9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Profitabilitas
2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena
untuk dapat melangsungkan kehidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan profitable. Tanpa adanya
keuntungan profit, maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Dalam melakukan analisis perusahaan, di samping melihat
laopran keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan.
Beberapa ahli memberikan pendapat mereka mengenai pengertian profitabilitas, antara lain:
• Menurut Brigham 2006: 107, rasio profitabilitas merupakan
“sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi”.
• Menurut Van Horne, Wachowics 2005:222, menjelaskan rasio
profitabilitas adalah “ rasio keuangan yang menghubungkan laba dengan penjualan investasi pada perusaahaan “.
Universitas Sumatera Utara
10
• Menurut Greuning 2005: 29, “profitabilitas adalah suatu indikasi
atas bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan penjualan, modal rata-rata, dan ekuitas saham biasa rata-rata”.
• Menurut Gitman 2009: 639, “profitability is the relationship
between revenues and costs generated by using the firm’s assets – both current and fixed – in productive activities”.
2.1.1.2 Jenis-Jenis Profitabilitas
Terdapat beberapa jenis rasio yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Jenis-jenis profitabilitas
menurut Brigham 2006: 107, yaitu:
a Gross Profit Margin
Gross profit margin mengukur besarnya persentase dari laba kotor yang dapat dihasilkan dari setiap penjualan. Semakin
tinggi gross profit margin, maka semakin baik. Gross profit margin dapat dihitung dengan rumus:
����� ������ ������ =
����� ������ Sales
� 100
b Operating Profit Margin
Operating profit margin mengukur besarnya persentase dari laba kotor yang dapat dihasilkan dari setiap penjualan setelah terlebih
dahulu dikurangi dengan beban dan biaya operasi perusahaan. Semakin tinggi rasio operating profit margin, maka semakin
baik. Operating Profit Margin dapat dihitung menggunakan rumus:
��������� ������ ������=
��������� ������ Sales
� 100
c Net Profit Margin
Net Profit Margin mengukur besarnya persentase laba bersih yang dapat dihasilkan dari setiap penjualan. Net profit margin
dapat dihitung seperti berikut:
��� ������ ������=
��� ������ Sales
� 100
d Total Asset Turnover TATO
Universitas Sumatera Utara
11
Total Asset Turnover mengukur seberapa baik perusahaan memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
Semakin tinggi rasio TATO, menandakan semakin baik perusahaan dalam memanfaatkan total aktivanya dalam
meningkatkan penjualan. Total Asset Turnover dapat dihitung menggunakan rumus:
����=
��� ����� total asset
� 100
e Return on Total Assets ROA
Return on Total Assets ROA, sering pula disebut sebagai Return on Investment ROI. ROA mengukur efektivitas
manajemen secara keseluruhan dalam menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang tersedia. Semakin tinggi rasio ROA,
semakin baik. ROA dapat dihitung dengan rumus:
���=
��� ������ total asset
� 100
f Return on Equity ROE
Return on Equity mengukur besarnya persentase pengembalian atas investasi yang telah dilakukan oleh para pemegang saham
di suatu perusahaan. ROE dapat dihitung dengan rumus: ���=
��� ������ sharesholder
′s equity
� 100 Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa ada berbagai cara yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.
Dalam penelitian ini yang dipakai hanya yang terkait dengan investasi yaitu Return On Asset ROA . ROA merupakan rasio antara saldo laba
bersih setelah pajak dengan jumlah asset perusahaan secara keseluruhan.
Menurut Gitman 2009: 68, “The return on total assets ROA measures the overall effectiveness of management in generating profits
with its available assets.”
ROA menggambarkan sejauh mana tingkat pengembalian dari seluruh asset yang dimiliki perusahaan. ROA digunakan
oleh manjemen perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan
ROA memiliki keuntungan yaitu ROA merupakan pengukuran yang
Universitas Sumatera Utara
12
komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini. Laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan
laba rugi dan neraca. Keunggulan lain yang didapat dari pengukuran kinerja dengan ROA adalah perhitungan ROA sangat mudah dihitung dan
dipahami. ROA juga merupakan denominator yang dapat diterapkan pada
setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan, setiap unit
organisasi yang ada dalam perusahaan dapat menggunakan ROA untuk mengetahui profitabilitas dari setiap unit usaha.
Rasio ini juga dipilih karena ROA mengukur kemampuan manajemen suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang tersedia dan oleh peneliti, dirasa erat hubungannya dengan manajemen modal
kerja dimana modal kerja bersih secara sederhana dapat diartikan sebagai aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar.
2.1.2 Modal Kerja