Loan to Deposit Ratio LDR

19 menentukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan. Dengan menggunakan analisis rasio, dapat ditentukan tingkat kinerja keuangan suatu bank. Oleh karena itu, rasio keuangan bermanfaat dalam menilai suatu kondisi bank.

2.3.1. Loan to Deposit Ratio LDR

Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank yang menggambakan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Rivai, et al., 2007:394. Tujuan perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai seberapa jauh suatu bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan kegiatan operasinya. Seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Dendawijaya, 2009:116. Dengan kata lain, LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank. Besarnya Loan to Deposit Ratio LDR yang telah ditetapkan oleh pemerintah maksimum adalah 110. Jumlah kredit yang diberikan biasanya relatif naik namun tak berarti jumlah kredit tidak akan turun. Untuk menghitung nilai dari LDR, dapat menggunakan suatu persamaan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004, yaitu: Universitas Sumatera Utara 20 Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, Loan to Deposit Ratio LDR merupakan rasio yang membandingkan antara penyaluran kredit dengan dana yang masuk ke bank, dimana LDR harus diperhatikan agar bank tidak melewati nilai standar yang telah ditetapkan. Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio LDR maka laba perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil. Sebaliknya, jika angka Loan to Deposit Ratio yang rendah menunjukkan bahwa tingkat tingginya kemampuan likuiditas bank yang besangkutan karena bank tidak perlu mengeluarkan dana yang diperlukan untuk membiayai kredit yang semakin kecil. Ketentuan Loan to Deposit Ratio menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 265BPPP tanggal 29 Mei 1993 perihal tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum, menyatakan bahwa tingkat kesehatan bank untuk semua pihak yang terkait, maka Bank Indonesia menetapkan: Untuk Loan to Deposit Ratio sebesar 110 atau lebih diberi nilai kredit nol 0 artinya likuiditas bank tersebut tidak sehat. Unuk Loan to Deposit Ratio dibawah 110 diberi nilai 100, artinya likuiditas bank tersebut sehat. Untuk memelihara agar tingkat likuiditas dapat memenuhi kewajibannya kepada semua pihak diterapkan dengan tiga teori yakni Suyatno, 2005:25: Universitas Sumatera Utara 21 1. Commercial Loan Theory, liuiditas bank akan dapat terjamin apabila aktiva produktif bank diwujudkan dalam bentuk kredit jangka pendek yang bersifat self liquidating. 2. Asset Shiftability Theory, likuiditas akan dapat dipelihara apabila asset bank dapat dengan cepat dirubah dalam bentuk asset lain yang lebih liquid sesuai dengan kebutuhan bank, seperti surat berharga. 3. Doctrine of Anticipated income theory, likuiditas dapat dipelihara meskipun bank menyalurkan kredit jangka panjang, apabila pembayaran pokok dan bunga pinjaman direncanakan dengan baik daan betul-betul disesuaikan dengan pendapatan dari debiturnya.

2.3.2. Return on Assets ROA