Bahan-bahan yang Digunakan Uraian Proses

4. Fraksi 2 3 : Buah luar telah membrondol diatas 26 sampai dengan 75 5. Fraksi 4 5 : Buah luar telah membrondol diatas 75 sampai dengan 100 .

2.8.2. Bahan-bahan yang Digunakan

Ada 3 jenis bahan yang digunakan dalam pengelolahan proses produksi pada PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit PKS Aek Nabara Selatan ada 3 yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

2.8.2.1. Bahan Baku

Mutu hasil olahan dipengaruhi oleh mutu bahan baku, sedangkan mutu bahan baku dipengaruhi oleh sistem panen. Bahan baku yang telah matang sebaiknya langsung diolah agar kandungan minyak tidak berkurang dan kualitas minyak yang dihasilkan tidak menurun. Oleh karena itu bahan baku yang digunakan adalah tandan buah segar TBS yang harus memenuhi standar mutu yang telah ditentukan oleh PTPN-III PKS Aek Nabara Selatan.

2.8.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan pada proses produksi, dan ditambahkan ke proses pembuatan. Bahan tambahan ini digunakan jauh lebih kecil dibanding bahan baku, fungsi bahan adalah membantu proses produksi agar dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan keinginan. Dalam hal ini tidak ada bahan Universitas Sumatera Utara tambahan yang digunakan dalam proses produksi pada PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit PKS Aek Nabara Selatan.

2.8.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan guna menyelesiakan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai dari produk tersebut tetapi menambah nilai dari produk itu. Adapun bahan penolong yang digunakan pada PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit PKS Aek Nabara Selatan adalah air delusi yang berguna untuk mengurangi kekentalan minyak untuk mempermudah proses selanjutnya.

2.8.3. Uraian Proses

Ada beberapa tahapan uraian produksi pada PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit PKS Aek Nabara Selatan. Adapun tahapan uraian proses produksi tersebut adalah sebagai berikut:

2.8.3.1. Stasiun Penerimaan TBS Tandan Buah Segar

Stasiun penerimaan TBS Tandan Buah Segar terdiri atas 2 yakni : a. Jembatan Timbang Weighting Bridge Penimbangan bertujuan untuk mengetahui produktivitas kebun sehingga memerlukan data berat, asal kebun, bagian, blok. Setiap truk yang mengangkut TBS ke pabrik ditimbang terlebih dahulu di jembatan timbang bridge weighing untuk Universitas Sumatera Utara memperoleh berat sewaktu berisi bruto dan sesudah dibongkar tarra. Selisih antara bruto dengan tarra adalah jumlah TBS yang diterima di PKS netto. Selain TBS, pada jembatan timbang PKS Aek Nabara Selatan dilakukan juga penimbangan terhadap pengiriman CPO dan inti sawit, janjang kosong, fiber, dan pupuk untuk afdeling kebun. b. Sortasi TBS dan Pemeriksaan Kualitas Sortasi dilakukan untuk menjamin bahan baku TBS yang diterima di pabrik sesuai kriteria yang sudah ditentukan. Peralatan dan bahan yang digunakan untuk melakukan sortasi adalah gancu, skop, blong, timbangan, buku sortasi dan surat pengantar buah PB.25

