Jenis Data Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Analisis Regresi Berganda

38 menentukan sampel dilakukan beberapa pertimbangan-pertimbangan tertentu, pertimbangan-pertimbangan tersebut, apabila: a. Data laporan keuangan sudah lengkap b. Laporan keuangan yang dikeluarkan sudah diaudit c. Bank tersebut memperoleh laba. Dalam Tabel 3.2 ditampilkan daftar Bank Pembangunan Daerah BPD di Indonesia yang menjadi sampel penelitian, yaitu: Tab el 3.2 Daftar Sampel No. Daftar Bank-Bank Pembangunan Daerah di Indonesia 1. BPD Banten Jawa Barat BJB 2. BPD Jawa Timur 3. BPD Jawa Tengah 4. BPD Kalimantan Timur 5. BPD DKI Jakarta 6. BPD Sumatera Utara 7. BPD Riau Kep. Riau 8. BPD Papua 9. BPD Sumatera Selatan Bangka Belitung 10. BPD Aceh 11. BPD Sumatera Barat Nagari 12. BPD Bali Denpasar 13. BPD Sulawesi Selatan Barat 14. BPD Kalimantan Barat 15. BPD Kalimantan Selatan 16. BPD Nusa Tenggara Timur NTT 17. BPD Sulawesi Utara 18. BPD Daerah Istimewa Yogyakarta DIY 19. BPD Lampung 20. BPD Jambi 21. BPD Maluku Ambon 22. BPD Nusa Tenggara Barat NTB 23. BPD Kalimantan Tengah 24. BPD Bengkulu 25. BPD Sulawesi Tenggara 26. BPD Sulawesi Tengah

3.7. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder yang berupa data tahunan dengan periode penelitian yang dimulai tahun 2008 hingga 2013 pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia. Universitas Sumatera Utara 39

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi dokumentasi dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa laporan keuangan yang diperoleh dari website masing-masing Bank Pembangunan Daerah BPD di Indonesia .

3.9. Teknik Analisis

Untuk mengetahui pengaruh Return On Assets ROA, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO terhadap Loan to Deposit Ratio LDR, maka digunakan analisis regresi linear berganda. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Y = α + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + b 4 x 4 + b 5 x 5 + e dimana : Y = Loan to Deposit Ratio LDR Α = Konstanta Persamaan Regresi x 1 = Return On Assets ROA x 2 = Capital Adequecy Ratio CAR x 3 = Non Perfoming Loan NPL x 4 = Net Interest Margin NIM x 5 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO X 1 -X 5 = Koefisien Regresi Variabel bebas E = Term of error Universitas Sumatera Utara 40 Apabila masing-masing koefisien variabel bebas distandarisasi lebih dahulu maka koefisien yang diperoleh berbeda. Keuntungan dengan menggunakan standarized beta adalah mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran variabel bebas. Oleh karena itu, jika unit ukuran variabel bebas tidak sama maka sebaliknya interprestasi persamaan regresi menggunakan standarized beta Ghozali, 2009:67

3.10 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square OLS. Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinal. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik ini yang meliputi uji normalitas, Multikolinieritas, Heteroskedastisitas dan Autokorelasi.

3.10.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni data tersebut tidak melenceng kekiri atau melenceng kekanan. Dengan adanya tes normalitas maka hasil penelitian kita bisa digeneralisasikan pada populasi. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Dengan menggunakan histogram dengan mengambarkan variabel dependen Universitas Sumatera Utara 41 sebagai sumbu vertikal sedangkan nilai residual terstandarisasi digambarkan sebagai sumbu horizontal. Untuk menguji normalitas menggunakan cara lain yaitu dengan pendekatan grafik adalah Normal Probability Plot, yaitu dengan membandingkan distributif kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a. Jika Asym. Sig 0.05 berarti seluruh data berdistribusi normal b. Jika Asym. Sig 0.05 berartis eluruh data berdistribusi tidak normal

3.10.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik, Uji Park Glejser, Uji Rank Spearman dan Barlett.

3.10.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan unuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu time-series atau ruang cross section. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson Durbin-Watson Tests, yaitu untuk menguji apakah terjadi serial atau tidak dengan menghitung adanya autokorelasi adalah dengan memakai uji statistik Universitas Sumatera Utara 42 Durbin Watson DW Test. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Adapun kriteria pengujiannya adalah Ghozali, 2009 a. Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif; b. Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi c. Jika nilai D-W diantar 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negaif. Selain menggunakan Durbin-Watson untuk mengetahui apakah autokorelasi ini terjadi dapat digunakan uji Runs Test. Penelitian ini menggunakan uji Runs Test, dimana apabila nilai Asymp. Sig 2-tailed 0.05 maka hipotesis nol diterima ,dan artinya residual tidak terkena autokorelasi.

3.10.4. Uji Multikoliniearitas

Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol. Masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan persamaan regresi berganda adalah multikoliniearitas, yaitu suatu keadaan yang variabel bebasnya berkorelasi dengan variabel bebas lainnya atau suatu variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya. Adanya multikoliniearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor VIF. Batas dari tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 5. Universitas Sumatera Utara 43 a. Tolerance Value 0,1 atau VIF 10 = terjadi multikolinieritas b. Tolerance Value 0,1 atau VIF 10 = tidak terjadi multikolinieritas

3.11. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis dapat dilakukan dengan koefisien determinasi, secara serempak Uji F dan secara parsial Uji t.

