.Si., sebagai Komisi Pembanding yang telah memberikan masukan dan pengarahan untuk kesempurnaan tesis ini.
8. Seluruh pegawai CV. Indah Sakti Kota Pinang, khususnya untuk Manajer CV Indah Sakti Kota Pinang yang sudah memberikan dukungan dan doa. 9. Kedua orang tua penulis Alm. Ayahanda Nazar Hegar Hamdani dan
Ibunda Tho Tjai Wan yang senantiasa memberikan dukungan moril, materi, dan doa.
10.Seluruh rekan-rekan mahasiswa Angkatan XVII di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis menempuh studi dan penulisan tesis ini.
11.Untuk teman dan sahabat penulis yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan semangat.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada penulis ketika masa kuliah dan saat penulisan tesis. Penulis menyadari tesis ini
(10)
belum sempurna, namun diharapkan dapat berguna bagi semua pihak khusunya bagi pengembangan serta penelitian dalam bidang ilmu manajemen pemasaran
Medan, Juli 2013
Penulis
(11)
RIWAYAT HIDUP
Errie Margery lahir di Jakarta pada tanggal 6 September 1986, anak pertama dari 2 orang bersaudara, dari pasangan Nazar Hegar Hamdani (alm.) dan Tho Tjai Wan.
Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar di SD Pusaka Abadi, tamat dan lulus tahun 1996. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Perguruan Panglima Polem Rantau Prapat, tamat dan lulus tahun 2001. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum di SMU Perguruan Panglima Polem Rantau Prapat, tamat dan lulus tahun 2004. Kemudian melanjutkan ke pendidikan Strata Satu (S1) tahun 2004 pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Graha Kirana dengan mengambil jurusan Manajemen, tamat dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2009 melanjutkan studi Strata Dua (S2) Program Studi Magister Ilmu Manajemen di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Sejak tahun 2012 sampai dengan saat ini bekerja sebagai konsultan pendidikan pada SYNERGY Edukasi Sentosa Medan.
Medan, Juli 2013
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Teori tentang Citra Merek ... 11
2.3. Teori tentang Kualitas Produk ... 14
2.4. Teori tentang Keputusan Pembelian ... 18
2.5. Kerangka Konseptual ... 21
2.6. Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
3.1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 24
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
3.3. Populasi dan Sampel ... 24
3.3.1. Populasi ... 24
3.3.2. Sampel ... 25
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 25
3.5. Jenis dan Sumber Data ... 26
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 26
3.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis ... 26
3.6.2. Definisi Operasional dari Masing-masing Variabel ... 27
3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 28
3.7.1. Uji Validitas ... 28
3.7.2. Uji Reliabilitas ... 30
3.8. Model Analisis Data ... 31
3.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 34
(13)
3.9.2. Uji Multikolinieritas ... 35
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
4.1. Hasil Penelitian ... 37
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Astra ... 37
4.1.2. Sejarah Singkat CV. Indah Sakti Kota Pinang ... 39
4.1.3. Struktur CV. Indah Sakti Kota Pinang ... 40
4.2. Karakteristik Responden ... 43
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... 43
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian ... 45
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Dalam Penggunaan ... 45
4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sepeda Motor Honda yang di pakai ... 46
4.2.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Sepeda motor yang Pernah Dimiliki Selain Honda ... 47
4.2.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 48
4.3. Analisis Statistik Deskriptif ... 49
4.3.1. Penjelasan Responden atas Variabel Citra Merek ... 49
4.3.2. Penjelasan Responden atas Variabel Kualitas Produk ... 50
4.3.3. Penjelasan Responden atas Variabel Keputusan Pembelian ... 51
4.4. Analisis Statistik Infrensial ... 53
4.4.1. Hasil Regresi Linier Berganda ... 56
4.4.2. Koefisien Determinasi (R-Square) ... 57
4.4.3. Uji Serempak ... 58
4.4.4. Uji Parsial ... 59
4.5. Pembahasan ... 60
4.5.1. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang ... 60
4.5.2. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang ... 62
4.5.3. Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
5.1. Kesimpulan ... 66
5.2. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
(14)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman 1.1. Data penjualan sepeda motor di Kota Pinang tahun 2007 sampai dengan
tahun 2011 ... 4
3.1. Operasionalisasi Variabel ... 27
3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Citra Merek ... 28
3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Kualitas Produk ... 29
3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Keputusan Pembelian ... 30
3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 31
4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian ... 45
4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Dalam Penggunaan ... 46
4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sepeda Motor yang dipakai 47 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Sepeda Motor yang pernah dimiliki selain Honda ... 47
4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 48
4.8. Penjelasan Responden Berdasarkan atas Variabel Faktor Citra Merek .... 49
4.9. Penjelasan Responden Berdasarkan atas Kualitas Produk ... 50
4.10. Penjelasan Responden Berdasarkan atas Keputusan Pembelian ... 52
4.11. Hasil Uji Multikolinearitas ... 55
4.12. Koefisien Regresi Berganda ... 57
(15)
4.14. Hasil Uji Serempak ... 58 4.15. Hasil Uji Parsial ... 59
(16)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
2.1. Kerangka Konseptual ... 23
4.1. Struktur Organisasi CV. Indah Sakti Kota Pinang ... 40
4.2. Histrogram Uji Normalitas ... 53
4.3. P.Plot Uji Normalitas ... 54
(17)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Kuesioner ... 74 2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 75 3. Pengujian Hipotesis ... 77
(18)
ABSTRAK
Keputusan pembelian adalah kecenderungan terhadap suatu produk yang didasarkan pada kepercayaan pelayanan yang kuat. Kondisi usaha persaingan yang semakin ketat di karenakan keanakaragaman produk sepeda motor yang ada pada saat ini mendorong konsumen untuk melakukan identifikasi dalam pengambilan keputusan saat menentukan suatu merek yang menurut mereka memenuhi kriteria sebuah sepeda motor yang ideal. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah citra merek dan kualitas produk, berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di CV Indah Sakti Kota Pinang baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan membeli sepeda motor Honda pada CV Indah Sakti Kota Pinang Jenis penelitian ini adalah deskritif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah peneltian penjelasan. Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor Honda padaTahun 2013 pada CV Indah Sakti Kota Pinang sampel dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor Honda pada CV Indah Sakti Kota pinang pada bulan Januari 2013 sampai Maret 2013 yang berjumlah 70 responden. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, penyebaran daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Variabel diukur dengan skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra merek dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang baik secara parsial maupun secara simultan citra merek mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV.Indah Sakti Kota Pinang.
(19)
ABSTRACT
Buying decision is an inclination to buy a product, based on the strong trust for service. The condition of tight business competition, caused by the variety of motorcycle products today, has encouraged consumers to identify their decision making to select a certain brand which meets the criteria of an ideal motorcycle. The formulation of the problem in the research was whether brand image and quality of product had positive and significant influence on the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang, partially and simultaneously. The objective of the research was to know and to analyze the influence of brand image and the quality of product on the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang. The type of the research was descriptive quantitative with an explanatory method. The population was the customers of Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang, in 2013. The samples were 70 customers who bought Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang from January to March, 2013. The data were gathered by conducting interviews with questionnaires and documentary study. The variables were measured with likert scale. The result of the research showed that brand image and the quality of product had significant influence on the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang. Partially and simultaneously, brand image influenced the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang.
