Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek Kredit dari supplier atau trade creditor

16 dari operasi jangka pendek, dan ini bisa ditentukan dengan cara menganalisis laporan laba rugi perusahaan.

2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga

Surat-surat berharga sebagai salah satu pos aset lancar dapat dijual dan dari penjualan ini akan timbul keuntungan. Penjualan surat-surat berharga menunjukkan pergeseran bentuk pos aset lancar yaitu dari pos “surat-surat berharga” menjadi pos “kas”. Keuntungan yang diperoleh merupakan sumber penambahan modal kerja. Sebaliknya jika terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang.

3. Penjualan aset tetap, investasi jangka panjang dan aset

tidak lancar lainnya Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil penjualan aset tetap, investasi jangka panjang dan aset tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan aset tidak lancar tersebut menjadi kas akan menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aset tidak lancar tersebut. Keuntungan atau kerugian dari penjualan investasi jangka panjang dan aset tidak lancar lainnya dapat dimasukkan ke dalam pos-pos insidentil Extraodrinary Items.

4. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana pemilik

Utang hipotek, obligasi dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila diperlukan sejumlah modal kerja misalnya untuk ekspansi perusahaan. Pinjaman jangka panjang berbentuk obligasi biasanya tidak begitu diminati karena adanya beban bunga di samping kewajiban untuk mengembalikan pokok pinjamannya.

5. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek

lainnya Pinjaman jangka pendek seperti kredit bank bagi beberapa perusahaan merupakan sumber penting dari aset lancarnya, terutama tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membelanjai modal kerja musiman, siklis, keadaaan darurat atau kebutuhan jangka pendek lainnya. Karena ketergantungan akan kredit bank dan kredit jangka pendek lainnya maka adanya credit rating yang tinggi tingkatnya bagi perusahaan yang bersangkutan adalah sepenuhnya penting.

6. Kredit dari supplier atau trade creditor

Salah satu sumber modal kerja yang penting adalah kredit yang diberikan oleh supplier. Material, barang-barang, perlengkapan supplies dan jasa-jasa biasa dibeli secara kredit atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu liabilitas harus dilunasi, perusahaan hanya memerlukan sejumlah kecil modal kerja. Universitas Sumatera Utara 17

2.1.3 Perputaran Kas

Kas adalah salah satu modal kerja yang paling tinggi tingkata likuiditasnya. Kas yang diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap, sehingga kas harus dikelola dengan tepat, yang salah satunya dengan memperhatikan tingkat perputaran kas. Perputaran kas merupakan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Perputaran kas dirumuskan sebagai berikut : Perputaran Kas = ��������� ������ ����−���� ��� Tingkat perputaran kas yang tinggi menunjukkan efisiensi dalam penggunaan kas, sehingga perusahaan bisa memaksimalkan laba. Dan sebaliknya, tingkat perputaran kas yang rendah menyebabkan perusahaan kurang bisa memaksimalkan laba.

2.1.4 Perputaran Piutang

Perputaran piutang dapat dihitung dengan membagi nilai penjualan kredit bersih dengan piutang rata-rata atau nilai piutang akhir. Perputaran Piutang = ��������� ������ ������ ����−���� ������� Perputaran piutang yang semakin tinggi adalah semakin baik karena berarti modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk piutang akan semakin rendah. Perubahan rasio perputaran piutang dari tahun ke tahun merupakan Universitas Sumatera Utara 18 refleksi dari variasi kebijaksanaan pemberian kredit atau variasi tingkat kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan piutang.

