Praktek Seksual dan Kondom

Praktek Seksual dan Kondom

Kesehatan seksual adalah salah satu isu penting dalam in- dustri seks khususnya terkait dengan penularan penyakit seksual. Para pekerja seks sebenarnya mengetahui bahwa kondom merupa- kan alat yang dapat mencegah terinfeksinya HIV dan PMS, tetapi dalam prakteknya justru sebagian besar informan tidak mengguna-

82 Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011

Tentang Pekerja Seks Laki-Laki dan Pasangan Seksualnya kan kondom ketika mereka berhubungan seks dengan klien. Ala-

sannya bisa beraneka ragam dari tidak tersedianya kondom sampai karena permintaan klien dengan iming-iming bayaran yang meng- giurkan yang membuat mereka bersedia untuk tidak mengenakan kondom. Kesenjangan antara pengetahuan dan praktek seksual ter- jadi karena seksualitas bersifat kontekstual dan multidimensional sehingga hubungan antara pengetahuan dan praktek menjadi tidak linear.

Ada empat informan yaitu Sandy, Yosa, Noer, dan Caesar yang mengaku selalu menggunakan kondom ketika mereka harus berhubungan seks penetratif dengan klien. Sandy mengaku kalau

dirinya melakukan mandi kucing 4 , saling ngesong 5 dan hanya me- nyemburit. Untuk pelayanan oral ia memang tidak menggunakan kondom tetapi ia selalu melihat kondisi fi sik klien yang akan dio- ral apakah penisnya bersih, tidak basah dan berbau. Perihal saat melakukan ngesong tidak menggunakan kondom Sandy mengung- kapkan bahwa hal itu terjadi karena kemampuan daya belinya yang kurang. Menurut pengakuannya ketika dulu ia di Surabaya, bayaran yang ia peroleh lebih dari cukup sehingga ia mampu membeli ban- yak kondom. Dengan dua orang pasangan tetap perempuannya ia juga mengaku selalu menggunakan kondom ketika berhubungan seks. Jika harus melakukan seks anal kepada klien, Sandy mengaku selalu menggunakan kondom. Sedangkan untuk disemburit saat ini ia tidak menginginkannya karena menurut pengalamannya terasa sakit yang luar biasa.

Informan lain, Yosa juga mengaku kalau dirinya memilih- milih klien untuk dioral atau mengoral. Kalau penis klien terlalu besar, ia cenderung untuk tidak mengoral karena mulut akan terasa capek dan bisa mengalami kejang otot (cramp). Untuk menyemburit dan disemburit, Yosa akan melakukan jika mood-nya sedang bagus, dan itu dilakukan dengan selalu menggunakan kondom termasuk terhadap laki-laki pasangan tetapnya. Untuk disemburit informan juga melakukannya setelah melihat ukuran alat vital konsumennya. Ia tidak mau merasakan sakit yang luar biasa jika harus disemburit dengan penis yang besar.

4 Mandi kucing adalah istilah yang biasa digunakan di komunitas gay dan war- ia, yang artinya aktivitas sesksual dengan cara menjilat-jilat bagian-bagian tubuh. 5 Ngesong adalah istilah yang biasa digunakan di komunitas gay dan waria yang artinya menghisap.

Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011 83

Irwan M. Hidayana

Jenis pelayanan seksual yang diberikan kepada klien tidak se- lalu sesuai dengan keinginan klien. Mengamati tampilan fi sik klien selalu dilakukan untuk memastikan bahwa kliennya tidak beresiko menularkan penyakit. Kepercayaan akan tampilan fi sik yang ’ber- sih’ berarti ’sehat’ cukup menonjol di kalangan pekerja seks. Helmi, misalnya, menyatakan apabila tamunya kurang berkenan baginya

maka ia berusaha untuk tidak melakukan nyepong 6 meski pun tidak selalu berhasil. Hal ini bisa dilihat pada pernyataan tiga informan, Helmi, Sofyan, dan Inung.

“Pilih-pilih saya… nggak deng… tapi ya kayak gitu… kalo nggak sunat saya nggak suka….Kebanyakan tamu Chinese… jadi nggak sunat… tapi ya… karena cari uang jadi ya…ter- paksa.” (Helmi).