(20)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Merek bukanlah sekedar nama, istilah, tanda, simbol, atau kombinasinya. Lebih dari itu, merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan
features, benefits dan services kepada para pelanggan. Dan janji inilah yang membuat masyarakat mengenal merek tersebut, lebih dari merek yang lain. Kenyataannya sekarang ini karakteristik unik dari pemasaran modern bertumpu pada penciptaan merek – merek yang bersifat membedakan sehingga dapat memperkuat citra merek perusahaan. Citra merek adalah citra tentang suatu merek yang dianggap sebagai sekelompok asosiasi yang menghubungkan pemikiran konsumen terhadap suatu nama merek, keuntungan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek yang kuat, citra merek yang yang dibangun dari asosiasi merek ini biasanya berhubungan dengan informasi yang ada dalam ingatan dengan sesuatu yang berhubungan dengan jasa atau produk tersebut (Rangkuti, 2002 : 65)
Produk menjadi bagian yang penting untuk mencapai kesuksesan dan kemakmuran pada perusahaan modern. Perkembangan teknologi, peningkatan persaingan global, serta dinamika kebutuhan dan keinginan pasar mengharuskan perusahaan melakukan pengembangan produk terus menerus. Hanya ada dua pilihan yaitu sukses dalam pengembangan produk sehingga menghasilkan produk yang unggul, atau gagal dalam pencapaian tujuan bisnisnya, karena produk yang
(21)
gagal tidak mampu bersaing di pasar, kinerja yang positif pada produk yang mempunyai pengaruh positif pada kualitas produk. Kualitas produk adalah komponen dari nilai merek dimana persepsi kualitas yang tinggi akan mengarahkan konsumen untuk memilih merek tersebut dibandingkan dengan merek pesaing (Zeithaml, 2009 : 56).
Ada lima tahap proses keputusan pembelian konsumen yang diawali oleh analisis atau pengenalan kebutuhan yakni proses membeli yang dimulai dengan mengenali adanya masalah atau pengenalan kebutuhan, kedua pencarian informasi yakni dorongan konsumen kuat dan produk yang memuaskan ada dalam jangkuan konsumen dan kemungkinan membelinya, ketiga evaluasi alternatif, yakni bagaimana konsumen mengelola informasi sampai kepada pemilihan merek, keempat keputusan pembelian, artinya dalam tahap evaluasi konsumen membuat peringkat merek dan keputusan untuk membelinya, serta yang kelima perilaku pasca pembelian dari tahap proses keputusan membeli. Keputusan pembelian adalah suatu kegiataan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan, (Setiadi, 2003 : 1).
Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat saat ini perusahaan perlu memanfaatkan sumber dayannya dengan optimal termasuk berusaha menciptakan rekayasa yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen, misalnya melalui citra merek dan kualitas produk. Fenomena tersebut dapat dilihat dari kondisi persaingan saat ini yang terjadi pada produk sepeda motor. Keanekaragaman produk sepeda motor yang ada saat ini mendorong konsumen untuk melakukan identifikasi dalam pengambilan keputusan saat menentukan suatu merek yang
(22)
menurut mereka memenuhi kriteria sebuah sepeda motor yang ideal.
Kompetisi tersebut akan terus berlanjut karena adanya beberapa merek yang bermunculan dengan berbagai macam varian. Hal tersebut juga dibuktikan dengan penguasaan pangsa pasar (market share) pada produk sepeda motor. Menurut data penjualan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) tahun 2011, Honda mendominasi penjualan dengan rekor 4,276,136 unit atau menguasai 53,16 persen market share penjualan sepeda motor, naik 25,1 persen dibanding tahun 2010 yang hanya terjual 3.416.049 unit. Di posisi kedua Yamaha yang mencatat penjualan 3,147,873 unit, sedangkan Suzuki tetap berada di posisi ketiga total penjualan 494.481 unit.
Dengan berbagai pencapaian keberhasilan sepeda motor Honda secara nasional tetap juga ada masalah untuk daerah tertentu, seperti di Kota Pinang. Citra merek sepeda motor Honda mendapat posisi yang tinggi di dalam benak masyarakat dan menjadi market leader, hal ini menyebabkan masyarakat menyebut sepeda motor merek apapun dengan penyebutan Honda. Data penjualaan nasional sepeda motor Honda memiliki peringkat yang bagus dan sebagai market leader penjualan sepeda motor Honda di Indonesia, hal ini dikarenakan kualitas sepeda motor yang bagus dan memiliki nilai jual yang tinggi tetapi dampak tersebut tidak terpengaruh pada penjualan sepeda motor Honda di CV Indah Sakti Kota Pinang. Hal ini bisa dilihat dari penurunan penjualan sepeda motor misalnya pada tahun 2007 ke tahun 2008 beberapa merek sepeda motor lainnya seperti Yamaha dan Suzuki mendapatkan peningkatan penjualan pada tahun tersebut seperti pada Tabel 1.1.
(23)
Tabel 1.1. Data Penjualan Sepeda Motor di Kota Pinang tahun 2007 sampai dengan 2011
MEREK
Volume Penjualan
2007 2008 2009 2010 2011
Honda 627 598 576 726 926
Yamaha 511 600 621 630 829
Suzuki 201 233 252 300 311
Sumber : CV Indah Sakti Kota Pinang (2012)
Penjualan sepeda motor dari tahun 2007 sampai 2008 mengalami penurunan, sedangkan pada pesaingnya Yamaha dan suzuki mengalami kenaikan, dari tahun 2008 sampai tahun 2009 penjualan sepeda motor Honda mengalami penurunan yang dratis jika dibandingkan tahun 2007, penjualan sepeda motor Yamaha dan Suzuki mengalami peningkatan. Tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 sepeda motor Honda mengalami peningkatan penjualan yang begitu drastis dibandingkan dengan pesaingnya Yamaha dan Suzuki, dan pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 kenaikan yang luar biasa yang terjadi pada penjualan sepeda motor Honda dan diikuti Yamaha sebagai peringkat kedua dan posisi peringkat ketiga yaitu Suzuki. Apabila dibandingkan dengan sepeda motor Yamaha untuk tahun 2008 dan 2009 sepeda motor Yamaha dapat memenangkan persaingan dari segi penjualan di mana dari tahun 2007 ke 2008 Honda mengalami penurunan 29 unit atau turun 4,62% sedangkan pada tahun yang sama Yamaha malah mengalami peningkatan yang signifikan penjualan sepeda motor Yamaha 511 unit sedangkan Honda 627 unit dimana pengaruh sepeda motor Honda lebih tinggi dari sepeda motor Yamaha selisihnya 116 unit.
(24)
Begitu juga pada tahun 2008 sepeda motor Honda tetap mengalami penurunan penjualan 598 unit pada tahun 2009 menjadi 576 unit atau turun 23 unit (3,84%), sementara tahun yang sama sepeda motor Yamaha malah mengalami peningkatan penjualan dari 600 unit pada tahun 2008 menjadi 621 unit pada tahun 2009 naik 21 unit atau 3,5 % dan penjualan sepeda motor Yamaha pada tahun 2009 juga lebih banyak dari pada penjualan sepeda motor Honda selisih penjualan sebanyak 45 unit atau 7,81.
Hal ini menunjukkan bahwa penjualan Yamaha dapat mengalahkan penjualan Honda walaupun pada tahun – tahun berikutnya (2010 dan 2011) penjualan Honda sudah melebihi penjualan Yamaha di Kota Pinang, keadaan ini menunjukkan adanya faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat penjualan sepeda motor Honda di Kota Pinang, seperti citra merek dan kualitas produk, di mana citra merek Honda mengalami peningkatan pada beberapa tahun terakhir ini tidak dapat dipisahkan dengan penjualan beberapa tahun terakhir ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dimensi ekuitas yang terdiri dari citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda, khususnya pada pembeli sepeda motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang. Hal ini dikarenakan penjualan sepeda motor Honda yang dari tahun ke tahun yang semakin tersaingi oleh saingannya yaitu Yamaha, permasalahan yang dihadapi oleh konsumen adalah bagaimana memilih sepeda motor sesuai dengan harapan. Mengingat banyaknya peminat yang menggunakan sepeda motor.
