3.5 Sanitasi dan Higiene
Sanitasi dan higiene karyawan merupakan hal penting yang harus diperhatikan. PT. Indofarma Persero Tbk memiliki kotak P3K Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan, toilet, tempat cuci tangan dan ruang istirahat yang terpisah dari ruang produksi. Kantin juga diatur sedemikian rupa sehingga
lokasinya mudah dijangkau dan tidak berhubungan langsung dengan gedung produksi yang dapat menggangu jalannya proses produksi.
Karyawan yang berada di ruang produksi harus menggunakan pakaian kerja yang disediakan lengkap dengan topi, masker, sarung tangan dan sepatu karet.
Manager, asisten manager, supervisor dan mandor senantiasa memperhatikan, mengawasi serta melakukan pendekatan kepada karyawan untuk memakai
perlengkapan kerja dengan lengkap. Tujuannya untuk mencegah terjadinya kontaminasi dan melindungi karyawan dari bahaya obat yang merupakan racun
bagi manusia. Disarankan untuk terus melakukan pendekatan dan pengawasan, memotivasi serta meningkatkan kedisiplinan karyawan dalam hal perlengkapan
kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan pendekatan secara audio visual yaitu dengan melibatkan karyawan tersebut sebagai peraga sehingga diharapkan lebih mudah
diingat dan dilaksanakan. Pemeriksaan terhadap karyawan dilakukan secara rutin untuk menjamin keselamatan karyawan. Prosedur sanitasi dan higiene dievaluasi
secara berkala untuk memastikan bahwa prosedur yang bersangkutan masih cukup efektif dan selalu memenuhi persyaratan.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Produksi
Proses produksi di PT. Indofarma Persero Tbk melibatkan semua bagian yang berada dibawah direktorat produksi. Proses produksi berpedoman kepada
Perintah Pengolahan PP dan Catatan Pengolahan Bets CPB dimana formula dan proses telah divalidasi melalui pelaksanaan trial produksi dari litbang. Sistem
penomoran ditetapkan untuk memudahkan pengendalian selama produksi berlangsung dan penelusuran kembali apabila ada keluhan produk dari konsumen.
Proses produksi di bidang produksi I menggunakan sistem vertical closed system, dimana proses pemindahan bahan baku atau produk antara dilakukan
dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi atau menggunakan tenaga manusia, mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi, serta memungkinkan untuk
mengolah produk dengan ukuran bets yang besar. Bidang produksi II membawai 3 seksi yaitu seksi salep, sirup, serbuk, seksi
β-laktam, dan seksi produksi steril. Pelaksanaan proses produksi di bidang produksi II menggunakan sistem vertical closed system yang ditetapkan untuk
produksi oralit. Sedangkan untuk produksi sediaan β laktam dan steril
menggunakan horizontal closed system. Bahan baku selama proses dipindahkan dengan sistem tertutup
menggunakan azo power pneumatic transport yang berfungsi memindahkan bahan yang didispensing. Untuk mengirim campuran bahan dalam bin di lantai
tiga ke lantai dua atau ke lantai satu menggunakan tunnel. Proses pengemasan berada dibawah bidang ini untuk memudahkan koordinasi karena besarnya
volume produksi.
Universitas Sumatera Utara
Pada saat dikeluarkan Perintah Pengolahan PP dan Perintah Kemas PK dikenal ada dua proses yaitu, in line process one line process dan non in line
process. In line process yaitu proses dimana hasil produksi langsung dikemas dalam wadah pengemasan, PP dan PK dikeluarkan bersama-sama. Jadi mulai dari
bahan awal sampai menjadi menjadi produk dalam kemasan akhir, proses tidak terputus. Proses ini ditetapkan untuk produk cair, sirup cair, sirup kering, salep
dan oralit. Sedangkan non in line process PP dan PK tidak dikeluarkan secara bersama-sama. Setelah PP dikeluarkan dimulailah proses penyiapan bahan awal
sampai menjadi produk yang siap dikemas. Produk ini dikarantina menunggu hasil pengujian kemudian dikeluarkan PK. Proses ini ditetapkan pada proses
pembuatan kapsul, tablet, dan sediaan steril. Seksi produksi steril bertanggung jawab terhadap proses produksi sediaan
steril termasuk proses pengemasan produk dan pemeriksaan kejernihan sediaan ampul dan pencetakan label.
