BABAD KADIPATEN SURABAYA
BABAD KADIPATEN SURABAYA
Sejarah Berdirinya Kadipaten Surabaya Nama kota Surabaya disebut-sebut dalam naskah Jawa abad ke 14.Menurut penulis Negara Kertaga- ma,raja Majapahit Hayam Wuruk berkunjung ke Surabaya yang pada waktu itu dianggap sebagai kotanegara Jenggala.Tempat penyeberangan di Surabaya adalah salah satu tempat tambangan yang disebut dalam “Piagam Tambangan” tahun 1358 .Hal-hal itu menunjukkan bahwa Surabaya pada pertengahan abad ke 14 sudah men- jadi Kotanegara dan pusat ekonomi yang berarti.
Kadipaten Surabaya Sebagai Pelabuhan Dagang Antara Surabaya dan Tlatah Majapahit “Gusti Pati” yang mewakili kekuasaan keraton,terjadi ketegangan hubungan ,namun ada juga masa-masa damai diantara mereka.Disamping keberaniannya,juga oleh orang Portugis yang sezaman dengannya,tanah miliknya yang luas ,yang letaknya di delta Sungai Brantas ,yang merupakan sum- ber pedapatannya. Pada abad ke 14 kota Bubat di tepi Sungai Brantas menjadi pelabuhan sungai bagi kota kraton Majapahit.Tempat tersebut cukup jauh dari Surabaya lebih masuk ke pelosok dan ke arah udik.
Biografi Kanjeng Sunan Ngampel Denta Tentang Kanjeng Sunan Ngampel Denta ,wali ini diangkat imam di Masjid Surabaya oleh seorang pecat tandha di Terung,yang disebut Harya Sena.Nama Sena ini mungkin dihubungkan dengan gelar Senopati Ngalaga di Terung,dipakai oleh Adipati Surabay apada permulaan abad ke 16.Oleh karena itu Raden Rahmat yang kemudian bergelar Kanjeng Sunan Ngampel Denta tinggal di Surabaya mulai pada perempat abad ke 15 ,maka Senopati Terung,yang bertindak sebagai pelindungnya,termasuk generasi yang lebih tua dari Pati Bubat.
Pengaruh Kadipaten Surabaya ke Seberang Pada tahu 1527 Aipati Surabaya mengakui kekuasaan Narendra Agung baru di Jawa Tengah yang sudah muslim.Pemberitahuan bahwa Pati Sudayo dari Surabaya dipilih sebagai Raja oleh siding raja-raja.Tlatah Wira- saba terletak di tlatah aliran Sungai Brantas seperti Kediri,semula termasuk tlatah pengaruh para pejabat Suraba- ya.Rupanya Sultan Pajang Hadiningrat sedang berusaha menanam kekuasaan di tanah pelosok Jawa Ti- mur,sepanjang sungai Brantas.
Kadipaten Surabaya Pada Jaman Kolonial Para pejabat Surabaya menyatakan diri “bebas” dari Raja Madura,dengan demikian mereka dapat mengakui Panji Wiyakrama,Adipati Surabaya sebagai atasan mereka bersama. Tentang sejarah ujung timur Jawa ini dalam paruh abad 16 ada kemungkinan raja-raja Islam di Jawa Timur merasa terancam oleh makin mening- katnya kekuasaan di ujung timur Jawa.oleh karena itu mereka bersatu dibawah kepemimpinan Adipati Suraba- ya.Juga dapat dimengerti jika raja-raja Islam di Jawa Timur dan di tlatah pesisir lalu menjalin hubungan dengan Sultan Pajang Hadiningrat yang dianggap sebagai pengganti Sultan Demak Bintoro yang sah.
Pengaruh Surabaya Terhadap Jawa Timur Kanjeng Panembahan Jayalengkara sebagai raja merdeka Surabaya yang terakhir ,terus gigih berjuang se- umur hidup melawan ngelar jajahan kea rah timur oleh raja-raja Mataram Hadiningrat.Dalam bidang ekonomi dan sosial terdapat jurang yang dalam antara Mataram Hadiningrat di pelosok yang masih rendah kebudayaannya dan tlatah-tlatah Jawa Timur yang telah maju. Jayalengkara memang nama seorang raja penting di Suraba- ya.Pejabat Surabaya yang pada pertengahan abad ke 16 bertindak sebagai “juru bicara” Adipati Jawa Timur da- lam menghadapi Sultan Pajang Hadiningrat,memakai nama Panji Wiryakrarna sebagai gelar keningratan kuno yang sudah dikenal sejak sebelum jaman Islam.Hal itu karena Pengaruh Kraton Surabaya.
Sejarah Surabaya di Bawah Mataram Hadiningrat Konon pada masa tuanya,Senopati Mataram Hadiningrat tidak lagi berusaha menguasai Surabaya.Raja yang memerintah Surabaya Buta,tetapi dapat diperkirakan bahwa ia masih mengalami pendudukan kotanya oleh pasukan Mataram Hadiningrat pada tahun 1625. Sesudah pada tahun0tahun sebelumnya Surabaya berkali-kali di serang,pada 1625 Surabaya kalah kepada Manggala Yuda wadyabala Mataram Hadiningrat tanpa menunggu serangan terakhir lagi,dan setelah menjadi amat lemah oleh kelaparan dan penyakit .Mengingat hal itu trahraja mendapat pengampunan dari pihak pemenang,Kanjeng Sultan Agung.Pangeran Pekik yang kemudian menjadi ipar Kanjeng Sunan Agung.Sejak dulu kala memang Surabaya memancing perhatian semua kalangan.