(25)
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang?
2. Apakah kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang?
3. Apakah citra merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang.
1.3. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang.
2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang.
(26)
3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek dan kualitas produk secara silmultan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1 Bagi Kepala Cabang CV. Indah Sakti Kota Pinang. Penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi kepala cabang untuk mengetahui pengaruh citra merek dan kualitas produk guna peningkatan jumlah penjualan produk.
2 Bagi program studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sebagai sumber informasi tambahan bagi pihak akademisi untuk pembahasan mengenai manajemen pemasaran khususnya kekuatan citra merek dan kualitas produk dalam kaitannya dengan keputusan pembelian.
3 Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan pemahaman peneliti mengenai hal – hal yang berhubungan dengan teori perilaku konsumen dan penerapannya di lapangan.
4 Peneliti selanjutnya, sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya pada permasalahan atau subjek yang sama demi pengembangan ilmu pengetahuan baik secara umum maupun secara khusus terhadap ilmu pengetahuan yang dijadikan dasar penelitian ini.
(27)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Akbar (2012), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh citra merek, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian notebook Toshiba di Universitas Gunadarma Depok”. Penelitian ini ditujukan menguji pengaruh citra merek, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian notebook Toshiba di Universitas Gunadarma Depok. Penggunaan variabel – variabel tersebut yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap keputusan pembelian notebook Tosibha di Universitas Gunadarma Depok. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen yaitu citra merek, harga, kualitas produk terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Hasil analisis regresi berganda menunjukan variabel indenpenden yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen adalah kualitas produk (0,341), diikuti oleh variabel citra merek (0,221) dan yang terakhir variabel harga (0,141). Hasil uji t dan uji F membuktikan bahwa semua variabel independen berpengaruf positif terhadap keputusan pembelian baik secara parsial maupun simultan. Dan koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,256.
Hal ini berarti 25,6% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel citra merek, harga, dan kualitas produk, sedangkan sisanya 74,4% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
(28)
Dinawan (2010), melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Konsumen Yamaha Mio Harpindo Jaya Semarang)”. Faktor – faktor yang digunakan adalah kualitas produk, harga kompetitif, dan citra merek yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Yamaha Mio. Hasil penelitian mendapatkan bahwa secara simultan variabel kualitas produk (X1), Harga
kompetitif (X2), citra merek (X3) dapat mempengaruhi keputusan pembelian
karena nilai koefisien uji Fhitung sebesar 34,339, sedangkan secara parsial tidak
dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah kualitas produk, harga, kompetitif, citra merek. Variabel penjual secara parsial tidak dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Saran penelitian yang diperoleh adalah perlunya pemasar untuk meningkatkan image Yamaha Mio untuk memberikan kesan bahwa Yamaha Mio bukan motor murahan, sehingga dapat disimpulkan adanya kesesuaian harga dengan kualitas produk. Di sisi lain juga diperlukannya saling kerja sama untuk dapat saling menyediakan produk dengan kualitas produk yang tinggi, harga yang kompetitif, dan citra merek yang baik.
Sitohang (2011), melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin Pada Mahasiswa Lembaga pendidikan Politeknik MBP Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek yang terdiri dari atribut, manfaat, nilai, dan kepribadian produk Sophie Martin terhadap keputusan pembelian mahasiswa lembaga pendidikan Politeknik MBP Medan. Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan
(29)
bahwa variabel atribut, manfaat, nilai, dan kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Sophie Martin pada mahasiswa lembaga pendidikan Politeknik MBP Medan. Sedangkan secara parsial variabel manfaat mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap keputusan pembelian produk Sophie Martin pada mahasiswa lembaga pendidikan Politeknik MBP Medan.
Iffan (2011), melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Citra Merek Dan Kualitas Produk Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Motor Yamaha Mio di JG Motor (PT. Jayamandiri Gemasejati) Bandung”. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, diantaranya adalah dua variabel indenpenden (variabel bebas) dan satu variabel dependen (variabel terikat). Variabel indenpenden dalam penelitian ini adalah citra merek dan kualitas produk, sedangkan variabel dependen adalah keputusan pembelian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui citra merek, untuk mengetahui kualitas produk, untuk mengetahui keputusan pembelian, dan bermaksud untuk mengetahui pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian baik secara parsial maupun simulltan pada motor Yamaha Mio di JG Motor (PT. Jayamandiri Gemasejati). Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian adalah signifikan sebesar 34,5%. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian adalah signifikan sebesar 27,9 %. Sedangkan pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara simultan sebesar 62,1 %. Kesimpulan yang didapat bahwa keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio di JG (PT. Jayamandiri Gemasejati) sebagian besar dipengaruhi oleh citra merek
(30)
dan kualitas produk, sedangkan sisanya oleh faktor - faktor lain.
2.2. Teori Tentang Citra Merek
Citra merek merupakan kumpulan persepsi mengenai sebuah benda yang tercemin dari kumpulan yang ditinggal dalam memori konsumen yang terdiri dari beberapa indikator mudah dikenali, reputasi yang baik dan selalu diingat (Setiawan, 2006:56).
Merek merupakan atribut yang memberikan manfaat non materil, yaitu kepuasan emosional, terdiri dari variabel: mempertimbangkan merek sebelum membeli dan memilih merk yang terkenal.
Untuk lebih jelas mengenai merek akan dikemukakan defenisi diantaranya sebagai berikut:
Menurut American Marketing Association yang dikutip dari Rangkuti (2008:1), mendefinisikan merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal – hal tersebut sementara menurut Kotler (2007 : 332) merek adalah nama istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendifferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.
Menurut Rangkuti (2008:37) persyaratan merek yang baik adalah: 1. Nama merek harus menunjukan manfaat dan mutu produk tersebut. 2. Nama merek harus mudah diucapkan dikenal dan diingat.
(31)
4. Nama merek harus diterjemahkan kedalam berbagai bahasa asing.
5. Nama merek harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum.
Citra terbentuk dari persepsi seseorang terhadap sesuatu, seseorang bebas mempersepsikan sesuatu yang biasanya dihubungkan dengan pengalaman seseorang tersebut.
Citra dapat bersifat positif dan negatif, dalam sebuah produk citra yang positif dapat membantu kesetian pada konsumen, sehingga konsumen yang loyal akan menolak segala bentuk kegiatan dari para pesaingnya. Sedangkan citra yang negatif akan berdampak sangat buruk kepada tingkat pembelian oleh konsumen. Dengan kata lain citra suatu produk akan terpancar salah satunya melalui kemasan dengan desain yang baik dan mampu memberikan suatu citra yang baik pula sehingga mendapat respon positif dari konsumen untuk melakukan pembelian.
Kaitan antara citra merek dengan minat beli dikemukakan Habul (2007:13). Dikemukakan bahwa citra merek akan berpengaruh langsung terhadap tingginya minat beli terhadap suatu perkembangan produk. Hal tersebut didukung oleh pendapat Gaeff ( 2008:56) yang menyatakan bahwa perkembangan pasar yang demikian pesat mendorong konsumen untuk lebih memperhatikan citra merek dibandingkan karakteristik fisik dalam memutuskan pembelian.
