30
2.5. Kerangka Konseptual
Return on Assets ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan
Dendawijaya, 2003:120. Return on Assets ROA adalah indikator yang akan menunjukkan bahwa apabila rasio ini meningkat maka aktiva bank telah
digunakan dengan optimal untuk memperoleh pendapatan sehingga diperkirakan ROA dan kredit memiliki hubungan yang positif. Semakin besar Return on Assets
ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dengan laba yang besar maka suatu bank dapat menyalurkan kredit lebih
banyak dan akan meningkatkan LDR itu sendiri. Pada Penelitian Hersugondo dan Tamtomo 2012 meneliti bahwa ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap
LDR. Capital Adequacy Ratio CAR menunjukkan seberapa besar modal bank
telah memadai untuk menunjang kebutuhannya dan dasar untuk menilai prospek kelanjutan usaha bank bersangkutan. Semakin tinggi CAR maka semakin baik
kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kreditaktiva produktif yang berisiko. Dengan kecukupan modal yang tinggi maka bank mampu
membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas serta meningkatkan kepercayaan diri dalam menyalurkan kredit
sehingga meningkatkan nilai LDR. Non Performing Loan NPL menurut Dendawijaya 2009:186
merupakan hilangnya kesempatan memperoleh kesempatan pendapatan income dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan mengurangi
Universitas Sumatera Utara
31 kemampuan untuk memberikan kredit. Bank dikatakan mempunyai NPL yang
tinggi jika banyaknya kredit yang bermasalah lebih besar daripada jumlah kredit yang diberikan kepada debitur. Apabila suatu bank mempunyai NPL yang tinggi,
maka akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, dengan kata lain semakin tinggi NPL suatu bank, maka hal tersebut
akan mengganggu kinerja bank tersebut yang tercermin dari nilai LDRnya. Hasil penelitian Nasiruddin 2010 berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR.
Net Interest Margin NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam
memperoleh pendapatan operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman kredit. Semakin tinggi Net Interest Margin NIM maka
semakin efektif bank dalam penempatan aktivanya dalam bentuk kredit yang akan berpengaruh pada meningkatnya nilai LDR.
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO
perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Bank yang nilai BOPO-nya tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut tidak beroperasi
dengan efisien karena tingginya nilai dari rasio ini memperlihatkan besarnya jumlah biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak bank untuk
memperoleh ppendapatan operasional Rivai, et al., 2007:722. Semakin kecil Biaya BOPO maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang
Universitas Sumatera Utara
32 besangkutan atau dengan kata lain semakin tinggi rasio BOPO maka
kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Berdasarkan penjelasan dan uraian tersebut, maka kerangka konseptual
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.6. Hipotesis Penelitian