Dari Minyak Goreng Sampai Kondom
Dari Minyak Goreng Sampai Kondom
Tidak semua klien dan pasangan tetap PSL yang diwawan- carai menggunakan kondom ketika berhubungan seksual untuk melindungi diri mereka dari infeksi penyakit. Perilaku penggunaan kondom atau tidak oleh para informan tidak selalu berkaitan den- gan pengetahuan tentang manfaat kondom dan resiko yang bisa mereka dapatkan bila tidak menggunakan, tetapi dengan berbagai macam alasan yang akan dipaparkan berikut ini.
Dalam melakukan hubungan seks oral dan vaginal, Fina men- gaku tidak pernah menggunakan kondom, karena dia dan pasan- gannya lebih menyukai yang alami demi alasan kenikmatan. Selain itu, ia mengaku air mani pasangan seksualnya dikeluarkan di luar vagina (coitus interruptus). Fina menuturkan lebih lanjut,
Ya enggak kenapa-kenapa (tidak menggunakan kondom). Takutnya pakai gitu-gitu malah ada mengakibatkan penya- kit gitu, walaupun gak ini gitu yah...katanya kalau itu bisa mencegah gitu yah, misalnya air mani nggak keluar, tapi ka- lau bagi saya sih biasa saja.
Pernah suatu saat pasangan tetapnya membawa dan menggunakan
92 Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011
Tentang Pekerja Seks Laki-Laki dan Pasangan Seksualnya kondom tanpa sepengetahuannya, namun Fina tidak menyukai tindakan
pasangannya tersebut. Setelah kejadian tersebut, mereka tidak pernah lagi menggunakannya.
Emon—yang bergelar MBA dari luar negeri—secara terbuka mengatakan tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks dengan siapa pun. Selama ini banyak kucing yang pernah berhubungan dengannya tidak menggunakan kondom dan ia tidak pernah menawarkan pasangannya untuk menggunakan kondom. Informan cukup konsisten mengatakan bahwa ia tidak pernah takut dengan penyakit AIDS karena itu untuk semua kategori pasangan ia tidak pernah menggunakan dan tidak mau pasangannya menggunakan kondom.
Keengganan menggunakan kondom juga terjadi pada Teguh. Sekalipun terdapat kondom dengan beragam rasa, Teguh mengatakan rasanya tetap aneh sehingga ia tidak menyukainya bila melakukan seks oral dengan kondom. Di samping itu, pasangan tetapnya juga tidak menginginkan penggunaan kondom. Tatkala berhubungan seks dengan kucing , ia jarang melakukan seks anal sehingga tidak memerlukan kondom. Tambahan pula, ia merasa tahu lingkungan pergaulannya. Pelicin yang biasa dipakai Teguh ketika sedang melakukan hubungan seks adalah Aquagel, baby oil dan Vaseline. Teguh selalu menggunakan pelicin karena berhubungan seks anal itu sulit untuk lancar disebabkan anus tidak mengeluarkan cairan sendiri.
Banudoyo mengemukakan tidak pernah menggunakan kon- dom jika sedang “main” dengan orang. Ia menjelaskan bahwa kucing yang melakukan penetrasi kepadanya tidak pernah menggunakan kondom dan mereka juga tidak pernah menawarkan kepadanya. Keputusan tidak memakai kondom dalam hubungan seksual lebih banyak ditentukan oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia selalu memerlukan pelicin dalam melakukan seks anal.
Pilihan untuk tidak pakai kondom saat oral seks—karena bau karetnya tidak menyenangkan—tetapi selalu pakai kondom saat anal seks dilakukan oleh Billy terhadap pasangan tetapnya, Benny, dan pasangan seksual lainnya. Sekalipun ia mengenal baik pasangan seksualnya, tetapi selalu ada ketakutan akan terinfeksi HIV sehingga kondom adalah keharusan baginya. Inisiatif penggunaan kondom selalu datang dari dirinya. Apa yang dilakukan Billy, juga berlaku bagi Ressy dengan alasan pencegahan dan takut terkena PMS. Apalagi, mengingat ia pernah mengetahui pasangan tetapnya pernah menderita PMS yang tidak ia ketahui secara pasti apa penyakitnya.
Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011 93
Irwan M. Hidayana
Masalah kualitas kondom produksi dalam negeri menjadi alasan bagi Chandra untuk tidak menggunakannya saat seks oral. Baginya kondom buatan lokal kecil dan kasar sehingga malah menyebabkan sakit, tidak seperti buatan Amerika yang enak rasanya, tipis dan longgar. Meskipun demikian, Chandra menggunakan kondom bila berhubungan seks bukan dengan pacarnya walau pun tidak selalu. Dengan PSL, apabila secara fi sik terlihat bersih, ia tidak akan menggunakan kondom. Ia selalu menggunakan pelicin ketika menggunakan kondom untuk menghindari lecet karena kulit sensitif. Jenis pelicin yang dipakai adalah minyak goreng (Filma) dan hand body . Lebih jauh Chandra mengungkapkan, “Kadang-kadang juga pakai minyak yang licin. Minyak Filma itu kan lentur, pakai hand body...kan keringnya seketika doang..ya cepet keringnya. Nanti malah lecet kan, kalau pakai minyak kan dia lentur. Jadi sediakan aja minyak.”
Bambang mempunyai perilaku seksual yang agak berbeda karena ia selalu menggunakan kondom ketika dioral dan akan menolak jika pasangannya tidak mau menggunakannya. Seba- liknya, dalam seks anal, Bambang kadang-kadang saja menggu- nakan kondom bergantung pada penampilan fi sik pasangannya— khususnya bila PSL—dan negosiasi di antara mereka, dan biasanya hanya menggunakan pelicin.
Adanya hubungan yang melibatkan emosi dan trust, seringkali mempengaruhi pilihan untuk menggunakan kondom atau tidak. Seperti Agung yang tidak pernah pakai kondom dalam seks anal dengan pacarnya, tetapi selalu menggunakannya bila dengan orang lain. Sekali pun ia kurang menyukai kondom namun untuk menghindari lecet pada penis maka ia menggunakannya. Demikian juga dengan Himawan yang mempercayai pasangan tetapnya tidak pernah selingkuh karena mereka sudah menjalin hubungan emosional cukup lama. Kondom baru digunakannya ketika berhubungan seks oral dan anal dengan orang lain.
Mengingat beberapa pasangan seksualnya adalah perem- puan, maka Januar sering tidak menggunakan kondom dengan alasan lebih nikmat dan langsung. Oleh karena vagina secara ala- miah mengeluarkan cairan sehingga tidak diperlukan pelicin saat hubungan seks dilakukan. Kalaupun sesekali Januar mengguna- kan kondom, maka keputusan itu semata-mata berkaitan dengan kekuatirannya bila pasangan seksualnya menjadi hamil nantinya.
Paparan di atas memperlihatkan bahwa penggunaan kondom
94 Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011
Tentang Pekerja Seks Laki-Laki dan Pasangan Seksualnya di kalangan klien dan pasangan tetap PSL ditentukan oleh bebera-
pa faktor seperti: Trust dalam hubungan antar pribadi, pentingnya kenikmatan seksual (sexual pleasure), bentuk hubungan seks (oral atau anal), kesadaran tertular penyakit atau terjadinya luka, dan ne- gosiasi dengan pasangan seksualnya.