“Ya kalo untuk customer yang nggak sunat ya… saya tahu itu beresiko untuk terkena penyakit, ya saya melakukan itu pake kondom. Ada kan kondom yang menyajikan rasa ini, rasa itu, saya siapkan kondom itu.…” (Sofyan).

“Saya kalo oral milih-milih orang gitu, saya liat dulu orang- nya, bersih apa nggak gitu. Kalo dia keliatan bersih gitu, kay- aknya gimana gitu, kan orangnya bersih bangetlah pokoknya nggak kacau banget kalo diliat ya, nggak slengean gitu, ya mau aja saya, gitu.” (Inung).

Lain halnya dengan Noer, ia tidak mau disemburit dan hanya mau menyemburit dan mengoral jika melayani klien. Itu pun ia lakukan dengan selalu menggunakan kondom. Tetapi jika dengan sang istri, Noer mengaku tidak menggunakan kondom karena ia tahu persis sang istri bersih dan sehat. Sedangkan Caesar mengung- kapkan bahwa dirinya selalu menggunakan kondom baik itu ketika oral, menyemburit dan disemburit dengan siapa saja termasuk den- gan laki-laki pasangan tetapnya. Pelayanan oral dilakukan dengan melihat kondisi fi sik klien terlebih dahulu. Begitu juga ketika mau disemburit, apabila ukuran penis klien terlalu besar ia cenderung

6 Nyepo ng adalah istilah yang biasa digunakan di komunitas gay dan waria yang artinya menghisap. Istilah nyepong memiliki arti yang sama dengan ngesong.

84 Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011

Tentang Pekerja Seks Laki-Laki dan Pasangan Seksualnya menolak.

Menolak keinginan klien memang tidak mudah, apalagi bagi Roger yang relatif masih baru menjadi pekerja seks. Walaupun se- sungguhnya ia tidak mau melakukan seks anal, tetapi masih sukar baginya untuk menolak secara tegas kepada kliennya.

Anal seks…menghindari itu…cuman kadang sih dipaksa gitu. Dirayu-rayu ama tamunya. Ya udah, pasrah aja deh… hahaha… tapi lewat belakang kalo saya mungkin belum. Tapi kalo saya yang masukin gitu ya kadang-kadang.. tanpa kon- dom, karena saya nggak pernah.. ya hampir nggak pernah sedia kondom. Karena saya nggak … emang niat saya nggak mau main gitu-gituan…. ….kalo masukin saya sebenernya nggak mau… Cuma dirayu- rayu gitu. Yaa aku pasrah aja. Aku telentang aja, dia dudukin punya saya…ya udah, jadi masuk…. Sebenernya saya nggak mau begitu… Cuma ya dirayu… yaa profesi saya begini ya udahlah, asal dia bayar lebih ya udahlah.…

Secara umum, para pekerja seks memberikan pelayanan yang sama terhadap kliennya yaitu: mengoral, disemburit, dan menyem- burit. Ketika mengoral klien, sebagian besar informan tidak meng- gunakan kondom. Tidak semua informan bersedia disemburit oleh klien dengan alasan selain merasa sakit juga lebih berpotensi terkena penyakit. Seandainya pun mau disemburit hal itu biasanya dilakukan karena pertimbangan bayaran yang diterima. Bila mau disemburit, pekerja seks akan melihat keadaan alat vital klien. Jika besar, tidak disunat, bau dan berlendir, umumnya informan cend- erung menolak, terkecuali jika klien bersedia memenuhi syarat- syarat yang harus dipenuhi seperti menggunakan kondom dan memberikan tarif yang memadai. Ada beberapa hal yang juga perlu dikemukakan di sini, fi sik klien yang enak dipandang mata seperti cakap dan tubuh atletis seringkali menjadi faktor yang menentukan bagi para pekerja seks untuk menyemburit atau disemburit, apalagi jika bayarannya sesuai.

