RENCANA STRATEGIS PARA WALI MENGISLAMKAN

RENCANA STRATEGIS PARA WALI MENGISLAMKAN TANAH JAWA

Kedatangan Islam Di Pulau Jawa Babad Kraton Demak Bintoro erat sekali kaitannya dengan penyebaran agama Islam di Tanah Jawa. Da- lam pergaulan antar bangsa,Kraton Demak Bintoro merupakan juru bicara kawasan Asia Tenggara yang sangat disegani. Hal ini disebabkan oleh konstribusi Kraton Demak Bintoro dalam bidang ekonomi, pelayaran, perdagangan, kerajinan, pertanian, pendidikan dan keagamaan. Secara garis besar dapat disebutkan bahwa dakwah Islam dari tlatah barat ke timur di seluruh nusantara pada lazimnya melalui jalur-jalur perdagangan. Pada akhir abad ke 13 M, pesisir utara pulau Jawa telah memiliki raja-raja Islam. Pada awal abad ke 14 M bukti-bukti adan- ya jejak Islam telah ada di Trengganu, Malaysia dan Jawa, Indonesia. Pada abad ke 8 M disepanjang pesisir barat dan timur pulau Sumatera diduga telah ada komunitas-komunitas muslim.

Hubungan Jawa Dengan Asia Tenggara Komunitas muslim Jawa menduduki posisi penting di kawasan Asia Tenggara. Islam masuk ke tlatah Jawa berasal dari Cina. Sejarah Banten Darusalam yang menyebutkan Sultan Demak Bintoro sebagai Pati Raja Cina. Kebudayaan Islam Jawa yang dikembangkan oleh para wali dalam banyak hal merupakan kelanjutan dan reformasi kebudayaan Hi ndu-Jawa kuno. Kehadiran orang Hindia di Jawa dan Bali terutama terbukti dari pengaruh unsur Hindu atas kebudayaan Jawa dan Bali, kunjungan orang Cina lebih diketahui dari laporan dinas yang disampaikan oleh para pejabat Cina ke istana Narendra Agung Cina.Dalam kisah-kisah Jawa berkali-kali dikisahkan masalah turis Cina.Kisah tersebut menegaskan bahwa trah Cina telah mengambil bagian krusial dalam dakwah Islam di Jawa. Sejak abad ke 19 banyak orang Jawa dan juga orang Pasundan dan Madura mengadu na- sib membentuk kehidupan baru dilahan pertanian yang baru dibuka oleh usahawan-usahawan Barat di tlatah- tlatah terpencil di Jawa,Sumatera,dan Malaysia bahkan di Suriname.Di Jawa sendiri secara etnografis jumlah pen- ganut muslim merupakan kuantitas yang terbesar di dunia.

Nilai Strategis Pulau Jawa Dalam Kancah Internasional Pulau Jawa dalam kancah pergaulan internasional sejak dulu memegang peranan yang strategis. Agama Islam berangsur-angsur menjadi agama yang paling besar di Jawa. Hal tersebut terjadi karena di beberapa titik temu perdagangan laut internasional di Gresik, Surabaya, Jepara, Demak Bintoro, kelompok menengah Islam, yakni para buruh berdarah campuran yang telah lama menetap menjalankan pemerintahan setempat. Posisi Strat- egis pulau Jawa terletak pada aspek demografis dan geografisnya.

Babad Tanah Jawa Kuno Babad Tanah Jawa Kuno member penjelasan bahwa orang Jawa telah mempunyai peradaban yang tinggi. Penulisan sejarah disebut Babad. Informasi mengenai kemajuan masyarakat dan agama dalam abad ke 15 dan 16 ialah sejarah mengenai orang suci dan kisah para wali penyebar agama Islam di Jawa. Berita Cina mengenai Kepu- lauan Indonesia dapat dianggap sebagai sumber ketujuh untuk sejarah politik Jawa pada abad ke 15 dan 16. Mengenai masa sebelum Islam, informasi yang di dapat dari arsip Narendra Agung Cina ternyata sangat penting. Saat itu sudah ada orang Cina Muslim yang tinggal di Jawa, terbukti dari kisah-kisah mengenai permulaan dakwah Islam di Jawa Timur. Kitab Babad perlu digali sebagai sumber penulisan sejarah.

Biografi Raden Rahmat Dari Ngampel Denta Salah seorang yang paling terkenal dan tertua di antara para wali di Jawa ialah Raden Rahmat dari Ngampel Denta. Ia diberi nama sesuai dengan nama kampung di Surabaya tempat ia dimakamkan. Ia berasal dari Cempa. Raden Rahmat yang berasal dari Cempa mempunyai banyak trah dan murid,yang berabad-abad lamanya menguasai kemajuan agama Islam di Jawa Timur. Di sebuah desa yang kekeringan, ada seorang dukun sakti yang hendak mengadakan upacara meminta hujan dengan menjadikan seorang gadis sebagai tumbal kepada dewa. Pedang sudah di hunus oleh sang dukun. Tiba-tiba di hentikan oleh Sunan Gresik. Sunan Gresik mendinginkan Biografi Raden Rahmat Dari Ngampel Denta Salah seorang yang paling terkenal dan tertua di antara para wali di Jawa ialah Raden Rahmat dari Ngampel Denta. Ia diberi nama sesuai dengan nama kampung di Surabaya tempat ia dimakamkan. Ia berasal dari Cempa. Raden Rahmat yang berasal dari Cempa mempunyai banyak trah dan murid,yang berabad-abad lamanya menguasai kemajuan agama Islam di Jawa Timur. Di sebuah desa yang kekeringan, ada seorang dukun sakti yang hendak mengadakan upacara meminta hujan dengan menjadikan seorang gadis sebagai tumbal kepada dewa. Pedang sudah di hunus oleh sang dukun. Tiba-tiba di hentikan oleh Sunan Gresik. Sunan Gresik mendinginkan

Sejarah Hubungan Cempa-Majapahit Hubungan antara Kerajaan Cema dan Kerajaan Majapahit berlangsung secara harmonis.Seorang raja Majapahit,atau seorang anggota wangsa raja,menjelang pertengahan abad ke 15 telah membawa gadis Islam dari keluarga baik-baik yang bersal dari Cempa ke istanahnya.Majapahit selalu mempunyai hubungan dengan Cem- pa.Hubungan darah antara Majapahit dan Cempa nantinya akan melahirkan Raden Patah sebagai pendiri kera- jaan Demak Bintoro.

Perdagangan Di Kotaraja Majapahit Kraton Majapahit merupakan pusat pemerintahan dan perdagangan yang sangat maju. Wali-wali di Ja- wa berpusat di Masjid Agung Demak Bintoro,masjid yang mereka dirikan bersama-sama.Disitu mereka menga- dakan pertemuan untuk bertukar pikiran mengenai keislman.Mereka memiliki peranan yang sangat penting da- lam sejarah politik Jawa. Mereka berhasil mendapatkan kedudukan di kediaman mereka,mereka menyatukan kekuasaan dunia dan akhirat di tangannya.Kanjeng Sunan Kalijaga dan trahnya memang tidak menjadi ra- ja,namun pengaruh mereka dalam bidang kerohanian di Jawa Tengah bagian selatan ternyata sangat besar. Sesudah berdirinya kraton-kraton Islam di pesisir utara Pulau Jawa datanglah “Kanjeng Maulana-Kanjeng Mau- lana” dari tanah seberang.Para ulama yang datang kemudian memperkuat keimanan orang Jawa.Kedudukan Majapahit nantinya dilanjutkan oleh kraton Demak.

