Bidang Produksi I Direktorat Produksi

dan kepedulian. Dari segi profesional, perusahaan menjunjung tinggi integritas, komitmen seluruh insan dan kepurnaan. Dari segi kewirausahaan, dimana perusahaan berpandangan visioner, inovasi untuk pertumbuhan dan fokus kepada pelanggan. Dari segi kepedulian, perusahaan menghargai sikap dan pandangan orang lain, kerja sama tim serta kesetaraan atas kesempatan dan penghargaan.

2.10.1 Direktorat Produksi

Direktorat Produksi PT. Indofarma Persero Tbk dipimpin oleh seorang direktur yang membawahi tujuh bidang, dimana setiap bidang dipimpin oleh seorang manajer yang dibantu oleh asisten manajer dan supervisor. Struktur organisasi direktorat produksi sebagai berikut: PRODUKSI Procurement Penelitian pengembanga Teknik Pemeliharaan Produksi I pppp Produksi II Quality AssuranceControl Gambar 2.3 Struktur Organisasi Direktorat Produksi PT. Indofarma Persero Tbk.

2.10.1.1 Bidang Produksi I

Bidang Produksi I dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi empat seksi Seksi Solid I, Seksi Solid II, Seksi Pengemasan dan Seksi Herbal. Struktur organisasi bidang produksi I sebagai berikut: PRODUKSI I Pengemasan Solid I Herbal Solid II Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Struktur Organisasi Bidang Produksi I PT. Indofarma Persero Tbk. Tanggung jawab masing-maing seksi dibidang produksi I sebagai berikut: a. Seksi Solid I, bertanggung jawab dalam pembuatan massa tablet dan kapsul. b. Seksi Solid II, bertanggung jawab dalam pencetakan tablet filling kapsul. c. Seksi Pengemasan, bertanggung jawab dalam pengemasan tablet dan kapsul non ß-laktam. d. Seksi Herbal , bertanggung jawab dalam produksi herbal. Visi dari bidang Produksi I adalah commit to SQC Supply, Quality and Cost. Bidang Produksi I dalam menjalankan kegiatannya selalu berkomiten bahwa penyediaan bahan yang sesuai rencana dan tepat waktu akan menjamin kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasinya sehingga efisiensi biaya tercapai dan keuntungan juga tercapai. Ukuran kinerja bidang Produksi I ditentukan dengan menggunakan indikator kunci Key Performance Indicator, yaitu: a. Monthly production achievement produksi bulanan yang tercapai. b. Process cycle time meet standart waktu tunggu lead time. c. Yield hasil akhir. d. Succesfull batch produk yang berhasil diproduksi. e. Effective machine hour jam kerja mesin efektif. Untuk dapat mencapai keberhasilan diatas, maka perlu diperhatikan faktor- faktor yang menentukan, yaitu perencanaan produksi yang baik, formula, metode, proses produksi yang handal dan tervalidasi, mesin-mesin yang terkualifikasi dan terawat, personil yang kompeten, bahan baku yang tersandarisasi dan lingkungan produksi yang terkualifikasi dan terkondisi dengan baik. Universitas Sumatera Utara Fungsi dan tugas dari bidang Produksi I adalah: a. Merencanakan produksi. b. Mengkoordinir pelaksanaan produksi. c. Mengendalikan pelaksanaan produksi dan sumber daya manusia sebagai pelaksanaannya. d. Mengawasi pelaksanaan produksi. Perencanaan produksi dilakukan berdasarkan rencana penjualan, kemudian disusun RPB Rencana Produksi Bulanan oleh bidang PPPP Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan yang berisi item produk dan jumlahnya. Bidang produksi mengkonfirmasi kesanggunpan RPB dengan memperhitungkan kapasitas mesin, personel dan waktu kerja. RPB selanjutnya di break down menjadi RPM Rencana Produksi Mingguan. RPB maupun RPM yang telah disetujui oleh PPPP selanjutnya direalisasikan dengan penerbitan PP Perintah Produksi dan PK Perintah Kemas. PP dan CPB Catatan Produksi Bets digunakan sebagai bon permintaan bahan baku kepada bagian penyimpanan LBA Logistik Bahan Awal. Di gudang, bahan yang diminta bidang Produksi I dipersiapkan untuk diproses. Penimbangan dilakukan oleh petugas dispensing dengan disaksikan oleh petugas IPC In Proces Control, kemudian dilakukan serah terima bahan baku kepada bidang Produksi I. Proses produksi dilaksanakan sesuai persyaratan CPOB. Dokumen yang menyertai proses produksi yaitu CPB, pengolahan dan pengemasan. Setelah diperoleh produk ruahan, bidang Produksi I membuat Bukti Penyerahan