Praktek seks yang aman memang dipengaruhi oleh banyak faktor, apalagi terhadap pelanggan-pelanggan setia atau pasangan tetap. Terkadang jika masing-masing sudah saling mengenal, mer- eka akan bermain sesuai mood apakah mengoral, disemburit atau menyemburit. Menggunakan kondom atau tidak, hal itu umum-

Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011 85

Irwan M. Hidayana

nya juga tergantung pada mood yang ada. Beberapa informan juga mengakui, ketika harus berhadapan dengan klien perempuan mer- eka cenderung untuk tidak menggunakan kondom. Hal ini terjadi pada pekerja seks yang bisa merasakan kenikmatan (pleasure) jika harus berhubungan seks dengan perempuan.

Ada beberapa pekerja seks mengemukakan kalau dirinya tidak ingin lebih dari tiga kali dalam sehari melayani klien untuk menjaga kondisi fi siknya. Kalau pun lebih dari tiga kali, menurut informan ia berusaha untuk tidak sampai mengeluarkan sperma ketika berhubungan seks. Guna menjaga vitalitas dan stamina be- berapa informan mengaku menkonsumsi vitamin setiap harinya. Sebagai contoh, Helmi mengkonsumsi Hemaviton setiap hari. Bila melayani perempuan maka ia minum Viagra atau Irex. Ia mengakui bahwa melayani klien perempuan lebih disukainya karena lebih nikmat.

Klien/Pasangan Tetap dari Kucing Fina (20 tahun)–-berasal dari Purwokerto dan baru setahun tinggal di Jakarta—tahu bahwa pasangannya masih bekerja sebagai pemijat di sebuah panti pijat di daerah Kemayoran, Jakarta Utara. Ia bercerita tentang hubungan mereka yang didasarkan atas cinta satu sama lain, yang diawali sejak pertama kali mereka bertemu di rumahnya. Fina mengaku bahwa pacarnya sekarang ini meru- pakan satu-satunya pacar yang ia miliki, dan dengan pacarnyalah ia pertama kali hubungan seks. Keintiman di antara mereka yang diakuinya didasari atas perasaan cinta tampaknya kurang didasari atas keterbukaan dari pasangannya terhadap Fina.

Hal ini tampak dari kepercayaan informan bahwa pacarnya tidak pernah (lagi) melayani seks untuk tamu di panti pijat. “Kata dia sih enggak, tapi ya saya gak tau. Kalau pengakuan dia dulu dia suka melakukan seks dengan orang lain gitu. Tapi semenjak ke- temu sama saya dia gak pernah lagi, kecuali sama saya” ungkap Fina. Pernyataan Fina ini bertolak belakang dengan informasi yang diberikan pacarnya yang mengaku bahwa sampai sekarang pun masih sering menerima tamu, karena itu memang sudah menjadi pekerjaannya.

Informan lain, Ressy (38 tahun) yang berasal dari Semarang, mengatakan pasangan tetap seksualnya adalah seorang biseks yang bekerja di sebuah panti pijat. Ia bercerita hubungan dengan pasan- gannya yang berusia 13 tahun lebih muda, tidak pernah didasari

86 Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011

Tentang Pekerja Seks Laki-Laki dan Pasangan Seksualnya suka sama suka tetapi lebih karena informan merasa kasihan dan

ingin menolongnya terlepas dari permasalahan masa lalunya ke- tika itu. Ressy bercerita karena hubungan mereka tidak atas dasar cinta, maka ia sering menghindari melakukan hubungan seks den- gan pasangannya, ditambah lagi ia pernah melihat pasangannya ini menderita PMS,

Saya banyak menghindar karena kalau ke sini (dia) sakit. Karena dia bekerja di tempat pengobatan begitu panti pijat dan sering melakukan seksual itulah yang paling sensitif tentang penyakit. Karena dia itu hanya seks dan seks, dia pernah kena penyakit seks. Gak tau dia kena sifi lis atau GO jenis penyakitnya.

Setelah ia berpisah dengan mantan suaminya di Semarang, Ressy mengaku tidak memiliki pasangan seksual lainnya karena ia merasa menjadi “dingin” terhadap laki-laki. Berbeda dengan pasangannya sekarang yang lebih didasari oleh rasa kasihan, den- gan suaminya dulu ia memiliki motivasi untuk kepuasan seksual dan mendapatkan keturunan.