BABAD BERDIRINYA KRATON DEMAK BINTORO

Letak Geografis Demak Bintoro Demak Bintoro memang sangat strategis tempatnya.Pada zaman dahulu tlatah Demak Bintoro terletak di tepi selat diantara Pegunungan Muria dan Jawa.Jepara terletak di sebelah barat pegunungan Muria.Jepara mempunyai pelabuhan yang aman,letak pelabuhan Jepara yang sangat menguntungkan bagi kapal-kapal dagang yang lebih besar,yang berlayar lewat pesisir utara Jawa menuju Maluku dapat kembali ke barat.Maka Japara men- jadi pelabuhan Demak Bintoro.Kedua kota ini merupakan dwitunggal yang perkasa. Penghubung antara Demak Bintoro dan tlatah pelosok di Jawa Tengah ialah sungai Serang yang kini bermuara di Laut Jawa antara Demak Bintoro dan Jepara.Hasil panen sawah di tlatah Demak Bintoro rupanya pada zaman dulu pun sudah baik.Kesempatan untuk menyelenggarakan pengairan cukup.Apalagi mereka menguasai jalan penghubung di Pengging dan Pajang Hadiningrat.Tidak mengherankan apabila kawasan ini juga mencapai kemakmuran.

Biografi Raden Patah Raden Patah adalah raja Demak yang pertama.Beliau adalah putra raja Majapahit terakhir yang bernama Brawijaya.Ibu Raden Patah adalah seorang putri Cina dari kraton raja Majapahit.Waktu hamil putrid itu dihadiahkan kepada seorang anak emasnya yang menjadi gubernur di Palembang.Disitulah Raden Patah la- hir.Sekitar tahun 1480 M,Raden Patah yang sudah memeluk agama Islam ,terang-terangan memutuskan segala hubungan dengan Majapahit yang sudah tidak berdaya lagi.Dengan bantuan tlatah-tlatah lainnya di Jawa Timur yang sudah Islma pula,seperti Jepara,Tuban,dan Gresik,ia mendirikan kraton Islam dengan Demak Bintoro se- bagai pusatnya bergelar Kanjeng Sultan Syah Alam Akbar I. Kiprah Raden Patah sebagai pendiri kerajaan Islam di Jawa sangat di hormati oleh para generasi berikutnya.

Sejarah Masjid Agung Demak Bintoro Sejarah masjid agung Demak Bintoro erat kaitannya dengan dakwah para wali sanga.Bangunan masjid itu didirikan oleh para wal bersama-sama dalam waktu satu malam. Tiang masjid merupakan sumbangan dari

Kanjeng Sunan Kalijaga. Kisah mengenai pembangunan masjid Agung Demak Bintoro dan mengenai baju wasiat antakusuma ada hubungannya dengan api surga. Mukjizat penangkapan kilat di Demak Bintoro itu dihubungkan dengan suatu keputuan politik penting. Masjid Agung Bintoro telah menjadi kota Negara Islam pertama di Jawa Tengah. Kota yang kemudian dikenal sebagai Kotanegara Kraton Demak Bintoro. Kota ini cepat menjadi usat perdagangan dan lalu lintas,dan menjadi pusat ibadat bagi kelompok menengah Islam yang baru muncul.

Biografi Kanjeng Adipati Yunus Kanjeng Adipati Yunus adalah senopati yang bergelar Pangeran Sabrang Lor. Duk nalinkaning Raden Patah wafat pada tahun 1518 M, Putranya yang bernama Kanjeng Adipati Yunus menggatikannya menjadi Sul- tan dengan gelar Kanjeng Sultan Demak Bintoro Syah Alam Akbar II.Ia memimpin Demak Bintoro hanya 3 ta- hun, karena meninggalpada tahun 1521. Para Raja yang pernah memerintah di kraton Demak Bintoro yaitu: Raden Patah,bergelar Kanjeng Sultan Syah Alam Akbar I (1478-1513), Kanjeng Adipati Yunus,bergelar Kanjeng Sultan Syah Alam Akbar II (1518-1521), Kanjeng Sultan Trenggana,bergelar Kanjeng Sultan Syah Alam Akbar

III (1521-1546), Sultan Prawata,(1546-1561)

Biografi Kanjeng Sultan Trenggana Sultan Trenggana juga merupakan pejuang yang gagah berani.Beliau adalah saudara sekaligus pengganti Kanjeng Adipati Yunus.Pangeran Trenggana memerintah sampai tahun 1546.Ia tidak kalah giatnya dai Kanjeng Adipati Yunus dan Ayahnya untuk memperkokoh singgasana Demak Bintoro dan menegakkan tiang-tiang agama Islam. Seorang ulama terkemuka dari Pase bernama Fatahillah diterima oleh Trenggana dengan tangan ter- buka.Bahkan Fatahillah dinikahkan dengan adik Sang Raja sendiri,dan ternyata ia adalah orang yang dapat melaksanakan maksud-maksud Trenggana.Ia berhasil menghalangi kemajuan Portugis dengan merebut kunci- kunci perdagangan kraton Pakuwan Pajajaran di Jawa Barat yang belum masuk Islam yaitu Banten Darussalam dan Cirebon Darussalam.

Trenggana dan Raden Patah diberi nama sesuai dengan nama tempat yang mungkin terletak dekat De- mak Bintoro ,yakni Jimbun.Dalam kisah ini terdapat seorang Kanjeng Panembahan Jimbun ,bahkan seorang Kan- jeng Bintoro Jimbun dan Jimbun Sabrang.Kanjeng Sultan Demak Bintoro pada tahun 1507 M telah hadir pada peresmian Masjid Raya di Demak Bintoro.Besar kemungkinan raja itu memang Trenggana yang dikisahkan da- lam kisah,ia konon pada 1504 telah berkuasa.Mengenai Trenggana,bahwa pada 1546 ia gugur,Trenggana berkuasa selama 42 tahun.

Hubungan Demak Bintoro dan Kadipaten Jepara Hubungan Demak dengan Kadipaten Jepara berlangsung dalam kegiatan ekonomi dan

perdagangan.Nama pejabat yang sering disebut di Sejarah Jepara ialah Kanjeng Adipati Yunus.Kakek Kanjeng Adipati Yunus ini adalah seorang buruh dari Kalimantan Barat Daya. Dari sanalah ia pergi ke Malaka untuk mengadu nasib dengan bekal keningratan yang amat sedikit dan uang yang lebih sedikit lagi.Anaknya yang lahir di Malaka,di tahun-tahun kemudian berhasil meraih kekayaan besar dalam perdagangan di Jawa.Akhirnya ia tinggal di Jepara. Buruh yang kaya raya itu pun berkuasa mutlak di pelabuhan itu.Seorang saudara laki-lakinya dijadikan pejabat di Tidungang,adiknya bernama Pati Orob.Pejabat baru itu berhasil menarik banyak orang dan berhasil juga memperluas tlatah kekuasaan sampai ke seberang laut,sampai ke Bangka dan tempat-tempat pesisir di Kalimantan.Meskipun begitu ia masih mengakui Sultan Demak Bintoro sebagai atasannya.Saat itu Jepara men- jadi kawasan ekonomi yang penting bagi pemasukan keuangan Demak.