Produk Ruahan BPPR untuk bidang PPPP sebagai dasar untuk dibuat PK Perintah Kemas. BPPR dibuat setelah produk ruahan dinyatakan memenuhi syarat laboratorium melalui IPC. Setiap kegiatan harus Universitas Sumatera Utara berdasarkan prosedur tetap yang berlaku dan setiap tahap dilakukan IPC, baik oleh personel produksi maupun personel bidang Pemastian Mutu. Proses produksi tablet dibidang Produksi I dilakukan dengan metode Vertical Closed Sistem, yaitu sistem vertikal tertutup dimana proses produksi dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Metode ini dilaksanakan dibidang Produksi I karena bentuk bangunan memungkinkan metode tersebut dilakukan tiga lantai dan produksinya besar sehingga efisiensi tenaga tercapai. Keuntungan sistem ini adalah dapat meminimalkan terjadinya kontaminasi silang, bets dapat dibuat dalam kapasitas besar, efisiensi dari segi waktu, tenaga, tempat maupun energi. Seksi Solod I Seksi ini bertugas dalam persiapan pengolahan, penyiapan bahan awal, dan pembuatan massa. Pembuatan massa meliputi pembuatan massa tablet dan kapsul non β laktam. Bahan yang telah ditimbang dibawa ke lantai tiga bersama CPB Catatan Pengolahan Bets kemudian dilakukan penimbangan ulang sebagai recheck. Bahan aktif dan bahan penolong tersebut dipindahkan dengan menggunakan pipa penyedot vakum azo yang didalamnya dilengkapi ayakan berputar rotatif sieve dan filter untuk memisahkan partikel besar. Kemudian dimasukkan ke dalam bin sebagai penampung. Bahan dalam bin dibawa dengan forklift dan siap dibuat massa melalui proses mixing yang dilakukan dengan menggunakan mixer diosna di lantai II. Setelah homogen, campuran diperiksa oleh petugas IPC, sementara menunggu hasil uji, wadah campuran diberi label karantina. Universitas Sumatera Utara Skema kegiatan dapat dilihat pada bagan berikut: Gambar 2.5 Skema Kegiatan Seksi Solid I Permintaan bahan ke LBA Penerimaan bahan dari LBA Pengiriman massa ke Solid II bersama BPPA Pencampuran bahan PP dari PPPP Keterangan: PP Perintah Pengolahan LBA Logistik Bahan Awal BPPA Bukti Penyerahan Produk Antara Seksi Solid II Seksi ini berada di lantai II, bertugas melakukan pencetakan massa tablet dan pengisian kapsul dari seksi solid I pembuatan massa yang telah dinyatakan lolos uji, sampai menjadi produk ruahan yang lolos uji dan siap dikemas. Tahap- tahap yang dilakukan oleh seksi pencetakan dapat dilihat pada skema berikut: Pencetakan tablet Pengujian tablet inti Penyalutan tablet Penyerahan ke pengemasan bersama BPPR Pengujian produk ruah Pengisian kapsul Massa dari solid I Gambar 2.6 Skema Kegiatan Seksi Solid II Keterangan: BPPR Bukti Penyerahan Produk Ruah Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan kualitas produk antara dan produk ruahan oleh operator dilakukan selama proses berlangsung dan sewaktu-waktu oleh IPC agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan. Produk ruahan yang sudah lolos uji diserahkan ke seksi pengemasan dari seksi Solid II untuk dikemas menjadi produk jadi. Seksi Pengemasan Proses pengemasan adalah bagian siklus produksi yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi. Pengemasan berhubungan dengan stabilitas obat yang berfungsi melindungi obat terhadap kelembaban, suhu, cahaya, iklim, dan benturan. Selain itu kemasan juga mempengaruhi daya tarik produk terhadap konsumen. Skema kegiatan seksi pengemasan dapat dilihat dibawah ini: Penerimaan bahan kemas dari LBA Permintaan bahan kemas ke LBA PK dari PPPP Pengemasan primer Produk ruah dari solid II Pengemasan sekunder dan tersier Pengiriman produk jadi ke LPJ bersama BPPJ Gambar 2.7 Skema Kegiatan Seksi Pengemasan Keterangan: PK Perintah Kemas BPPJ Bukti Penyerahan Produk Jadi Universitas Sumatera Utara Jika ditinjau dari waktu dikeluarkannya PP dan PK, dikenal dua proses yaitu: a. In line process yaitu proses dimana hasil produksi langsung dikemas dalam wadah pengemasnya, PP dan PK dikeluarkan bersamaan. Jadi mulai dari bahan awal sampai menjadi produk dalam kemasan akhir, proses tidak terputus. Proses ini diterapkan dalam sirup cair, sirup kering, salep dan oralit. b. Non in line process, PP dan PK tidak