Billy (20 tahun)—yang mengaku dirinya seorang gay—memi- liki pacar laki-laki yang sudah bekerja di perusahaan swasta. Ia bertemu pertama kali dengan pacarnya di Atrium Senen sepulang informan dari berenang. Hubungan mereka sudah terjalin selama

1 tahun 6 bulan. Billy mengungkapkan bahwa alasan di belakang hubungannya itu adalah karena kedewasaan pasangannya, seh- ingga ia merasa aman dan terlindungi. “Pengen aja, kayaknya nge- mong, kayaknya gue paling kecil dan dia lebih dewasa, jadi gue sering sharing cerita apalah...,” tegasnya.

Di samping pacarnya, Billy mengaku masih memiliki pasan- gan seks lainnya—sebut saja Doni—yaitu tetangga yang kost di dekat rumahnya. Motivasi hubungannya dengan Doni adalah kar- ena keperkasaan Doni dalam urusan seks. Hubungan seksual di antara mereka sering dilakukan di rumah Billy. Doni jauh lebih tua,

25 tahun darinya. Billy memang selalu mencari pasangan seks yang jauh lebih tua darinya. Ia juga mengakui pasangan seks lainnya, se- orang gay yang beretnis Jawa yang tinggal bersama pasangan laki- lakinya dan bekerja sebagai montir.

Aries—pria asal Medan yang telah 15 tahun di Jakarta— sudah menjalin hubungan selama 7 tahun dengan seorang berke- bangsaan Belanda yang tinggal di Jakarta. Informan ini mengung-

Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011 87

Irwan M. Hidayana

kapkan hubungan mereka yang didasari atas kenyamanan karena pasangannya sering melindunginya, dan sudah terikat atas dasar hukum yang mereka lakukan di negara Belanda.

Kalo fi sik iya sering ngelindungin. Kalo ekonomi, gue setelah tiga tahun, empat tahun sempet married kan. Gak married sih, kita saling kontrak di notaris, bahwa gue pasangan tetap- nya, dia pasangan tetap gue. Tapi nggak di sini. Gue waktu itu ke Belanda, soalnya di sini belon boleh kan.

Perbedaan usia 20 tahun dengan pasangannya membuat Ar- ies mencari penyaluran seks lain dengan mencari kucing. “Ohh... karena pasangan seks gue beda umurnye ama gue 20 tahun, jadi frekwensi seks kita sedikit jarang. Bukan jarang sih ya, kadang-ka- dang dia capek. Pas gue pengen dia capek, penyelesaiannya ya cari- cari kucing,” jelasnya. Tempat favoritnya adalah sebuah panti pijat di jalan Radio Dalam, dan biasanya ia bertemu dan berhubungan seks dengan kucing di rumahnya.

Berbeda dengan Aries, Emon tidak memiliki pacar dan pe- menuhan kebutuhan seksualnya langsung di panti-panti pijat di Ja- karta. Ia mengaku menggunakan jasa PSL di panti pijat itu semenjak ia mempunyai penghasilan sendiri. Alasan ia berhubungan dengan PSL adalah mencari variasi seks saja, karena ia jenuh berhubungan seks dengan PSL yang berada di jalanan. Saat ini, Emon mengata- kan ia tidak memiliki pasangan tetap dalam arti yang mengikatnya. Menurutnya, tidak pernah seorang gay memiliki pasangan tetap karena mereka umumnya cepat bosan dan hubungan mereka tidak bisa lebih dari sebulan. Ia mengaku hubungan seks dengan bergan- ti-ganti pasangan sekedar untuk memenuhi selera seksualnya saja. Oleh karena itu, Emon hanya akan berhubungan seks dengan mer- eka yang memiliki penis besar dan berasal kalangan atas. Ia pun mengaku sering mendapatkan pasangan seksual dari kalangan ar- tis. Motivasi berhubungan dengan kalangan ini adalah untuk men- cari imbalan uang selain kenikmatan seksual.