Hubungan Demak Bintoro dan Kraton Kuno Majapahit Majapahit merupakan lelulur trah Demak.Sekitar tahun 1480 M Adipati Demak Bintoro yang bernama

Raden Patah,yang sudah memeluk agama Islam,terang-terangan memutuskan segala ikatannya dari Majapahit yang sudah tidak berdaya lagi.Demak Bintoro rupanya menjadi satu kekuatan yang menghegemoni sejarah Jawa Raden Patah,yang sudah memeluk agama Islam,terang-terangan memutuskan segala ikatannya dari Majapahit yang sudah tidak berdaya lagi.Demak Bintoro rupanya menjadi satu kekuatan yang menghegemoni sejarah Jawa

BABAD KEJAYAAN KRATON DEMAK BINTORO

Kekuasaan Sultan Demak Bintoro di Jawa Tengah Kekuasaan Sultan Demak Bintoro mendapat retu dari para wali.Sekitar tahun 1480 M Adipati Demak

yang bernama Raden Patah mendirikan kerajaan Islam.Suatu hal yang berarti,di Jawa para imam masjid hamper selalu disebut “Khatib Agung”. Daftar lima imam Masjid Agung Demak Bintoro yang menurut Hikayat Ha- sanuddin telah memangku jabatan selama pemerintahan tiga raja pertama kraton itu adalah sebagai beri- kut:Pangeran Bonang,sesudah tahun 1490 sampai tahun 1506/1512,dpanggil oleh “ratu” Demak Binto- ro.Makdum Sampang,tahun 1506/1512 sampai kira-kira tahun 1515,dipanggil oleh “ratu” Demak Bintoro.Kiai Pambayun,sekitar tahun 1515 sampai tahun 1521,pindah ke Jepara.Khatib Agung Rahmatullah,sebelum 1521 sampai 1524,dilantik oleh Adipati Sabrang Lor dari Jepara.Kanjeng Sunan Kudus,tahun 1524 dinobatkan oleh Syekh Nurullah,yang kemudian menjadi Kanjeng Sunan Gunung Jati.Dukungan Para Wali terhadap kekuasaan Sultan Bintoro terjalin secara mutualisme yaitu hubungan yang saling menguntungkan.

Biografi Kanjeng Sunan Gunung Jati Sunan Gunung Jati adalah tokoh wali yang bertugas menyebarkan Islam di Jawa Barat.Kunjungan Sultan

Demak Bintoro ke Cirebon Darussalam dapat dipahami jika Syekh Nurullah yang kemudian menjadi Kanjeng Sunan Gunung Jat,datang ke Demak Bintoro dan mendapat pengaruh di kalangan wangsa raja yang baru bebera- pa puluh tahub memeluk agama Islam. Masjid Agung di Demak Bintoro mendapat posisi yang krusial dalam rencana.Syekh Nullah dari Sumatera untuk memangku jabatan Khatib Agung Masjid Agung Demak Binto- ro.Hingga kini Sunan Gunung Jati mendapat penghormatan tertinggi dari masyarakat.

Pengaruh Demak Bintoro ke Jawa Barat Penyebaran Islam di Jawa Barat juga berpangkal tolak dari kraton Demak Bintoro yang diperintah oleh Kanjeng Sultan dan di dukung oleh para wali. Kotanegara Islam,Demak Bintoro,telah menjadi titik tolak per- juangan untuk menyebarkan agama Islam.bahasa dan kebudayaan Jawa disepanjang pesisir utara Jawa Bar- at.Tindakan Syekh Nurullah yang kemudian diberi gelar Sunan Gunung Jati dan juga tindakan anaknya Ha- sanuddin yang kelak menjadi raja Islam pertama di Banten Darusallam,ternyata sangat krusial dalam upaya meluaskan tlatah pengaruh raja-raja Islam dari Demak Bintoro ini.Akan dilukiskan lahirnya kraton-kraton Islam baru. Tindakan bersenjata yang dilakukan oleh orang Jawa Tengah,untuk memulihkan atau memantapkan kekuasaan Sultan,dapat dianggap satu tindakan kekuasaan Narendra Agung Islam.Dari Demak Bintoro itu penyebaran Islam juga bisa tertata dengan rapi.

Pengaruh Demak Bintoro ke Jawa Timur Kegiatan dakwah Islamiayah di Jawa Timur juga dibantu oleh kraton Demak Bintoro.Secara Kronologis

Islamisasi di Jawa Timur dapat diceritak demikian: 1527 : Tuban juga dikuasai oleh wadyabala Sulta Demak Bintoro 1528 : Wirasari sudah di duduki 1529 : Raja Demak Bintoro bersama tentaranya menyerang Gagelang 1531 : Surabaya Tunduk pada kekuasaan Narendra Agung 1535 : Pasuruan direbut atau diduduki

1541 dan 1542 :Para pejabat di Lamongan,Blitar,dan Wirasaba di tlatah aliran Sungai Brantas mengakui kekuasaan Narendra Agung 1543 : Gunung Penanggungan di sebelah timur Majapahit diduduki atau direbut 1544 : Mamenang telah direbut 1545 : Sengguruh tunduk pada kekuasaan Narendra Agung 1546 : Terjadi pabaratan merebut Blambangan

Jaka Tingkir telah mengangkat Pangeran Timur,putra Sultan Demak Bintoro,sebagai bupati di Madi- un.Hal itu dapat member petunjuk bahwa antara Demak Bintoro dan Madiun mempunyai hubungan.Memang pada kenyataannya Kraton Demak Bintoro sangat aktif dalam penyebaran Islam di Jawa Timur.

Pengaruh Demak Bintoro di Kepulauan Nusantara Di kawasan kepulauan nusantara boleh dikatakan Demak Bintoro menjadi pusat kegiatan para pedagang

dan ulama Islam.Kekuasaan maharaja Islam di Demak Bintoro telah tertanam di Banjarmasin dengan kekuatan wadyabala yang dikirim bwerdasarkan permintaan salah seorang calon pengganti raja. Kuatnya pengaruh kebudayaan pesisir di Jawa Tengah yang tertanam di Kalimantan Selatan terbukti antara lain dari ungkapan-ungkapan setempat yang banyak bercampur dengan bahasa Jawa,dan juga dari seni pertunjukan rakyat setempat.Kejayaan Demak Bintoro tentu berpengaruh terhadap penyebaran Islam di Nusantara.

Pengaruh Demak Bintoro di Kadipaten Pengging Tembayat Kaipaten Pengging dan Tembayat secara sosiologis dan genetis erat kaitannya dengan sejarah De- mak.Tembayat terletak disebelah selatan Klaten.Meskipun begitu,berdasarkan pentingnya Tembayat sebagai tempat siarah dapat diakui bahwa sejarah tersebut mempunyai inti kebenaran.Tahun-tahun peristiwa Jawa,yang diukir pada batu-batu bangunan beberapa gedung di beberapa pemakaman kermat itu,menunjukkan bahwa pada tahun 1566 Sultan Pajang Hadiningrat,Adiwijaya dan pada tahun 1633 Kanjeng Sultan Agung dari Mataram Hadiningrat,memberikan sumbangan untuk memperluas dan memperindah Tembayat. Tokoh yang kemudian menjadi Kanjeng Sunan Tembayat itu termasuk trah para bupati Semaring.Dari pihak ibunya ia masih mempu- nyai hubungan dengan Kraton Demak Bintoro.Karena nasehat dari Kanjeng Sunan Kalijaga ia konon mengundurkan diri dari dunia ramai,dengan maksud bersama isterinya menyelenggarakan hidup berkelana men- cari kebenaran. Siti Jenar yang merupakan murid Sunan Bonang dijatuhi hukuman mati karena dianggap sebagai seorang penyebar ajaran yang menyalahi agama Islam.Karena Kebo Kenangan tetap membangkang tidak mau member penghormatan terhadap Narendra Agung ,akhirnya ia dibunuh di Pengging oleh Kanjeng Sunan Ku- dus.Hingga Kini petilasan Pengging dan Tembayat sering dijadikan tempat siarah oleh masyarakat.