3.11.1. Uji F Uji Serempak

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas yang terdapat didalam model secara serempak terhadap variabel tidak bebas. Tahapan uji F sebagai berikut: 1 Merumuskan Hipotesis H : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = b 5 = 0, Artinya secara serempak Return on Assets ROA, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO berpengaruh tidak signifikan tehadap Loan to Deposit Ratio LDR pada Bank Pembangunan Daerah BPD di Indonesia. H 1 : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ b 5 ≠ 0, Artinya secara serempak Return on Assets ROA, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO berpengaruh signifikan tehadap Loan to Deposit Ratio LDR pada Bank Pembangunan Daerah BPD di Indonesia. 2 Nilai F hitung pada penelitian ini akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat signifikan α=5. Nilai F hitung dapat dicari dengan rumus : Universitas Sumatera Utara 44 Jika F hitung F tabel berarti H 1 diterima dan H ditolak. Jika F hitung ≤ F tabel berarti H diterima dan H 1 ditolak. Keterangan : R 2 = Koefisien Determinasi ESS = Explained Sum of Squared TSS = Total Sum of Squared 1 – r 2 = Residual Sum of Squared N = Jumlah Observasi K = Jumlah Variabel bebas

3.11.2. Uji t Secara Parsial

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut: 1 Merumuskan Hipotesis H : b i = 0, secara parsial Return on Assets ROA, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO berpengaruh tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio LDR pada Bank Pembangunan Daerah BPD di Indonesia. H 1 : b i ≠ 0 secara parsial Return on Assets ROA, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO berpengaruh sigifikan Universitas Sumatera Utara 45 terhadap Loan to Deposit Ratio LDR pada Bank Pembangunan Daerah BPD di Indonesia. 2 Membandingkan hasil t hitung dengan t tabel pada tingkat signifikan α= 5 dengan kriteria sebagai berikut: Jika t tabel t hitung t tabel berarti H 1 diterima dan H ditolak Jika t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel berarti H diterima dan H 1 ditolak Universitas Sumatera Utara 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Bank BPD di Indonesia

4.1.1. Bank Pembangunan Daerah BPD Banten Jawa Barat BJB

PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk yang dikenal dengan nama Bank BJB, adalah bank umum yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah kotakabupaten se-Jawa Barat dan Banten, dan publik. Awal berdirinya Bank BJB bermula dari NV DENIS De Erste Nederlansche Indische Shareholding, yang berkedudukan di Bandung dan bergerak di bidang hipotek. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan milik Belanda yang dinasionalisasi berdasarkan Peraturan Pemerintah PP Republik Indonesia RI Nomor 33 Tahun 1960 tentang Penentuan Perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Visi BPD BJB ialah menjadi 10 sepuluh bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia. Misinya ialah sebagai penggerak dan pendorong laju perekonomian di daerah, melaksanakan penyimpanan uang daerah, salah satu sumber pendapatan asli daerah.

4.1.2. Bank Pembangunan Daerah BPD Jawa Timur

Bank Pembangunan Daerah BPD JawaTimur, yang dikenal dengan sebutan Bank Jatim, didirikan pada tanggal 17 Agustus 1961 di Surabaya. Landasan hukum pendirian adalah Akta Notaris Anwar Mahajudin Nomor 91 tanggal 17 Agustus 1961 dan dilengkapi dengan landasan operasional Surat Universitas Sumatera Utara 47 Keputusan Menteri Keuangan Nomor. BUM 9-4-5 TANGGAL 15 Agustus 1961. Visi dari BPD Jawa Timur yaitu menjadi bank yang sehat dan berkembang secara wajar. Misinya ialah memiliki manajemen dan sumber daya manusia yang profesional, mendorong perekonomian daerah serta ikut mengembangkan Usaha Kecil Menengah UKM.

4.1.3. Bank Pembangunan Daerah BPD Jawa Tengah

Tanggal pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah 6 April 1963. Dasar hukum pendirian Akta Pendirian PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah No.1 tanggal 01 Mei 1999, diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.50 tahun 1999 Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.3762 tanggal 22 Juni 1999. Visi BPD Jawa Tengah ialah menjadi kebanggaan masyarakat dan mampu menunjang pembangunan daerah. Misinya adalah memberikan layanan prima yang didukung oleh kehandalan SDM dengan teknologi modern serta jaringan yang luas, membangun budaya Bank dan mempertahankan bank sehat, mendukung pertumbuhan ekonomi regional dengan mengutamakan kegiatan retail banking, meningkatkan kontribusi dan komitmen pemilik guna memperkokoh Bank.

