Pengujian Syntactic Obligatoriness dan Core Participant

42 amma ana fa sa-a-khsilu PAR 1SG NOM PAR FUT-1SG NOM-memperoleh ‘ala l-‘idlom-i faqad PRE DEF-tulang-GEN saja „adapun aku hanya akan memperoleh tulangnya saja‟

4.3.3.1 Pengujian Syntactic Obligatoriness dan Core Participant

Berdasarkan pada perangkat pengujian dikotomi argumentkomplemen- adjung Syn-O dan Co-P ini, kita melihat bahwa adverbia BA amsi pada 40, hunaaka pada 41, dan faqad pada 42 dapat mengisi fungsi ABA. Hal tersebut dapat kita buktikan melalui gambaran perekonstruksian salah satu kalimat di atas sebagai berikut. 43 a. washala ahmad-u amsi ila berlin sampai PAST Ahmad-NOM kemarin ke Berlin „Ahmad sampai di Berlin kemarin‟ b. washala ahmad-u ila berlin sampai PAST Ahmad-NOM ke Berlin „Ahmad sampai di Berlin‟ c. washala amsi sampai PAST kemarin „sampai kemarin‟ Data 43 di atas menginformasikan kepada kita bahwa adverbia BA merupakan salah satu kategori kata yang dapat mengisi fungsi ABA, dalam data ini, adverbia amsi „kemarin‟ secara sintaksis merupakan fungsi yang tidak diperlukan oleh verba washala „sampai‟ pada data ini. Hal ini terlihat dari ketidakberadaannya dalam kalimat 43 tidak mempengaruhi keberterimaan kalimat tersebut. Kondisi ini berbeda dengan keberadaan frasa nomina ahmad-u yang merupakan fungsi yang diperlukan wajib ada oleh verba washala untuk menyempurnakan makna kalimat yang disusunnya, bahkan ketidakberadaanya mengakibatkan ketakberterimaan kalimat, seperti pada 43.c. Oleh karenya, kita dapat menyimpulkan bahwa frasa adverbia merupakan salah satu varian dari pengisi fungsi ABA. Keberadaan adverbia BA sebagai pengisi ABA yang dibuktikan melalui perspektif sintaksis dengan menggunakan perangkat tes komplemen-adjung ini juga diperkuat oleh bukti yang dihasilkan dari penggunaan perangkat tes Co-P. Berdasarkan pada perangkat tes ini, kita bisa melihat pada klausaklaimat 43 di atas bahwa adverbia amsi merupakan partisipan bukan inti non-core participant dari verba washala sampai, yang secara semantis verba ini merupakan verba transitif yang hanya membutuhkan dua partisipan, yakni aktor dan goal yang berupa frasa preposisi. Oleh karena itu, keberadaan partisipan lain selain dua partisipan tersebut hanyalah merupakan partisipan sekunder yang hanya berfungsi untuk memodifikasinya. Dengan demikian, adverbia amsi dalam 43 tersebut merupakan fungsi ABA karena keberadaanya merupakan partisipan non-core dari verba washala. 4.3.3.2 Pengujian Multiple Occurance Adverbia BA sebagai varian dari pengisi ABA juga dibuktikan dengan penggunaan perangkat tes komplemen-adjung Mu-Occ yang tergambar dalam data berikut. 44 t-asyhadu l-jaamiat-u masaa yaum-in 3SG FEM-menyaksikan FUT DEF-kampus-NOM sore hari-GEN ghoda s-tsulatsa-i khadats-an tsaqafiyy-an besok DEF-selasa-GEN peristiwa-AKUS kebudayaan-AKUS dlokhm-an wa munasabat-an ‘ilmiyyat-an kabiirat-an besar-AKUS dan kegiatan-AKUS keilmuan-AKUS besar-AKUS „Universitas akan menjadi saksi menyaksikan pelaksanaan kegiatan keilmuan dan peristiwa kebudayaan yang besar pada besok selasa sore ‟ Pada 44 di atas, kita melihat akan kemampuan adverbia BA untuk menggandakan multiple keberadaannya dalam satu kalimat, yakni adverbia masaa yaumi-n sore hari dan ghoda s-sulatsa-i. Kemampuannya ini merupakan kriteria yang dimiliki oleh fungsi adjung yang tidak dimiliki fungsi komplemenn. Dengan demikian, pengujian dikotomi komplemen-adjung menggunakan perangkat Mu-Occ ini juga membuktikan keberadaan adverbia BA sebagai salah satu varian dari ABA.

4.3.4 Frasa Nomina