Politik dan Kebudayaan Kraton Demak Bintoro Politik dan kebudayaan kraton Demak Bintoro berdasarkan pada nilai Islam dan budaya lokal.Di Jawa

hukum adat dan hukum peradilan yang bercorak Hindu masih bertahan bahwa sudah sejak abad ke 14 orang Islam sudah tidak asing lagi di kota Keraton Majapahit dan Bandar Bubat. Dalam kitab-kitab hukum dari jaman Demak Bintoro misalnya, Salokantara karangan Senopati Jimbun mereka itu disebut jeksa.Di Demak Bintoro para jeksa tidak mempunyai kekuasaan rohani yang sama seperti dhamardhyaksa di Majapahit. Peranan krusial Masjid Agung Demak Bintoro sebagai pusat peribadatan kraton Islma pertama di Jawa dan posisinya dihati masyarakat pada abad ke 16Terdapat jemaah yang sangat berpengaruh dan dapat berhubungan dengan pusat-pusat Islam internasional diluar negeri mungkin merupakan hal yang membedakan pemerintahan Negara kraton Majapahit dengan Kesultanan Demak Bintoro yang masih muda. Bagian krusial kebudayaan Jawa seperti wayang orang,wang topeng,gamelan,tembang macapat dan pembuatan keris pada abad 17 oleh hikayat Jawa dipandang sebagai hasil penemuan para wali yang hidup sezaman dengan Kesultanan Demak Bintoro.Dengan berbasisi cultural itu kraton Demak Bintoro mampu menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara yang dapat sukses secara gemilang.

KEPELOPORAN KRATON DEMAK BINTORO DALA MENGISLAMKAN TANAH JAWA

Kepeloporan Kanjeng Sultan Trenggana Kepeloporan Kanjeng Sultan Trengganadalam memperjuangkan nilai kebenaran dan keadilan patut menjadi suri tauladan.Sejak abad ke 14,dibagian paling timur dari ujung timur pulau Jawa terdapat duakota Negara yaitu Panarukan dan Blambangan.Dapat dimengerti jika Narendra Agung Islam di Demak Bintoro ingin menyempur- nakan itu dengan menduduki ujung timur pulauJawa. Masih juga dapat diakui bahwa ekspedisi ke ujung timur Jawa itu karena suatu hal fatal bagi Kanjeng Sultan Trenggana sehingga ia meninggal dalam pabaratan atau tidak lama sesudah itu.Dengan itu berakhirlah upaya kekuasaan pusat keislaman baru di Jawa Tengah ke semua tlahtah yang sebelumnya mengakui raja Majapahit sebagai pejabat tertingginya.Keteladanan Sultan Trenggana bersumber pada Nilai keislaman.

Sumber Penulisan Sejarah Demak Bintoro Terakhir Sejarah Demak Bintoro juga ditulis dalam bentuk silsilah.Ada dua silsilah wangsa raja di Demak Bintoro yang dapat menjelaskan hubungan-hubungan keluarga.Adapun kedua silsilah tersebut dari Pangeran Trenggana (Sultan Demak Bintoro) dan Silsilah kedua yang didasrkan pada Hikayat Hasanuddin dari Banten Darussalam yaitu Aria Tranggana,Kanjeng Sultan Ahmad Abdu’i-Arifin dari Demak Bintoro (1546).

Sejarah Sunan Prawata Pewaris Keraton Demak yang lain adalah Sunan Prawata.Pemerintahan pendek Sunan Prawata dari Demak Bintoro tahun 1546-1549 merupakan antiklimaks terhadap masa kejayaan raja yang mendahuluinya,Kanjeng Sultan Trenggana yang sebagai raja Islam telah memerintah sebagaian besar pulau Jawa.Jatuhnya kekuasaan De- mak Bintoro sesudah 1547 tampaknya tidak terlalu banyak mencemarkan wibawa religious Masjid Agung dan Trah Sultan. Gelar Sunan dan tempat tinggal di gunung Prawata,yang kita ketahui dari raja merdeka yang tera- khir,dapat dianggap sebagai petunjuk bahwa waktu ia masih hidup pun wibawa religious Demak Bintoro lebih krusial daripada kekuasaan politiknya. Mungkin sekali pada pertengahanabad ke 16 perdagangan dilaut sebagaian besar sudah pindah dari Demak Bintoro ke Jepara,karena selat dangkal jalan masuk ke Demak Bintoro sudah tertutup oleh endapan lumpur.Pada paruh kedua abad ke 16 dan pada abad ke 17 Jepara merupakan kota pelabuhan di Jawa Tengah yang terpenting.Sunan Prawata dalam menjalankan pemerintahan dibantu oleh ka- langan professional yang ahli dibidangnya masing-masing.

Boyongan Pemerintahan Demak Bintoro Pajang Hadiningrat Boyongan pemerintahan baru Demak Bintoro merupakan babak baru dalam sejarah kraton De- mak.Kemenangan Jaka Tingkir atas atas adipati taklukan Jipang,Harya Penangsang,pembunuh Sultan Demak Bintoro yang terakhir,mengangkat pejabat Pajang Hadiningrat ke puncak kekuasaan di Jawa Tengah. Ia mengu- bah kediamannya di pelosok Jawa Tengah sebelah selatan menjadi kotanegara Jawa.Para raja yang lebih tua di- sepanjang pesisir utara Jawa,dan para pejabat di Jawa Tengah dan Jawa Timur,segera mengakui dia sebagai raja tertinggi.Kotanegara lama Demak Bintoro,kemudian menjadi kadipaten,yang diperintah ileh seorang pejabat yang tunduk pada Sultan Pajang Hadiningrat.Kondidi demikian tidak berubah sampai duk nalikaning kekuasaan poli- tik pindah dari Pajang Hadiningrat ke Mataram Hadiningrat.Pada dasarnya kraton Pajang un merupakan ke- lanjutan trah Demak

Demak Bintoro di Bawah Kekuasaan Mataram Hadiningrat Pada waktu Mataram berkuasa juga terjalin hubungan dengan kraton Demak Bintoro.Pada tahun 1591 koon Kanjeng Penembahan Senopati dari Mataram Hadiningrat mulai berusaha memperluas kekuasaannya atas Kediri,dengan mencampuri sengketa diantara para calon yang ingin menduduki tahtah kosong di kraton tua itu. Kanjeng Tumenggung Endranata I di Demak Bintoro pada tahun-tahun kemudian agakknya juga tidak bebas dari pengaruh politik pesisir yang berlawanan dengan kepentingan Mataram Hadiningrat di pelosok. Sebagai Demak Bintoro di Bawah Kekuasaan Mataram Hadiningrat Pada waktu Mataram berkuasa juga terjalin hubungan dengan kraton Demak Bintoro.Pada tahun 1591 koon Kanjeng Penembahan Senopati dari Mataram Hadiningrat mulai berusaha memperluas kekuasaannya atas Kediri,dengan mencampuri sengketa diantara para calon yang ingin menduduki tahtah kosong di kraton tua itu. Kanjeng Tumenggung Endranata I di Demak Bintoro pada tahun-tahun kemudian agakknya juga tidak bebas dari pengaruh politik pesisir yang berlawanan dengan kepentingan Mataram Hadiningrat di pelosok. Sebagai

BABAD KADIATEN PATI HADININGRAT

Ki Ageng Panjawi Peletak Dasar Kadipaten Pati Tokoh sejarah pesisir yang penting adalah Ki Ageng Panjawi.Adipati yang pertama bernama Ki Ageng Panjawi,ia teman seperjuangan Ki Ageng Pamanahan. Ki Ageng Panjawi dapat mengangkat dirinya menjadi raja di Pati pada pertengahan abad 16.Tlatah ini,dengan kota Negara Kadipaten Pati dan Juwana,terletak dekat muara timur sebuah selat tua,yang sejak dulu memisahkan pegunungan Muria di Jawa.Demak Bintoro dan Jeara terletak di sebelah barat muara in.Mungkin dapat kita bandingkan hubungan kedua kota pelabuhan laut Jepara dan Juwana pada satu pihak,dengan hubungan antara kedua kota tempat posisi Sultan Demak Bintoro dan Adipati Pati pada pihak lain. Dengan berpangkal pada sejarah Pati dan Juwana yang sangat tua itu. Beliau me- merintah Pati atas palilah Sultan Hadiwijaya.