2.1.5 Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi. Perputaran persediaan ini dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata Perputaran Persediaan = ����� ����� ��������� ����−���� ���������� ������ Persediaan mempunyai peran yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena erat hubunganya dengan produksi dan penjualan. Produksi tidak akan lancar apabila persediaan bahan baku kurang, demikian pula halnya penjualan tidak akan berhasil apabila persediaan barang kurang. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan berarti semakin pendek dana didalam persediaan tertahan sehingga dibutuhkan dana yang relatif kecil serta sebaliknya semakin rendah perputaran persediaannya berarti semakin panjang terikatnya dana dalam persediaan. Dalam hal ini, juga akan berpengaruh pada pemenuhan dana yang berasal dari luar perusahaan yang harus ditanggung oleh perusahaan seperti biaya bunga, dan besarnya bunga akan ditentukan oleh lama atau pendeknya pengembalian pinjamannya. semakin tinggi tingkat perputaran persediaan ITO menunjukkan bahwa semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola persediaannya. Berarti laba yang diperoleh perusahaan semakin besar pula sehingga Universitas Sumatera Utara 19 perusahaan akan memaksimalkan tingkat pengembalian aset yang diperoleh. Jadi, semakin besar tingkat pengembalian asset ROA yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitsbilitas perusahaan menunjukkan kondisi yang baik.

