1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang berorientasi pada labaprofit profit oriented dengan menjual barang danatau jasa kepada masyarakat. Apabila
didasarkan atas kegiatan utama yang dijalankan, secara garis besar jenis perusahaan terbagi kedalam tiga kategori, yaitu perusahaan jasa, perusahaan
dagang, dan perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengolah sendiri bahan
baku menjadi barang jadi. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI terbagi kedalam tiga jenis, yaitu sektor industri dasar dan kimia,
sektor aneka industri, dan sektor industri barang konsumsi. Subsektor dari perusahaan manufaktur sektor konsumsi adalah sektor industri yang bergerak
dalam bidang makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetik, dan barang keperluan rumah tangga, serta peralatan rumah tangga.
Dilihat dari pembagian subsektor yang ada, perusahan manufaktur sektor konsumsi merupakan kebutuhan pokok yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.
Oleh karena itu, perusahaan perusahaan yang bergerak pada sektor konsumsi mempunyai aktivitas operasi yang tinggi sehingga menyebabkan perusahaan harus
mampu mengelola setiap aktivitasnya sehingga dapat memperoleh laba yang maksimal dan termasuk pengendalian modal kerja.
Universitas Sumatera Utara
2
Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan akhir yang sama yaitu memperoleh laba yang maksimal sehingga kontinuitas perusahaan tetap terjaga. Banyak hal yang
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya adalah dengan cara mengelola modal kerja dengan baik. Dalam suatu perusahaan dibutuhkan dana
untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya yang disebut modal kerja. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional
sehari-hari di mana modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil
penjualan produksi. Modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasional selanjutnya. Modal
kerja ini akan terus berputar setiap periode di dalam perusahaan. Oleh karena itu perlu diperhatikan cara manajemen mengelola modal kerja dengan baik,untuk
melancarkan operasional perusahaan. Menurut brigham 2006 : 266 modal kerja tediri atas 2 jenis yaitu modal
kerja netto net working capital dan modal kerja bruto gross working capital. Modal kerja neto merupakan aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Modal
kerja bruto merupakan investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan. Modal kerja
terdiri dari empat komponen utama: kas, surat berharga, persediaan, dan piutang usaha. Modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio perputaran
kas cash turnover ratio, rasio perputaran piutang receivable turnover ratio, dan rasio perputaran persediaan inventory turnover ratio.
Universitas Sumatera Utara
3
Modal kerja dalam perusahaan perlu ditelaah karena modal kerja penting bagi setiap perusahan. Hal ini dikarenakan beberapa alasan :
1. Tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan operasional sehari-hari.
2. Sebagian besar waktu dari manajer dicurahkan untuk mengelola modal kerja perusahaan.
3. Aktiva lancar dari perusahaan manufaktur, perusahaan dagang maupun perusahaan jasa memiliki jumlah yang cukup besar dari total aktiva
perusahaan. Manajemen modal kerja dalam suatu perusahaan diperlukan untuk
mengetahui jumlah modal kerja optimal yang dibutuhkan perusahaan. Manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi dalam aset jangka pendek.
Artinya, bagaimana mengelola investasi dalam aktiva lancar suatu perusahaan. Manajemen modal kerja melibatkan sebagian besar jumlah aset perusahaan.
Bahkan terkadang bagi perusahaan tertentu jumlah aktiva lancar lebih dari setengah jumlah investasinya tertanam di dalam perusahaan Kasmir, 2008: 88.
Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban lancar. Adapun sasaran yang ingin
dicapai dari manajemen modal kerja adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengelolaan
investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut, meminimalkan dalam jangka panjang
Universitas Sumatera Utara
4
biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva dan pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar.
Setiap perusahaan tentunya menginginkan manajemen modal kerja yang baik dan berkualitas. Manajemen modal kerja yang bermutu akan berpengaruh
terhadap pencapaian perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam hal ini manajemen modal kerja memegang peran penting
dalam meningkatkan kinerja perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu
disebut rentabilitas atau profitabilitas Riyanto,2001: 331. Profitabilitas merupakan tujuan akhir dari perusahaan agar kelangsungan usahanya tetap
berjalan going concern. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas. Dalam prakteknya, jenis-
jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan antara lain : profit margin profit margin on sales, Return On Investment ROI, Return On Equity ROE, dan
laba per saham Kasmir 2008 : 199. Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset ROA.
Dari beberapa penelitian sebelumnya, terdapat perbedaan hasil penelitian. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurhafni 2009, “Pengaruh Modal Kerja
Dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Equity ROE Perusahaan Consumer Goods Industry di Bursa Efek Indonesia”. menunjukkan bahwa secara
simultan terdapat pengaruh yang signifikan modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap Return On Equity ROE.
Universitas Sumatera Utara
5
Odor Sihombing 2009, : “Pengaruh Manajemen modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Menunjukkan bahwa secara simultan rasio lancar, rasio cepat, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan perputaran modal kerja
memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Ricky Wijaya 2009 : “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas Emiten Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Menunjukkan bahwa variabel cash conversion cycle CCC dan working capital
turnover WCT secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas Return on Total Assets tetapi secara parsial tidak memiliki
pengaruh yang signifikan. Nurhayati 2011 : “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada
Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI”. Menunjukkan bahwa Secara simultan, perputaran persediaan ITO dan perputaran piutang RTO
berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas ROA dan secara parsial perputaran persediaan ITO berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas
ROA tetapi perputaran piutang RTO tidak berpengaruh secara signifikan. Ratih 2012 : ” Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Return on Asset
Perusahaan”. Menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap ROA, perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA,
dan perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA Dapat dilihat bahwa hubungan antara modal kerja dengan tingkat
profitabilitas menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Berdasarkan latar belakang
Universitas Sumatera Utara
6
di atas, peneliti terdorong untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai “pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan
manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2012”.
1.2 Perumusan Masalah