2.8.3.2. Stasiun Loading Ramp

Buah yang telah selesai ditimbang, dibawa ke loading ramp dan dituang ke tiap-tiap bays dari loading ramp, kemudian diisikan ke dalam lori-lori yang berkapasitas ± 25 ton TBS dengan cara membuka pintu bays yang diatur dengan sistem pintu hydraulic menggunakan elekromotor yang berfungsi untuk membagi ke dalam lori tempat buah. Fungsi loading ramp antara lain adalah: 1. Tempat menampung TBS dari kebun sebelum diproses. 2. Mempermudah pemasukan TBS ke lori. 3. Mengurangi kadar kotoran Universitas Sumatera Utara Lori adalah tempat untuk merebus TBS. Sistem transfer lori digunakan untuk memfasilitasi gerakan lori mulai didaerah loading ramp sampai ke stasiun rebusan. Peralatan yang digunakan adalah capstand, wesel dan jhondree. Kemudian lori buah tersebut ditarik menggunakan tali profelin dengan menggunakan capstand, setelah itu lori didorong masuk ke dalam rebusan menggunakan jhondera. 2.8.3.3. Stasiun Rebusan Sterilizer Setelah lori penuh berisi TBS, kemudian ditarik dengan menggunakan capstand dan selanjutnya dimasukkan ke dalam sterilizer, yaitu bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah. Rebusan adalah bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus TBS dengan uap steam. Steam yang digunakan adalah saturated steam dengan tekanan 2,8 – 3,0 kgcm 2 pada suhu 140 yang berasal dari Back Pressure Vessel. PKS Aek Nabara Selatan memiliki 4 unit rebusan. Lori buah dimasukkan ke dalam stasiun perebusan untuk direbus dengan tujuan : 1. Menurunkan kadar air dalam daging buah Air yang ada di dalam buah akan menguap akibat pengaruh panas yang tinggi pada proses sterilisasi. Penurunan kadar air sangat penting dalam pengolahan pendahuluan dalam bejana pengaduk digester karena mempermudah serat buah terurai antara satu dengan yang lainnya. 2. Menghentikan aktifitas enzim Sebelum dinonaktifkan buah kelapa sawit mengandung lipase dan oksidase yang terus bekerja dalam buah. Dalam hal ini enzim lipase bertindak sebagai Universitas Sumatera Utara katalisator dalam pembentuk peroksida yang kemudian berubah menjadi gugus aldehid dan keton. Senyawa terakhir ini jika dioksidasi lagi akan membentuk asam lemak bebas. Untuk menghentikan aktifitas enzim tersebut maka harus dilakukan perebusan minimal pada temperatur 50ºC. 3. Mempermudah pelepasan buah dari tandannya Di dalam buah terdapat zat-zat polisakarida yang bersifat sebagai zat perekat yang akan terhidrolisa dan pecah menjadi monosakarida yang lain. 4. Melunakkan daging buah pericarp Pericarp yang telah direbus menjadi lunak dan hal ini mempermudah proses pengempaan. Pericarp ini mudah terlepas dari biji karena ketahan mekanis dari ikatan antara pericarp dengan biji akan menurun sehingga bagian mesocrap dan biji dapat dilepas satu sama lain di bagian digester dan akan terpisah sempurna di bagian depericarper. 