BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan
Jengkol adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Bijinya digemari di Malaysia, Thailand, dan Indonesia sebagai bahan pangan. Tumbuhan
ini juga banyak ditemukan di Malaysia dan Thailand Anonim, 2009. Namun, asal-usul tanaman jengkol tidak diketahui dengan pasti. Di Sumatera, Jawa Barat,
dan Jawa Tengah, tumbuhan jengkol banyak ditanam di kebun atau pekarangan secara sederhana Roswaty, 2010.
2.1.1 Sistematika Tumbuhan
Sistematika tumbuhan jengkol : Divisi
: Spermatophyta Subdivisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledoneae Bangsa
: Fabales Suku
: Mimosaceae Marga
: Pithecellobium Spesies
: Pithecellobium lobatum Benth Pandey, 2003.
2.1.2 Sinonim
Sinonim dari tumbuhan jengkol, antara lain: Zygia jiringa Jack Kosterm., Pithecellobium jiringa Jack Prain ex King. Hutapea, 1994
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Nama Daerah
Nama daerah dari tumbuhan jengkol adalah jering Gayo, joring Batak, jarieng Minangkabau, jaring Lampung, jengkol Sunda, jengkol, jering,
jingkol Jawa, blandingan Bali, lubi Sulawesi Utara Hutapea, 1994; Heyne,
1987 2.1.4 Habitat dan Daerah Tumbuh
Tumbuhan ini merupakan pohon di bagian barat Nusantara, tingginya
sampai 26 m, dibudidayakan secara umum oleh penduduk di Jawa dan di beberapa daerah tumbuh menjadi liar. Tumbuh paling baik di daerah dengan
musim kemarau yang tidak terlalu panjang Heyne, 1987. 2.1.5 Morfologi Tumbuhan
Akar tunggang berwarna coklat kotor. batang tegak, bulat, berkayu, banyak percabangan. Daun majemuk, anak daun berhadapan, berbentuk lonjong,
panjang 10-20 cm, lebar 5-15 cm, tepi rata, ujung runcing, pangkal membulat, pertulangan menyirip, berwarna hijau tua. Bunga majemuk, berbentuk tandan,
terletak di ujung batang, dan ketiak daun, berwarna ungu, kelopak berbentuk mangkok, benang sari dan putik berwarna kuning, mahkota berbentuk lonjong
berwarna putih kekuningan. Buah berbentuk bulat pipih, berwarna coklat kehitaman. Biji berbentuk bulat pipih, berkeping dua, dan berwarna putih
kekuningan Hutapea, 1994.
2.1.6 Kandungan Kimia Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman jengkol banyak
mengandung zat, antara lain adalah sebagai berikut: protein, kalsium, fosfor, asam
Universitas Sumatera Utara
jengkolat, vitamin A dan B1, karbohidrat, minyak atsiri, saponin, alkaloid, terpenoid, steroid, tanin, dan glikosida. Karena kandungan zat-zat tersebut di atas,
maka jengkol memberikan petunjuk dan peluang sebagai bahan obat, seperti yang telah dimanfaatkan orang pada masa lalu Pitojo, 1994. Biji, kulit batang, kulit
buah dan daun jengkol mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya saponin, flavonoid dan tanin Hutapea, 1994.
2.1.7 Khasiat Tumbuhan