2.1.6 Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja berarti melaksanakan kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengaturan, pengarahan, dan pengendalian secara efektif dan efisien pada elemen-elemen modal kerja, yaitu aktiva lancar dan kewajiban lancar. manajemen modal kerja memiliki peranan penting dalam membuat perbandingan likuiditas dan profitabilitas perusahaan, yang melibatkan pengambilan keputusan terkait jumlah dan komposisi aktiva lancar dan membiayai aktiva tersebut. Kekurangan modal kerja dalam meningkatkan penjualan dan produksi akan berakibat pada hilangnya potensi pendapatan atau laba yang mungkin diperoleh sehingga timbul pula kemungkinan perusahaan akan terseret ke dalam keadaan insolvent tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak akan mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu dan akan dihadapkan pada masalah likuiditas. Pentingnya manajemen modal kerja didasari oleh alasan seperti yang dikemukakan oleh Martono 2004: 73 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 20 1. Aktiva lancar dari perusahaan baik manufaktur maupun jasa memiliki jumlah yang cukup besar dibanding dengan jumlah aktiva secara keseluruhan. 2. Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek merupakan sumber utama bagi pendanaan eksternal. Perusahaan seperti ini, tidak memiliki akses pada pasar modal untuk pendanaan jangka panjangnya. 3. Manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan porsi waktu yang sesuai dalam pengelolaaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan modal kerja. 4. Keputusan modal kerja berdampak langsung pada tingkat risiko, laba, dan harga saham perusahaan. 5. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan dana untuk membelanjai aktiva lancar.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel yang Digunakan Kesimpulan 1 Odor Sihombing 2009 Pengaruh Manajemen modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. cash turnover X 1 , receivable turnover X 2 , inventory turnover X 3 dan Profitabilitas Y. secara simultan rasio lancar, rasio cepat, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan perputaran modal kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. 2 Nurhafni 2009 Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return on Equity perusahaan Consumer Goods Industry di Bursa Efek Indonesia modal kerja X 1 , perputaran modal kerja X 2 dan ROE Y secara simultan rasio lancar, rasio cepat, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Universitas Sumatera Utara 21 3 Ricky Wijaya 2009 “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Emiten Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. cash conversion cycle X 1 , working capital turnover X 2 dan ROA Y secara simultan variabel cash conversion cycle CCC dan working capital turnover WCT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA tetapi secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan. 4 Nurhayati 2011 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Perputaran persediaan X 1 , perputaran piutang X 2 , dan ROA Y Secara simultan, perputaran persediaan ITO dan perputaran piutang RTO berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas ROA dan secara parsial penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perputaran persediaan ITO berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas ROA tetapi perputaran piutang RTO tidak berpengaruh secara signifikan. 5 Ratih 2012 Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Return on Asset Perusahaan Perputaran kas X 1 , perputaran piutang X 2 dan perputaran persediaan X 3 dan Return on Asset Y perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap ROA ; perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA ; perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui Universitas Sumatera Utara 22 dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Semua uraian yang telah disampaikan maka dapatlah kiranya disusun sebuah skema yang mendasari penelitian ini, sebagaimana yang tampak pada gambar dibawah. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual H1 H2 H3 H3 H4 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah rasio perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan, sedangkan variabel dependennya adalah profitabilitas. Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, ditentukan bahwa modal kerja diproksikan kedalam rasio perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran V ariabel Dependen Variabel Independen Modal Kerja: Perputaran Kas X1 Perputaran Persediaan X2 Perputaran Piutang X3 Profitabilitas ROA Y Universitas Sumatera Utara 23 persediaan. Dan variabel dependen yang memproksikan profitabilitas adalah Rasio Return On Asset ROA. Perputaran kas merupakan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Tingkat perputaran kas yang tinggi menunjukkan efisiensi dalam penggunaan kas, sehingga perusahaan bisa memaksimalkan laba. Dan sebaliknya, tingkat perputaran kas yang rendah menyebabkan perusahaan kurang bisa memaksimalkan laba. perputaran piutang yang semakin tinggi berarti semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dagang sehingga dapat ditagih menjadi uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanam dalam piutang rendah. Sebaliknya jika tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang dagang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang besar. Perputaran persediaan mengukur kecepatan rata-rata persediaan bergerak keluar perusahaan. Semakin cepat persediaan bergerak keluar dari perusahaan. Semakin cepat persediaan dirubah menjadi barang dagang yang nantinya akan dijual oleh perusahaan maka semakin cepat pula bagi perusahaan untuk memperoleh laba. Semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan semakin baik bagi kelangsungan hidup perusahaan. Keadaan perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan dalam mengelola persediaannya. Hal ini juga menunjukkan volume penjualan yang tinggi pada perusahaan. Hal ini dapat berarti laba yang didapat Universitas Sumatera Utara 24 oleh perusahaan semakin besar dengan mengasumsikan biaya-biaya yang terjadi. Besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan memaksimalkan tingkat pengembalian asset yang diperoleh perusahaan. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah Return on Asset ROA. ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan menghasilkan laba. Dengan adanya ROA perusahaan dapat menganalisis seberapa besar penggunaan aset dapat ditambahi ataupun dikurangi untuk memaksimalkan perolehan laba perusahaan. Baik penambahan maupun pengurangan penggunaan aset-aset dalam perusahaan akan berpengaruh pada penggunaan modal kerja yang merupakan modal yang digunakan untuk menopang kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja akan terus berada dalam keadaan berputar selama periode operasi perusahaan, karena modal kerja dipengaruhi oleh aset lancar yang mudah mengalami perubahan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris dan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi Erlina, 2008 : 49. Berdasarkan kerangka konseptual dan uraian teoritis di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : H1: Rasio perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas. H2: Perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas. Universitas Sumatera Utara 25 H3: Perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas. H4: Perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan, secara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas. Universitas Sumatera Utara 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono 2008 : 224 Penelitian asosiatif adalah penelitian dengan dugaan tentang adanya hubungan antar variabel dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut. Tujuan dari Penelitian kausal adalah untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara variabel- variabel yang berfungsi sebagai penyebab dan variabel mana berfungsi sebagai akibat.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2008: 72. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk pada sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi Erlina, 2008: 81. Pada penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria perusahaan yang dapat digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 27 1. Perusahaan yang diamati merupakan perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Perusahaan menyajikan laporan keuangan yang diaudit oleh auditor independen selama tahun 2010-2012. 3. Perusahaan tidak delisting pada tahun pengamatan. 4. Perusahaan memiliki ROA yang bernilai positif atau dengan kata lain perusahaan tidak mengalami kerugian pada tahun pengamatan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 perusahaan dari 37 perusahaan sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tiga tahun penelitian sehingga total sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 sampel. Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Manufakatur Sektor Konsumsi yang Terdaftar di BEI No Kode Nama Emiten Kriteria Sampel 1 2 3 4 1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk. √ √ √ √ Sampel 1 2 RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk. √ √ √ √ Sampel 2 3 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk. √ √ √ √ Sampel 3 4 DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. √ √ √ √ Sampel 4 5 DAVO PT. Davomas Abadi Tbk. √ √ X X 6 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. √ √ X √ 7 GGRM PT. Gudang Garam Tbk. √ √ √ √ Sampel 5 8 HMSP PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk. √ √ √ √ Sampel 6 9 INAF PT. Indofarma Persero Tbk. √ √ √ √ Sampel 7 10 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. X √ X X 11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. √ √ √ √ Sampel 8 Universitas Sumatera Utara 28 12 SIDO PT. Industri Jamu Farmasi Sido Muncul Tbk. √ √ X √ 13 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. √ √ √ √ Sampel 9 14 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk. √ √ √ X 15 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk. √ √ √ √ Sampel 10 16 KAEF PT. Kimia Farma Persero Tbk. √ √ √ √ Sampel 11 17 LMPI PT. Langgeng Makmur Industry Tbk. √ √ √ √ Sampel 12 18 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. √ √ √ √ Sampel 13 19 MBTO PT. Martina Berto Tbk. X √ X √ 20 MYOR PT. Mayora Indah Tbk. √ √ √ √ Sampel 14 21 MERK PT. Merck Tbk. √ √ √ √ Sampel 15 22 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. √ √ √ √ Sampel 16 23 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk. √ √ √ √ Sampel 17 24 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk. X √ X X 25 PSDN PT. Prashida Aneka Niaga Tbk. √ √ X √ 26 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk. √ √ √ √ Sampel 18 27 SCPI PT. Schering Plough Indonesia Tbk. √ √ √ X 28 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk. √ X √ √ 29 SKLT PT. Sekar Laut Tbk. √ √ √ √ Sampel 19 30 STTP PT. Siantar Top Tbk. √ √ √ √ Sampel 20 31 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. √ √ X X 32 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk. √ √ √ √ Sampel 21 33 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. √ √ √ √ Sampel 22 34 ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk. X √ X √ 35 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. √ √ √ √ Sampel 23 36 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. √ X √ √ 37 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk. X √ X √ Sumber : Olahan Peneliti 2014 Universitas Sumatera Utara 29 Tabel 3.2. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria No Keterangan Jumlah Perusahaan 1 Populasi 37 2 Tidak lulus kriteria 1 6 3 Tidak lulus kriteria 2 2 4 Tidak lulus kriteria 3 4 5 Tidak lulus kriteria 4 2 6 Jumlah perusahaan yang tidak lulus kriteria sampel 14 7 Jumlah Sampel 23 Sumber : Olahan Peneliti 2014 3.3 Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang digunakan berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor konsumsi selama periode 2010 – 2012 yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id . Data yang digunakan adalah gabungan antara data time series dan cross section. Data time series adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang terdapat dalam beberapa interval waktu tertentu, sedangkan data cross section adalah data untuk meneliti suatu fenomena tertentu.

