16
dari operasi jangka pendek, dan ini bisa ditentukan dengan cara menganalisis laporan laba rugi perusahaan.
2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga
Surat-surat berharga sebagai salah satu pos aset lancar dapat dijual dan dari penjualan ini akan timbul keuntungan. Penjualan
surat-surat berharga menunjukkan pergeseran bentuk pos aset lancar yaitu dari pos “surat-surat berharga” menjadi pos “kas”.
Keuntungan yang diperoleh merupakan sumber penambahan modal kerja. Sebaliknya jika terjadi kerugian maka modal kerja
akan berkurang.
3. Penjualan aset tetap, investasi jangka panjang dan aset
tidak lancar lainnya Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil
penjualan aset tetap, investasi jangka panjang dan aset tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan.
Perubahan aset tidak lancar tersebut menjadi kas akan menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aset
tidak lancar tersebut. Keuntungan atau kerugian dari penjualan investasi jangka panjang dan aset tidak lancar lainnya dapat
dimasukkan ke dalam pos-pos insidentil Extraodrinary Items.
4. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana pemilik
Utang hipotek, obligasi dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila diperlukan sejumlah modal kerja misalnya
untuk ekspansi perusahaan. Pinjaman jangka panjang berbentuk obligasi biasanya tidak begitu diminati karena adanya beban
bunga di samping kewajiban untuk mengembalikan pokok pinjamannya.
5. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek
lainnya Pinjaman jangka pendek seperti kredit bank bagi beberapa
perusahaan merupakan sumber penting dari aset lancarnya, terutama tambahan modal kerja yang diperlukan untuk
membelanjai modal kerja musiman, siklis, keadaaan darurat atau kebutuhan jangka pendek lainnya. Karena ketergantungan akan
kredit bank dan kredit jangka pendek lainnya maka adanya credit rating yang tinggi tingkatnya bagi perusahaan yang
bersangkutan adalah sepenuhnya penting.
6. Kredit dari supplier atau trade creditor
Salah satu sumber modal kerja yang penting adalah kredit yang diberikan oleh supplier. Material, barang-barang, perlengkapan
supplies dan jasa-jasa biasa dibeli secara kredit atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan
menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu liabilitas harus dilunasi, perusahaan hanya memerlukan
sejumlah kecil modal kerja.
Universitas Sumatera Utara
17
2.1.3 Perputaran Kas
Kas adalah salah satu modal kerja yang paling tinggi tingkata
likuiditasnya. Kas yang diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap,
sehingga kas harus dikelola dengan tepat, yang salah satunya dengan memperhatikan tingkat perputaran kas. Perputaran kas merupakan
kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu.
Perputaran kas dirumuskan sebagai berikut :
Perputaran Kas =
��������� ������ ����−���� ���
Tingkat perputaran kas yang tinggi menunjukkan efisiensi dalam penggunaan kas, sehingga perusahaan bisa memaksimalkan laba. Dan
sebaliknya, tingkat perputaran kas yang rendah menyebabkan perusahaan kurang bisa memaksimalkan laba.
2.1.4 Perputaran Piutang
Perputaran piutang dapat dihitung dengan membagi nilai penjualan kredit bersih dengan piutang rata-rata atau nilai piutang akhir.
Perputaran Piutang =
��������� ������ ������ ����−���� �������
Perputaran piutang yang semakin tinggi adalah semakin baik karena berarti modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk piutang akan semakin
rendah. Perubahan rasio perputaran piutang dari tahun ke tahun merupakan
Universitas Sumatera Utara
18
refleksi dari variasi kebijaksanaan pemberian kredit atau variasi tingkat kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan piutang.
2.1.5 Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi. Perputaran
persediaan ini dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata
Perputaran Persediaan
=
����� ����� ��������� ����−���� ���������� ������
Persediaan mempunyai peran yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena erat hubunganya dengan produksi dan penjualan. Produksi
tidak akan lancar apabila persediaan bahan baku kurang, demikian pula halnya penjualan tidak akan berhasil apabila persediaan barang kurang.
Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan berarti semakin pendek dana didalam persediaan tertahan sehingga dibutuhkan dana yang relatif kecil
serta sebaliknya semakin rendah perputaran persediaannya berarti semakin panjang terikatnya dana dalam persediaan. Dalam hal ini, juga akan
berpengaruh pada pemenuhan dana yang berasal dari luar perusahaan yang harus ditanggung oleh perusahaan seperti biaya bunga, dan besarnya bunga
akan ditentukan oleh lama atau pendeknya pengembalian pinjamannya. semakin tinggi tingkat perputaran persediaan ITO menunjukkan bahwa
semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola persediaannya. Berarti laba yang diperoleh perusahaan semakin besar pula sehingga
Universitas Sumatera Utara
19
perusahaan akan memaksimalkan tingkat pengembalian aset yang diperoleh. Jadi, semakin besar tingkat pengembalian asset ROA yang diperoleh
perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitsbilitas perusahaan menunjukkan kondisi yang baik.
