12
komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini. Laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan
laba rugi dan neraca. Keunggulan lain yang didapat dari pengukuran kinerja dengan ROA adalah perhitungan ROA sangat mudah dihitung dan
dipahami. ROA juga merupakan denominator yang dapat diterapkan pada
setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan, setiap unit
organisasi yang ada dalam perusahaan dapat menggunakan ROA untuk mengetahui profitabilitas dari setiap unit usaha.
Rasio ini juga dipilih karena ROA mengukur kemampuan manajemen suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang tersedia dan oleh peneliti, dirasa erat hubungannya dengan manajemen modal
kerja dimana modal kerja bersih secara sederhana dapat diartikan sebagai aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar.
2.1.2 Modal Kerja
2.1.2.1 Pengertian Modal Kerja
Modal kerja merupakan modal yang digunakan perusahaan untuk menopang kegiatan operasinya sehari-hari. Menurut Jumingan
2006 : 66, definisi modal kerja yang lazim digunakan, yaitu : 1. Modal kerja adalah kelebihan aset lancar terhadap liabilitas
lancar. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih. Kelebihan ini merupakan jumlah aset lancar yang berasal dari liabilitas jangka
panjang dan modal sendiri. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya aset lancar yang lebih
besar daripada liabilitas jangka pendek dan menunjukkan tingkat
Universitas Sumatera Utara
13
keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa yang akan datang.
2. Modal kerja adalah jumlah dari aset lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto. Definisi ini bersifat kuantitatif
karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya
modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aset lancar misalnya kas, surat-surat berharga,
piutang dan persediaan.
3. Menurut konsep fungsional, modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan
untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Modal
kerja menurut definisi fungsional tersebut adalah kas, piutang dan persediaan. Adapun aset lancar seperti seperti surat-surat
berharga dan keuntungan dalam piutang digolongkan sebagai modal kerja potensial. Aset tidak lancar seperti tanah, bangunan,
mesin dan lain-lain digolongkan sebagai non working capital.
2.1.2.2 Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut Riyanto 2001: 61, modal kerja digolongkan dalam beberapa jenis:
1. Modal Kerja Permanen Permanent Working Capital Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada
pada perusahaan untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan
untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini terdiri dari:
a Modal kerja primer Primary Working Capital yaitu
jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya.
b Modal kerja normal Normal Working Capital yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses
produksi yang normal. 2. Modal Kerja Variabel Variable Working Capital
Modal Kerja Variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini
terdiri dari: a Modal kerja musiman Seasonal Working Capital yaitu
modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.
Universitas Sumatera Utara
14
b Modal kerja siklis Cyclical Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh
fluktuasi konjungtur. c Modal kerja darurat Emergency Working Capital yaitu
modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
2.1.2.3 Manfaat Modal Kerja