Pelabuhan Pati dan Juwana Kuno Strategi Pati dalam memajukan perekonomian adalah membangun pelabuhan .Tidaklah mengherankan ji- ka diantara kedua pasangan Demak Bintoro-Jepara dan Pati-Juwana timbul iri hati dan terjadi pabaratan pada masa lampau. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur terdapat berita mengenai masa jaya Kraton Pati yang berlangsung pendek pada permulaan abad ke 16.Pada 1513 mengunjungi pesisir utara Jawa,tlatah Cajongan atau Cajongam dihancurkan oleh Manggala Yuda pasukan Majapahit.Setelah kehancurannya konontlatah Cojongam dibagi anta- ra tetangganya Rembangdan Tuban.Pati Rodim di Demak Bintoro pun mengambil sebagian tlatah ini. Mungkin sekali empat itu terletak kira-kira di kota Juwana kini.Tetapi,mengenai bertentangnya Rembang dan Tuban tidak sesuai dengan kondisi.Mungkin benar keraton Demak Bintoro dalam dasawarsa pertama abad ke 10 bermusuhan dengan raja-raja di Pati,yang menguasai bagian timur jalur lalu lintas di sebelah selatan Pegunungan Mu- ria.Dengan pelabuhan itu perdagangan dapat berjalan dengan lancar.

Hubungan Pati dengan Pajang Hadiningrat Menurut kisah,para Adipati Pati dan Mataram Hadiningrat mengakui kekuasaan tertinggi Kanjeng Sultan Pajang Hadiningrat itu.Kanjeng Sultan Pajang Hadiningrat dan Ki Ageng Pemanahan seriing cekcok ,tetapi mengenai Ki Ageng Panjawi di Pati,tidak dikabarkan adanya kesulitan berhubungan dengan atasannya. Di Jawa Tengah posis para pejabat Pati agak penting .Pada abad-abad ke 16 dan 17 mereka terpaksa mengakui kekuasaan tertinggi raja-raja Demak Bintoro,Pajang Hadiningrat dan Mataram Hadiningrat ,tetapi tlatah mereka yang secara ekonomis dan strategis cukup kuat,agaknya memungkinkan mereka sekali-kali menanam pengaruh politik sampai di Jawa Tengah sebelah selatan.Pati dan Juwana dapat dianggap tlatah peralihan antara kraton tua Lesem. Pada paruh kedua abad 16 dan paruh pertama abad 16 di tlatah-tlatah yang kelak bernama Grobongan dan So- kowati dan sekitarnya,hidup trah pejabat setempat,masih saling berhubungan keluarga,yang seluruhnya merupa- kan lingkungan asal bagi timbulnya keluarga wangsa raja Pati dan Mataram Hadiningrat kemudian.Dengan ma- junya pelabuhan Pati secara otomatis ekonomi Pajang pun meningkat.

Hubungan Pati dan Mataram Hadiningrat Selanjutnya Pati dibawah kendali kekuasaan Mataram.Boleh jadi pada pertengahan abad ke 16 tlatah Pati itu, sanajan mekaten secara otomatis tidak sama makmurnya dengan Demak Bintoro,masih merupakan kraton penting yang ngrembaka dengan baik juga,yang mengadakan hubungan dengan para pejabat di tlatah-tlatah lebih ke timur,sepanjang pesisir Jawa sampai Surabaya. Sebaliknya Mataram Hadiningrat pada pertengahan abag ke

16,masih dalam tingkat ngrembaka.Sultan Agung Mataram Hadiningrat pada pertengahan pertama abad ke 17mencapai puncak kekuasaan dan kebesaran,asal-usul trahnya terbawa naik namanya.Tetapi dapat diduga bah- wa pada abad ke 16 keluarga Ki Ageng Panjawi di Pati lebih tinggi derajatnya dan lebih banyak hubungannya dengan trah penting lain daripada Ki Ageng Pemanahan di Mataram Hadiningrat yang jauh di pelosok.

Pengganti Ki Ageng Panjawi yang memerintah Pati pada perempat terakhir abad ke 16 dalam kisah Jawa diber nama Pragola.Pada 1598 dan 1599 prajurit Mataram Hadiningrat ngrabaseng yuda,serangan terhadap Tu- ban dapat dipatahkan,tetapi boleh jadi raja Pragola di Pati menganggap pabaratan ini juga sebagai serangan ter- hadap kekuasaannya sendiri di pesisir.Pada 1600 ia menggerakan angkatan bersenjatanya dalam jumlah yang be- sar dari Pati ke Mataram Hadiningrat,untuk memperkuat tuntutannya atas penguasaan terhadap tanah-tanah di sebelah utara pegunungan Kendeng. Senopati Mataram Hadiningrat pada 1601 mangkat di Jenar.Tidak ada kepastian apakah Raja Pragola masih hidup sepeninggal senopati.Putra Pragola yang pertama itu ,agaknya selama pemerintahan pengganti Senopati,Sunan Seda ing Krapak,dan juga selama tahun-tahun permulaan pemerintahan cucunya,Kanjeng Sultan Agung,bersikap bersahabat terhadap Narendra Mataram Hadiningrat yang terus ber- tambah kuasa.Putranya yang masih sangat muda diungsikan oleh abdi yang setia ke Prawata.Dengan Mataram pun kadipaten Pai juga mampu menunjukkan eksistensi dan aktualisasinya.

BABAD KADIPATEN JEPARA HADINGRAT

Hubungan Kadipaten Jepara dan Demak Bintoro Kota Jepara merupakan sentral ekonomi bagi kraton Demak.Dimasa jaya Kesultanan Demak Binto- ro,Kadipaten Jepara juga menjadi tempat para buruh dan pelaut.Sebagai kota pelabuhan dengan teluk yang aman,Jepara selalu lebih disukai daripada Demak Bintoro,tetapi yang lebih menguntungkan Demak Bintoro ialah adanya hubungan yang lebih muda dengan pedalaman Jawa Tengah. Ia suwita pada Kanjeng Sultan Trenggana dari Demak Bintoro dan mendapat salah seorang putri Kanjeng Sultan Trenggana sebagai istri.Pasti putrid itulah yang pada silsilah Demak Bintoro tercatat sebagai ratu Harya Jepara atau Ratu Pakuan Pajajaran.Kemajuan kota Jepara menambah lancarnya perekonomian kraton Demak.

Biografi Kanjeng Ratu Kalinyamat Tokoh penting dikawasan pesisir adalah Ratu Kalinyamat.Kanjeng Ratu Kalinyamat lalu bertapa telanjang di gunung Danaraja.Sebagai penutup tubuhnya adalah rambutnyayang digerai.Kanjeng Ratu Kalinyamat ber- sumpah ,tidak mau memakai kain selama hidup,kalau Harya Jipang belum mati dan janji siapa yang bisa mem- bunuh Harya Jipang,Kanjeng Ratu Kalinyamat akan suwita kepadanya dan semua miliknya akan diserahkan semua. Kanjeng Sultan Pajang Hadiningrat lalu pergi ke Gunung Danaraja pada waktu malam hari.Yang mengi- kutinya adalah Ki Ageng Pemanahan,Ki Ageng Panjawi,dan ketiga Raden Ngabeh Loring Pasar.Setibanya di Gunung Danaraja,mereka berhenti di Regol.Para putrid penjaga melaporkan kepada kanjeng Ratu Kalinyamat kalau Kanjeng Sultan Pajang Hadiningrat ingin bertemu namun Ratu tidak bisa menemuinya secara langsung dan Kanjeng Sultan Hadiningrat dan ketiga kawannya dipersilahkan duduk di gerbang saja.

