BABAD KADIPATEN BLAMBANGAN DARUSSALAM

BABAD KADIPATEN BLAMBANGAN DARUSSALAM

Kedatangan Islam Di Kadipaten Blambangan Kota blambangan terdapat di ujung timur pulau jawa. Suatu ketika, kraton blambangan terkena serangan wabah penyakit. Akibatnya banyak penduduk yang jatuh sakit dan tewas. Termasuk seorang yang sakit adalah Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu. Sudah menjadi tradisi raja-raja Jawa, jika keluarga raja mengalami masalah, sering diadakan sayembara dengan imbalan tertentu bagi yang bisa menyelesaikannya. Dan atas saran istrinya, prabu menak sembuyu pun mengadakan sayembara. Isi sayembara tersebut adalah pertama, barang siapa yang bisa menyembuhkan putri sang Prabu, maka ia akan dinikahkan dengan sang putri. Dan kedua, barang siapa yang bisa mengusir wabah penyakit dari Blambangan akan diberi hadiah separuh kraton. Patih Banjul Sangara mendapat tugas untuk mengatur sayembara tersebut dan kemudian disebar ke seluruh negeri. Kemudian Patih Banjul Sangara bertemu dengan seorang ulama yang bernama Kanjeng Maulana Ishak yang bersedia menyem- buhkan putri raja. Setelah sang putri sembuh, Kanjeng Maulana Ishak kemudian menyembuhkan rakyat Blam- bangan.

Setelah selesai menyembuhkan rakyat, kanjeng Maulana Ishak diambil mantu oleh Prabu Menak Sem- buyu. Tetapi sebelum dinakahkan, Kanjeng Maulana Ishak menasehati Dewi Sekardadu mengucapkan syahadat terlebih dahulu. Upacara pernikahan akhirnya diadakan dengan adat dan tata cara Islam sesuai anjuran Kanjeng Maulana Ishak. Sikap Maulana Ishak yang rendah hati dan ilmunya yang luas membuat banyak rakyat terpikat. Semakin lama, semakin banyak orang yang tertarik dan berguru pada Kanjeng Maulana Ishak. Di Jawa, berlaku hukum adat agama ageming aji, artinya agama rakyat adalah agama yang dianut rajanya. Oleh karena itu, Kanjeng Maulana Ishak ingin menyaksikan rajanya masuk islam. Tenyata Prabu Menak Sembuyu tersinggung akan ajakan Kanjeng Maulana Ishak yang mengajaknya masuk agama islam. Mulai saat itulah muncul ketegangan antara Kan- jeng Maulana Ishak dengan pihak istanah, terutana Adipati Blambangan. Namun, pengaruh Kanjeng Maulana Ishak diluar istanah makin luas. Karena itu, Prabu Menak Sembuyu dan Patih Bajul Sangara merasa kawatir. Dengan itu Patih Bajul sangara membuat tipu muslihat untuk mengusir Kanjeng Maulana Ishak. Orang-orang yang telah masuk islam diteror. Karena itu, pada suatu hari Kanjeng Maulana Ishak pergi dari Blambangan. Pada saat Kanjeng Maulana Ishak pergi dari Blambangan, Dewi Sekardadu sedang hamil tujuh bulan. Ia berpesan pada istrinya, jika anaknya laki-laki, namailah ia Raden Paku.

Di Blambangan setelah kepergian Kanjeng Maulana Ishak, tidak lama kemudian dewi Sekardadu me- lahirkan seorang anak laki-laki. Atas kelahiran cucunya tersebut, Prabu Menak Sembuyu merasa terpikat, namun atas desakan Patih, bayi tersebut dibuang akeran nantinya dianggap akan membawa bencana. Maka akhirnya bayi tersebut ditarunh dalam peti dan dilarung di lautan. Dewi Sekardadu yang sedih kemudian pergi meninggalkank- raton tanpa sepengetahuan siapapun. Kepergian Dewi Sekardadu itu merusak rencana Patih Bajul Sangara yang Di Blambangan setelah kepergian Kanjeng Maulana Ishak, tidak lama kemudian dewi Sekardadu me- lahirkan seorang anak laki-laki. Atas kelahiran cucunya tersebut, Prabu Menak Sembuyu merasa terpikat, namun atas desakan Patih, bayi tersebut dibuang akeran nantinya dianggap akan membawa bencana. Maka akhirnya bayi tersebut ditarunh dalam peti dan dilarung di lautan. Dewi Sekardadu yang sedih kemudian pergi meninggalkank- raton tanpa sepengetahuan siapapun. Kepergian Dewi Sekardadu itu merusak rencana Patih Bajul Sangara yang

Biografi Prabu Minak Jingga Menak Jingga, Adipati Blambangan, dalam sastra Jawa menjadi lawan Damarwulan, tokoh suatu kisah yang sejak abad 17 menjadi perhatian rakyat. Ada suatu kisah mengenai asal usul sejarah Adipati Menak Jingga dari Blambangan. Ia yang dikatakan sebagai seorang tokoh yang dilindungi, atau diciptakan oleh seorangpem- impin religi kepercayaan lama dari Dataran Tinggi Tengger yang bernama “ajar” Guntur Geni yang telah me- matahkan serangan di pesisir Jawa Timur. Sebagai imbalan, “ajar” diberi nama Pamengger beserta wewenang untuk memerintah Blambangan. Ada hubungan antara Dataran Tinggi Tengger dan Adipati Blambangan. Yang masih perlu disebutkan ialah dongeng Sri Tanjung, yang diubah dalam bentuk tembang, yang digolongkan dalam sastra Jawa-Bali. Kisah ini mungkin ditulis di Blambangan pada abad 16. Sri Tanjung bisa dianggap hasil ciptaan kebudayaan Blambangan, dengan bantuan pengaruh raja-raja Bali, masih mampu bertahan terhadap desakan para penakluk Jawa-Islam yang datang dari barat.