5. Mempersiapkan biji untuk memperoleh inti biji Kadar air dalam cangkang akan berkurang dengan adanya proses pemanasan dan mengakibatkan elastisitas terhadap benturan saat pada pemecahan biji berkurang. Siklus perebusan adalah waktu yang diperlukan untuk merebus TBS, ditambah dengan waktu untuk memasukan lori ke rebusan dan mengeluarkannya. Proses perebusan dilakukan dengan sistem 3 puncak, dimana puncak pertama dan kedua bertujuan untuk memberikan tekanan kejut sehingga buah lepas dari tandan serta membuat udara di rebusan agar pemanasan pada masa tahap optimum temperatur tercapai. Puncak ketiga bertujuan untuk mematang buah dan melunakan Universitas Sumatera Utara daging buah. Waktu yang digunakan untuk perebusan adalah 90 menit, sedangkan waktu untuk satu siklus perebusan 110-120 menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perebusan tripel peak : 1. Persiapan perebusan Setelah lori-lori dimasukkan kedalam rebusan, pintu ditutup, kran-kran inlet steam, exhaust, dan kondensat ditutup. 2. Deaerasi Inlet steam dibuka dan kran kondensat dibuka untuk membuang udara-udara yang ada didalam rebusan selama 3 – 5 menit. 3. Puncak 1 Kran kondensat ditutup, inlet steam dibuka sampai mencapai tekanan 1,5 kgcm 2 . Setelah tekanan tercapai, kran inlet steam ditutup dank ran kondensat dibuka hingga tekanan mencapai 0 kgcm 2 . 4. Puncak 2 Kran kondensat ditutup dank ran inlet steam dibuka hingga mencapai tekanan 2,0 kgcm 2 . Setelah mencapai tekanan 2,0 kgcm 2 kran inlet steam ditutup dan kran kondensat dibuka hingga mencapai tekanan 0,5 kgcm 2 . 5. Puncak 3 Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka hingga mencapai tekanan 2,8 – 3,0 kgcm 2 . setelah mencapai tekanan tersebut, semua kran ditutup dan ditahan selama 45 menit, kemudian kran exhaust dibuka dan setelah mencapai tekanan 1,0 kgcm 2 , kran kondensat dibuka hingga mencapai tekanan 0 kgcm 2 . Universitas Sumatera Utara 6. Pengeluaran lori Pintu rebusan dibuka dan lori-lori dikeluarkan dengan menggunakan bantuan capstand. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses perebusan : Tekanan uap dan lama perebusan Tekanan dan lamanya waktu perebusan sangat penting karena mempengaruhi hasil perebusan dan efisiensi pabrik sendiri. Apabila tekanan dan waktu perebusan tidak cukup dapat menyebabkan beberapa kerugian, yaitu: 1. Buah kurang masak, sebagian brondolan tidak lepas dari tandan unstriped bunch yang menyebabkan kerugian minyak dalam janjangan kosong bertambah. 2. Pelumatan pada digester tidak sempurna, yaitu sebagian daging buah tidak lepas dari biji sehingga mengakibatkan proses pengempaan tidak sempurna dan mengakibatkan kerugian minyak pada fibre. 3. Ampas fibre basah yang meyebabkan pembakaran dalam ketel uap tidak sempurna. Sedangkan apabila perebusan terlalu lama dapat menyebabkan: a. Buah menjadi memar, kerugian minyak dalam air rebusan kondensat, dan janjangan kosong bertambah. b. Merusak mutu minyak dan inti.