Sumpah Kanjeng Ratu Kalinyamat Ratu Kalinyamat bersumpah akan bertapa di Gunung Danaraja dan tanpa menggunakan pakaian dan akan terus begitu Jika Harya Penangsang dari Jipang belum terbunuh.Sultan Pajang Hadiningrat yang mendengar hal itu segera mengunjungi Ratu Kalinyamat bersama pengikutnya.Kemudian Ratu Kalinyamat pun meminta tolong kepada Sultan Pajang Hadiningrat.Untuk membalaskan dendamnya kepada Harya Penangsang.Sultan Pajang Hadiningrat memikirkan permintaan tersebut dan merundingkan dahulu bersama Ki Ageng Penjawi dan Ki Ageng Pemenahan. Akhirnya Sultan Pajang Hadiningrat menyanggupi permintaan tersebut dengan syarat diberi imbalan 2 wanita pengikut Ratu Kalinyamat.Kemudian Kanjeng Ageng Pemenahan bersedia dan sanggup untuk membunuh Harya Penangsang ,karena itu Sultan Pajang Hadiningrat berjanji akan memberikan Mataram dan Pati jika Kanjeng Ageng Pemenahan berhasil membunuh Harya Penangsang. Pagi harinya,Ki Ageng Pemenahan Sumpah Kanjeng Ratu Kalinyamat Ratu Kalinyamat bersumpah akan bertapa di Gunung Danaraja dan tanpa menggunakan pakaian dan akan terus begitu Jika Harya Penangsang dari Jipang belum terbunuh.Sultan Pajang Hadiningrat yang mendengar hal itu segera mengunjungi Ratu Kalinyamat bersama pengikutnya.Kemudian Ratu Kalinyamat pun meminta tolong kepada Sultan Pajang Hadiningrat.Untuk membalaskan dendamnya kepada Harya Penangsang.Sultan Pajang Hadiningrat memikirkan permintaan tersebut dan merundingkan dahulu bersama Ki Ageng Penjawi dan Ki Ageng Pemenahan. Akhirnya Sultan Pajang Hadiningrat menyanggupi permintaan tersebut dengan syarat diberi imbalan 2 wanita pengikut Ratu Kalinyamat.Kemudian Kanjeng Ageng Pemenahan bersedia dan sanggup untuk membunuh Harya Penangsang ,karena itu Sultan Pajang Hadiningrat berjanji akan memberikan Mataram dan Pati jika Kanjeng Ageng Pemenahan berhasil membunuh Harya Penangsang. Pagi harinya,Ki Ageng Pemenahan

Melawan Kekejaman Harya Penangsang Harya Penangsang yang membaca surat itu sangat marah dan segera berdiri memakai busana perang.Ki Mataun berbicara kepada Harya Penangsang kalau dia disuruh menunggu prajurit dulu,kalau buru-buru paduka bisa celaka,namun Harya Penangsang mengambaikan perkataan Ki Mataun. Harya Penangsang marah-marah berkitar-kitar mencari Kanjeng Sultan Pajang Hadiningrat. Harya Penangsang kemudian di keroyok oleh orang banyak.Dada Harya Penangsang dilempar tombak oleh Raden Ngabehi,hingga tembus punggungnya.Ia tewas dan ambruk.Jenazahnya kemudian dibawah oleh orang Sela. Tak lama kemudian prajurit Jipag datang dengan senjata lengkap .Namun mereka berhenti di pinggiran sungai,mereka mendengar kalau gustinya dan Ki Mataun sudah tewas.Orang-orang Jipang mendengar hal tersebut kemudian menyerahkan diri.

Kalinyamat-Jepara di Bawah Pajang Hadiningrat Rtau Jepara merupakan tokoh terpenting di pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Barat sejak pertengahan abad ke 16.Selama memerintah Kadipaten Jepara ,ratu tersebut selalu bertempat tinggal di Kalinyamat.Kanjeng Ratu Kalinyamat sendiri tidak mempunyai anak.Dalam pemerintahan ratu pada perempat ketiga abad 16,perdagangan Jepara dengan tlatah seberang menjadi ramai sekali. Kekalahan melawan Malaka pada tahun 1512-1513 telah menghancurkan sebagian besar armada kota-kota pelabuhan Jawa.Pada 1574 diadakan,untuk ketiga kalinya serangan oleh armada Jepara yang kuat,dalam upaya merebuut Malaka tetapi gagal. Ratu Kali- nyamat dimakamkan dekat makam suami Cinanya di pemakaman Mantingan dekat Jepara,yang mungkin dibangun atas perintahnya sendiri,sesudah ia menjadi janda pada 1549,mungkin hamper 30 sebelum ia mening- gal.

Trah Kadipaten Jepara Selama pemerintahannya atas Jepara yang cukup lama itu,agaknya Kanjeng Ratu Kalinyamat di hormati sebagai keluarga Demak Bintoro yang sebenarnya. Pada 1579 Pakuwan-Pakuwan Pajajaran ditaklukan oleh Raja Banten Darussalam.Pangeran Jepara anak Hasanuddin dari Banten Darussalam,ternyata tidak ikut dalam ekspedi- si melawan Pakuwan Pajajaran dan Kanjeng Ratu Kalinyamat juga disebut.Barangkali pada tahun 1579 Ratu Jepara baru saja meninggal dan bahwa kemenakannya,sekaligus anak angkatnya,Pangeran Jepara menggantikannya sebagai raja.

BABAD KADIPATEN KUDUS DARUSSALAM

Sejarah Kota Tajug Kuno Kudus adalah kota santri.Selama beberapa waktu besar pengaruhnya terhadap jalan sejarah.Tetapi tidak lama kemudian peran mereka berakhir.Kekuasaan mereka berdasarkan pada wibawa sebagai pemimpin jemaah orang alim. Pada satu segi,mereka dapat dibandingkan dengan raja-raja Cirebon Darussalam dan Giri Gresik,yang memulai kegiatan mereka sebagai Kyai,yang kemudian membentuk trah dan berhasil meraih kekuasaan politik yang cukup besar.Pada sisi lain mereka dapat dibandingkan dengan para pejabat di Kajoran-Tembayat di pelosok,yang tidak memperoleh kesempatan mewujudkan kedudukan di istana mereka,akibat kebijakan politik raja-raja Mataram Hadiningrat yang sangat berdekatan letaknya itu. Adanya daftar lima imam Masjid Agung yang dimuat dalam Hikayat Hasanuddin di Banten Darussalam.Imam yang kelima pada daftar itu adalah tokoh yang kemudian menjadi Kanjeng Sunan Kudus. Selain karena kealiman dan semangat menyebarkan agama Islam Sejarah Kota Tajug Kuno Kudus adalah kota santri.Selama beberapa waktu besar pengaruhnya terhadap jalan sejarah.Tetapi tidak lama kemudian peran mereka berakhir.Kekuasaan mereka berdasarkan pada wibawa sebagai pemimpin jemaah orang alim. Pada satu segi,mereka dapat dibandingkan dengan raja-raja Cirebon Darussalam dan Giri Gresik,yang memulai kegiatan mereka sebagai Kyai,yang kemudian membentuk trah dan berhasil meraih kekuasaan politik yang cukup besar.Pada sisi lain mereka dapat dibandingkan dengan para pejabat di Kajoran-Tembayat di pelosok,yang tidak memperoleh kesempatan mewujudkan kedudukan di istana mereka,akibat kebijakan politik raja-raja Mataram Hadiningrat yang sangat berdekatan letaknya itu. Adanya daftar lima imam Masjid Agung yang dimuat dalam Hikayat Hasanuddin di Banten Darussalam.Imam yang kelima pada daftar itu adalah tokoh yang kemudian menjadi Kanjeng Sunan Kudus. Selain karena kealiman dan semangat menyebarkan agama Islam