2.1.6 Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja berarti melaksanakan kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengaturan,
pengarahan, dan pengendalian secara efektif dan efisien pada elemen-elemen modal kerja, yaitu aktiva lancar dan kewajiban lancar. manajemen modal
kerja memiliki peranan penting dalam membuat perbandingan likuiditas dan profitabilitas perusahaan, yang melibatkan pengambilan keputusan terkait
jumlah dan komposisi aktiva lancar dan membiayai aktiva tersebut. Kekurangan modal kerja dalam meningkatkan penjualan dan produksi akan
berakibat pada hilangnya potensi pendapatan atau laba yang mungkin diperoleh sehingga timbul pula kemungkinan perusahaan akan terseret ke
dalam keadaan insolvent tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo.
Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak akan mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu dan akan
dihadapkan pada masalah likuiditas. Pentingnya manajemen modal kerja didasari oleh alasan seperti yang dikemukakan oleh Martono 2004: 73
berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
20
1. Aktiva lancar dari perusahaan baik manufaktur maupun jasa memiliki jumlah yang cukup besar dibanding dengan jumlah aktiva
secara keseluruhan. 2. Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek merupakan sumber
utama bagi pendanaan eksternal. Perusahaan seperti ini, tidak memiliki akses pada pasar modal untuk pendanaan jangka
panjangnya.
3. Manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan porsi waktu yang sesuai dalam pengelolaaan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan modal kerja. 4. Keputusan modal kerja berdampak langsung pada tingkat risiko,
laba, dan harga saham perusahaan. 5. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan
kebutuhan dana untuk membelanjai aktiva lancar.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Penelitian
Variabel yang Digunakan
Kesimpulan
1
Odor Sihombing
2009
Pengaruh Manajemen
modal kerja terhadap
profitabilitas pada perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
cash turnover X
1
, receivable
turnover X
2
, inventory
turnover X
3
dan Profitabilitas
Y. secara simultan rasio
lancar, rasio cepat, perputaran piutang,
perputaran persediaan, dan perputaran modal
kerja memiliki pengaruh signifikan
terhadap profitabilitas.
2 Nurhafni
2009 Pengaruh Modal
Kerja dan Perputaran Modal
Kerja terhadap Return on Equity
perusahaan Consumer Goods
Industry di Bursa Efek Indonesia
modal kerja X
1
, perputaran
modal kerja X
2
dan ROE Y
secara simultan rasio lancar, rasio cepat,
perputaran piutang, perputaran persediaan,
dan perputaran modal kerja memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
21
3 Ricky
Wijaya 2009
“Analisis Pengaruh
Manajemen Modal Kerja
Terhadap Profitabilitas
Emiten Lq-45 Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia”.
cash conversion
cycle X
1
, working
capital turnover X
2
dan ROA Y secara simultan variabel
cash conversion cycle CCC dan working
capital turnover WCT memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROA tetapi secara parsial tidak
memiliki pengaruh yang signifikan.
4
Nurhayati 2011
Pengaruh Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas pada Industri Makanan
dan Minuman yang Terdaftar di
BEI Perputaran
persediaan X
1
, perputaran
piutang X
2
, dan ROA Y
Secara simultan, perputaran persediaan
ITO dan perputaran piutang RTO
berpengaruh secara signifikan terhadap
profitabilitas ROA dan secara parsial penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel perputaran
persediaan ITO berpengaruh secara
signifikan terhadap profitabilitas ROA
tetapi perputaran piutang RTO tidak berpengaruh
secara signifikan.
5 Ratih
2012 Pengaruh
Perputaran Modal Kerja terhadap
Return on Asset Perusahaan
Perputaran kas X
1
, perputaran
piutang X
2
dan perputaran persediaan
X
3
dan Return on
Asset Y perputaran kas
berpengaruh signifikan terhadap ROA ;
perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA ; perputaran persediaan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
Universitas Sumatera Utara
22
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen.
Semua uraian yang telah disampaikan maka dapatlah kiranya disusun sebuah skema yang mendasari penelitian ini, sebagaimana yang tampak pada gambar
dibawah.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
H1
H2
H3 H3
H4 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah rasio
perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan, sedangkan
variabel dependennya adalah profitabilitas.