dikeluarkan bersamaan. Setelah PP dikeluarkan, dilakukan penyiapan bahan awal sampai menjadi produk yang siap dikemas. Produk ini dikarantina menunggu dikeluarkannya PK. Proses ini diterapkan dalam pembuatan tablet, kapsul dan produk steril. Pengemasan merupakan terminal akhir produksi sebelum dipasarkan, sehingga suatu produk harus memenuhi syarat-syarat pengemasan yang baik, yaitu: a. Melindungi produk. b. Inert, spesifik bahan pengemasnya. c. Harus aman, tidak mudah dibuka oleh anak-anak. d. Menarik terutama untuk kemasan obat bebas. Tujuan dilakukan perubahan kemasan adalah: a. Untuk memberikan proteksi obat yang lebih baik. b. Image baru. c. Menonjolkan produk tersebut dari produk lainnya competitor. d. Promosi. e. Sumber informasi. Universitas Sumatera Utara Bahan pengemas dibedakan menjadi tiga macam yaitu: a. Bahan pengemas primer, yaitu bahan pengemas yang langsung berhubungan dengan produk, misalnya tube, botol, ampul, stripping, dan blister. b. Bahan pengemas sekunder, yaitu bahan pengemas yang tidak berhubungan langsung dengan produk obat, tetapi berhubungan dengan pengemas primer misalnya kotak untuk ampul strip blister salep. c. Bahan pengemas tersier, yaitu bahan pengemas yang berhubungan langsung dengan pengemas sekunder, misalnya karton. Bahan pengemas dari gudang bila berupa karton akan dilakukan penyablonan yang berisi nama produk, nomor bets, expired date, sedangkan untuk etiket dan kotak akan dilakukan coding pemberian code antara lain nomor bets, manufacturing date, expired date, dan HET Harga Eceran Tertinggi. Produk ruahan yang akan dikemas dan bahan kemas yang diterima dari gudang LBA semuanya sudah diluluskan oleh quality control. Proses pengemasan dapat berupa pengisian ke botol, stripping, blistering dan sacheting. Jenis pengemasan yang digunakan disesuaikan dengan sifat produk ruahan dan permintaan pasar. Selama proses pengemasan dilakukan pengujian oleh IPC, misalnya uji kebocoran strip, blister, dan pengisian kedalam sachet. Selanjutnya dilakukan proses dokumentasi untuk bidang pengemasan meliputi Catatan Pengolahan Bets, catatan sanitasi, catatan produksi harian yang terdiri dari kontrol harian mesin, pengepakan dan laporan bulanan. Seksi Herbal PT. Indofarma Persero Tbk mendirikan Extraction Center yang khusus memproduksi obat tradisional Jamu. Bidang herbal memproduksi obat-obat Universitas Sumatera Utara tradisional yang bahan bakunya dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Obat tradisional yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri nama produk berawal “Pro”, misalnya Prolipid, Probagin dan Prouric. Obat tradisional yang bahan baku yang diimpor nama produknya berawalan “Bio”, misalnya Biovision, Bioginko dan lain-lain. Kegiatan produksi diseksi herbal meliputi sortasi, pencucian simplisia, ekstraksi, formulasi dan pengemasan. Proses pengolahan ekstrak dimulai dari perajangan kemudian ekstraksi penyarian, pengentalan, pengeringan kering yang kemudian menghasilkan ekstrak kering. menggunakan metode ekstraksi berupa maserasi, perkolasi dan gabungan keduanya. Pengeringan ekstrak menggunakan tiga metode yaitu spray dryer, dehumidifier, dan vaccum dryer. Sistem produksi sesuai dengan CPOTB Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik. Produksi herbal di PT. Indofarma Persero Tbk berupa horizontal close system. Bahan baku dipenuhi dengan cara membeli langsung dari supplier, melalui petani binaan atau bekerja sama dengan institusi lain. Bahan baku tersebut harus memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh PT. Indofarma Persero Tbk seperti kadar air lebih kecil dari 10, kadar sari larut dalam air dan kadar sari larut dalam alkohol tergantung simplisia mengacu kepada buku resmi yang ditetapkan yaitu Materia Medika Indonesia. Bahan pendukung produksi terdiri dari pelarut seperti etanol dan air yang digunakan untuk ektraksi, bahan penolong aerosil, amilum maydis kering, magnesium stearat, sodium starch glikolat dan microcrystallin cellulosa, dan bahan pengemas botol plastik, kapas steril, etiket, silika gel, aluminium foil, karton dan pita perekat. Universitas Sumatera Utara