4.1.4. Bank Pembangunan Daerah BPD Kalimantan Timur

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan timur disingkat menjadi BPD Kaltim dengan sebutan Bank Kaltim, didirikan dengan tujuan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah disegala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka Universitas Sumatera Utara 48 meningkatkan taraf hidup rakyat. Kelahirannya diprakarsai oleh A. Moeis Hasan selaku Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kaltim, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Kalimantan Timur No. 03PD64 tanggal 19 September 1964 dan mendapatkan persetujuan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 9108-45 tanggal 01 April 1965. Visi BPD Kalimantan timur ialah sebagai Bank sehat, kuat, efisien dan dipercaya. Misinya ialah menyediakan produk dan jasa perbankan secara dinamis dan berkesinambungan.

4.1.5. Bank Pembangunan Daerah BPD DKI Jakarta

Bank DKI pertama kali didirikan di Jakarta dengan nama “PT. Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya” sebagaimana termaktub dalam akta Perseroan Terbatas Perusahaan Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya PT. Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya No. 30 tanggal 11 April 1961 dibuat oleh dan dihadapan Eliza Pondaag S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.53113 tanggal 11 April 1961 dan telah didaftarkan dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta di bawah No. 1274 tanggal 26 Juni 1961 serta telah diumumkan dalam Tambahan No. 206 Berita Negara Republik Indonesia No. 41 tanggal 1 Juni 1962. Visi Bank DKI Jakarta ialah menjadi yang terbaik dan membanggakan. Misinya sebagai bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan andalan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui pelayanan terpadu dan profesional diawali dengan membangun budaya kerja yang digali dari nilai-nilai intern yang positif guna menghasilkan sumber daya manusia yang Universitas Sumatera Utara 49 berbasis human capital yang mempunyai perilaku KTPPDKI Komitmen, Teamwork, Professional, Pelayanan, Disiplin, Kerja Keras dan Integritas. 4.1.6. Bank Pembangunan Daerah BPD Sumatera Utara Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akta Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas PT dengan sebutan BPDSU. Pada tahun 1962 berdasarkan UU No. 13 tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan sesuai dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.5 tahun 1965 bentuk usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah BUMD. Modal dasar pada saat itu sebesar Rp 100 juta dan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se-Sumatera Utara. Visi Bank BPD Sumatera Utara menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat. Misinya mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profesional yang didasarkan pada prinsip-prinsip complianc.

4.1.7. Bank Pembangunan Daerah BPD Riau dan Kepulauan Riau

Bank Pembangunan Daerah Riau Kepulauan riau didirikan sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah. Terhitung tanggal 01 April 1966 secara resmi kegiatan Bank Pembangunan Daerah Riau dimulai dengan status sebagai Bank Milik Pemerintah Daerah Riau. Dengan berbagai perubahan dan perkembangan kegiatan bank, sejak tahun 1975 Universitas Sumatera Utara 50 status pendirian Bank Pembangunan Daerah Riau disesuaikan dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Riau Nomor 10 Tahun 1975, yang kemudian diatur kembali dengan Peraturan Daerah Tingkat I Riau Nomor 18 tahun 1986 berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962. Selanjutnya Bank Pembangunan Daerah Riau disetujui berubah status dari Perusahaan Daerah PD menjadi Perseroan Terbatas PT sesuai hasil Keputusan RUPS tanggal 26 Juni 2002 yang dibuat oleh notaris Ferry Bakti, SH dengan Akta Nomor 33, yang kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002 tanggal 26 Agustus 2002. Visi BPD Riau ialah sebagai perusahaan perbankan yang mampu berkembang dan terkemuka di daerah. Misinya ialah sebagai bank sehat, elit dan merakyat, sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah, sebagai pengelola dana pemerintah daerah sebagai sumber pendapatan daerah serta sebagai pembina, pengembang, dan pendamping Usaha Kecil Menengah UKM.

4.1.8. Bank Pembangunan Daerah BPD Papua

PT. Bank Pembangunan Daerah Papua yang sebelum menjadi Perseroan Terbatas bernama Bank Pembangunan Daerah Irian Jaya, didirikan pada tanggal 13 April 1966 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Irian Barat Nomor: 37GIB1966 dan disahkan menjadi peraturan Daerah Provinsi Irian Barat Nomor 1 Tahun 1970 tanggal 23 Maret 1970, pada lembaran Daerah Provinsi Irian Barat No. 42 Tahun1970, kemudian sesuai Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.Kep.283DDKII1972 tanggal 15 Juli 1972 tentang pemberian izin usaha Bank Pembangunan Daerah Irian Barat berkedudukan di Jayapura melaksanakan operasional sebagaimana Bank Umum lainnya dengan modal dasar Universitas Sumatera Utara 51 pertama kali ditetapkan sebesar IB Rp. 4 juta. Visi BPD Papua adalah menjadi Bank komersial yang kuat dan unggul dan kebanggaan masyarakat Papua. Misinya adalah menyediakan produk perbankan yang bersaing bagi nasabah individual, UKMK dan korporasi dalam rangka memperoleh laba yang optimal, kemudian mengelola dana pemerintah daerah dan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah Papua melalui jaringan kerja yang tersebar luas, melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip kehatihatian dengan dukungan SDM yang handal, organisasi yang kuat dan teknologi yang tepat, memberikan pelayanan prima dan kepuasan kepada nasabah dan membangun citra perusahaan yang berakar dari nilai-nilai budaya setempat dalam rangka menjadi bank pilihan masyarakat Papua.