3.4 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling. Menurut idrus 2009 : 96 purposive sampling yaitu teknik Universitas Sumatera Utara 30 sampling yang digunakan oleh peneliti jika memliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya. Data ini diperoleh melalui situs www.idx.co.id .

3.5 Batasan Operasional

Atas pertimbangan-pertimbangan efisiensi, keterbatasan waktu dan tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu diantaranya : 1. Penelitian ini dibatasi hanya selama tiga tahun yaitu dari tahun 2010 – 2012. 2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada Perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan tahunan perusahaan selama periode 2010 – 2012. 3. Penelitian ini meneliti pengaruh Manajemen Modal Kerja yang diproksikan dalam rasio lancar, rasio cepat, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan perputaran modal kerja terhadap Profitabilitas yang diukur menggunakan Return On Asset ROA.

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Universitas Sumatera Utara 31

3.6.1 Variabel Bebas Independen

Variabel Bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat dependen Sugiyono 2008 : 59. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Modal Kerja, yang terdiri dari :

3.6.1.1 Perputaran Kas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2010-2012)

4 75 120

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

1 7 108

PENGARUH CASH CONVERSION CYCLE TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2012.

0 1 41

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2012 - 2014).

2 12 28

Analisis pengaruh manajemen modal kerja terhadap ROI : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010.

0 0 120

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014).

0 0 4

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas - Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Pada Periode 2010-2012

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Pada Periode 2010-2012

0 0 8

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

0 0 14