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, ditentukan bahwa modal kerja diproksikan kedalam rasio perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran
V ariabel Dependen
Variabel Independen
Modal Kerja:
Perputaran Kas X1
Perputaran Persediaan X2
Perputaran Piutang X3
Profitabilitas ROA Y
Universitas Sumatera Utara
23
persediaan. Dan variabel dependen yang memproksikan profitabilitas adalah Rasio Return On Asset ROA.
Perputaran kas merupakan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu.
Tingkat perputaran kas yang tinggi menunjukkan efisiensi dalam penggunaan kas, sehingga perusahaan bisa memaksimalkan laba. Dan sebaliknya, tingkat
perputaran kas yang rendah menyebabkan perusahaan kurang bisa memaksimalkan laba.
perputaran piutang yang semakin tinggi berarti semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dagang sehingga dapat ditagih menjadi uang tunai
atau menunjukkan modal kerja yang ditanam dalam piutang rendah. Sebaliknya jika tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang dagang membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang besar.
Perputaran persediaan mengukur kecepatan rata-rata persediaan bergerak keluar perusahaan. Semakin cepat persediaan bergerak keluar dari perusahaan.
Semakin cepat persediaan dirubah menjadi barang dagang yang nantinya akan dijual oleh perusahaan maka semakin cepat pula bagi perusahaan untuk
memperoleh laba. Semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan semakin baik bagi kelangsungan hidup perusahaan. Keadaan perputaran
persediaan yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan dalam mengelola persediaannya. Hal ini juga menunjukkan volume
penjualan yang tinggi pada perusahaan. Hal ini dapat berarti laba yang didapat
Universitas Sumatera Utara
24
oleh perusahaan semakin besar dengan mengasumsikan biaya-biaya yang terjadi. Besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan memaksimalkan tingkat
pengembalian asset yang diperoleh perusahaan. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah
Return on Asset ROA. ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan menghasilkan laba. Dengan adanya ROA
perusahaan dapat menganalisis seberapa besar penggunaan aset dapat ditambahi ataupun dikurangi untuk memaksimalkan perolehan laba perusahaan. Baik
penambahan maupun pengurangan penggunaan aset-aset dalam perusahaan akan berpengaruh pada penggunaan modal kerja yang merupakan modal yang
digunakan untuk menopang kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja akan terus berada dalam keadaan berputar selama periode operasi
perusahaan, karena modal kerja dipengaruhi oleh aset lancar yang mudah mengalami perubahan.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris dan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan
tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi Erlina, 2008 : 49. Berdasarkan kerangka konseptual dan uraian teoritis di atas, maka peneliti mengajukan
hipotesis sebagai berikut : H1: Rasio perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas.
H2: Perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
25
H3: Perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas. H4: Perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan, secara
bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono 2008 : 224 Penelitian asosiatif adalah penelitian dengan dugaan tentang adanya
hubungan antar variabel dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut. Tujuan dari Penelitian
kausal adalah untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara variabel- variabel yang berfungsi sebagai penyebab dan variabel mana berfungsi sebagai
akibat.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2008: 72. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk pada sektor konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi Erlina, 2008: 81. Pada penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, dimana pengambilan
sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria perusahaan yang dapat digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
27
1.
Perusahaan yang diamati merupakan perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.
Perusahaan menyajikan laporan keuangan yang diaudit oleh auditor independen selama tahun 2010-2012.
3.
Perusahaan tidak delisting pada tahun pengamatan.
4.
Perusahaan memiliki ROA yang bernilai positif atau dengan kata lain perusahaan tidak mengalami kerugian pada tahun pengamatan.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 perusahaan dari 37 perusahaan sektor konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dengan tiga tahun penelitian sehingga total sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 sampel.
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Manufakatur Sektor Konsumsi yang Terdaftar di BEI
No Kode
Nama Emiten Kriteria
Sampel 1
2 3
4
1 ADES
PT. Akasha Wira International Tbk.
√ √
√ √
Sampel 1 2
RMBA PT. Bentoel International
Investama Tbk. √
√ √
√ Sampel 2
3 CEKA
PT. Cahaya Kalbar Tbk. √
√ √
√ Sampel 3
4 DVLA
PT. Darya Varia Laboratoria Tbk.
√ √
√ √
Sampel 4 5
DAVO PT. Davomas Abadi Tbk.
√ √
X X
6 DLTA
PT. Delta Djakarta Tbk. √
√ X
√ 7
GGRM PT. Gudang Garam Tbk.