4.1.9. Bank Pembangunan Daerah BPD Sumatera Selatan Bangka Belitung

PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung didirikan pada tanggal 6 November 1957 dengan nama PT Bank Pembangunan Sumatera Selatan yang didirikan berdasarkan: Keputusan Panglima Ketua Penguasa Perang Daerah Sriwijaya Tingkat I Sumatera Selatan Nomor 132SPP58 tanggal 10 April 1958 dengan berlaku surut, mulai tanggal 6 Nopember 1957. Selanjutnya dengan diberlakukannya Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah, maka terhitung sejak tahun 1962, secara resmi seluruh kegiatan PT. Bank Pembangunan Sumatera Selatan menjadi milik Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan status badan hukum perusahaan daerah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11DPRDGR Universitas Sumatera Utara 52 Tingkat I Sumatera Selatan, dengan izin usaha yang dikeluarkan oleh Menteri Urusan Bank CentralGubernur Bank Indonesia Nomor 2KepMUBSG63 Tanggal 27 Februari 1963. Visi BPD Sumatera Selatan Bangka Belitung ialah menjadi Bank sehat yang tumbuh secara berkesinambungan dengan mengutamakan kepuasan nasabah. Misinya mengembangkan dan membangun pertumbuhan perekonomian daerah, menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah, sebagai pemegang kas daerah, sebagai agen pembangunan, membantu dan mengembangkan pengusaha golongan ekonomi lemah.

4.1.10. Bank Pembangunan Daerah BPD Aceh

Bank Pembangunan Aceh didirikan dengan 6 Agustus 1973 dengan nama Bank Aceh yang pemiliknya Pemerintah Provinsi Aceh 64,28, Pemerintah Kabupaten Se-Aceh 32,33, Pemerintah Kota Se-Aceh 3,39 sebagai komitmen untuk terus menjadi perusahaan yang baik, Bank Aceh bersama komponen warga Aceh yang lain terus berupaya bersama-sama mencapai kehidupan masyarakat Aceh yang lebih berkualitas. Visi Bank Aceh mewujudkan Bank Aceh menjadi bank yang sehat, tangguh, handal dan terpercaya serta dapat memberikan nilai tambah yang tinggi kepada mitra dan masyarakat. Misinya ialah membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan dunia usaha dan pemberdayaan ekonomi rakyat, serta memberi nilai tambah kepada pemilik dan kesejahteraan kepada karyawan. Universitas Sumatera Utara 53

4.1.11. Bank Pembangunan Daerah BPD Sumatera Barat Nagari

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat didirikan pada tanggal 12 Maret 1962, Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat yang disebut Bank Nagari Nomor 1 tanggal 1 Februari 2007 yang dibuat dihadapan Notaris H. Hendri Final, SH dan disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia dengan Keputusan Nomor W3 00074 HT.01.01 – TH.2007 tanggal 4 April 2007, beserta perubahan-perubahannya yang terakhir dimuat dalam Akta Notaris H. Hendri Final, SH Nomor 170 tanggal 17 Desember 2012. Visi Bank Nagari ialah menjadi bank pembangunan daerah yang terkemuka dan terpercaya di indonesia. Misinya memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat mencerminkan dasar atau latar belakang didirikannya bank sesuai yang diamanahkan dalam akta pendirian, yaitu; turut membangun kegiatan ekonomi yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat memenuhi dan menjaga kepentingan stakeholder secara konsisten dan seimbang bahwa bank akan senantiasa dijalankan dengan prinsip untuk memenuhi tanggung jawab kepada pemilik, nasabah, karyawan dan masyarakat.

4.1.12. Bank Pembangunan Daerah BPD Bali

PT Bank Pembangunan Daerah Bali selanjutnya disebut Bank BPD Bali didirikan tanggal 5 Juni 1962 dengan akta notaris Ida Bagus Ketut Rurus No. 131 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Bali. Keluarnya Undang-undang No. 13 Tahun 1962 mengenai Pokok Bank Pembangunan Daerah secara otomatis membatalkan akta notaris tersebut. Selanjutnya Bank BPD Bali didirikan dengan Universitas Sumatera Utara 54 Peraturan Daerah No. 6DPR.DGR1965 tanggal 9 Pebruari 1965 yang kemudian disyahkan oleh Menteri Dalam Negeri melalui surat No. Des.92128-128 tanggal 14 Juli 1965. Bank BPD Bali menegaskan keseriusan untuk mendampingi sektor UMKM di Bali melalui penegasan visi dan misi barunya. Untuk mengawal pencapaian visi dan misi tersebut, Bank BPD Bali akan selalu berada dibarisan terdepan dalam setiap aspek nilai sehingga mampu memenuhi harapan para pemangku kepentingannya. Komitmen pelayanan bagi UMKM merupakan bentuk kontribusi nyata Bank BPD Bali terhadap peningkatkan pertumbuhan perekonomian Bali yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakatnya. 4.1.13.Bank Pembangunan Daerah BPD Sumatera Selatan Barat PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Perseroan didirikan dengan nama PT Bank Pembangunan Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT Bank Pembangunan Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara. Visi BPD Sumatera Selatan dan Barat adalah menjadi bank kebanggaan dan pilihan utama dan membangun kawasan timur Indonesia. Misinya adalah memberikan pelayanan prima yang berkualitas dan terpercaya, sebagai mitra strategis PEMDA dalam menggerakkan sektor riil, memberikan nilai tambah optimum bagi stakeholder. Sedangkan semboyan “Melayani Sepenuh Hati”. Universitas Sumatera Utara 55

