© Master Program in Linguistics, Diponegoro University www.eprints.undip.ac.id
1. membaca atau menyimak 27 seri cerita bersambung Sang Pangeran Pati dalam majalah Panjebar Semangat.
2. memilah satuan lingual frasa dan klausa yang bermuatan metaforis. 3. mengidentifikasi jenis metafora berdasar ranah sumber yang dikemukakan
oleh Kövecses 2002: 15-20. 4. mengidentifikasi daya metaforis yang terdapat dalam data penelitian
ungkapan metaforis dengan cara memperhatikan sikap atau emosi yang tercermin pada ranah sumber ungkapan metaforis, seperti yang kemukakan
oleh Kittay, 1990:144. 5. mengidentifikasi relevansi ungkapan metaforis dengan kebiasaan hidup atau
kebudayaan yang dimiliki orang Jawa.
3.5 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk paparan deskripsi berupa kata atau kalimat dan bukan
variabel-variabel terukur serta diikuti dengan pembahasan yang terperinci. Berdasar hal itu, maka penelitian ini menggunakan penyajian hasil analisis data secara
informal. Menurut Sudaryanto 1993:144, metode penyajian informal merupakan penyajian hasil analisis data yang berupa perumusan dengan kata-kata biasa. Metode
informal dalam karya ilmiah ini digunakan peneliti untuk memaparkan jenis metafora, daya metaforis, dan relevansi ungkapan metaforis dalam cerbung “Sang
Pangeran Pati” pada majalah berbahasa Jawa Panjebar Semangat terhadap kebiasaan dan atau kebudayaan yang dimiliki orang Jawa.
© Master Program in Linguistics, Diponegoro University www.eprints.undip.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi paparan analisis data dan pembahasan ungkapan metaforis yang terdapat dalam cerita bersambung Sang Pangeran Pati. Paparan tersebut dibagi ke
dalam beberapa sub-bab yang meliputi jenis metafora, daya ungkapan metaforis, dan relevansi ungkapan metaforis dengan budaya Jawa. Berikut uraiannya.
4.1 Jenis Metafora
Jenis metafora pada penelitian ini diuraikan berdasar pembanding ranah sumber ungkapan metaforis yang ditemukan dalam cerbung Sang Pangeran Pati. Seperti
yang telah ditulis pada bab II penelitian ini, menurut Kövecses, 2002: 15-20 ada 13 ranah sumber atau suatu hal kongkrit yang secara umum digunakan untuk
mengkonseptualkan hal abstrak pada ranah target ungkapan metaforis. Ranah sumber yang digunakan untuk mengkonseptualkan ranah target pada umumnya diperoleh dari
pengalaman yang dirasakan tubuh manusia maupun pengamatan terhadap hal lain yang bersifat lebih kongkrit. Sehubungan dengan teori embodiment yang juga telah
dituliskan dalam bab II penelitian ini menyatakan, sistem konseptual yang dimiliki manusia tumbuh dari tubuh, artinya didasarkan pada dan melalui tubuh manusia, tak
terkecuali pada metafora. Ranah sumber yang digunakan untuk mengkonseptualkan ranah target hal yang bersifat abstrak pada ungkapan metaforis muncul berdasar
pengalaman, perasaan, dan pikiran yang dimiliki manusia. Pengalaman tubuh yang digunakan untuk mengkonseptualkan hal yang abstrak pada metafora antara lain
41