Analisis Wacana Kritis; Pendekatan Teun A. Van Dijk

pengaruh peniruan pada orang-orang yang berbeda budaya. Tetapi yang jelas, terpaan yang terus-menerus oleh suatu budaya yang berbeda akan membawa pengaruh perubahan, meskipun sedikit. Nurudin, 2004 : 167

II.3 Analisis Wacana Kritis; Pendekatan Teun A. Van Dijk

Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut saat ini. Kata wacana ini sendiri memiliki makna yang luas, ini dikarenakan oleh perbedaan lingkup dan disiplin ilmu yang memakai istilah wacana tersebut. Namun dari banyaknya pengertian tersebut terdapat sebuah kesamaan dimana wacana merupakan bentuk dari pemakaian bahasa. Karena bahasa adalah aspek sentral dari penggambaran suatu subjek, dan lewat bahasa ideologi terserap di dalamnya, maka aspek inilah yang dipelajari dalam analisis wacana. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang wacana, ada baiknya kita melihat batasan atau pengertian wacana dari berbagai sumber. Istilah wacana sekarang ini dipakai sebagai terjemahan dari perkataan bahasa Inggris discourse. Dalam salah satu kamus bahasa Inggris terkemuka, mengenai wacana atau discourse ini kita dapat membaca keterangan sebagai berikut: Kata discourse berasa dari bahasa Latin discursus yang berarti lari kian kemari yang diturunkan dari ‘dis’-dari, dalam arah yang berbeda’, dan currere ‘lari’. 1. Komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan- gagasan; konversasi atau percakapan. 2. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah. 3. Risalat tulis; disertasi formal; kuliah; ceramah; khotbah Webster dikutip oleh Sobur, 2004 : 10 Sebuah tulisan adalah sebuah wacana. Tetapi, apa yang dinamakan wacana itu tidak perlu hanya sesuatu yang tertulis seperti diterangkan dalam kamus Universitas Sumatera Utara Websters; sebuah pidato pun adalah wacana juga. Jadi, kita mengenal wacana lisan dan wacana tertulis. Ini sejalan dengan pendapat Henry Guntur Tarigan bahwa “Istilah wacana dipergunakan untuk mencakup bukan hanya percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan di muka umum, tulisan, serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara atau lakon”. Sobur, 2004 : 10 Dalam pengertian yang lebih sederhana, wacana berarti cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas. Wacana selalu mengandaikan pembicarapenulis, apa yang dibicarakan, dan pendengarpembaca. Bahasa merupakan mediasi dalam proses ini. Istilah analisis wacana adalah istilah umum yang dipakai dalam banyak disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Meskipun ada gradasi yang besar dari berbagai definisi, titik singgungnya adalah analisis wacana berhubungan dengan studi mengenai bahasapemakaian bahasa Eriyanto, 2001 : 3-4. Seperti yang banyak dilakukan dalam penelitian mengenai organisasi pemberitaan selama dan sesudah tahun 1960-an, analisis wacana menekankan pada “how the ideological significance of news is part and parcel of the methods used to process news” bagaimana signifikansi ideologis berita merupakan bagian dan menjadi paket metode yang digunakan untuk memproses media. Lantas, apakah yang disebut analisis wacana itu? Jika kita coba rumuskan, analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi pragmatik bahasa. Kita menggunakan bahasa dalam kesinambungan atau untaian wacana. Tanpa konteks, tanpa hubungan-hubungan wacana yang bersifat antarkalimat, dan Universitas Sumatera Utara suprakalimat maka kita sukar berkomunikasi dengan tepat satu sama lain. Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat dalam komunikasi bukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi ucapan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana. Dalam upaya menganalisis unit bahasa yang lebih besar dari kalimat tersebut, analisis wacana tidak terlepas dari pemakaian kaidah berbagai cabang ilmu bahasa, seperti halnya semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi. Sobur, 2004 : 48 Terdapat tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana, Positivisme-empiris, Konstruktivisme, dan Pandangan Kritis. Pandangan kritis sendiri tercipta sebagai hasil koreksi dari pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional. Dalam Analisis Wacana Kritis Critical Discourse Analysis CDA, wacana disini tidak dipahami sebagai studi bahasa. Bahasa disini dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Artinya, bahasa dipakai untuk tujuan dan praktek tertentu termasuk di dalamnya praktek kekuasaan dalam melihat ketimpangan yang terjadi. Karakteristik Analisis Wacana Kritis menurut Teun A. Van Dijk, Fairclough dan Wodak adalah: 1. Tindakan Wacana diasosiasikan sebagai bentuk interaksi. Pertama wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di luar kendali. Universitas Sumatera Utara 2. Konteks Analisis Wacana Kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa dan kondisi. Wacana diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. 3. Historis Salah satu aspek penting untuk mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana itu dalam konteks historis tertentu dimana wacana itu diciptakan. 