4.1.14. Bank Pembangunan Daerah BPD Kalimantan Barat Pontianak

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat didirikan berdasarkan Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1963 dengan bentuk hukum Perusahaan Daerah. Ijin usaha dikeluarkan oleh Menteri Urusan Bank SentralGubernur Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 4463KepMUBSG tanggal 28 November 1963, peresmiannya dilakukan pada tanggal 15 April 1964. Visi BPD Kalimantan Barat sebagai perusahaan jasa perbankan yang berkinerja tinggi dan berkembang secara wajar serta memiliki nilai tambah bagi masyarakat. Misinya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, mengelola dana Pemerintah Daerah dan mendorong pengembangan usaha terutama usaha mikro, kecil dan menengah. 4.1.15.Bank Pembangunan Daerah BPD Kalimantan Selatan Sesuai dengan visi dan misi Bank Kalsel untuk menjadi bank yang unggul dan berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya di wilayah Kalimantan Selatan, Bank Kalsel selalu berusaha mengoptimalkan kinerja dan ikut berperan dalam pembangunan daerah. Strategi dan program kerja yang dilakukan telah berhasil meningkatkan positioning Bank Kalsel di dunia perbankan. Untuk mencapai Bank Regional Champion yang dinamis dan profesional, Bank Kalsel terus berupaya untuk meningkatkan kinerja dan memaksimalkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki.

4.1.16. Bank Pembangunan Daerah BPD Nusa Tenggara Timur

Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur mulai melakukan kegiatannya sebagai bank pada tanggal 17 Juli 1962 berdasarkan Surat Keputusan Universitas Sumatera Utara 56 Menteri Keuangan dan Bank Sentral No: BUM 9-13II tanggal 5 Februari 1962 tentang Pemberian Izin Usaha kepada PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, dengan kedudukan tempat usaha di Kupang Ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur. Visi Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur ialah menjadi bank yang sehat, kuat dan terpercaya. Misinya ialah sebagai pelopor penggerak ekonomi rakyat, penggali sumber potensi daerah untuk diusahakan secara produktif bagi kesejahteraan rakyat NTT, untuk meningkatkan sumber pendapatan asli daerah, mengoptimalkan fungsi intermediasi Bank melalui penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

4.1.17. Bank Pembangunan Daerah BPD Sulawesi Utara

Pada tahun 1961 Berdiri dengan nama PT. BankPembangunan Daerah Sulawesi Utara Tengah kemudian tahun 1961 Berubah menjadi Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara melalui UU No. 13 Tahun 1962 jo UU No. 13 Tahun 1964. Pada tahun 1999 Perubahan Badan Hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas dan ikut serta dalam Program Rekapitalisasi Perbankan. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Tengah memiliki Visi menjadi perusahaan jasa perbankan yang profesional dan bertumbuh secara sehat. Misinya sebagai bank fokus yang berorientasi pada bisnis ritel sebagai penggerak, pendorong laju perekonomian dan pembangunan daerah memberikan kontribusi yang optimal kepada stakeholders. Universitas Sumatera Utara 57

4.1.18. Bank Pembangunan Daerah BPD Daerah Istimewa Yogyakarta

Bank BPD Daerah Istimewa Yogyakarta didirikan pada tanggal 15 Desember 1961, berdasarkan akta notaris Nomor 11, Notaris R.M. Soerjanto Partaningrat. Sebagai Perusahaan Daerah, bank BPD DIY pertama kali diatur melalui Peraturan daerah Nomor 3, Tahun 1976. Visi utama BPD DIY ialah mewujudkan terpenuhinya kebutuhan masyarakat khususnya di Propinsi Istimewa Yogyakarta akan jasa perbankan maupun jasa keuangan lainnya, terutama kredit skala kecil dan menengah serta mendorong program pemberdayaan perekonomian daerah. Misinya ialah memperoleh laba yang wajar melalui penyediaan jasa-jasa perbankan yang dibutuhkan masyarakat khususnya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama kredit skala kecil mendorong pemberdayaan ekonomi daerah dalam upaya memberikan kontribusi yang nyata terhadap pendapatan daerah.

4.1.19. Bank Pembangunan Daerah BPD Lampung

PT. Bank Pembangunan Daerah Lampung yang yang biasa disebut Bank Lampung didirikan Pemerintah Daerah Lampung. Didirikan di Bandar Lampung berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung No.10A1964 316, tanggal 1 Agustus 1964 dan memperoleh pengesahan dari Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: DES 57731-150. Tanggal 26 Juli 1965 dan memperoleh persetujuan izin usaha dari Menteri Bank Sentral Republik Indonesia Nomor: I Lampung No. 7 Tahun 1984 tanggal Kep.66UBS1965 tanggal 13 Agustus 1965. PT. Bank Lampung mulai beroperasional pada tanggal 31 Januari 1966. Visi BPD Lampung ialah Menjadi Bank terkemuka dan terpercaya. Misinya ialah memenuhi Universitas Sumatera Utara 58 kebutuhan masyarakat akan jasa perbankan, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas dengan memiliki kompetensi tinggi, memiliki struktur permodalan yang kuat, pengembangan infrastruktur informasi teknologi, meningkatkan kualitas pelayanan dan Corporate Image di masyarakat dan melakukan kerjasama strategis antar bank dan lembaga lainnya.