Saat pengambilan keputusan pembelian konsumen dilakukan, kesadaran merek memegang peran penting. Merek menjadi bagian sehingga memungkinkan prefensi pelanggan untuk memilih merek tersebut. Pelanggan cenderung membeli merek yang sudah dikenal karena mereka merasa aman dengan sesuatu yang
(32)
dikenal dan beranggapan merek yang sudah dikenal kemungkinan bisa dihandalkan, dan kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan.
Asosiasi merek adalah apapun yang terkait dalam ingatan (memory) pelanggan pada suatu merek. Asosiasi spesifik suatu merek dipikirkan pelanggan didasarkan pada beberapa tipe asosiasi yaitu:
1. Atribut berwujud, merupakan karakteristik produk. 2. Atribut - atribut tidak berwujud.
3. Manfaat bagi pelanggan, yaitu manfaat rasional dan manfaat psikologi. 4. Harga relatif.
5. Penggunaan atau aplikasi.
6. Karakteristik pengguna atau pelanggan . 7. Orang terkenal (selebriti).
8. Gaya hidup atau kepribadian. 9. Kelas produk.
10.Pesaing.
11.Negara atau wilayah geografis asal produk.
Sedangkan menurut (Tjiptono, 2005 : 19) asosiasi memiliki beberapa tipe yaitu:
1. Atribut (atributes), adalah asosiasi yang dikaitkan dengan atribut – atribut dari merek tersebut baik yang berhubungan langsung terhadap produknya
(product related atributes), ataupun yang tidak berhubungan langsung
terhadap produk (non produk related atributes) yang meliputi price,
(33)
2. Manfaat (benefits), adalah asosiasi suatu merek dikaitkan dengan manfaat dari merek tersebut, baik itu manfaat secara fungsional (functional benefit), manfaat secara simbolik dari pemakaianya (symbolic benefit), dan pengalaman yang dirasakan dari penggunanya (experential benefit).
3. Perilaku (attitudes), adalah asosiasi yang dikaitkan dengan motivasi diri sendiri yang merupakan bentuk perilaku yang bersumber dari bentuk – bentuk punishment, reward, learning dan knowledge.
2.3. Teori Tentang Kualitas Produk
Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2007: 56).
Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan pelengkap inovatif yang terbaik (Hadi, 2006:40). Produk yang berkualitas adalah produk yang mampu memberikan hasil yang lebih dari yang diharapkan.
Menurut Garvin, untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat melalui delapan dimensi sebagai berikut (Umar, 2002:23).
1. Perfomance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan
merupakan
2. Karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
3. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi
(34)
4. Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
5. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.
6. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan
atau masa pakai barang
7. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
8. Ashetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai – nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
9. Perceived quality, konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut – atribut produk. Namun demikian, biasanya konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung.
Kualitas sebagai mutu dari atribut atau sifat – sifat sebagimana dideskripsikan dari dalam produk dan jasa yang bersangkutan. Kualitas biasanya berhubungan dengan manfaat atau kegunaan serta fungsi dari suatu produk . Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan atau fungsinya, termasuk di
(35)
dalamnya daya tahan, ketergantungan pada produk atau komponen lain,
eksklusive, kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk, pembungkus, dan
sebagainya).
Kualitas mempunyai peranan penting baik dipandang dari sudut konsumen yang bebas memilih tingkat mutu atau dari sudut produsen yang mulai memperhatikan pengendalian mutu guna mempertahankan dan memperluas jangkauan pemasaran. Kualitas diukur menurut pandangan pembeli tentang mutu dan kualitas produk tersebut.
Peningkatan kualitas produk dirasakan sangat perlu dengan demikian produk perusahaan semakin lama semakin tinggi kualitasnya. Jika hal itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen. Dalam perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut. Apabila dalam situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan semakin besar dalam perkembangan perusahaan.
Kualitas produk (product quality) merupakan kemampuan produk untuk menunjukan berbagai fungsi termasuk di dalamnya ketahanan, handal dan hemat dalam penggunaan (Kolter dan Amstrong, 2006 : 37)
Mowen dan Minor (2006:65) memberikan beberapa dimensi dari kualitas produk. Adapun dimensi produk adalah:
1. Kinerja
(36)
pengoperasian.
2. Reliabilitas dan keandalan
Realibilitas adalah konsistensi kinerja produk. Bebas dari kerusakan atau tidak berfungsi.
3. Daya tahan
Rentang kehidupan produk / umur pemakaian produk. 4. Keamanan (safety)
Produk yang tidak aman merupakan produk yang mempunyai kualitas yang kurang atau rendah. Untuk mendefinisikan kualitas (quality), digunakan beberapa macam pendekatan Sudaryanto (2006:59), yaitu:
a) Trancendent (quality as excellence)
Pendekatan ini lebih bersifat subyektif dalam membedakan antara kualitas baik dan buruk. Unsur kesempurnaan (excellency) suatu benda dijadikan parameter kualitas benda tersebut.
b) Product - based
Kualitas benda dindikasikan oleh kehadiran tampilan – tampilan spesifik (specific feature) atau sifat (atribute) pada benda tersebut.
c) User – based (fitness for use)
Kualitas diukur dari apakah benda yang digunakan dapat memuaskan pemakainya.
d) Manufacturing - based (quality as conformance to specification) Produk yang dibuat sesuai dengan spesifikasi desain merupakan produk yang berkualitas tinggi.
(37)
e) Value – based (quality as value for the price)
Kualitas suatu barang diindikasikan oleh kerelaan pengguna untuk membeli barang tersebut (willigness to pay).
2.4. Teori Tentang Keputusan Pembelian
Sebelum merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu mengidentifikasi konsumen, sasarannya dan proses keputusan mereka. Walaupun banyak keputusan pembelian melibatkannya hanya satu pengambilan keputusan, keputusan yang lain mungkin melibatkan beberapa peserta yang memerankan peran, pencentus ide, pemberi pengaruh, pengambil keputusan pembeli, pemakai. Di sini tugas pemasar adalah mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria pembelian mereka dan pengaruh mereka terhadap pembeli. Program pemasaran harus dirancang untuk menarik dan mencapai, seperti halnya pembeli.
Keinginan untuk membeli timbul setelah konsumen merasa tertarik dan ingin memakai produk yang dilihatnya, menurut Dharmmesta (2007:68) proses membeli (buying intention) akan melalui lima tahapan yaitu:
1) Pemenuhan kebutuhan (need) 2) Pengenalan kebutuhan (recognition) 3) Proses mencari barang (search) 4) Proses evaluasi (evaluation)
5) Pengambilan keputusan pembelian (decision)
Informasi mengenai produk mendasari proses membeli sehingga akhirnya muncul suatu kebutuhan, disini konsumen akan mempertimbangkan dan
(38)
memahami kebutuhan tersebut, apabila penilaian pada produk sudah jelas maka konsumen akan mencari produk dan akhirnya konsumen akan mengambil keputusan untuk membeli atau memutuskan untuk tidak membeli yang disebabkan produk tidak sesuai dan mempertimbangkan atau menunda pembelian pada masa yang akan datang.
Keputusan membeli oleh Kotler (2007 : 226) adalah tahap proses pengambilan keputusan membeli di mana konsumen benar – benar membeli produk di dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atas merek dan membentuk niat untuk membeli. Biasanya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan membeli. Keputusan membeli adalah kecenderungan terhadap suatu produk yang didasarkan pada kepercayaan pelayanan yang kuat.
Kotler (2007:227) menyebutkan bahwa keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Terdapat indikator dari keputusan pembelian yaitu:
a. Kemantapan pada sebuah produk b. Melakukan pembelian ulang
c. Memberikan rekomendasi pada orang lain
Dimensi untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen antara lain (Sutina, 2003:56)
1. Benefit Association
(39)
manfaat dari produk yang akan dibeli dan menghubungkannya dengan karakteristik merek.