Bidang produksi herbal secara keseluruhan telah mengacu pada Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik CPOTB, baik bangunan, personalia,
peralatan dan proses produksinya. PT. Indofarma Persero Tbk sudah mempunyai pusat ekstraksi yang digunakan sebagai sarana pengolahan dari bahan alam yang
modern meliputi unit ekstraksi, destilasi dan produksi yang dilengkapi fasilitas produksi sendiri. Pengadaan bahan baku dilakukan melalui petani binaan.
Pembentukan petani binaan dimaksudkan agar simplisia yang dihasilkan dapat terjamin mutunya, selanjutnya simplisia dilakukan standarisasi simplisia sebagai
bahan baku ekstrak yang disesuaikan dengan buku resmi yang digunakan Materia Medika Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Pengadaan bahan baku dan penolong yang berasal dari luar negeri dilakukan secara impor langsung dari suplier luar negeri atau melalui perwakilan agen di
dalam negeri. Pengadaan bahan baku produksi dilakukan secara sekaligus dengan pengaturan waktu penyerahan barang sesui dengan jadwal penggunaan.
Pengaturan Jadwal Kedatangan Barang JKB dilakukan berdasarkan kemampuan keuangan, jadwal produksi dan kapasitas gudang yang tersedia.
Bidang Perencanaan dan Pengendalian Produksi dan Persediaan PPPP merupakan jembatan komunikasi antara pemasaran, produksi, pengadaan,
penyimpanan dan pengembangan produk. Perencanaan produksi harus dilakukan sebaik mungkin dengan mempertimbangkan variabel-variabel yang
mempengaruhi sehingga tidak terjadi penimbunan atau kekurangan stok barang. PPPP menyusun rencana dengan menyesuaikan permintaan marketing dan bidang
produksi dengan mempertimbangkan anggaran, persediaan bahan baku, jadwal, kapasitas produksi dan peralatan yang tersedia. Fungsi PPPP akan optimal jika
didukung dengan sumber daya manusia yang menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang sistem informasi.
Bidang Penelitian dan Pengembangan Litbang diharapkan mampu mengembangkan diri secara optimal dalam kemajuan perusahaan. Litbang
mempunyai peran yang penting dalam mendukung kegiatan operasional dan pengembangan perusahaan. Meskipun produk utama PT. Indofarma persero Tbk
merupakan obat-obat generik, namun Litbang tetap dibutuhkan untuk dapat menyusun formula induk bagi produk-produk yang akan dibuat, yang biasanya
merupakan me too produk. Peran bidang Litbang dibutuhkan untuk membuat formula alternatif agar produk yang dihasilkan tetap memenuhi persyaratan.
Universitas Sumatera Utara
Disamping obat generik, saat ini PT. Indofarma Persero Tbk telah melakukan pengembangan kearah produk herbal medicine. Hal tersebut merupakan tantangan
sekaligus beban tugas bagi Litbang untuk dapat terus melakukan inovasi dan mengembangkan produk-produk baru. Bidang Litbang masih memiliki beberapa
kelemahan antara lain formula yang sangat sulit untuk diproduksi dan sering kali membutuhkan reformulasi ataupun reproses. Dengan adanya reproses terhadap
suatu produk, akan menyebabkan kerugian, baik dari segi biaya, waktu dan tenaga. Untuk mengatasi masalah-masalah seperti itu, hendaknya dilakukan
evaluasi terhadap formula induk. Selama perusahaan melakukan renovasi, perusahaan melakukan outsourcing
sebagai aktifitas produksi dengan melakukan toll out manufacturing. Kondisi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pesanan, meskipun disadari pada
gilirannya akan menambah biaya produksi. Sebab, selain tetap harus mengeluarkan dana tetap produksi, perusahaan juga harus mengeluarkan dana
tambahan untuk toll out manufacturing ini. PT. Indofarma Persero Tbk masih menjadi leader market untuk pasar obat generik di Indonesia. Untuk
mempertahankan share market pasar generik, tahun 2009 diluncurkan beberapa produk baru yang diharapkan bisa meningkatkan dan menambah kontribusi
terhadap total penjualan, seperti Amlodipin , Paracetamol drop dan Zinkid.
3.7 Pengawasan Mutu