2.10.1.2 Bidang Produksi II

Dokumen yang terkait

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk. Plant Medan

3 60 73

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri Di PT. Indofarma (Persero) Tbk. Jalan Indofarma No. 1, Cikarang Barat 17530, Bekasi (3 – 31 Oktober 2011)

11 65 113

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di PT. INDOFARMA (Persero) Tbk. Jalan Indofarma No. 1 Cikarang Barat 17530, Bekasi (4 – 30 April 2011)

2 55 104

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk. Jalan Indofarma No. 1, Cikarang Barat 17530, Bekasi (4 – 30 April 2011)

0 47 100

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri Di PT. Indofarma (Persero) Tbk. Jalan Indofarma No. 1, Cikarang Barat 17530, Bekasi (1 November – 30 November 2010)

3 48 84

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. INDOFARMA (Persero) Tbk. Jalan Indofarma No. 1, Cikarang Barat 17530, Bekasi (1 Maret 2008 – 31 Maret 2008)

16 98 78

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.Plant Bandung

6 78 115

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Indofarma (Persero) Tbk. jalan Indofarma no. 1 Cibitung, Cikarang Barat-Bekasi 2 April-31 Mei 2018 - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 15

Laporan Praktek Kerja profesi Apoteker di PT. Indofarma (Persero) Tbk. jalan Indofarma no. 1 Cibitung, Cikarang Barat-Bekasi 2 April-31 Mei 2018 - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 14

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di PT. Indofarma (Persero) Tbk. Jalan Indofarma No. 1 Cibitung, Cikarang Barat, Bekasi 10 April - 31 Mei 2017 - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 13