Antara Klien, Pelanggan, dan Pasangan Tetap

Antara Klien, Pelanggan, dan Pasangan Tetap

Seluruh partisipan dalam penelitian ini mengakui mereka lebih banyak melayani laki-laki dari pada perempuan. Sebagian besar pria yang mereka layani bekerja di lingkungan perkantoran

80 Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011

Tentang Pekerja Seks Laki-Laki dan Pasangan Seksualnya sebagai karyawan perusahaan swasta, karyawan bank, pedagang,

pengusaha atau investor, turis, dan kalangan selebritis. Sebagian kecil informan menyebutkan bahwa mereka pernah juga melayani mahasiswa dan aparat seperti polisi, kopassus, dan petugas keaman- an swasta. Dari segi etnis, laki-laki keturunan Cina yang tinggal di Jakarta lebih banyak menggunakan jasa pekerja seks laki-laki un- tuk kebutuhan seks mereka daripada laki-laki Indonesia lainnya. Usia klien laki-laki umumnya berkisar antara 20 sampai 40 tahun ke atas.

Meski lebih banyak melayani laki-laki, ada juga pekerja seks yang melayani perempuan dan waria. Mereka bisa tante girang, ibu rumah tangga, pengusaha atau pekerja seks juga. Rata-rata umur mereka juga berkisar antara 20 sampai 30 tahunan ke atas. Noer mengungkapkan pengalamannya, “… tapi ya kadang-kadang ada juga gitu yang dateng banci gitu… dandan, pake wiglah, gitu teteknya disuntiklah….”

Noer juga mengungkapkan bahwa klien perempuan biasanya tidak datang langsung ke panti pijat, tetapi memesan lewat tele- pon untuk kemudian bertemu di suatu tempat, biasanya hotel atau apartemen. “… dia telfon, di hotel ini kamar ini, kan gitu kan dis- ebutin… kita dateng ke kamar dia. Nah setelah itu ya … kalaupun tamunya baik, selesai main kita diajak jalan, ada yang begitu. Ajak makan keluar gitu,” jelasnya.

Beberapa PSL juga diketahui memiliki istri, pacar perempuan, klien laki-laki dan klien perempuan sebagai pasangan seksual reg- uler. Sebagian besar pekerja seks yang mempunyai pacar perem- puan mengaku telah melakukan hubungan seks dengan sang pac- ar. Pacar perempuan mereka—yang sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta atau tidak bekerja—umumnya tidak mengetahui profesi informan sebagai pekerja seks.

Baik klien biasa maupun klien reguler laki-laki umumnya memperoleh informasi tentang pekerja seks lewat relasi atau mem- baca iklan surat kabar. Bagi para turis dan kalangan selebritis yang menggunakan jasa para pekerja seks di panti pijat, pada umum- nya mereka mengontak lewat telefon untuk kemudian melakukan pertemuan di hotel, apartemen atau motel yang ada di Jakarta dan kawasan Puncak.

Faktor-faktor yang menyebabkan klien menjadi pelanggan menurut para informan karena berbagai alasan: Selain enak un- tuk diajak bertukar pikiran atau sharing, yang lebih utama adalah

Jurnal Gandrung Vol.2 No.1 Juni 2011 81

Irwan M. Hidayana

karena pelayanan yang dilakukan oleh para pekerja seks tersebut memuaskan sehingga klien merasa betah dengan satu pekerja seks saja.

Di pihak PSL sendiri, salah seorang informan mengaku ter- motivasi untuk memiliki pasangan tetap karena ingin mendapat- kan pekerjaan lain yang layak yang mungkin akan diperoleh dari pasangan tetapnya. Selain itu, beberapa informan mengungkapkan bahwa uang menjadi faktor utama untuk tetap menjalin hubungan dengan pelanggannya. Ada beberapa informan yang selalu diberi jatah uang setiap bulan oleh pelanggannya sebagai upaya untuk tetap menjaga hubungan yang sudah terjalin.

Hal itu terjadi umumnya dengan memenuhi syarat yang dim- inta langganannya, yaitu tidak memberikan pelayanan seks kepada orang lain. Contoh lain dalam hal motivasi untuk memiliki pasan- gan tetap adalah kasus Cahyo. Dia mengemukakan bahwa selama ini ia mempunyai motivasi berbeda untuk terus menjalin hubungan dengan 2 orang perempuan pelanggannya. Dengan Tante Ivone ia mengaku ingin mempunyai keturunan yang bagus karena sang tante mempunyai tubuh yang indah dan cantik. Sedangkan den- gan Dewi ia hanya ingin selalu awet muda karena pasangannya itu usianya lebih muda dari dirinya—jadi terkait dengan mitos seksu- al.

Kadangkala, pekerja seks harus melayani sekaligus pasangan suami isteri. Jika itu terjadi biasanya dilakukan di rumah pasan- gan suami istri tersebut atau di hotel. Wisnu bercerita bahwa di- rinya pernah dihubungi oleh seorang perempuan untuk datang ke rumahnya. Ternyata ketika masuk ke dalam kamar di sana sudah ada suaminya yang sudah bersiap untuk menyaksikan adegan seks antara dirinya dengan sang perempuan yang menjadi istrinya. Se- lama hubungan seks berlangsung, sang suami hanya menonton saja sambil mengocok-ngocok kemaluannya. Menurut informan, sang suami sebenarnya juga sakit karena baru terangsang secara seksual jika melihat istrinya digauli oleh laki-laki lain.