74 0,05 dan nilai t hitung bertanda negatif, maka secara parsial NPL X
3
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap LDR Bank BPD di Indonesia.
4. Net Interest Margin X
4
terhadap Loan to Deposit Ratio Y menunjukkan sig. 0,000
α 0,05 dan t
hitung
adalah 5,903 dimana t
hitung
5,903 t
tabel
1,975 maka H
1
diterima H ditolak. Artinya karena tingkat signifikansinya
0,05 dan nilai t hitung bertanda positif, maka secara parsial NIM X
4
berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR Bank BPD di Indonesia. 5.
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional X
5
terhadap Loan to Deposit Ratio Y menunjukkan sig. 0,532
α 0,05 dan t
hitung
adalah 0,627 dimana t
hitung
0,627 t
tabel
1,975 maka H
1
ditolak H diterima. Artinya
karena tingkat signifikansinya 0,05 dan nilai t hitung bertanda positif, maka secara parsial BOPO X
5
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap LDR Bank BPD di Indonesia.
4.6. Pembahasan
4.6.1. Pengaruh Return on Asset ROA terhadap Loan to Deposit Ratio
LDR
Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa Return on Assets ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio LDR,
sehingga kondisi ini menujukkan bahwa hipotesis diterima. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin besar pula pendapatan bersih yang diterima oleh bank. Begitu
juga sebaliknya, semakin rendah nilai ROA maka pendapatan bersih dari bunga
Universitas Sumatera Utara
75 kredit akan semakin kecil. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya
pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. ROA termasuk
faktor internal bank yang juga biasa digunakan untuk mengukur faktor profitabilitas perusahaan perbankan. Menurut Dendawijaya 2005;49 menyatakan
bahwa kegiatan perkreditan yang dilakukan bank mencapai 70-80 dari kegiatan usaha bank, hal tersebut membuktikan bahwa mayoritas kegiatan usaha
bank adalah penyaluran kredit. Oleh karena itu, semakin tinggi ROA maka membuktikan bahwa semakin optimal penggunaan aktiva perusahaan untuk
memperoleh pendapatan, yang berarti adanya ketersediaan dana saat ini dan di masa mendatang untuk kegiatan kredit oleh bank telah optimal dalam
mendapatkan pendapatan atau keuntungan, sehingga adanya ketersediaan dana saat ini dan di masa mendatang likuiditas tinggi.
4.6.2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR terhadap Loan to Deposit
Ratio LDR.
Hasil pengujian parsial uji t antara variabel CAR dengan variabel LDR menunjukkan nilai t
hitung
sebesar koefisien regresi dan probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi, hal ini berarti bahwa CAR berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap LDR pada Bank Pembangunan Daerah BPD di Indonesia. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa rasio CAR berpengaruh signifikan terhadap
LDR dapat diterima.
Universitas Sumatera Utara
76 Capital Adequacy Ratio CAR merupakan faktor penting dalam rangka
pengembangan usaha serta untuk menampung risiko kerugiannya. Besarnya tingkat kecukupan modal tergantung dari asetnya. Semakin tinggi nilai CAR,
menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank tersebut, sehingga struktur modal bank semakin kuat. Menurut Siamat 2005:291, dengan modal yang besar
maka suatu bank dapat menyalurkan kredit yang lebih banyak, sejalan dengan kredit yang meningkat maka akan meningkatkan LDR itu sendiri. Bila tingkat
kecukupan modal bank baik, maka masyarakat akan tertarik untuk mengambil kredit, dan pihak bank akan cukup mempunyai dana cadangan bila sewaktu-waktu
terjadi kredit macet.
4.6.3. Pengaruh Non Performing Loan NPL terhadap Loan to Deposit Ratio