Berdirinya Kadipaten Kudus Darussalam Kota Suci Ulama suci yang berderajat tinggi dan penuh semangat tempur itu,yang diberi nama Kanjeng Sunan Ku- dus dalam kisah tutur Jawa Tengah,sesudah menunaikan tugas kewadyabalaan mengambil alih Majapahit pada 1527,masih bertahun-tahun hidup di Demak Bintoro sebagai Khatib Agung Masjid Agung,hingga akhirnya iya mendirikan kota Kudus,kota suci dan indah ke kota itu. Kudus berasal dari kata Arab al Quds,yakni Baitul Muk- adis ialah nama yang diberikan kepada tempat itu waktu dinyatakan sebagai “tempat suci” oleh Kanjeng Sunan Kudus yang pertama,yang sebelumnya di Demak Bintoro menjadi imam jemaah. Kota suci Kudus sudah kawentar di Jawa bahkan di Nusantara sebagai pusat agama.Masjid rayanya diberi nama al-Manar atau al-Aqsa,seperti Masjid Agung di Baitulmukadis.Kaula dalem “kota suci” ,Kanjeng Sunan Kudus dan “orang-orang santr”nya,ternyata merasa tidak perlu memusnahkan segala sesuatu yang mengingatkan pada jaman sebelum Is- lam,atau melupakannya sama sekali.

Biografi Kanjeng Sunan Kudus Kanjeng Sunan Kudus yang pertama sebenarnya ialah Jafar Sidik.Pada mihrab masjid disebutkan “al-qadhi Jafar Shadiq” sebagai pendiri masjid.Kanjeng Sunan Kudus itu di hormati serta disegani oleh kawan dan lawann- yapada masa itu,karena di samping beliau memagang kekuasaan,juga menjadi Senapati daripada kraton Islam di Demak Bintoro,Kanjeng Sunan Kudus adalah Manggala Yuda perang yang gagah berani. Tempat ibadah yang dinyakini dibangun oleh Kanjeng Sunan Kudus adalah Masjid Menara Kudus,yang kini masih berdiri.Menurut catatan masjid ini didirikan pada tahun 956 Hijriyah sama dengan tahun 1549 M. Dalam menyebarkan agaman- ya,Kanjeng Sunan Kudus mengikuti gaya Kanjeng Sunan Kalijaga,yakni menggunakan model tut wuri handaya- ni.Artinya,Kanjeng Sunan Kudus tidak melakukan perlawanan frontal,melainkan mengarahkan masyarakat sedikit demi sedikit. Kanjeng Sunan Kudus menciptakan karya sastra dan budaya, yaitu Tembang Maskumambang, Tembang Mijil, Masjid Menara Kudus

Kanjeng Sunan Kudus Peletak Dasar Kadipaten Kudus Darussalam Di kotanya,Kudus selain mendirikan masjid raya dari batu dengan menaranya,ia membangun pula sebuah tempat kediaman yang megah bagi dirinya dan keluarganya.Lebih dulu telah diberitakan bahwa kraton ini telah memiliki Masjid yang lebih kecil,yang kini bernama masjid Suranata.Dapat diterima bahwa memiliki masjid sendiri dekat keraton pada abad 16 dan sesudahnya dipandang sebagai hak istimewah dan lambang kebesaran dan kewibawaan raja. Dalam karya tulis Melayu dan Jawa terdapat beberapa ungkapan yang menunjukkan bahwa di luar Jawa pun Kudus Masyhur sebagai pusat agama Islam.Meskipun giri dalam hal ini,lebih-lebih di Indonesia dianggap sebagai hal yang penting,Kudus dan Giru masih sebanding.

Runtuhnya Kekuasaan Kadipaten Kudus Darussalam Kudus mencapai kejayaan berkat jasajasa sunan pertama,penyebar agama Islam yang gagah berani,dan ber- kat jasa-jasa ayahnya,seorang yang alim.Dapat diperkirakan bahwa kemenangan Jaka Tingkir,Kanjeng Sunan Pa- jang Hadiningrat,atas Harya Penangsang dari Jipang,murid tersayang Kanjeng Sunan Kudus,pada 1549,sangat merugikan wibawa kadipaten Kudus Darussalam di Jawa Tengah. Di bawah kekuasaan raja-raja Mataram Hadin- ingrat pada abad-abad ke 16,17 dan 18 ada hubungan pemerintahan antara Demak Bintoro dan Ku- dus.Keduanya berada dibawah kekuasaan pejabat Mataram Hadiningrat.Kudus dalam pentas sejarah menjadi kinsultan utama Sultan Demak.Dan agaknya raja-raja Mataram Hadiningrat sangat keras di pusat-pusat ke- budayaan Islam yang lebih tua di pesisir.

BABAD KADIPATEN JIPANG PANOLAN

Biografi Harya Penangsang Adipati Jipang Sekitat tahu 1549,Harya Penangsang memerintah di Jipang sebagai adipati.Tujuannya ialah membalas dendam kematian ayahnya,yang diprajaya atas perintah Sunan Prawata.Mungkin juga Harya Penangsa mengang- gap dirinya berwenang menduduki takhta Demak Bintoro.Tetapi,rupanya ia kemudian dikalahkan dan diprajaya dalam pabaratan melawan bregada Jawa dari pedalaman,yakni bregada Jaka Tingkir,pejabat Pajang Hadiningrat. Perebutan kekuasaan dalam lingkungan keluarga terus berlangsung tetapi akhirnya yang berkuasa adalah Adipati Pajang Hadiningrat bernama Hadiwijaya,yang pada waktu mudanya lebih kawentar dengan nama Joko Tingkir.Ia adalah seorang menantu Kanjeng Sultan Trenggana Di dalam pabaratan-pabaratan itu Joko Tingkir berhasil membinasakan Harya Penangsang dan Keraton Demak Bintoro dipindahkan olehnya ke Pajang Hadin- ingrat,1568.Dengan tindakan ini maka habislah riwayat kraton Demak Bintoro. Sanajan mekaten demikian Pa- jang Hadiningrat pun mendukung agama ini,bahkan kraton-kraton sesudahnya pun demikian juga.

Jipang di Bawah Kekuasaan Pajang Hadiningrat Sesudah Jipang direbut,Sultan Pajang Hadiningrat menyerahkan tlatah itu kepada salah seorang anggota keluarganya untuk diperintah sebagai tanah gaduhan “pinjaman”.Pada dasawarsa terakhir aba ke 16,tlatah Jipang juga jatuh ke bawah kekuasaan Narendra Mataram Hadiningrat membangun kem bali kotanegara Jipang dengan kerja rodi. Pada abad ke 17 dan 18 Jipang dijadikan tempat posisi bupati yang mewakili Raja Kartasura dan Surakarta.Pada 1554 atau 1556 Sultan Pajang Hadiningrat mengirim ekspedisi bersenjata ke Blora yang disebut Pamblora.Kemenangan atas Harya Penangsang dari Jipang terjadi pada 1549,maka lima tahun kemudian di Blora,tidak jauh dari Jipang,masih juga terjadi pemberontakan melawan kekuasaan Narendra Agung baru di Pa- jang Hadiningrat.

