berdasarkan parameter distribusi,  baik  morfologi  maupun sintaksis,  yang  berlaku dalam  ranah  kajian  sintaksis  generatif  baca  Carnie,  2006:38,  2011:34,  Paul
Scachter  dan  Timothy  Sophen,  2007:1-2.  Pemaparan  tinjau  ulang  KKBA  versi Attia  2008  ini  disebabkan  beberapa  alasan  yang  sudah  saya  sampaikan  dalam
bagian 2.2.2 tesis ini. Adapun  KKB  ini  adalah  kategori  kata  berikut  yang  disertai  dengan
penjelasan penetapannya.
4.2.1 Nomina
Terdapat  beberapa  kriteria  distribusi,  baik  morfologi  maupun  sintaksis, yang  membedakan  kategori  nomina  dengan  kategori  kata  yang  lain.  Kriteria
morfologis meliputi kemampuan nomina bersatu dengan penanda gender, penanda jumlah, kasus,  dan kata ganti kepemilikan pronoun  possesor Givon,  2001:60.
Adapun kriteria sintaksis meliputi kemampuan nomina berada setelah determiner dan  adjektiva,  mengikuti  preposisi,  dan  kemampuannya  sebagai  subjek  maupun
objek dalam sebuh kalimat Carnie, 2006:40, Givon, 2001:59. Pendekripsian dari pemaparan ini adalah sebagai berikut.
Secara morfologis, nomina BA dapat dibedakan dengan kategori kata BA yang lain, pertama, melalui pemarkah genderjenis. Pemarkah gender dalam  BA,
yaitu  akhiran  -ah  untuk  feminim  tunggal  dan –at untuk feminim jamak. Adapun
maskulin ditandai dengan tidak adanya pemarkah. Hal ini sebagaimana tergambar pada paparan berikut.
10 a.
dars Pelajaran-MAS
b. dars-ah
pelajaran-FEM „pelajaran‟
c. diraasaa-t
pelajaran PL-FEM „pelajaran-pelajarn‟
d. darasa-t
belajar-FEM kata dars
„pelajaran‟ dalam 10 di atas merupakan salah satu nomina BA. Hal ini dibuktikan  melalui  kemampuannya  untuk  dilekati  oleh  akhiran  pemarkah  gender
female, yakni –ah pada 10.b atau –at pada 10.c. Kata dars ini berbeda dengan
darasa  pada 10.d. darasa ini tidak dapat dilekati oleh  akhiran penanda gender, sehingga darasa
„belajar‟ ini bukan merupakan kategori nomina BA. Kriteria  morfogis  berikutnya  dari  nomina  BA  adalah  kemampuanya
mendapatkan pemarkah jumlah dan kasus. Pemarkah jumlah dalam BA dibedakan dalam tiga pemarkah, yakni sufiks alif dan nun aani untuk dual, wawu dan nun
uuna untuk jamak, dan tanpa pemarkah untuk tunggal. Kemampuan nomina BA medapatkan penanda jumlah ini dibuktikan oleh paparan berikut.
11 dars
dars-aani dars-uuna
pelajaran SG pelajaran-DUAL
pelajaran-JMK satu pelajaran
dua pelajaran banyak pelajaran
Adapun  kemampuan  nomina  BA  mendapatkan  penambahan  sufiks penanda  kasus  tergambar  pada  ilustrasi  yang  akan  datang.  Namun,  sebelumnya
perlu  diingat  bahwa  kasus  dalam  BA  dibedakan  dalam  tiga  jenis  kasus,  yakni nominatif, akusatif, dan genitif baca Bardeas, 2009: 25. Secara sederhana, ketiga
kasus ini menandai relasi gramatikalfungsi gramatikal tertentu dalam BA. Kasus nominatif  NOM  disematkan  pada  nomina-nomina  yang  secara  gramatikal
merupakan  pengisi  fungsi  subjek  dalam  kalimat  BA,  sedangkan  kasus  akusatif AKUS  disematkan  pada  nomina  atau  adjektiva  yang  berfungsi  sebagai  objek
kalimat  dan  adverbia  sebagai  fungsi  ABA.  Adapun  kasus  genitif  GEN disematkan  pada  konstituen-konstituen  frasa  yang  merupakan  komplemen  dari
preposisi.  Di  samping  itu,  kasus  GEN  ini  juga  disematkan  pada  nomina  yang mewatasimenerangkan  nomina  lain  atau  adjektiva  yang  memodiifikasi  nomina
yang memiliki kasus GEN ini. Ketiga jenis kasus ini dapat memarkahi nomina BA sebagaimana ilustrasi berikut.
12
a. dars-u