4.1.20. Bank Pembangunan Daerah BPD Jambi

Bank Jambi merupakan Bank Milik Pemerintah Daerah Provinsi Jambi dan Pemerintah KabupatenKota se Provinsi Jambi yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Adiputra Parlindungan No.6 tanggal 12 Februari 1959 dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Jambi yang kemudian disempurnakan melalui Akte Notaris Habro Poerwanto No.70 tanggal 12 Oktober 1959 dan mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. J.A51158 tanggal 6 November 1959 dimuat pada Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.110.104 tanggal 29 Desember 1959. Visi Bank Pemerintah Daerah Jambi adalah menjadi Bank yang ideal dan sehat dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan masyarakat dibidang jasa bank yang memiliki nilai tambah bagi ekonomi daerah khususnya Usaha Kecil Menengah UKM dengan pengelolaan secara profesional, kehati-hatian dan berkembang secara wajar. Misinya adalah menjalan usaha sebagai bank umum secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, sebagai penggerak pendorong laju perekonomian dan pembangunan daerah, sebagai pemegang kas daerah. Universitas Sumatera Utara 59

4.1.21. Bank Pembangunan Daerah BPD Maluku

PT. Bank Pembangunan Daerah Maluku “Perseroan” didirikan pertama kali pada tanggal 25 Oktober 1961, berdasarkan Akta Pendirian PT. Bank Pembangunan Daerah Maluku No. 3 tanggal 25 Oktober 1961 sebagaimana diubah dengan Akta No. 8 tanggal 23 Juni 1962, keduanya dibuat dihadapan Mr. Chr. Soplanit, Notaris di Ambon. Visi BPD Maluku adalah menjadi Bank Komersial terkemuka di daerah melalui produk dan layanan kompetitif dengan jaringan yang luas dan dikelola secara profesional dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomI regional. Misinya ialah menggerakan dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui optimalisasi fungsi intermediasi serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah.

4.1.22. Bank Pembangunan Daerah BPD Nusa Tenggara Barat

Bank Pembangunan Daerah yang melakukan kegiatan Perbankan baik secara Konvensional maupun Syariah. Dasar hukum pendirian ialah Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 06 Tahun 1963 tentang Pendirian Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Barat, beserta beberapa perubahannya. Disempurnakan dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerahm Tingkat I Nusa Tenggara Barat No. 08 Tahun 1984 tentang Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Barat. Visi BPD Nusa Tenggara Barat adalah menjadi bank terkemuka, amanah dan kebanggan masyarakat dengan penjabaran yaitu menjadi bank terkemuka. Misinya ialah memberikan layanan prima dan menyediakan produk perbankan yang lengkap sesuai kebutuhan nasabah, mengembangkan SDM yang professional, mengembangkan teknologi dan jaringan kantor yang luas, Universitas Sumatera Utara 60 memberikan kontribusi maksimal kepada pemegang saham dan meningkatkan peran kepedulian sosial dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah. 4.1.23.Bank Pembangunan Daerah BPD Kalimantan Tengah Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah semula berbentuk Perseroan Terbatas PT, didirikan pada tanggal 28 Oktober 1961 dengan Akta Notaris Njoo Sio Liep Nomor 24 dengan nama PT. BPD Kalimantan Tengah. Dalam akta pendirian tersebut PT BPD Kalimantan Tengah menjalankan usaha bank di Provinsi Kalimantan Tengah, berkedudukan di ibukota Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya. Visi BPD Kalimantan tengah ialah kokoh menjadikan Bank Kalteng sehat, kuat dan tahan uji, terpercaya adalah jaminan, saling mempercayai dan dipercayai serta dinamis adalah tumbuh, maju dan berkembang secara wajar. Misinya ialah membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat. Dan motto BPD Kalteng ialah Mitra Terpercaya Meraih Sukses.

