6. Penyampaian hasil
Penyampaian hasil auditing disebut juga dengan atestasi. Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan
audit audit report mengenai temuan-temuan audit yang ditemukan
auditor independen terhadap auditee. Laporan audit tentunya akan
berbeda-beda dari setiap auditor independen yang mengaudit suatu entitas. Tetapi semua laporan pada dasarnya harus mampu menyampaikan
informasi yang tepat mengenai suatu entitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Atestasi yang tertulis dalam laporan audit dapat
menaikkan maupun menurunkan tingkat kepercayaan pihak yang berkepentingan terhadap
auditee. 7.
Pemakai yang berkepentingan Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para
pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi buruh, dan kantor pelayanan pajak.
2.1.2 Opini Audit
Opini audit merupakan bagian dari laporan audit yang menyatakan pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan dari
auditee yang diaudit. Laporan audit terdiri dari tiga paragraf, yaitu paragraf pengantar, paragraf
lingkup, dan paragraf pendapat. Opini audit terdapat di paragraf pendapat.
Universitas Sumatera Utara
Opini audit merupakan simbol kepercayaan publik terhadap kredibilitas dan keandalan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Menurut
Standar Profesional Akuntan Publik SPAP Seksi 110, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Standar Profesional Akuntansi Publik SPAP mengharuskan dibuatnya
laporan setiap kali Kantor Akuntan Publik KAP dikaitkan dengan laporan keuangan. Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai apakah terdapat
kesangsian besar terhadap kemampuan suatu auditee dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam satu periode waktu. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberi kesimpulan
atas laporan keuangan auditee yang diaudit.
Ada 5 lima tipe pendapat auditor IAI, 2001: SPAP Seksi 508, 10, yaitu: 1.
Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion Auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan
auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan tentang kewajaran dan penerapan
prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi
keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika memenuhi kondisi berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
a. Prinsip akuntansi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan.
b. Perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.
c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan,
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Jika laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan
dan hasil usaha perusahaan klien dan tidak terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, auditor dapat menerbitkan laporan audit
baku.
2. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan
unqualified opinion with explanatory language Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun
laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat menerbitkan laporan audit baku
ditambah dengan bahasa penjelasan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan auditor apabila auditor menemukan kondisi – kondisi berikut:
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien.
Universitas Sumatera Utara
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi di luar
kekuasaan klien maupun auditor. c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum. d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. Pendapat ini hanya diberikan auditor jika secara keseluruhan
laporan keuangan yang disajikan oleh auditee adalah wajar. Dalam
pendapat ini auditor menyatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh
auditee adalah wajar, namun ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan.
4. Pendapat tidak wajar adverse opinion
Auditor memberikan pendapat tidak wajar apabila laporan keuangan
auditee tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. Jika laporan keuangan
auditee diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat
dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer of opinion
Jika auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan keuangan audit disebut laporan tanpa pendapat.
Kondisi yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah: a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit
b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar adalah pendapat tidak wajar diberikan dalam keadaan
auditor mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat karena auditor
tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena auditor tidak independen dalam hubungannya dengan
klien.
2.1.3 Going Concern