2.8.3.4. Stasiun Penebah Thressing

Universitas Sumatera Utara Proses pada stasiun thressing ini adalah berondolan dipisahkan dari janjangantandannya. Stasiun ini terdiri dari : a. Alat pengangkut lori hoisting crane Hoisting crane ini digunakan untuk mengangkat dan memindahkan lori yang berisi TBS yang telah direbus ke Bunch Auto Feeder dan menurunkan lori pada rel semula. Ketebalan lapisan buah pada bunch feeder sebaiknya 20-30 cm yaitu sekitar 2-3 lori. Penumpukan atau ketebalan buah yang terlalu besar pada bunch feeder mengakibatkan kehilangan pada tandan kosong meningkat dan kesulitan pengontrolan pengumpanan buah ke thresser. Bunch feeder yang digunakan pada PKS Aek Nabara Selatan adalah manual feeder, karena pengoperasiannya tergantung pada level volume digester. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengumpanan adalah : 1. Kecepatan bunch feeder 2. Ketinggian tumpukan di auto feeder 3. Pengoperasian hoisting Crane 4. Ukuran buah b. Mesin Thressing Alat ini berfungsi untuk memisahkan buah berondolan dari janjangan dengan sistem drum berputar sehingga buah akan terangkat dan terbanting. Selanjutnya berondolan akan terlepas dan masuk ke kisi-kisi drum yang lebarnya 4-6 cm. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja thresser adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Feeding, yaitu kualitas ukuran buah dan kuantitas volume umpan ke thresser. 2. Kecepatan drum. 3. Kebersihan kisi-kisi tempat keluarnya berondolan. 4. Sudut pengarah, berfungsi mengarahkan janjangan agar tidak ada beban load didalam drum. 5. Spike, yang berfungsi untuk mengurangi terjadinya USF unstrip fruit. c. Below Conveyor Thressing Alat ini berfungsi untuk mendorong berondolan yang keluar dari threser ke under transfer fruit conveyor. d. Under Transfer Fruit Conveyor Alat ini berfungsi untuk menghantarkan berondolan yang ke luar dari below conveyor thressing menuju ke fruit elevator. e. Fruit Elevator Alat ini berfungsi untuk menghantarkan berondolan dari under transfer fruit conveyor menuju ke fruit top transfer conveyor. f. Fruit Top Transfer Conveyor Alat ini berfungsi untuk menghantarkan berondolan dari fruit elevator menuju fruit distributing conveyor. g. Empty Bunch Conveyor Alat ini berfungsi untuk menghantarkan janjangan kosong dari threser menuju elevator empty bunch crusher dan elevator empty bunch shredder. f. Empty Bunch Shredder Universitas Sumatera Utara Melalui elevator empty bunch crusher janjangan masuk ke empty bunch crusher untuk pengepressan janjangan dan persiapan feeding ke empty bunch shredder. g. Under Transfer Fruit Conveyor Berondolan akan masuk ke under transfer fruit conveyor untuk diproses kembali dan janjangan yang masih terdapat berondolan akan kembali masuk ke empty bunch conveyor untuk diproses kembali. Janjangan yang sudah bersih dari berondolan akan masuk ke elevator empty bunch shredder, lalu masuk ke distribution shredder conveyor untuk dibawa ke shredder agar dicacah. Hasil cacahan masuk ke inclined empty bunch conveyor I, II dan horizontal hopper conveyor untuk dibawa ke hopper. 