Nilai Strategis Kadipaten Blambangan Banyak wilayah-wilayang yang dikuasai oleh Adipati Blambangan seperti, Canjtam, Pajarakan, Panarukan serta Kadipaten Lumajang. Ekonomi Blambangan sepenuhnya bersifat agraris, perdagangan keseberang lautan. Di Jawa barat diperdagangkan budak belian laki-laki dan wanita dari Blambangan. Banyak laki-laki yang menjadi budak belian, karena tidak dapat membayar utang atau denda atau hukuman yang berat yang dijatuhkan oleh hakim-hakim raja sesuai dengan naskah undang-undang Jawa-Bali lama.

Hubungan Kadipaten Blambangan Dengan Demak Bintoro Babad mengenai penaklukan oleh kraton Demak Bintoro memberitakan bahwa Blambangan diduduki pa-

da 1546. Terjadi serangan keprajuritan terhadap Pasuruan yang membawa malapetaka bagi keraton islam muda di bawah pimpinan Kanjeng Sultan Trenggana. Orang islam Jawa Tengahtelah menerobos terus sampai inti kra- ton ujung timur Jawa yang merupakan wilayah Banyuwangi. Pada 1575 Adipati Blambangan yang bernama Santa Gunamerebut Panarukan dari tangan islam. Ini merupakan salah satu babak baru pada abad 16 yang berkecam- buk di tengah ujung tinur Jawa antara raja-raja islam dari Pasuruan dan Surabayadengan para pejabat Blam- bangan dan Bali Selatan. Panarukan diperebutkan di antara mereka. Selama sebagian besar dari perempat terakhir abad 16 raja dari Blambangan mengguasai bagian tengah ujung timur Jawa dengan atau tanpa bantuan prajurit Bali. Raja Santa Guna meninggal pada sekitar 1590 dan anaknya menggantikan posisinya, ia mulai diserang raja islam dari Pasuruan. Adipati Pasuruan pada 1590 merencanakan perluasan kekuasaannya ke barat sampai melewati Kediri, di dekat Madiun pasukannya terbentur Senopati Mataram Hadiningrat yang saat itu masih mu-

da. Mulai 1596 ia berhasil menduduki kota Blambangan. Kelompok-kelompok Bali dipimpin seorang trah Jlan- tik datang membantu raja di ujung timur Jawa, namun mereka dikalahkan dan Jlantik pun gugur. Dengan keme- nangan pada tahun 1600 atau 1601 yang diraih oleh raja islam Pasuruan, atas Blambangan, akhirnya semua kra- ton penting di Jawa berada di bawah pemerintahan Islam.

Hubungan Kadipaten Blambangan Dengan Mataram Hadiningrat Diduduki dan dihancurkannya kota kraton yang terakhir di Jawa oleh raja islam dari Pasuruan awal abad ke-17 merupakan satu babak baru saja. Tetapi, pada 1617 Pasuruan diserang dari darat dan diduduki oleh Kan- jeng Sultan Agung dari Mataram Hadiningrat, yakni cucu Kanjeng Panembahan Senopati yang pada 1570 me- nyudahi aksi penaklukannya di Jawa Tengah dengan menduduki Madiun. Sesudah 1617, tahun jatuhnya Pasuru- an, pengaruh raja-raja Bali di bagian tengah dan timur ujung Jawa mulai bertambah kuat lagi. Para pejabat di ti- mur Jawa meminta bantuan raja-raji Bali untuk menghadapi ancaman serangan tiba-tiba oleh Mataram Hadin- ingrat. Penaklukan Blambangan oleh Mataram Hadiningrat dilaksanakan pada tahun 1639. Ekspedisi Bali yang Hubungan Kadipaten Blambangan Dengan Mataram Hadiningrat Diduduki dan dihancurkannya kota kraton yang terakhir di Jawa oleh raja islam dari Pasuruan awal abad ke-17 merupakan satu babak baru saja. Tetapi, pada 1617 Pasuruan diserang dari darat dan diduduki oleh Kan- jeng Sultan Agung dari Mataram Hadiningrat, yakni cucu Kanjeng Panembahan Senopati yang pada 1570 me- nyudahi aksi penaklukannya di Jawa Tengah dengan menduduki Madiun. Sesudah 1617, tahun jatuhnya Pasuru- an, pengaruh raja-raja Bali di bagian tengah dan timur ujung Jawa mulai bertambah kuat lagi. Para pejabat di ti- mur Jawa meminta bantuan raja-raji Bali untuk menghadapi ancaman serangan tiba-tiba oleh Mataram Hadin- ingrat. Penaklukan Blambangan oleh Mataram Hadiningrat dilaksanakan pada tahun 1639. Ekspedisi Bali yang