Informan lain adalah Hariyadi. Saat ini, dia mengaku memi- liki pasangan tetap, seorang homoseksual, yang bekerja sebagai PSL di panti pijat. Motivasi ia melakukan hubungan seks dengan PSL adalah untuk kepuasan seks yang itu tidak bisa diperoleh dari pacarnya. Ketika awal-awal ia “jajan” di panti pijat, ia mengatakan salah satu motivasinya adalah belajar mengenai teknik bercinta,

88 Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011

Tentang Pekerja Seks Laki-Laki dan Pasangan Seksualnya tapi saat ini hal itu lebih untuk mencari kenikmatan.

Kisah Banudoyo memberi gambaran lain tentang hubungan cinta sesama laki-laki. Dia menceritakan bahwa pasangan tetap yang pertama adalah seorang laki-laki kaya dari Medan. Pertemuan per- tama mereka terjadi di sebuah diskotik di Medan, dan antara infor- man dan pasangannya berselisih umur 5 tahun. Mereka berhubun- gan ketika informan masih duduk di bangku SMU, dan hubungan itu mereka bangun atas dasar cinta selama dua tahun sebelum akhirnya informan pergi ke Bali. Pasangan tetap yang kedua ada- lah seorang laki-laki yang yang ketika hubungan di antara mereka dimulai, si laki-laki itu masih berstatus sebagai pelajar. Hubungan mereka berlangsung selama 4 tahun yang berakhir tahun 2001 lalu. Ia menceritakan kalau pasangan seksnya ini memiliki sifat yang gampang berhubungan seks dengan siapa saja,

Maksudnya dia bukan kucing karena jaman dulu itu belum ada istilah kucing. Cuman dia cowok yang boleh dibilang berondong masih di bawah umur gue, tapi ngewe kiri-ka- nan....ngewe kiri kanan terlalu gampang sekali. Boleh dibil- ang siapa yang ngajak dia ngewe ya dia ngewe. Karena dia orangnya ganteng sekali tetapi dia terlalu murah.

Banudoyo mengaku menggunakan jasa seks kucing di panti pijat, karena merasa kesepian. Ia melakukan hubungan seks biasanya di hotel, bukan di panti pijat. Secara jujur, informan ini mengungkapkan kalau menyukai laki-laki yang memiliki ukuran alat vital yang besar sehingga ia sangat suka berhubungan dengan orang Arab dan orang bule ketika berada di Bali. Informan ini juga sangat gampang berhubungan seks di mana saja, seperti di WC umum Plasa Senayan dan tempat-tempat lainnya.”..Hotel Ibis, Pen- insula terakhir main di Twin Park Royale, Ambhara ehmm Amb- hara empat kali, Peninsula sering banget,” rincinya.

Sementara, Bambang mengaku memiliki pasangan seksual tetap seorang bapak berusia 50 tahun yang dikenalnya di Atrium Senen. Pasangannya ini sudah beristeri dan memiliki empat orang anak. Anaknya yang paling besar sudah kuliah dan yang paling kecil baru duduk di bangku SMP kelas 2, sedangkan istrinya bek- erja di salah satu instansi pemerintah. Alasan mereka berhubungan hingga sekarang menurut informan adalah hanya untuk membuat orang lain senang.

Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011 89

Irwan M. Hidayana

Aku paling benci kalo tubuh aku ditawar dengan harga uang.. aku hanya ingin menyenangkan orang saja. Kenapa sih aku nggak bisa memberikan kebahagiaan ama orang lain, tapi jangan diembel-embelin uang..tapi ujung-ujungnya tanpa sepengetahuan aku..dia sering transferin ke aku.”

Dari paparan di atas terlihat bahwa klien/pasangan laki- laki dari kucing cenderung memiliki lebih dari satu pasangan sek- sual. Kucing lebih sering dianggap sebagai tempat mencari variasi, pengalaman, atau kepuasan seksual atau mengatasi rasa kesepian. Pasangan seksual perempuan—Fina dan Ressy—tampaknya tidak memiliki pasangan seksual lainnya dan membangun relasi dengan PSL atas dasar ikatan emosional. Hal ini juga menunjukkan bahwa gender juga menjadi salah satu faktor yang menentukan seseorang dalam menjalin sebuah hubungan.