2.8.3.5. Stasiun Pengepressan Pressing Stasiun kempa adalah stasiun pengambilan minyak pertama. Pada stasiun ini minyak diperoleh dengan cara melumat dan mengempa berondolan Proses pemisahan daging buah dengan biji nut dan proses pengambilan minyak kasar dari daging buah terjadi pada stasiun ini. Adapun proses pada stasiun ini adalah : a. Fruit Distributing Conveyor Menghantarkan berondolan dari fruit top transfer conveyor sekaligus membagi berondolan ke dalam digester yang dioperasikan. b. Recycling Conveyor Mengembalikan berondolan yang tidak tertampung oleh digester didorong ke under transfer fruit conveyor. c. Digester Pengaduk Universitas Sumatera Utara Digester berfungsi untuk melunakkan dan mengaduk buah. Digester adalah ketel tegak yang mempunyai dinding rangkap, poros pemutar yang dilengkapi dengan pisau – pisau pengaduk. Jumlah pisau pengaduk dalam satu buah digester terdiri dari empat pasang pisau pengaduk yang bertingkat dan satu pasang pisau pelempar. Letak pisau ini dibuat bersilangan antara pasangan yang satu dengan yang lain dan dipasang miring agar daya adukan cukup besar dan sempurna. Untuk start up awal digester diisi penuh 80 , kemudian diputar selama 15 menit dan line press dibuka. Air delusi ditambahkan pada chute dengan komposisi minyak : air : NOS = 40 : 40 : 20. Alat ini berfungsi untuk :. 1. Melepaskan biji dari daging buah yang membungkus. 2. Melumat daging buah. 3. Meremas struktur jaringan dan pembukaan sel dimana minyak terkandung di dalamnya. Digester minimal berisi ¾ dari kapasitas nya dan waktu yang dibutuhkan untuk pelumatan 15-20 menit, temperatur digester harus tetap dijaga antara 90-95 . Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja digester antara lain: 1. Kebersihan bottom plate. 2. Kematangan buah yang sudah direbus. 3. Kecepatan pengadukan yaitu sebesar 25 rpm. 4. Kondisi plat siku penahan pada dinding digester. 5. Waktu pengadukan 15 – 20 menit. d. Pengempaan Screw Press Universitas Sumatera Utara Pengempa digunakan untuk mengepres buah yang sudah diaduk dari digester dengan menggunakan sistem hidrolik sehingga minyak kasar keluar dari daging buah sekaligus memisahkan minyak kasar dari serat biji sawit. Prinsip dari pengepresan adalah suatu penekanan terhadap buah yang telah diaduk sehingga terperas dan mengeluarkan minyak yang selanjutnya dialirkan ke sand trap. Screw press berfungsi untuk memeras daging buah dari digester sehingga didapat hasil minyak kasar dan serabut fiber. Alat ini biasanya berkapasitas 10 ton TBS jam, dengan tekanan hidrolik cone maksimum 50 kgcm 2 . Konstruksi berupa uliran ganda yang berputar berlawanan arah dengan tekanan tertentu serta di bantu dengan aliran air panas air delusi. Press yang digunakan di PKS Aek Nabara Selatan berjumlah 4 buah untuk masing-masing line yang terbagi menjadi 3 jenis yaitu: 1. Laju, dengan kapasitas 10-12 tonjam sebanyak 4 unit 2. Stork, dengan kapasitas 10-12 tonjam sebanyak 1 unit 3. MJS, dengan kapasitas 15-17 tonjam sebanyak 3 unit Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja press: 1. Kondisi worm atau main screw press 2. Tekanan cone 3. Kematangan buah yang direbus 4. Kebersihan pada press 5. Air delusi, yang berfungsi untuk mempermudah proses pemisahan minyak dan air jika air delusi terlalu sedikit, minyak yang dihasilkan lebih murni tapi loses minyak tinggi. Temperatur air delusi harus dijaga 90 – 95 C. Universitas Sumatera Utara Penambahan air delusi dilakukan dengan perbandingan antara minyak, air dan NOS = 40 : 40 : 20