4.1.24. Bank Pembangunan Daerah BPD Bengkulu

Bank Bengkulu didirikan pada tanggal 9 Agustus 1969 berdasarkan Surat Keputusan p.d. Gubernur Penguasa Daerah Propinsi Bengkulu Nomor: 0814EKU1969 yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor : D-15-6.1.25 tanggal 17 Mei 1970. Setelah melakukan persiapan yang dipersyaratkan, maka dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : Kep-102DDKII41971, tanggal 7 April Universitas Sumatera Utara 61 1971 Bank Bengkulu memulai usahanya sebagai lembaga keuangan bank setelah diresmikan pembukaannya oleh Gubernur M. Ali Amin, SH. bersama Pangdam IV Sriwijaya Brigjen TNI Satibi Darwis pada tanggal 13 April 1971. Visi Bank Bengkulu menjadikan Bank yang berkinerja tinggi dan menciptakan nilai tambah bagi masyarakat. Misinya ialah mengelola dan mengembangkan bank secara profesional, sehat, dinamis dan kompetitif, sehingga dapat memberikan kontribusi kepada Pemegang Saham, Pengelola dan Masyarakat. 4.1.25. Bank Pembangunan Daerah BPD Sulawesi Tenggara Bank Pembangunan Daerah BPD Sulawesi Tenggara didirikan pada tanggal 6 maret 1968 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Daerah Gotong Royong Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor. 34 Tahun 1968 tentang Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara dan mendapatkan izin operasional dan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor D, 15.6.1.18 tanggal 27 Januari 1970. Visi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara ialah mampu bersaing dan terkemuka di Provinsi Sulawesi Tenggara melalui produk dan layanan kompetitif. Misinya ialah menjadi bank umum yang sehat, terpercaya inovatif dalam mengembangkan produk dan jasa, meningkatan kualitas pelayanan pada masyarakat dan nasabah secara profesional dan berartisipasi dalam pembangunan masyarakat melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.

4.1.26. Bank Pembangunan Daerah BPD Sulawesi Tengah

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah yang dikenal Bank Sulteng, beralamatkan di Jalan Sultan Hasanuddin No.20 Palu, yang didirikan pada tanggal Universitas Sumatera Utara 62 1 April 1969 yang berlandaskan hukum pendirian adalah Izin Usaha Kementerian Republik Indonesia tanggal 27 Januari 1970. Setelah mendapatkan izin usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 15.6.1.17 tanggal 2 Januari 1970 dengan landasan hukum: Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah Nomor 6 Tahun 1966 tentang Pendirian Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, yang kemudian disempurnakan dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah Nomor 1 Tahun 1993, dengan modal dasar sebesar Rp 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah. Sesuai peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah tentang perubahan tentang perubahan bentuk hukum BPD Sulawesi Tengah dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas pada tanggal 30 Maret 1999.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata mean, minimum dan maksimum serta standard deviasi dari 5 lima variabel independen yaitu Return on Assets ROA, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO sebagai variabel yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio LDR. Hasil analisis statistik deskriptif akan ditunjukkan dalam Tabel 4.1 dibawah ini: Universitas Sumatera Utara 63 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 156 1.27 28.52 3.7942 2.28420 CAR 156 8.34 55.97 19.8494 6.64330 NPL 156 .09 16.63 2.2347 2.29717 NIM 156 2.76 18.04 9.0551 2.39032 BOPO 156 53.87 92.99 72.0512 7.71847 LDR 156 10.35 128.48 82.2171 19.73472 Valid N listwise 156 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 156 sampel data yang diambil dari Laporan Tahunan Bank Pembangunan Daerah di Indonesia BPD 2008 hingga 2013. d. Variabel LDR memiliki jumlah amatan sebanyak 156 dengan nilai minimum 10,35, nilai maksimum 128,48, rata-rata 82,2171, dan standard deviasi sebesar 19,73472. e. Variabel ROA memiliki jumlah amatan sebanyak 156 dengan nilai minimum 1,27, nilai maksimum 28,52, rata-rata 3,7942, dan standard deviasi sebesar 2,28420. f. Variabel CAR memiliki jumlah amatan sebanyak 156 dengan nilai minimum 8,34, nilai maksimum 55,97, rata-rata 19,8494, dan standard deviasi sebesar 6,64330. g. Variabel NPL memiliki jumlah amatan sebanyak 156 dengan nilai minimum 0.09, nilai maksimum 16,63, rata-rata 2,2347, dan standard deviasi sebesar 2,29717 . Universitas Sumatera Utara 64 h. Variabel NIM memiliki jumlah amatan sebanyak 156 nilai minimum 2,76, nilai maksimum 18,04, rata-rata 9,0551, dan standard deviasi sebesar 2,39032. i. Variabel BOPO memiliki jumlah amatan sebanyak 156 dengan nilai minimum 53,87, nilai maksimum 92,99, rata-rata 72,0512, dan standard deviasi sebesar 7,71847.

4.3. Uji Asumsi Klasik

4.3.1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Metode untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan model analisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun secara Normal Probability Plot. Hasil uji normalitas dengan grafik histogram yang diolah dengan SPSS, secara normal probability plot ditunjukkan sebagai berikut: Gambar 4.1 Grafik Histogram Universitas Sumatera Utara 65 Berdasarkan tampilan grafik histogram pada Gambar 4.1 diatas data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak melenceng skewness ke kiri maupun melenceng kanan atau dapat disimpulkan bahwa data tersebut normal. Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Sedangkan berdasarkan grafik normal plot pada Gambar 4.2 dilihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. Pada hasil pengujian analisis grafik dan analisis statistik menunjukkan bahwa hasil yang sama yaitu normal, sehingga asumsi normalitas dapat dilakukan pengujian asumsi klasik berikutnya pada data yang telah disajikan. Uji Kolmogorov Smirnov ialah membandingkan distribusi komulatif relatif hasil observasi dengan distribusi komulatif dengan distribusi komulatif relatif teoritisnya. Uji Kolmogorov Smirnov memiliki ketentuan apabila probabilitas signifikansi nilai residual lebih dari 0,05 berarti residual terdistribusi dengan normal, sebaliknya apabila kurang dari 0,05 berarti residual terdistribusi Universitas Sumatera Utara 66 tidak normal. Uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dalam Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 156 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 19.27584355 Most Extreme Differences Absolute .056 Positive .033 Negative -.056 Kolmogorov-Smirnov Z .705 Asymp. Sig. 2-tailed .703 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai K-S adalah 0,705 dengan signifikansi 0,703. Hal ini berarti bahwa semua variabel independen ROA, CAR, NPL, NIM, dan BOPO berdistribusi normal.