4. Kekuasaan Setiap wacana yang muncul dalam bentuk teks, percakapan atau apapun, tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar, dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Kekuasaan berhubungan dengan kontrol kekuasaan. 5. Ideologi Teori-teori klasik tentang ideologi diantaranya mengatakan bahwa ideologi dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka. Analisis wacana kritis berisi metode-metode yang menekankan multi level analisis. Mempertahankan analisis pada jenjang mikro teks dengan analisis pada jenjang meso dan makro. Sebetulnya, banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh para ahli. Eriyanto 2001 dalam buku Analisis Wacana-nya, misalnya, menyajikan model-model analisis wacana yang dikembangkan oleh Roger Fowler dkk. 1979, Theo van Leeuwen 1986, Sara Mills 1992, Norman Fairclough 1998, dan Teun A. van Dijk 1998. Dari sekian banyak model Universitas Sumatera Utara analisis wacana itu, model van Dijk adalah model yang paling banyak dipakai. Ini dikarenakan van Dijk mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa aplikasikan secara praktis. Sobur, 2004 : 73 Model yang dipakai van Dijk ini kerap disebut sebagai “kognisi sosial”. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks. Nama pendekatan semacam ini tidak dapat dilepaskan dari karakteristik pendekatan yang diperkenalkan oleh van Dijk. Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati Eriyanto, 2001 : 221. Menurut Van Dijk, penelitian mengenai wacana tidak bisa mengeksklusi seakan-akan teks adalah bidang yang kosong, sebaliknya ia adalah bagian kecil dari struktur besar masyarakat. Pendekatan yang dikenal sebagai kognisi sosial ini membantu memetakan bagaimana produksi teks yang melibatkan proses yang kompleks tersebut dapat dipelajari dan dijelaskan. Teks bukan sesuatu yang datang dari langit, bukan juga suatu ruang hampa yang mandiri. Akan tetapi teks dibentuk dalam suatu praktek diskursus. Van Dijk tidak hanya membongkar teks semata, tapi ia melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisipikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tersebut. Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensibangunan : teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah struktur dari teks. Van Dijk memanfaatkan dan mengambil analisis linguistik –tentang kosakata, kalimat, Universitas Sumatera Utara proposisi, dan paragraf– untuk menjelaskan dan memaknai suatu teks. Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa strukturtingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Makna global dari suatu teks didukung oleh kata, kalimat, dan proposisi yang dipakai. Pernyataantema pada level umum didukung oleh pilihan kata, kalimat, atau retorika tertentu. Prinsip ini membantu peneliti untuk mengamati bagaimana suatu teks terbangun lewat elemen-elemen yang lebih kecil. Skema ini juga memberikan peta untuk mempelajari suatu teks. Kita tidak cuma mengerti apa isi dari suatu teks berita, tetapi juga elemen yang membentuk teks berita, kata, kalimat, paragraf dan proposisi. Kita tidak hanya mengetahui apa yang diliput media, tetapi juga bagaimana media mengungkapkan peristiwa ke dalam pilihan bahasa tertentu dan bagaimana itu diungkapkan lewat retorika tertentu. Kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut: Bagan Struktur Teks Menurut van Dijk Sumber : Eriyanto 2001: 227 Pemakaian kata, kalimat, proposisi, retorika tertentu oleh media dipahami van Dijk sebagai bagian dari strategi penulis. Pemakaian kata-kata tertentu, kalimat, gaya tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai cara berkomunikasi, Stuktur Makro Makna global dari suatu teks yang diamati dari topik atau tema yang diangkat dari suatu teks. Super Struktur Kerangka dari suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan. Struktur Mikro Makna lokal dari suatu teks yang diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks. Universitas Sumatera Utara tetapi dipandang sebagai politik berkomunikasi—suatu cara untuk mempengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan, memperkuat legitimasi, dan menyingkirkan lawan atau penentang. Struktur wacana adalah cara yang efektif untuk melihat proses retorika dan persuasi yang dijalankan ketika seseorang menyampaikan pesan. Kata-kata tertentu mungkin dipilih untuk mempertegas pilihan dan sikap, membentuk kesadaran politik, dan sebagainya. Berikut akan diuraikan satu per satu elemen wacana van Dijk tersebut. STRUKTUR WACANA HAL YANG DIAMATI ELEMEN Struktur Makro Tematik Tema atau topik yang dikedepankan dalam suatu berita Topik Super Struktur Skematik Bagaimana bagian dan urutan teks diskemakan dalam teks secara utuh. Skema Struktur Mikro Semantik Makna yang ingin ditekankan dalam teks. Misalnya dengan memberi detil pada satu sisi atau membuat eksplisit pada satu sisi dan mengurangi detil di sisi lain. Latar, detil, maksud, praanggapan, nominalisasi Struktur Mikro Sintaksis Bagaimana kalimat bentuk, susunan yang dipilih Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti. Struktur Mikro Stilistik Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks. Leksikon Struktur Mikro Retoris Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan. Grafis, metafora, ekspresi Universitas Sumatera Utara

II.4 Komik