2.8.3.6. Stasiun Klarifikasi Clarification Station

Stasiun pemurnianklarifikasi minyak berfungsi untuk memisahkan minyak dengan kotoran serta unsur – unsur yang mengurangi kualitas minyak dan mengupayakan agar kehilangan minyak seminimal mungkin. Stasiun ini merupakan stasiun pemurnian minyak yang masih banyak mengandung kotoran seperti air, lumpur dan sebagainya. Minyak yang berasal dari pressing station yaitu diluted crude oil merupakan minyak yang masih kotor. Dilution water merupakan air condensate yang berasal dari proses perebusan yang ditambahkan ke dalam crude oil pada oil gutter yang berfungsi untuk membantu proses pemisahan crude oil minyak. Dilution water yang akan ditambahkan sebanyak 18 dari kapasitas pabrik. Minyak kasar crude oil hasil proses pemerasan di stasiun pressing diproses dengan berbagai macam perlakuan sehingga diharapkan minyak CPO terpisah dari air dan NOS Non Oil Solid pada`stasiun klarifikasi. a. Sand Trap Tank Sand trap tank berfungsi untuk menangkap pasir minyak yang akan mengalir melalui baffle – baffle yang berfungsi untuk menangkap pasir. Jumlah sand trap tank pada PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit PKS Aek Nabara Selatan adalah berjumlah 2 unit dengan masing – masing kapasitas 12 m³jam. Dalam Universitas Sumatera Utara melakukan blow down harus dengan suhu 95° C sehingga yang terbuang adalah benar – benar NOS Non Oil Solid. Faktor –faktor yang mempengaruhi efektifites sand trap tank : 1. Temperatur 90 - 95° C 2. Kondisi umpan 3. Kondisi baffle b. Vibro Seperator Vibro seperator berfungsi untuk menyaring Crude Oil dari serabut serabut yang dapat menggunakan proses pemurnian minyak. Vibro seperator memiliki 3 jenis lapisan yang terdiri dari 2 lapisan yaitu single deck, dan 1 double deck. PKS Aek Nabara Selatan adalah jenis double deck dengan ukuran mesh 2040 yang berjumlah 3 unit, getaran vibro separator dikontrol melalui penyetelan bandul uang diikat pada electromotor. c. Crude Oil Tank COT Crude oil tank merupakan tangki penampung minyak kasar hasil saringan dari vibro separator sebelum dikirim kebagian tangki ditribusi dengan menggunakan pompa. Fungsi crude oil tank adalah untuk transit tank, menambah panas, menurunkan NOS Non Oil Solid. Faktor yang mempengaruhi kerja dari COT adalah temperatur dan kondisi baffle jumlah COT yang ada di PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit PKS Aek Nabara Selatan adalah 2 unit dengan dasar tangki berbentuk segi empat. Crude oil tank dilengkapi dengan steam coil untuk memanaskan campuran minyak yaitu dengan suhu 95° C. Untuk menjaga kebersihan dalam tangki harus dilakukan blowdown setiap 4 jam sekali. Universitas Sumatera Utara d. Vertical Clarifier Tank VCT Vertical clarifier tank berfungsi untuk memisahkan minyak, air dan NOS secara grafitasi. Untuk efektifitas kerja dari VCT adalah dengan ketebalan minyak ± 60 cm dan baru dilakukan pengutipan melalui skimmer. Pemisahan antara minyak dan air adalah dengan perbedaan berat jenis dan suhu yang baik untuk terjadinya pemisahan antara air dan minyak adalah 90 – 95°C, dimana minyak akan selalu berada diatas karena berat jenis minyak 1, sedangkan berat jenis air adalah 1. VCT yang digunakan di PKS Aek Nabara Selatan adalah 2 unit 1 unit digunakan untuk proses pemurnian minyak dan 1 unit untuk proses pengutipan minyak dari rudockfat fit. Faktor yang mempengaruhi kinerja VCT adalah : 1 Temperatur yaitu 90 - 95° 2 Air Dilution 3 Stirer 4 Kualitas Feeding 5 Blowdown, dilakukan secara rutin. e. Oil Tank Oil Tank berfungsi oil tank sebagai tempat transit minyak sebelum diolah di oil purifier. Untuk membuang kotoran yang terdapat pada bagian bawah oil tank harus dilakukan blow down setiap 1 jam sekali. Pada oil tank suhu harus dijaga pada suhu 95°C untuk mengurangi kadar air sehingga kerja oil purifier tidak terlalu berat. Universitas Sumatera Utara Minyak dari vertical clarifier tank masuk ke oil tank pertama sampai ketinggian minyak di dalam tangki sekitar 60. Bila melebihi dari 60 , akan terjadi overflow ke oil tank yang berikutnya. Oil tank yang digunakan 3 buah, dimana 1 tangki sebagai cadangan. Dengan demikian, akan memungkinkan terjadinya pengendapan kotoran di oil tank. Faktor yang mempengaruhi kinerja oil tank : 1. Temperatur harus berkisar 90 – 95°C 2. Kebersihan tangki 3. Kondisi steam coil 4. Blow down f. Oil Purifier Oil purifier berfungsi untuk mengurangi NOS dan kadar air dengan cara centrifugal. Pembukaan seal water dilakukan diawal proses dan saat beroperasinya kran seal water harus sudah ditutup, karena apabila kran terbuka akan mengakibatgkan kadar air dalam minyak meningkat Oil purifier yang digunakan PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit PKS Aek Nabara Selatan sebanyak 5 unit, beroperasi 4 unit dan 1 uint persediaan. Faktor yang mempengaruhi kinerja oil purifier adalah : 1. Kontrol valve feeding 2. Kondisi gear pump 3. Stainer 4. Rpm g. Vacum Dryer Universitas Sumatera Utara Fungsi vacuum dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Vacuum dryer yang digunakan berjumlah 2 buah, yang masing-masing dilengkapi dengan stean ejector. Temperatur minyak dibuat 90-95 C supaya kadar air cepat menguap dan uap air tersebut akan terisap oleh injection steam, selanjutnya terdorong keluar. Steam yang digunakan pada steam ejector adalah superheated steam dari boiler dengan tekana 15 kgcm 2 . Steam dan air dari steam ejector kemudian dialirkan ke hot well tank. Minyak yang telah bersih keluar dari bottom vacuum dryer dan selanjutnya dipompakan ke storage stank melalui oil cooler untuk didinginkan sampai suhu 50 C.