4.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut: Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Berdasarkan hasil scatterplot,terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebat baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas padamodel regresi.

4.3.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah apabila model tersebut tidak mengandung autokorelasi. Cara mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 68 Tab el 4.3 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .474 a .224 .199 17.66767 1.732 a. Predictors: Constant, BOPO, NPL, ROA, CAR, NIM b. Dependent Variable: LDR Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan Uji Autokorelasi pada Tabel 4.4 diperoleh hasil bahwa nilai Durbin-Watson DW sebesar 1,732 penelitian ini diantara 1,5 sampai 2,5. Sehingga penelitian ini berarti tidak terdapat autokorelasi.

4.3.4. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji dan mengetahui apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2009:59. Berdasarkan uji multikolinearitas pada Tabel 4.4 diperoleh hasil bahwa variabel ROA, CAR, NPL, NIM dan BOPO bebas dari multikolinearitas yang ditunjukkan dengan nilai tolerance 0,10 atau VIF 10. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant ROA .905 1.105 CAR .894 1.118 NPL .988 1.012 NIM .872 1.147 BOPO .751 1.331 a. Dependent Variable: LNLDR Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Universitas Sumatera Utara 69

4.4. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen Return on Assets ROA, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO dan dependen Loan to Deposit Ratio LDR pada Bank BPD di Indonesia. Persamaan regresi dapat dilihat dari Tabel 4.5 hasil uji coefficients terhadap kelima variabel independen berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 54.324 20.036 2.711 .007 ROA -1.295 .653 -.150 -1.983 .049 CAR -.459 .226 -.154 -2.031 .044 NPL -.743 .621 -.086 -1.196 .234 NIM 3.753 .636 .455 5.903 .000 BOPO .133 .212 .052 .627 .532 a. Dependent Variable: LDR Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Dari Tabel 4.5 dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 54,324 – 1,295X 1 – 0,459X 2 – 0,743X 3 + 3,753X 4 + 0,133X 5 Hasil dari persamaan regresi linear berganda tersebut diperoleh koefisen regresi ROA sebesar -1,295. Koefisien tersebut mengindikasikan adanya hubungan negatif antara variabel ROA terhadap LDR. Koefisien regresi CAR sebesar -0,459 yang mengindikasikan adanya hubungan negatif antara variabel CAR terhadap LDR. Koefisien regresi NPL sebesar -0,743 yang mengindikasikan Universitas Sumatera Utara 70 adanya hubungan negatif antara variabel NPL terhadap LDR. Koefisien regresi NIM sebesar 3,753 yang mengindikasikan adanya hubungan positif antara variabel NIM dengan LDR. Dan koefisien regresi BOPO sebesar 0,133 yang mengindikasikan adanya hubungan positif antara variabel BOPO dengan LDR. Dari persamaan regresi linear berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Nilai konstanta persamaan diatas adalah sebesar 54,324. Artinya apabila nilai variabel ROA, CAR, NPL, NIM dan BOPO dianggap konstan, maka LDR Bank BPD di Indonesia sebesar 54,324. 2. Variabel Return on Assets ROA memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar -1,295. Nilai koefisien negatif menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap Loan to Deposit Ratio LDR. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan ROA sebesar 1, maka LDR akan mengalami penurunan sebesar 1,295. 3. Variabel Capital Adequacy Ratio CAR memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar -0,459. Nilai koefisien negatif menunjukkan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap Loan to Deposit Ratio LDR. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan CAR sebesar 1, maka LDR akan mengalami penurunan sebesar 0,459. 4. Variabel Non Performing Loan NPL memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar -0,743. Nilai koefisien negatif menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap Loan to Deposit Ratio LDR. Hal ini Universitas Sumatera Utara 71 menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan NPL sebesar 1, maka LDR akan mengalami penurunan sebesar 0,743. 5. Variabel Net Interest Margin NIM memiliki nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 3,753. Nilai koefisien positif menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif terhadap Loan to Deposit Ratio LDR. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan NIM sebesar 1, maka LDR akan mengalami peningkatan sebesar 3,753 . 6. Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar 0,133. Nilai koefisien positif menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh positif terhadap Loan to Deposit Ratio LDR. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan BOPO sebesar 1, maka LDR akan mengalami peningkatan sebesar 0,133. Dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa NIM dan BOPO merupakan variabel yang berpengaruh positif terhadap LDR sedangkan ROA, CAR dan NPL merupakan variabel yang berpengaruh negatif terhadap LDR.

4.5. Pengujian Hipotesis