2. Frekuensi Pembelian
Ketika konsumen produk tertentu dan ia merasa puas dengan kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli produk tersebut kapan pun ia membutuhkannya.
Setelah konsumen memperoleh informasi tentang suatu produk mereka menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi sumber – sumber pada ciri – ciri seperti karakteristik barang dagangan yang dijual, pelayanan, yang dilengkapi, harga, kenyamanan, personil, dan fisik (Boyd et al, 2006 : 29) konsumen biasanya memilih sumber yang mereka anggap memperlihatkan ciri yang paling penting bagi mereka.
Suatu pembelian tidak langsung terjadi terlebih dahulu dengan mengetahui, mengenal dan kemudian memiliki produk tersebut (Koeswara, 2006 : 75), Menurut Koeswara, tahap – tahap proses pembelian ini dapat dibagi atas lima langkah, yaitu :
a. Mengetahui masalahnya (Recognation of problem) b. Mencari informasi (Search for information)
c. Mengevaluasi setiap alternatif (Evaluation of alternatif) d. Memilih salah satu alternatif (choice)
(40)
Tipe – tipe perilaku keputusan membeli menurut Kotler dan Amstrong (2002:219):
a. Perilaku membeli yang kompleks
Perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli, dan adanya perbedaan pandangan yang signifikan antara merek yang satu dengan yang lain.
b. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Perilaku membeli konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan di antara merek – merek.
c. Perilaku membeli karena kebiasan
Perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang dirasakan di antara merek – merek yang ada
d. Perilaku membeli yang mencari variasi
Perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen tetapi perbedaan di antara merek dianggap besar.
2.5. Kerangka Konseptual
Wicaksono (2007:76) mengemukakan pentingnya citra merek dalam keputusan pembelian. Citra merek yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif, meliputi meningkatkan pemahaman terhadap aspek – aspek perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Memperkaya orientasi konsumsi terhadap hal – hal yang bersifat simbolis lebih dari fungsi –
(41)
fungsi produk. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.
Penciptakan kesan menjadi salah satu karakterisrik dasar dalam orientasi pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek yang kuat. Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu produk menciptakan image dari produk itu sendiri di benak pikiran konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk (Aaker, 2003:178)
Kotler (2002 :14) menyatakan bahwa pencapaian kualitas yang baik bagi suatu perusahaan dibutuhkan beberapa kurun untuk merumuskan kebijakan mengenai kualitas produk yaitu: fungsi barang, mempengaruhi konsumen maka harus memproduksi barang yang mutunya sesuai dengan fungsi serta kegunaanya, daya tahannya, peralatanya dan kepercayaannya. Wujud luar seperti bentuk dan warna, bila wujud luar dari barang tersebut tidak menarik meskipun kualitas barangnya baik maka belum tentu konsumen tertarik. Biaya barang, pada umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan mutu suatu barang tersebut.
Jika kebijakan kualitas produk tersebut tetap dijaga pada akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan penjualan karena akan berpengaruh pada keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Melihat hal tersebut pada akhirnya akan dapat ditarik suatu kesimpulan untuk dijadikan suatu hipotesis bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, (McQuitty
(42)
et.al 2000:56).
Keputusan
Pembelian
(Y)
Kualitas
Produk
(X2)Citra
Merek
(X1 )Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
2.6. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual, maka dihipotesiskan sebagai berikut: 1 Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang.
2 Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang.
3 Citra merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang.
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka – angka, meskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya, seperti kata – kata atau kalimat yang tersusun dalam angket, kalimat hasil konsultasi atau wawancara antara peneliti dan informan.
Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang diteliti penelitian kuantitatif menggunakan instrumen – instrumen formal, standar dan bersifat mengukur (Sukmadinata, 2006:95).
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor cabang CV. Indah Sakti Kota Pinang yang berlokasi di Jalan Bukit No. 1 sampai dengan 4 Kota Pinang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan Juli 2013.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor merek Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang selama tahun 2013.
(44)
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang pada bulan Januari 2013 sampai Maret 2013 yang berjumlah 70 responden, dengan penarikan sampel secara accidental sampling.
Adapun pertimbangan – pertimbangan yang akan dilakukan dalam mengambil sampel yang akan diteliti antara lain:
1. Responden yang diteliti adalah yang membeli sepeda motor Honda di dealer CV. Indah Sakti Kota Pinang.
2. Responden membeli sepeda motor Honda pada bulan Januari 2013 sampai dengan Maret 2013 baik secara kredit maupun tunai.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah dealer CV. Indah Sakti Kota Pinang, dimana dealer tersebut bergerak dalam bidang penjualan sepeda motor Honda.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Daftar pertanyaan (quetionaire) yang diberikan kepada konsumen yang
membeli sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang yang menjadi responden dalam penelitian ini.
2. Wawancara (Interview) kepada pihak yang berkompeten atau berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan yang dibutuhkan oleh penelitian ini.
(45)
dokumen yang relevan dan mendukung penelitian antara lain laporan penjualan sepeda motor Honda.
3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis sumber data yang dikumpulkan penelitian ini adalah:
1) Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara dan daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan kepada respoden yang membeli sepeda motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang.
2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya, akan tetapi data hasil olahan dari pengambilan data primer. Data sekunder dalam penelitian ini antara lain dari penelitian terdahulu berupa jurnal, literatur media cetak majalah dan media elektronik internet.
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel 3.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis
Menurut Umar (2003:63) mempelajari antara variabel yang satu dengan lain, maka variabel dalam penelitian dibedakan menjadi:
1. Variabel indenpenden (bebas) adalah fenomena atau gejala yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas terdiri dari: a. Citra Merek (X1)
(46)
2. Variabel dependen (terikat) adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan pembeli (Y).
3.6.2. Definisi Operasional dari Masing – Masing Variabel
a) Citra merek ( X1) adalah kumpulan persepsi konsumen mengenai merek
sepeda motor Honda yang ditinggal dalam memori konsumen.
b) Kualitas produk (X2) adalah kemampuan sepeda motor Honda untuk
menunjukan berbagai fungsi termasuk di dalamnya daya tahan, kehandalan dan hemat dalam penggunaan.
c) Keputusan pembelian (Y) adalah kecenderungan terhadap suatu produk yang didasarkan pada kepercayaan pelayanan yang kuat.
Tabel 3.1. Operasional Variabel Variabel
Penelitian
Defenisi Variabel Indikator Skala
Pengukuran Citra
Merek (X1)
Kumpulan persepsi mengenai merek sepeda motor Honda yang tercermin dari kumpulan yang ditinggal dalam memori konsumen
1. Mudah dikenali 2. Reputasi yang baik
3. Selalu diingat
Likert
Kualitas Produk (X2)
Kemampuan produk untuk menunjukan berbagai fungsi di dalamnya yang terdiri dari ketahanan, handal, dan hemat dalam penggunaan
1. Daya tahan sepeda motor Honda
2. Kehandalan sepeda motor Honda
3. Hemat dalam
penggunaan
Likert
Keputusan Pembelian (Y)
Keputusan pembelian adalah kencenderungan terhadap suatu produk yang didasarkan pada kepercayaan pelayanan yang kuat.
1. Kemantapan pada sepeda motor Honda 2. Memberikan
rekomendasi pada orang lain
3. Melakukan pembelian ulang .
(47)
3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.7.1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid, tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji Validitas dihitung dengan membanding nilai r hitung (correlated item – total correlation) dengan nilai r tabel.
Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2005:45). Uji validitas ini bertempat di Kota Pinang dan terdiri dari 30 orang, dimana yang responden yang dijadikan untuk uji validitas dan reliabilitas adalah responden yang tidak diikutkan dalam sampel penelitian, responden tersebut merupakan pembeli sepeda motor Honda pada bulan November 2012 dan Desember 2012 di CV. Indah Sakti Kota Pinang.
Hasil pengujian validitas instrumen penelitian untuk masing-masing variabel diteliti.
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Citra Merek
No Indikator Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1. Merek produk sepeda motor Honda mudah
dikenali
.505
Valid 2. Melihat sekilas kendaraan bermesin roda dua,
saya sudah mengetahui bahwa itu Honda
.673
Valid 3.
Ketika di tanyakan mengenai reputasi yang baik mengenai sepeda motor kepeda saya, saya selalu menjawan Honda
.522
Valid
4. Ketika menjual sepeda motor bekas Honda,
lebih mudah menjualnya
.790
Valid
5. Pada saat mengatakan sepeda motor
penyebutannya selalu Honda
.585
Valid
6.
Merek produk sepeda motor Honda merupakan merek yang pertama kali muncul dalam pikiran saya ketika ditanya tentang sepeda motor
.714
(48)
Pada Tabel 3.2. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total
Correlation pada setiap butir pertanyaan untuk variabel citra merek seluruhnya
lebih besar daru 0,30. Sugiyono (2005) yang menyatakan bahwa bila nilai korelasi di bawah 0,30 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid atau memiliki validitas citra merek adalah valid karena nilai terendah adalah 0,505 atau lebih besar dari 0,30.
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Kualitas Produk
No Indikator Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1. Sepeda motor Honda mempunyai daya tahan
pemakaian sampai kurun waktu 10 tahun
.430
Valid 2.
Sepeda motor Honda, sepeda motor yang jarang rusak masuk bengkel dikarenakan mogok
.608
Valid
3. Sepeda motor Honda dapat diandalkan dalam
menempuh perjalanan jauh
.595
Valid
4. Sepeda motor Honda dapat diandalkan dalam
keadaan jalan yang paling burik
.482
Valid
5. Saya lebih memilih sepeda motor Honda
dikarenakan hemat
.784
Valid
6. Sepeda motor Honda banyak digunakan oleh
masyarakat ekonomi lemah
.743
Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Pada Tabel 3.3. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item–Total
Correlation pada setiap butir pertanyaan untuk variabel kualitas produk
seluruhnya lebih besar dari 0,30. Maka dari hasil uji validitas variabel kualitas produk, dinyatakan bahwa seluruh variabel kualitas produk adalah valid karena nilai terendah adalah 0,482 atau di atas 0,30.
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Keputusan Pembelian
No Indikator Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1. Pembelian prioritas pada sepeda motor adalah Honda .602 Valid
2. Pembelian kedua kali untuk sepeda motor priritas anda tetap tertuju pada Honda .516 Valid 3. Iklan sepeda motor Honda membuat saya tertarik untuk membeli sepeda motor Honda .794 Valid
(49)
5. Untuk pembelian sepeda motor yang kedua kali saya tetap memilih Honda .389 Valid 6. Saya tidak ragu ketika mempertimbangkan untuk membeli sepeda motor Honda .786 Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Pada Tabel 3.4. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total
Correlation pada setiap butir pertanyaan untuk variabel keputusan konsumen
seluruhnya lebih besar 0,30. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan konsumen adalah valid karena nilai terendah adalah 0,389 atau lebih besar dari 0,30.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban sesorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kehandalan yang menyangkut kekonsistenan jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu Konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2005:41 - 42).
Hasil pengujian reliabilitas instrumen variabel dapat dilihat pada Tabel 3.5.sebagai berikut :
Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Instrumen Variabel Nilai
Cronbach’s Alpha Batas Reliabel Keterangan
Citra merek 0,845 0,60 Reliabel
Kualitas Produk 0,827 0,60 Reliabel
Keputusan Pembelian 0,847 0,60 Reliabel
(50)
Pada Tabel 3.5. menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari setiap intrumen varibel pada penelitian memiliki >0,60 dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen citra merek, kualitas produk dan keputusan pembelian adalah reliabel.
3.8. Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab hipotesis pertama adalah regresi linier berganda dalam pengelolahan data menggunakan software SPSS (Statistical package for sosial science) versi 17.00
for windows, dengan formulasi sebagai berikut:
Model Analisis Data
Y = Keputusan Pembelian a = Intercept / Konstanta X1 = Citra Merek
X2 = Kualitas Produk
b1, b2 = Koefisien regresi i = 1 , 2
e = epsilon atau variabel yang tidak diteliti
Pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Uji Serempak (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama
(51)
terhadap variabel terikat (Ghozali, 2005: 84). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh citra merek dan kualitas produk secara bersama – sama terhadap variabel terikatnya, yaitu keputusan pembelian.
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 :β1 = β2 = 0, variabel – variabel bebas (citra merek dan kualitas produk)
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama – sama terhadap variabel terikatnya (keputusan pembelian). H1 : β1 = β2 ≠0, variabel – variabel bebas (citra merek dan kualitas produk)
mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama – sama terhadap variabel terikatnya (keputusan pembelian).
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2005 :84) : 1. Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan f tabel
Apabila Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Apabila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi
Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat (Gozali, 2005 : 84). Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (citra merek dan kualitas produk) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian)
(52)
secara terpisah atau parsial.
Hipotesa yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah :
H0 : β0 = 0, variabel - variabel bebas (citra merek dan kualitas produk) tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).
H1 : β1 ≠ 0, variabel – variabel bebas (citra merek dan kualitas produk)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2005 : 85): 1. Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan tabel.
Apabila t tabel> t hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Apabila t tabel< t hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%) dengan nilai df (degree of freedom)
2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.
Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H1
ditolak.
Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1
diterima.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2001 : 84). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
(53)
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas.
3.9. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka perlu terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji statistik regresi linier berganda telah digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat dipergunakan (Gujarti, 2003: 26).
3.9.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji tdan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid (Ghozali, 2005 : 110).
Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005 :110).
3.9.2. Uji Multikolinieritas
(54)
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi Korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkolerasi, maka variabel – variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol (Ghozali, 2005 : 91).
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, yaitu
Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai
Cutoff yang umum dipakai untuk menjelaskan adanya multikolinieritas adalah
nilai tolerance< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2005 : 92). 3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tutup, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terdapat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005 :105).
Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residualnya (SRESID). Deteksi terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot anatar SRESID dan ZPRED di
(55)
mana sumbu Y adalah X yang telah diprediksi, sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika ada pola yang jelas, serta titik – titik yang menyebar di atas dan di bawah angka.
(56)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Astra Honda
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama PT. Federal Motor yang sahamnya mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu PT. Federal Motor hanya merakit sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk (completely knock down).
Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah tipe bisnis, S90Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90 CC. Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun dan terus berkembang hingga saat ini. Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu modal trasnportasi andalan di Indonesia.
Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT. Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda tahun 2001 di dalam negri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT. Honda Federal (1974) yang memproduksi komponen – komponen dasar sepeda motor Honda seperti rangka roda, knalpot dan sebagainya, PT. Showa Manufacturing Indonesia (1979) yang khusus memproduksi peredam kejut, PT Honda Astra Engine Manufacturing (1984) yang memproduksi mesin sepeda motor serta PT Federal Izumi Mfg.(1990) yang khusus memproduksi piston.
(57)
Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2000 PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50 % milik PT Astra International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan.
Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik kedua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang sekaligus pabrik paling mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005.
Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas produksi 4.2 juta unit sepeda motor per- tahunnya untuk permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat. Salah satu puncak prestasi yang berhasil di raih PT Astra Honda di Cina dan India.
Guna menunjang kebutuhan serta kepuasan pelanggan sepeda motor Honda, saat PT Astra Honda Motor di dukung oleh 1600 showroom dealer penjualan yang diberi kode H1, 3800 layanan service atau bengkel AHASS( Astra Honda Authorized Service Station ) dengan kode H 2, serta 6500 gerai suku cadang atau H, yang siap melayani jutaan penggunaan sepeda motor Honda di seluruh Indonesia.
(58)
Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia. Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar 15.000 orang, ditambah 130 vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat memberikan kesempatan kerja kepada sekitar 500 ribu orang. PT Astra Honda Motor akan terus berkarya menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang menyenangkan, aman dan ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia.
4.1.2. Sejarah Singkat CV. Indah Sakti Kota Pinang
CV Indah Sakti adalah sebuah perusahaan yang menyalurkan sepeda motor Honda, juga menyediakan jasa servis pada sepeda motor Honda dan suku cadang untuk setiap sepeda motor Honda.
CV Indah Sakti berlokasi di Jalan Bukit Barisan no 1-4, Kota Pinang, Labuhan Batu. CV Indah Sakti didirikan oleh 4 orang yang yaitu Bapak Suwandi, Bapak Andi Aziz, Bapak Apiang, dan Bapak Mustakim. Mereka adalah pemilik dan pemegang saham CV Indah Sakti.
Perusahaan ini juga membantu program pemerintah dalam mengurangi pengangguran di mana perusahaan ini juga membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang membutuhkan pekerjaan.
CV Indah Sakti menyalurkan semua model jenis Honda, CV Indah Sakti mempunyai beberapa tempat pendistribusian sepeda motor antara lain: Rantau Prapat, Sigambal, Aek Nabara, Kota Pinang, Langka Payung.
(59)
4.1.3. Struktur Organisasi CV. Indah Sakti Kota Pinang
CV. Indah Sakti Kota Pinang mempunyai struktur organisasi lini dimana struktur organisasi tertua dan paling sederhana, menentukan suatu aliran wewenang langsung dari CEO hinga ke para bawahannya dan manager harus bertanggung jawab penuh atas beberapa aktivitas yang dilakukannya.
MANAJER
VICE MANAGER
HEAD DIVISION Of CREDIT
HEAD DIVISION Of SALES
HEAD DIVISION Of FINANCIAL
HEAD DIVISION Of FINANCIAL
CREDIT ADMINISTRATION
CREDIT ADMINISTRATION
SALES CASHIER COLLECTOR
SALES ADMINISTRATION
DRIVER OFFICE BOY
Sumber: CV. Indah Sakti Kota Pinang, 2012
Gambar 4.1. Struktur Organisasi CV. Indah Sakti Kota Pinang
Penjelasan struktur Organisasi CV. Indah Sakti Kota Pinang terdiri dari: 1. Manajer mempunyai fungsi sebagai berikut
a. Menerima laporan dari setiap kepala divisi b. Mengawasi kemajuan manajemen perusahaan
(60)
d. Menerapkan keputusan untuk mencapai target perusahaan e. Bertanggung jawab kepada direktur
2. Wakil manajer mempunyai fungsi sebagai berikut a. Mewakili manajer
b. Memberikan laporan kepada manajer apa yang sedang dibutuhkan oleh perusahan
c. Mengambil ahli tugas manajer, apabila manajer tidak ada di perusahaan.
d. Bertanggung jawab terhadap manajer
3. Kepala divisi kredit mempunyai fungsi sebagai berikut a. Memeriksa data tentang kredit
b. Melakukan tugas yang diberikan oleh manajer atau wakil manajer c. Bertanggung jawab kepada manajer
4. Kepala divisi Penjualan mempunyai fungsi sebagai berikut a. Menerima laporan dari divisi penjualan
b. Memberikan laporan data penjualan kepada manajer c. Bertanggung jawab kepada manajer
5.Kepala divisi keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut a. Membuat laporan keuangan
b. Mengatur keuangan perusahaan
c. Membuat anggaran keuangan operasioanal perusahaan d. Menerima laporan penjualan dan kredit
(61)
6. Kepala divisi kolektor mempunyai fungsi sebagai berikut
a. Mengatur dan mengambil tindakan atas keterlambatan pembayaran b. Bertanggung jawab pada manajer
7. Administrasi kredit mempunyai fungsi sebagai berikut a. Menerima kredit
b. Bertanggung jawab kepada kepala divisi kredit
8. Administrasi SIM sepeda motor mempunyai fungsi sebagai berikut a. Mengatur perpanjangan SIM untuk sepeda motor
b. Bertanggung jawab kepada kepala divisi penjualan 9. Divisi penjualan mempunyai fungsi sebagai berikut
a. Mengatur staff administrasi penjualan b. Menyalurkan distribusi sepeda motor
c. Membuat laporan penjualan kepada kepala divisi penjualan d. Bertanggung jawab kepada kepala divis penjualan
10.Kasir mempunyai fungsi sebagai berikut a. Memeriksa arus keuangan
b. Mengatur penerimaan dan pengeluaran uang c. Bertanggung jawab kepada kepala divisi penjualan 11.Administrasi penjualan mempunyai fungsi sebagai berikut
a. Mengatur formulir penjualan b. Mengatur supir dan pesuruh kantor
(62)
12.Kolektor mempunyai fungsi sebagai berikut a. Mengumpulkan keterlambatan kredit
b. Bertanggung jawab kepada kepala divisi kolektor 13.Pesuruh kantor mempunyai fungsi sebagai berikut
a. Membersihkan seluruh ruangan perusahaan
b. Bertanggung jawab kepada kepala divisi penjualan 14.Supir mempunyai fungsi sebagai berikut
a. Mengantar sepeda motor ke pembeli
b. Mengambil kembali sepeda motor dari pembeli c. Bertanggung jawab kepada kepala divisi penjualan
4.2. Karakteristik Responden
Karakteristik Responden dediskripsikan berdasarkan jenis kelamin, usia, berapa kali pembelian, lama pemakaian, jenis sepeda motor Honda yang dipakai, merek sepeda motor yang pernah dimiliki selain Honda, dan pekerjaan.
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) (%)
Laki – Laki 55 78,5
Perempuan 15 21,5
Total 70 100,0
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Hasil penelitian responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki – laki berjumlah 55 orang (78,5%), dan
(63)
yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 15 orang (21,5%). Berdasarkan jenis kelamin responden terlihat bahwa reponden yang menggunakan sepeda motor Honda di CV Indah Sakti Kota Pinang lebih banyak didominasi oleh laki-laki karena laki –laki adalah pemenuh dalam kebutuhan keluarga, sehingga sepeda motor Honda mampu menunjang aktivitas pekerjaan tanpa ada keterbatasan. 4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2. di bawah ini :
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (orang) (%)
17 – 25 23 orang 32,8
26 – 50 30 orang 42,8
51 tahun ke atas 17 orang 24,4
Jumlah 70 orang 100,0
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Hasil penelitian responden berdasarkan usia, menunjukkan bahwa usia reponden paling dominan adalah yang berusia 26 tahun sampai dengan 50 tahun yang berjumlah 30 orang (42,8 %). Responden yang berusia 17 tahun sampai dengan 25 tahun berjumlah 23 orang (32,8%), dan responden yang berusia 51 tahun ke atas berjumlah 15 orang (24,4%). Berdasarkan usia responden tersebut di atas memberikan gambaran bahwa pelanggan sepeda motor Honda didominasi oleh pelanggan di dalam kelompok usia yang memiliki tingkat kesibukan cukup tinggi.