2.8.3.7. Stasiun Kernel Kernel Plant

Kernel plant ini berfungsi untuk memproses campuran ampas fibre dan biji nut yang ke luar dari screw press diproses untuk menghasilkan : 1 Cangkang shell dan fibre sebagai bahan bakar boiler. 2 Inti sawit kernel sebagai hasil produksi yang siap di pasarkan. a. Cake Breaker Conveyor Cake breaker conveyor terdiri dari 1 talang yang mempunyai dinding rangkap. Didalam conveyor, press cake diaduk-aduk sehingga ampas yang lebih ringan akan mudah dipisahkan dari biji. PKS Aek Nabara Selatan menggunakan 2 unit cake breaker conveyor. Cake breaker conveyor berfungsi untuk menghantarkan ampas dan biji dari press ke depericarper dan memecahkan gumpalan cake ke stasiun press ke depericarper. b. Depericarper Universitas Sumatera Utara Depericarper berfungsi untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber untuk bahan baker boiler. PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit PKS Aek Nabara Selatan memiliki 2 unit depericarper. Efektivitas kerja dari depericarper adalah banyaknya fiber yang terikut pada nut. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas kerja depericarper adalah : 1. Air lock pada fibre cyclone dan CBC 2. kualitas umpan 3. adjustement dumper pada fan kolom 4. kondisi ducting 5. Rpm fan 6. Kondisi fan 7. Kebersihan c. Nut polishing Drum Nut yang berasal dari depericarper kemudian dipoles atau dibersihkan di nut polishing drum sehingga nut bebas dari fibre. Nut polishing drum adalah suatu drum yang berputar yang mempunyai plat-plat yang dipasang miring pada dinding bagian dalam dan pada asnya. Di ujung nut polishing drum memiliki kisi-kisi sebagai tempat keluarnya nut yang kemudian jatuh ke conveyor dan dihisap ke nut transport. Biji yang telah dipisahkan dari ampasnya masuk ke dalam nut polishing drum dan karena putaran drum tersebut, biji-biji akan dipolish untuk melepaskan serat-serat yang masih tinggal pada biji oleh plat-plat yang ada pada dinding dan asnya. Kecepatan dinding putaran adalah 26-28 rpm. Universitas Sumatera Utara Fungsi dari nut polishing drum 1. Memisahkan nut dari sampah 2. Membersihkan biji dari serabut yang masih melekat 3. Memisahkan gradasi nut 4. Membawa nut dari depericarper ke nut transport Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas nut polishing drum adalah : 1. Jumlah lubang penyaring 2. Kondisi plat pengarah 3. Diameter lubang penyaring 4. Aliran udara 5. Diameter dan panjang drum 6. Kualitas dan kuantitas 7. Kebersihan d. Nut Transport Nut transport berfungsi untuk menghantarkan nut dari nut polishing drum ke nut silo. Nut transport dilengkapi dengan blower dan cyclone untuk menghisap nut. Nut yang jatuh ke nut conveyor diatur kecepatannya dengan menggunakan air lock, sehingga nut tidak jatuh bersamaan. e. Nut Silo Nut silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses berikutnya. Jumlah nut silo dalam PKS Sei Silau ada 2 unit dengan dan memiliki 3 sekat, yang mana sekat 1 yang memiliki vibrating grate setelah ripple mill adalah merupakan tempat untuk buah dura dan lainnya adalah untuk tenera. Universitas Sumatera Utara Kebersihan shaking grade pada nut silo harus di perhatikan karena mempengaruhi terhadap keluaran nut silo, agar nut silo yang terolah sesuai dengan FIFO first in first out. f. Ripple Mill Ripple mill berfungsinya untuk memecah nut dengan menjepit. PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit PKS Aek Nabara Selatan menggunakan 6 unit ripple mill yang terbagi menjadi 2 line. Ripple mill memecah nut dengan cara menjepit nut diantara ripple plate dan rotor. Ripple mill 1,2,4 dan 5 memiliki kapasitas olah 4 tonjam. Sedangkan ripple mill 3 dan 6 memiliki kapasitas olah 5 ton jam. Faftor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pemecah adalah : 1. Rpm 2. Kualitas dan kuantitas umpan 3. Jarak antara cover dengan rotor 4. Kondisi ripple plate dan rotor bar 5. Jumlah roller bar Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya inti pecah yang keluar dari ripple mill adalah : 1. Nut terlalu kering 2. Clearence