√ √
√ √
Sampel 5 8
HMSP PT. Handjaya Mandala
Sampoerna Tbk. √
√ √
√ Sampel 6
9 INAF
PT. Indofarma Persero Tbk.
√ √
√ √
Sampel 7 10
ICBP PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. X
√ X
X 11
INDF PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk. √
√ √
√ Sampel 8
Universitas Sumatera Utara
28
12 SIDO
PT. Industri Jamu Farmasi Sido Muncul Tbk.
√ √
X √
13 KLBF
PT. Kalbe Farma Tbk. √
√ √
√ Sampel 9
14 KICI
PT. Kedaung Indah Can Tbk.
√ √
√ X
15 KDSI
PT. Kedawung Setia Industrial Tbk.
√ √
√ √
Sampel 10 16
KAEF PT. Kimia Farma Persero
Tbk. √
√ √
√ Sampel 11
17 LMPI
PT. Langgeng Makmur
Industry Tbk. √
√ √
√ Sampel 12
18 TCID
PT. Mandom Indonesia Tbk.
√ √
√ √
Sampel 13 19
MBTO PT. Martina Berto Tbk.
X √
X √
20 MYOR
PT. Mayora Indah Tbk. √
√ √
√ Sampel 14
21 MERK
PT. Merck Tbk. √
√ √
√ Sampel 15
22 MLBI
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
√ √
√ √
Sampel 16 23
MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
√ √
√ √
Sampel 17 24
ROTI PT. Nippon Indosari
Corporindo Tbk. X
√ X
X 25
PSDN PT. Prashida Aneka Niaga
Tbk. √
√ X
√ 26
PYFA PT. Pyridam Farma Tbk.
√ √
√ √
Sampel 18 27
SCPI PT.
Schering Plough Indonesia Tbk.
√ √
√ X
28 SKBM
PT. Sekar Bumi Tbk. √
X √
√ 29
SKLT PT. Sekar Laut Tbk.
√ √
√ √
Sampel 19 30
STTP PT. Siantar Top Tbk.
√ √
√ √
Sampel 20 31
SQBB PT. Taisho Pharmaceutical
Indonesia Tbk. √
√ X
X 32
TSPC PT. Tempo Scan Pasific
Tbk. √
√ √
√ Sampel 21
33 AISA
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
√ √
√ √
Sampel 22 34
ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk.
X √
X √
35 ULTJ
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.
√ √
√ √
Sampel 23 36
UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.
√ X
√ √
37 WIIM
PT. Wismilak Inti Makmur Tbk.
X √
X √
Sumber : Olahan Peneliti 2014
Universitas Sumatera Utara
29
Tabel 3.2. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Keterangan
Jumlah Perusahaan 1
Populasi 37
2
Tidak lulus kriteria 1
6 3
Tidak lulus kriteria 2
2 4
Tidak lulus kriteria 3
4 5
Tidak lulus kriteria 4
2 6
Jumlah perusahaan yang tidak lulus kriteria sampel
14 7
Jumlah Sampel 23
Sumber : Olahan Peneliti 2014 3.3
Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
yang digunakan berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor konsumsi selama periode 2010 – 2012 yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia
yaitu www.idx.co.id
. Data yang digunakan adalah gabungan antara data time series dan cross
section. Data time series adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang terdapat dalam beberapa interval waktu tertentu, sedangkan data cross
section adalah data untuk meneliti suatu fenomena tertentu.
3.4 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling. Menurut idrus 2009 : 96 purposive sampling yaitu teknik
Universitas Sumatera Utara
30
sampling yang digunakan oleh peneliti jika memliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya.
Data ini diperoleh melalui
situs www.idx.co.id
.
3.5 Batasan Operasional
Atas pertimbangan-pertimbangan efisiensi, keterbatasan waktu dan tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep
terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu diantaranya : 1.
Penelitian ini dibatasi hanya selama tiga tahun yaitu dari tahun 2010 – 2012.
2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada Perusahaan manufaktur sektor
konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang
mempublikasikan laporan tahunan perusahaan selama periode 2010 – 2012.
3. Penelitian ini meneliti pengaruh Manajemen Modal Kerja yang
diproksikan dalam rasio lancar, rasio cepat, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan perputaran modal kerja terhadap Profitabilitas yang diukur
menggunakan Return On Asset ROA.
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
31
3.6.1 Variabel Bebas Independen
Variabel Bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat dependen
Sugiyono 2008 : 59. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Modal Kerja, yang terdiri dari :
3.6.1.1 Perputaran Kas