Diagnosa Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus

Komplikasi mikrovaskular Tidak Ada Komplikasi makrovaskular Jarang Ada

2.3.3 Diagnosa Diabetes Mellitus

Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah dengan cara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa dapat juga dilihat dari keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan. Keluhan lain yang mungkin dikemukakan pasien berupa lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada pasien wanita Sudoyo, dkk., 2007. Menurut Triplitt, dkk., 2008, berikut kategori status glukosa darah puasa GDP dan tes toleransi glukosa oral OGTT pada Tabel 2.2 di bawah ini: Tabel 2.2. Kategori Status Glukosa Kategori Status Glukosa Glukosa Darah Puasa GDP Normal 100 mgdL 5,6 mmolL GDP Terganggu 100-125 mgdL 5,6-6,9 mmolL Diabetes Mellitus ≥126 mgdL 7,0 mmolL 2 jam Sesudah Beban Glukosa Tes Toleransi Glukosa Oral Normal 140 mgdL 7,8 mmolL GDP Terganggu 140-199 mgdL 7,8-11,1 mmolL Diabetes Mellitus ≥200 mgdL 11,1 mmolL Selain itu juga terdapat nilai atau indeks diagnostik tambahan yang dibagi atas 2 bagian, yakni: a. Indeks penentuan derajat kerusakan sel beta Universitas Sumatera Utara Hal ini dapat dinilai dengan pemeriksaan kadar insulin, pro-insulin, dan C-peptide, serta nilai HbA 1C “Glycosylated hemoglobin” WHO memakai istilah “Glyclated hemoglobin”. b. Indeks proses diabetogenik Untuk penilaian proses diabetogenik dilakukan dengan penentuan tipe dan sub-tipe HLA Human Leucocyte Antigen, seperti adanya tipe atau titer antibodi yang ditujukan pada sel islet pankreas islet cell antibodies, ICA, insulin autoantibodi IAA, anti GAD Glutamic Acid Decarboxylase. ICA bereaksi dengan antigen yang ada di sitoplasma sel-sel endokrin pada pulau-pulau pancreas dan menyebabkan kerusakan sel. GAD adalah enzim yang dibutuhkan untuk memproduksi neurotransmiter g-aminobutyric acid GABA. Adanya ICA, IAA, dan anti GAD ini menunjukkan risiko tinggi berkembangnya penyakit ke arah DM tipe 1. Sudoyo, dkk., 2007 ; Widijanti, dkk., 2011.

2.3.4 Patogenesis Diabetes Mellitus

Dokumen yang terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol Majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan

0 52 100

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP KADAR LDL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN

4 32 62

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) GALUR SPRAGUE DAWLEY DIABETES YANG DIINDUKSI ALOKSAN

1 18 58

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN PENINGKATAN KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague Dawley YANG DIINDUKSI ALOKSAN

5 49 55

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP KADAR HDL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

1 10 59

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

16 68 113

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

2 8 16

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

0 0 2

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

0 5 5

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

0 1 11