(64)
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian
Karakteristik reponden berdasarkan pembelian dapat dilihat pada Tabel 4.3. di bawah ini:
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian
Pembelian Jumlah (orang) (%)
Pertama 15 21,4
Kedua 20 28,6
Ketiga dan seterusnya 35 50,0
Jumlah 70 100,0
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Hasil penelitian responden berdasarkan pembelian, menunjukan bahwa pembelian ketiga kali dan seterusnya paling dominan yang berjumlah 35 orang (50,0%). Responden dengan pembelian kedua kalinya berjumlah 20 orang (28,6%). Responden dengan pembelian pertama kali berjumlah 15 orang (21,4%). Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen yang paling banyak dalam memutuskan penggunaan sepeda motor Honda adalah konsumen yang telah menggunakan sepeda motor Honda berkali –kali karena sepeda motor Honda tersebut digunakan untuk mendukung kegiataan sebagai alat trasportasi dengan sesama anggota keluarga dan berbagai kegiatan yang lainnya.
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Dalam Penggunaan Karakteristik responden berdasarkan lama dalam penggunaan dapat dilihat pada Tabel 4.4. di bawah ini:
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Dalam Penggunaan
Tahun Jumlah (orang) (%)
2 tahun – 5 tahun 20 28,6
6 tahun – 10 tahun 35 50,0
11 tahun dan seterusnya 15 21,4
(65)
Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan lama dalam penggunaan, menunjukkan bahwa lama penggunaan responden yang paling dominan adalah 6 tahun sampai dengan 10 tahun yang berjumlah 35 orang (50,0%). Responden yang penggunaannya 2 sampai dengan 5 tahun berjumlah 20 orang (28,6%). Responden yang penggunaanya 11 tahun dan seterusnya berjumlah 15 orang (21,4 %). Berdasarkan lama penggunaan responden tersebut memberikan gambaran bahwa konsumen yang membeli sepeda motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang adalah konsumen yang telah lama menggunakan sepeda motor Honda dan membeli kembali sepeda motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang.
4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sepeda Motor Honda yang Dipakai
Karakteristik responden berdasarkan jenis sepeda motor Honda yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 4.5. di bawah ini:
Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sepeda Motor Honda yang Dipakai
Tipe Jumlah(orang) (%)
Honda Beat CW 14 20,0
Honda Revo FIT 16 22,9
Honda Scoopy 11 15,7
Honda Supra X125 STD 12 17,1
Honda Tiger CW 9 12,9
Honda Mega Pro CW 8 11,4
Jumlah 70 100,0
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Tabel 4.5. memperlihatkan bahwa responden yang melakukan pembelian sepeda motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang lebih didominasi oleh tipe pembelian sepeda motor Honda Revo Fit yang berjumlah 16 orang (22,9 %),
(66)
sedangkan di posisi kedua Honda Beat CW yang berjumlah 14 orang (20,0%), di urutan posisi ketiga Honda Supra X 125 STD, di posisi keempat Honda Scoopy yang berjumlah 11 orang (15,7%), di posisi kelima Honda Tiger CW yang berjumlah 9 orang (12,9 %), dan diposisi paling akhir Honda Mega Pro CW yang berjumlah 8 orang (11,4 %) .
4.2.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Sepeda Motor Yang Pernah Dimiliki Selain Honda
Karakteristik sepeda motor yang pernah dimiliki selain Honda dapat dilihat pada Tabel 4.6. di bawah ini :
Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Sepeda Motor Yang Pernah Dimiliki Selain Honda
Merek Jumlah(orang) (%)
Yamaha 55 78,6
Suzuki 15 21,4
Jumlah 70 100,0
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Hasil penelitian responden berdasarkan sepeda motor yang pernah dimilki selain Honda menunjukan bahwa Merek Yamaha yang paling mendominasi yang berjumlah 55 orang (78,6 %). Responden sepeda motor yang pernah dimiliki Suzuki berjumlah 15 orang (21,4 %).
4.2.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.7. di bawah ini:
(1)
Lampiran 2: Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Reliability Citra Merek
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.845 .848 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Citra merek 1 18.4333 5.978 .505 .357 .847
Citra merek 2 18.5000 5.776 .673 .925 .809
Citra merek 3 18.4000 6.731 .522 .398 .838
Citra merek 4 18.5667 5.633 .790 .649 .787
Citra merek 5 18.4667 6.051 .585 .385 .827
(2)
Reliability Kualitas Produk
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.827 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Kualitas produk 1 18.5667 6.875 .430 .300 .832
Kualitas produk 2 18.7000 6.700 .608 .535 .798
Kualitas produk 3 18.7333 6.685 .595 .578 .800
Kualitas produk 4 18.9000 6.231 .482 .562 .831
Kualitas produk 5 18.5333 5.913 .784 .710 .759
Kualitas produk 6 18.7333 5.857 .743 .686 .766
Reliability Keputusan Pembelian
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.847 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Keputusan pembelian 1 18.6333 5.413 .602 .829
Keputusan pembelian 2 18.5333 5.982 .516 .842
Keputusan pembelian 3 18.6667 5.540 .794 .795
Keputusan pembelian 4 18.7667 5.151 .725 .802
Keputusan pembelian 5 18.6000 6.386 .389 .863
(3)
Lampiran 3: Pengujian Hipotesis
Regression pada Hipotesis
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Keputusan pembelian 22.6000 2.97526 70
Citra merek 22.4000 3.56879 70
Kualitas produk 22.8857 2.88194 70
Correlations
Keputusan
pembelian Citra merek Kualitas produk
Pearson Correlation Keputusan pembelian 1.000 .614 .388
Citra merek .614 1.000 .093
Kualitas produk .388 .093 1.000
Sig. (1-tailed) Keputusan pembelian . .000 .000
Citra merek .000 . .221
Kualitas produk .000 .221 .
N Keputusan pembelian 70 70 70
Citra merek 70 70 70
Kualitas produk 70 70 70
Variables Entered/Removed
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Kualitas produk, Citra mereka
. Enter
(4)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .699a .488 .473 2.16010
a. Predictors: (Constant), Kualitas produk, Citra merek
b. Dependent Variable: Keputusan pembelian
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 298.176 2 149.088 31.952 .000a
Residual 312.624 67 4.666
Total 610.800 69
a. Predictors: (Constant), Kualitas produk, Citra merek
b. Dependent Variable: Keputusan pembelian
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3.815 2.534 1.506 .137
Citra merek .486 .073 .583 6.645 .000 .991 1.009
Kualitas produk .345 .091 .334 3.805 .000 .991 1.009
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Citra merek Kualitas produk
1 1 2.975 1.000 .00 .00 .00
2 .019 12.610 .02 .79 .29
3 .007 21.082 .98 .21 .71
(5)
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 17.2369 28.7491 22.6000 2.07880 70
Std. Predicted Value -2.580 2.958 .000 1.000 70
Standard Error of Predicted Value
.278 1.074 .421 .152 70
Adjusted Predicted Value 16.4784 28.5190 22.5781 2.10906 70
Residual -5.07270 4.76308 .00000 2.12856 70
Std. Residual -2.348 2.205 .000 .985 70
Stud. Residual -2.371 2.374 .005 1.011 70
Deleted Residual -5.17085 5.52165 .02191 2.24304 70
Stud. Deleted Residual -2.459 2.462 .003 1.026 70
Mahal. Distance .160 16.068 1.971 2.576 70
Cook's Distance .000 .299 .018 .041 70
Centered Leverage Value .002 .233 .029 .037 70
(6)