antara ripple plat dengan rotor bar terlalu kecil 3. Persentase nut pecah pada umpan terlalu besar 4. Umpan yang terlalu banyak g. LTDS Light Tenera Dust Separation Universitas Sumatera Utara Fungsi dari LTDS adalah untuk memisahkan cangkang dan inti serta membawa cangkang untuk bahan bakar boiler. Cangkang akan terhisap oleh blower ke bagian atas dan selanjutnya diangkut untuk bahan boiler. Inti yang lebih berat jatuh ke kernel grading drum dry system, sedangkan inti yang lebih ringan dan cangkang yang lebih berat jatuh ke hydrocyclone wet system. Pemisahan dilakukan dengan pengisapan dengan menggunakan blower. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja LTDS adalah : 1. Kualitas dan kuantitas umpan 2. Adjusment dumper coulum 3. Hisapan dumper, air lock, blower h. Kernel Grading Drum Fungsi kernel grading adalah untuk menyaring nut utuh dan pecah yang berukuran besar yang dapat terikut ke produksi untuk diolah ulang. Jumlah kernel grading drum yang ada sebanyak 2 unit Faktor yang mempengaruhi kineja kernel grading drum adalah : 1. Kualitas dan kuantitas umpan. 2. Lubang pada drum baik ukuran lubang maupun jumlahnya 3. Tuas pembersih 4. Pengarah 5. Rpm, diameter dan panjang drum i. Hydrocyclone Fungsi hydrocyclone untuk memisahkan inti dengan cangkang yang keluar dari LTDS. Pemisahan inti dan cangkang pada hydrocyclone didasarkan atas gaya Universitas Sumatera Utara sentrifugal berat jenis, dimana berat jenis cangkang 1,3 sedangkan berat jenis inti 1,08. Hydrocyclone terdiri dari : 1. Tabung pemisah cyclone yang dilengkapi dengan pompa pengutip vortex finder. 2. Bak air penampung cracked mixture yang terdiri dari beberapa sekat. 3. Dewatering water drum untuk inti dan cangkang Prinsip kerja Hydrocyclone: 1. Campuran cangkang dan inti yang keluar dari LTDS dimasukkan ke dalam bak pertama, lalu oleh pompa hydrocylone dipompa kedalam cyclone, campuran ini akan diputar dan oleh gaya sentrifugal, inti yang mempunyai berat jenis yang lebih kecil akan berkumpul di tengah cyclone lalu melalui vortex finder keluar dari sebelah atas dan kembali ke bak pertama. 2. Inti yang telah bercampur air ini kemudian masuk ke kernel dewatering screen untuk memisahkan air selanjutnya inti secara teratur banyaknya diatur oleh air logmasuk ke kernel transport untuk dimasukkan ke dalam kernel silo. 3. Cangkang yang memiliki berat jenis yang lebih besar akan berkumpul di bagian pinggir cyclone lalu keluar dari bawah bersama air masuk ke bak kedua. Cangkang akan keluar ke sall dewatering screen dan keluar dari bak II. Jika persentase inti dalam cangkang terlalu tinggi maka vortex finder diturunkan sebaliknya apabila persentase cangkang dalam inti tinggi, vortex finder dinaikkan. 1. Kondisi pompa Universitas Sumatera Utara 2. Kondisi dewatering drum. 3. Kondisi baffle sekat. j. Kernel silo Fungsi kernel silo adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti produksi. PKS Aek Nabara Selatan menggunakan 4 buah kernel silo 2 kernel silo tiap line. Pengeringan dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas dari steam heater. Udara dipanaskan dengan steam, oleh blower dihembuskan kedalam silo. Temperatur dalam kernel silo terbagi dalam 3 tingkatan yaitu bagian atas 60 C, bagian tengah 70 C, dan bagian bawah 80 C. Pengeringan dilakukan dalam kernel silo selama 5 – 8 jam. Kadar air inti yang terlalu rendah dapat menyebabkan kadar inti berubah warna terlalu besar. Sebaliknya jika inti kurang kering: 1. Kadar minyak yang diperoleh rendah 2. Inti akan berjamur 3. Kadar ALB dalam inti tinggi k. Kernel storage Fungsi kernel storage adalah sebagai tempat penyimpanan inti produksi sebelum di kirim keluar untuk dijual. Kernel storage memliki sebuah fan agar uap air yang terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam storage lembab, yang kemudian menyebabkan timbulnya jamur pada inti. Inti dari kernel silo diangkut ke kernel storage menggunakan screw conveyor dan pneumatic conveyor serta kernel elevator. Universitas Sumatera Utara 2.8.4. Mesin dan Peralatan 2.8.4.1. Mesin