Uji Normalitas Pengujian Asumsi Klasik

46 standard deviasi sebesar 0.77625. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 69. 4. Variabel perputaran persediaan X 3 memiliki nilai minimum sebesar 0.28 dan nilai maksimum sebesar 2.45. Rata-rata ROA adalah 1.3654 dengan standard deviasi sebesar 0.43563. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 69.

4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik

Agar model regresi tidak bias atau agar model regresi BLUE Best Linear Unbiased Estimator maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Damodar Gujarati, 2006. Menurut Ghozali 2005 :123, asumsi klasi yang harus dipenuhi adalah : • Berdistribusi Normal • Non-Multikolinearitas, artinya antar variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna. • Non autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi. • Non-Heterokedastisitas, artinya variance variable dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

4.2.2.1. Uji Normalitas

Menurut Erlina 2008 : 100 bahwa “ uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi apakah residul distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Data Universitas Sumatera Utara 47 yang tidak berdistribusi secara normal dalam persamaan regresi maka akan memberikan hasil yang bias. Awalnya, data penelitian ini tidak normal sehingga perlu ditansformasi bentuk dalam logaritma natural Ln. Oleh karena itu, masing-masing variabel penelitian yang digunakan telah ditransformasi bentuk dalam penulisan ditambah kata Ln. Analisis grafik yang handal untuk menguji normalitas data adalah dengan melihat normal probability plot dan histogram . Uji normalitas yang pertama dengan bantuan aplikasi SPSS 16.0 menghasilkan grafik secara histogram . Berdasarkan hasil komputasi, maka dihasilkan grafik historgram seperti terlihat pada gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : Output SPSS, diolah peneliti 2014 Universitas Sumatera Utara 48 Berdasarkan gambar 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa bentuk histogram menggambarkan data yang berdistribusi normal atau mendekati normal karena membentuk seperti lonceng bell shaped. Bentuk histogram seperti bentuk lonceng bell shaped curve mengindikasikan bahwa data berdistribusi normal. Uji normalitas yang kedua adalah dengan melihat normal probability plot. Berdasarkan hasil komputasi dengan bantuan aplikasi SPSS 16.0, maka dihasilkan grafik historgram seperti terlihat pada gambar 4.2 berikut ini: Gambar 4.2 Normal Probability Plot Sumber : Output SPSS, diolah peneliti 2014 Berdasarkan gambar 4.2 di atas terlihat data titik-titik sebaran mendekati dan mengikuti garis normal sehingga asumsi normalitas Universitas Sumatera Utara 49 terpenuhi. Selain secara grafik, pengujian normalitas data dapat dilakukan secara statistik . Pengujian normalitas data secara statistik dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov – Smirnov. Hasil uji kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 69 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .78670049 Most Extreme Differences Absolute .062 Positive .040 Negative -.062 Kolmogorov-Smirnov Z .518 Asymp. Sig. 2-tailed .951 a. Test distribution is Normal. Sumber : Output SPSS, diolah peneliti 2014 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Signifikansi Kolmogorov- Smirnov adalah 0.518 dan signifikansi 0.951 berada diatas 0,05, maka disimpulkan data terdistribusi secara normal. Secara keseluruhan, dengan menggunakan metode grafik normal probability plot dan histogram dan statistik Kolmogorov-Smirnov dapat dinyatakan bahwa asumsi normalitas dipenuhi dalam penelitian ini sehingga dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya. 4.2.2.2.Uji Multikolinearitas Universitas Sumatera Utara 50 Menurut Ghozali 2005 : 91 tujuan dari uji multikolinearitas adalah “untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas”. Model regresi yang valid adalah model regresi yang bebas dari multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardize d Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -3.555 .538 - 6.605 .000 Ln_PerputaranKas -.458 .093 -.506 - 4.947 .000 .886 1.128 Ln_PerputaranPiutang .709 .137 .544 5.172 .000 .841 1.189 Ln_PerputaranPersediaan .555 .234 .239 2.372 .021 .916 1.092 a. Dependent Variable: Ln_ROA Sumber : Output SPSS, diolah peneliti 2014 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari masing-masing variable independen lebih besar dari 0.10, yaitu untuk variabel perputaran kas 0.886, variabel perputaran piutang 0.841, dan variabel perputaran persediaan 0.916. Nilai VIF dari masing-masing Universitas Sumatera Utara 51 variabel independen diketahui kurang dari 10, yaitu untuk variabel perputaran kas 1.128, variabel perputaran piutang 1,189, dan variabel perputaran persediaan 1,092. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas. 4.2.2.3.Uji Heterokedastisitas Menurut Ghozali 2005 : 105, “Uji heterokedastisitas memiliki tujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil uji Heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar grafik berikut. Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Universitas Sumatera Utara 52 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik- titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adanya titik- titik menyebar menjauh dari titik- titik lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain. 4.2.2.4.Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson Uji DW. Nilai DW pada penelitian dibandingkan dengan nilai d tabel dengan tingkat signifikansi 5 dengan df = n-k-1. Hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini : Universitas Sumatera Utara 53 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .630 a .396 .368 .80465 1.809 a. Predictors: Constant, Ln_PerputaranPersediaan, Ln_PerputaranKas, Ln_PerputaranPiutang b. Dependent Variable: Ln_ROA Sumber Output SPSS, diolah penulis 2014 Hasil uji Durbin-Watson pada tabel 4.6 menunjukkan nilai sebesar 1.809 sedangkan kriteria yang digunakan untuk model yang bebas autokorelasi adalah 1.7015 DW 2.2657. Nilai Durbin-Watson hasil pengolahan data diperoleh sebesar 1.809 dan nilai tersebut terletak diantara 1.7015 dan 2.3657 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Koefisien determinasi R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat Lubis, 2007 : 48. Semakin mendekati 0, semakin tidak baik nilai koefisien determinasi, yang berarti bahwa variasi model dalam menjelaskan semakin terbatas. Semakin mendekati 1, maka semakin baik model regresi tersebut. Dari tabel diatas diperoleh nilai koefisien determinasi adalah 0,396 yang berarti 39,6 return on asset dapat diprediksi dengan variabel perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan, Universitas Sumatera Utara 54 sedangkan 60.4 selebihya dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,368 yang berarti bahwa return on asset mampu diprediksikan oleh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan sebesar 36.8 sedangkan 63.2 selebihnya dijelaskan oleh variabel- variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Jika terdapat 2 variabel atau lebih dalam penelitian, maka uji yang digunakan untuk memprediksi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah adjusted R Square.

4.2.3. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2010-2012)

4 75 120

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

1 7 108

PENGARUH CASH CONVERSION CYCLE TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2012.

0 1 41

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2012 - 2014).

2 12 28

Analisis pengaruh manajemen modal kerja terhadap ROI : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010.

0 0 120

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014).

0 0 4

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas - Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Pada Periode 2010-2012

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Pada Periode 2010-2012

0 0 8

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

0 0 14