Pengujian Syntactic Obligatoriness dan Core Participant Pengujian Multiple Occorunce

b. qaala shadiq-u-na l- ‘arabiy-yi berkata PAST teman-NOM-1PL GEN DEF-arab-GEN inna-ni akal-tu qalil-an KOMP-1SG NOM makan PAST-1SG NOM sedikit-AKUS „temanku arab berbangsa Arab berkata kepadaku jika aku makan sedikit‟ Dalam 36.a dan 36.b di atas, terdapat dua frasa adjektiva, yakni katsir- an banyak dan qalil-an sedikit, yang menempati fungsi ABA. Keberadaan dua kata tersebut sebagai kategori kata adjektiva telah dibuktikan sebelumnya, yakni kedua kata ini „katsir-an’ dan „qalil-an‟ dapat membentuk konstruksi komparasi BA menjadi ‘aktsara’ lebih banyak dan ‘aqalla‟ lebih sedikit. Pembuktian kemampuan frasa adjektiva ini sebagai pengisi fungsi ABA dibuktikan melalui PPDKA berikut.

4.3.2.1 Pengujian Syntactic Obligatoriness dan Core Participant

Keberadaan frasa adjektiva BA sebagai varian pengisi fungsi ABA dibuktikan melalui pengujian perangkat Syn-O yang tergambar dalam deskripsi data berikut. 37 a. naama-t at-thalibaat-u katsir-an tidur PAST-2SG MALE DEF-siswi PL-NOM banyak-AKUS „siswi-siswi itu banyak tidur‟ b. naama-t at-thalibat-u tidur PAST-2SG MALE DEF-siswi PL-NOM „siswi-siswi itu tidur‟ c. naama-t katsir-an tidur PAST-2SG MALE banyak-AKUS „tidur banyak‟ Data di atas menunjukkan kepada kita akan keberadaan frasa adjektiva katsir-an dalam 37 merupakan unsur fungsi gramatikal yang secara sintaksis tidak wajib ada atau opsional. Opsionalitas frasa ini karena keberadaannya dalam 37 tidak berperan dalam keberterimaan gramatikal kalimat 37 yang tergambar dalam 37.b. Di samping itu, secara semantis PPDKA Co-P frasa ini juga bukan merupakan core partisipan dari verba utama pembentuk kalimat, yakni verba naama-t, di mana verba ini secara semantis hanya membutuhkan satu partisipan aktor saja, yang dalam 37 tersebut termanifestasi dalam frasa determiner at- thalibat-u siswi-siswi. Oleh karena itu, kehadiran partisipan lain selain aktor hanyalah merupakan partisipan sekunder non-core yang berfungsi memodifikasimenambah implikasi semantis yang muncul dari verba utama, yang dalam konsep TLF disebut fungsi adjung.

4.3.2.2 Pengujian Multiple Occorunce

Kemampuan frasa adjektiva menempati fungsi ABA juga dibuktikan dengan PPDKA Mu-Occ. Hal ini terlihat pada klausa 38 di bawah ini. 38 tuujadu fi l-madinat-i buyut-un menemukan PAST FUT PRE DEF-kota-GEN rumah PL MALE-NOM shaghirat-un qalilat-un kecil MALE-NOM sedikit MALE-NOM „di kota terdapat rumah-rumah yang kecil-kecil dan sedikit‟ Pada 38 di atas terdapat dua frasa adjektiva, yakni shaghirat-un kecil dan qalilat-un sedikit, yang secara berurutan berada di akhir 38. Keberadaan dua frasa ini berfungsi memodifikasi elemen semantik frasa nomina buyut-un yang merupakan kasus nominatif subjek. Dengan demikian, frasa adjektiva merupakan salah satu varian pengisi ABA yang dibuktikan dengan kemampuannya berada lebih dari satu kali dalam satu kalimatklausa.

4.3.3 Frasa Adverbial