Hubungan Kadipaten Jipang dengan Palembang Nama Kadipaten Jipak tampak dicantumkan pada plakat yang diumumkan pada 1 September 1818 oleh komisaris Belanda Muntinghe,yang isinya menjamin bahwa bagi Palembang pemerintah Hindia Belanda akan mempertahankan undang-undang yang kawentar dengan nama “Piagam Pameran Jipang” (de wet,bekend onder

de naam van Pajagem van den Pangerang van Djiepan).Dalam kisah Palembang yang bersifat sejarah,berkali-kali terdapat kata-kata yang menunjukkan pada hubungan dengan Jawa.Khususnya dengan Jawa Timur.

BABAD KADIPATEN TUBAN DARUSSALAM

Sejarah Berdirinya Kadipaten Tuban Tuban adalah kota pesisir kuno yang sangat vital dan menjadi kota pelabuhan yang sangat penting . se- jak dahulu kadipaten tuban menjadi posisi pejabat setempat yang sangat kuat yang mayoritas orang tuban ber- matapencaharian sebagai petani, bertenak dan sebagai nelayan. Orang tuban yang asal mulanya mungkin sebagai nelayan juga melekukan pembajakan terhadap perahu – perahu kecil, yang mengarungi laut jawa . Sudah sejak abad ke 11 Tuban disebut sebagai kota pelabuhan. Gerombolan Cina-Mongolia, yang pada tahun 1292 datang ke Jawa Timur dan berlabuh di Tuban . Lalu dari sana pulalah mereka meninggalkan daratan. Tujuh abad yang lalu tempat tersebut dapat lebih mudah untuk disinggahi kapal , dari pada sekarang. Sejak itu pesisir Tuban men- jadi dangkal oleh endapan lumpur. Jalan mudah di tempuh dengam kendaraan menuju Selatan . jaman dahulu telah menjadikan Tuban sebagai pintu gerbang bagi tlatah hulu sungai-sungai besar di Jawa Timur. Benar- benar sangat krusial dalam sejarah politik dan kebudayaan di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Tuban sering di sebut menunjukan namanya yang suadah terkenal di Jawa Timur. Telah terjalin hub- ungan antara Tuban dan Jepara dalam kisah mengenai Sandang garba , juga antara Tuban dan Pasundan. Mjapahit di dirikan oleh seorang pangeran dari pasundan yaitu Jaka sasuruh. Hubungan antara Tuban dan kota kraton di pelosok Jawa timur. Ada beberapa alas an untuk percaya akan adanya hubungan antara Pasundan dan Jawa Timur, lewat laut melalui pesisir utara . pada zaman dahulu waktu kraton Jawa Tengah dan Jawa Timur baru saja memulai tumbuh mobilitas rakyat baik di pelosok , maupun di laut sepanjang pesisir utara yang lebih besar dari pada masa kemudian. Tentang Tuban posisi trah Raja Ranggalawe penting. Ayah Ranggalawe , Dan- Tuban sering di sebut menunjukan namanya yang suadah terkenal di Jawa Timur. Telah terjalin hub- ungan antara Tuban dan Jepara dalam kisah mengenai Sandang garba , juga antara Tuban dan Pasundan. Mjapahit di dirikan oleh seorang pangeran dari pasundan yaitu Jaka sasuruh. Hubungan antara Tuban dan kota kraton di pelosok Jawa timur. Ada beberapa alas an untuk percaya akan adanya hubungan antara Pasundan dan Jawa Timur, lewat laut melalui pesisir utara . pada zaman dahulu waktu kraton Jawa Tengah dan Jawa Timur baru saja memulai tumbuh mobilitas rakyat baik di pelosok , maupun di laut sepanjang pesisir utara yang lebih besar dari pada masa kemudian. Tentang Tuban posisi trah Raja Ranggalawe penting. Ayah Ranggalawe , Dan-

15 atau sesudahnya . Ranggalawe hidup sekitar 1300, sezaman dengan teman seperjuangan sang paneran maja pahit.

Sejarah Kadipaten Tuban Di Bawah Demak Bintoro Mengenai tuban pada permulaan abad 16 , kota itu tempat posisi raja, perdagangan dan pelayaran tidak berperan seperti di gresik. Kratonnya mewah dan kotanya meski tidak terlalu besar tapi pertahanannya sangat kuat , wangsa rajanya sekalipun muslim, sejak pertengahan abad 15 tetap menjalin hubungan baik dengan Nar- endra Agung Majapahit di pelosok. Raja tuban pada waktu itu disebut Pati Vira . ia bukan seorang muslim yang taat , meskipun kakeknya sudah masuk Islam. Menurut cerita kisah Jawa Tengah dan Jawa Timur, raja tuban yang memerintah pada sekitar 1500 itu memakai gelar Harya Wilatika. Harya wilatika itu anak dan pengganti Harya Teja, Yakni seorang ulama trah Arab yang berhasil meyakinkan raja Tuban , Harya Dikrara untuk masuk Islam . Kemudian ia mendapat putrid Harya Dikara sebagai istri . Nama Harya Teja dalam Bahasa Arab adlah Abdurrahman. Kisah ini sesuai sekali dengan kisah Tome Pires bahwa pejabat Tuban pada sekitar 1500. Itu ada- lah cucu raja Islam yang pertama di tempat itu.

Kadipaten Tuban Dan Dakwah Islam jika di pesisir utara pad pertengahan Abad ke 15 sudah masuk Islam , namun tetap berhubungan baik dengan kraton majapahit, merupakan pusat krusial untuk memulai upaya penyebaran Islam di Jawa Timur sangat sulit bagi Harya dari Tuban untuk dapat membebaskan diri dari upacara-upacara non islam. Padahal upacara itu merupakan bagian dari politik kraton majapahit . tetapi banyak dari saudara dan kerabat di krtaton yang sudah masuk islam tidak mengikuti upacara acara keagamaan . anggota raja Tuban mempunyai sumbangan yang sangat besar dalm dakwah di Jawa Timur. Missal saja adipati wilantika rela menyerahkan putrinya kepada Raden Rahmat dari Surabaya. Dari pernikahan tersebut lahirlah seorang anak yang menjadi wali besar yaitu Sunan Wadad dari Bonang yang menjadi imam besar di Masjid Agung Demak, wali lain yang menurut asalnya dari Tuban ialah Raden Sahid atau sering dikenal sebagai sunan kali jaga , ia anak tumenggung wilatika dari tuban. Dahulunya beliau seorang berandal dan bertemu dengan kan- jeng Sunan Bonang beliau dapat kembali ke jalan yang benar. Beberapa lama ia tinggal di Darussalam Cirebon dan menjadi menantu Sunan Gunung Jati. Kemudian beliau muncul di keraton kanjeng Sultan trenggana di de- mak bintoro, dan di situ beliau bertemu dengan Sunan Kudus , khatib agung masjid keramat . kanjeng sunan kalijaga itu seorang ningrat Jawa, berasal dari kaum atasan , yang akhirnya menjadi ketua musyawarah Alim ula- ma yang mengadakan pertemuan di Masjid Agung Demak Bintoro. Pada abad ke 17 dan 18 Tuban sudah tidak berarti lagi dalam bidang politik dan bidang ekonomi , tetapi tuban masih terkenal sebagai tempat tinggal para ulama terkemuka . didalam serat cibolek yang berisi tentang pertentangan tentang perbedaan maupun paham yang di ilhami oleh cerita simbolik dengan di hokum matinya she Siti Jenar, Sunan Panggung, KI Bebeluk dan she Amongraga. Semua di tuduh karena menyebarkan ajaran sesat yaitu paham kesatuan manusia dengan tuhan , dan mengaku manusia sebagai tuhan. Mungkin inilah awal dari sejarah terjadinya konflik antara kaum Syariat dengan gerakan tarekat.